1
MENYUSUN PETA KEPATUHAN
PENERAPAN NORMA KETENAGAKERJAAN
SASARAN
Mengerti dan memahami resiko Memahami cara menyusun peta
terjadi
Mengerti tujuan penyusunan peta
kepatuhan norma ketenagakerjaan
5
Bahasan
• Resiko yang berpotensi • Menyusun peta kepatuhan
norma ketenagakerjaan
dan/atau telah terjadi
Tujuan penyusunan peta
kepatuhan norma
ketenagakerjaan
,es
_ r'/41
,
~
-
5
PERTANYAAN BAGAIMANA DUNIA USAHA MENDAPATKAN SDM YANG MEMILIKI :
“ PRODUKTIVITAS SEBAGAI TUJUAN BUKAN PILIHAN “
“ MEMAHAMI – MEREFLEKSIKAN – MENELADANI “
Pasal 10
(1) Pelatihan kerja dilaksanakan dengan memperhatikan kebutuhan pasar kerja dan dunia usaha, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja.
(2) Pelatihan kerja diselenggarakan berdasarkan program pelatihan yang mengacu pada standar kompetensi kerja.
(3) Pelatihan kerja dapat dilakukan secara berjenjang.
(4) Ketentuan mengenai tata cara penetapan standar kompetensi kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Keputusan Menteri.
Pasal 18
(1) Tenaga kerja berhak memperoleh pengakuan kompetensi kerja setelah mengikuti pelatihan kerja yang diselenggarakan lembaga
pelatihan kerja pemerintah, lembaga pelatihan kerja swasta, atau pelatihan di tempat kerja.
(2) Pengakuan kompetensi kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui sertifikasi kompetensi kerja.
(3) Sertifikasi kompetensi kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat pula diikuti oleh tenaga kerja yang telah berpengalaman.
(4) Untuk melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja dibentuk badan nasional sertifikasi profesi yang independen.
(5) Pembentukan badan nasional sertifikasi profesi yang independen sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diatur dengan Peraturan
Pemerintah
TRANSFORMASI KNK
KEPMEN 19 TAHUN 2022 SKKNI KNK
KEPMEN 257 TAHUN 2014
Pengendalian
Perbaikan Awareness
Berkelanjutan SOSIALISASI Komitmen
Awareness Big Data Kepatuhan
SOSIALISASI Komitmen
INTERNAL MONEV PELATIHAN
&
PENGEMBANGAN KADER
Pengendalian NKTK
BERKELANJUTAN
Perbaikan Kapabilitas
Berkelanjutan Kapabilitas
Integritas
Integritas
PEMBENTUKA PEMETAAN
KERAWANAN Tkt Kerawanan
N Eksistensi Permasalahan
PENERAPAN
FKNK Kelembagaan NKTK
TUGAS DAN FUNGSI KADER NORMA KETENAGAKERJAAN
KEPDIRJEN 5/ AS.02.07/XI/2022 Tentang Standard Nasonal Jabatan KNK
Tugas
Kader Norma Ketenagakerjaan memiliki tugas membantu pengusaha dalam penataan kepatuhan penerapan norma
ketenagakerjaan dan melakukan audit penerapan norma ketenagakerjaan.
Fungsi
Dalam melaksanakan tugasnya Kader Norma Ketenagakerjaan melaksanakan fungsi:
1) Pemetaan kepatuhan penerapan norma ketenagakerjaan di perusahaan.
2) Pelaksanaan audit internal penerapan norma ketenagakerjaan di perusahaan.
3) Monitoring, evaluasi dan penyusunan program perbaikan tindak lanjut audit internal.
Wewenang
4) Meminta dan mendapatkan data dan informasi tentang penerapan norma ketenagakerjaan kepada dan/atau dari pejabat dan/atau
petugas terkait di perusahaan;
5) Mengkoordinasikan pelaksanaan penerapan norma ketenagakerjaan di perusahaan baik internal maupoun internal;
6) Melakukan pemeriksaan dan/atau audit internal pelaksanaan penerapan norma ketenagakerjan di perusahaan
Tanggung Jawab
7) Bertanggung jawab terhadap laporan hasil pemetaan penerapan norma ketenagakerjaan di perusahaaan;
8) Bertanggungjawab terhadap laporan hasil audit internal penerapan norma ketenagakerjaan di perusahaaan;
9) Bertanggung jawab terhadap penerapan norma ketenagakerjaan di perusahaan berbasis konsep Private Complience Initiative
(PCI); dan
10) Bertanggung jawab terhadap kepatuhan penggunaan, penyimpanan dan kerahasiaan dokumen penerapan norma
ketenagakerjaan sesuai ketentuan
Permenaker 2 Tahun 2016 Tentang Sistem Standarisasi Kompetensi Kerja Nasional
Pasal 12 ayat (1)
TUJUAN PENYUSUNAN PETA KEPATUHAN
Identifikasi
KOMUNIKAS Resiko
PEMANTAUA
I Analisa N
Resiko
DAN DAN
Evaluasi
KORDINASI Resiko PENINJAUAN
Pernyataan
Resiko
1. Komunikasi dan Konsultasi adalah proses berkomunikasi dan berkonsultasi dengan para manajemen perusahaan untuk
memastikan rangakian proses resiko telah dipahami dan dimengerti oleh manajemen perusahan
2. Menyusun Konteks adalah menentukan lingkup dan batasan konteks kriteria evaluasi resiko harus disusun berdasarkan
ketentuan peraturan perundangan ketenagakerjaan yang berlaku
3. Mengidentifikasi Resiko adalah proses mengidentifikasi dimana, kapan, mengapa, dan bagaimana kejadian resiko dapat dicegah
untuk mengingkatan penerapan kepatuhan norma ketenagakerjaan.
4. Menganalisis Resiko adalah hasil indentifikasi resiko kepatuhan penerapan norma ketenagakerjaan harus dapat memberikan
gambaran akibat dan bagaimana hal tersebut dapat terjadi
5. Mengevaluasi Resiko adalah memperkirakan tingkat resiko yang diperoleh dari hasil analisis resiko dibandingkan dengan dampak
sanksi yang diterima baik sanksi pelanggaran pidana, perdata dan administrasi sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam
peraturan perundangan ketenagakerjaan yang berlaku
6. Pernyataan Resiko adalah merupakan hasil dari analisis resiko terkait probilitas, skala dampak, penilaian resiko, perioritas resiko
dan perencanaan penyelesaiannya
7. Pemantauan dan Peninjauan adalah memonitor efektifitas tindakan yang dilakukan atas pernyataan resiko untuk menyakinkan
bahwa penyelesaian pelanggaran kepatuhan norma ketenagakerjaan dapat diminimalkan dan diselesaikaanya agar tidak terulang
kembali.
LAPORAN TINDAK LANJUT MONITORING KETIDAK SESUAIAN
1. Ketentuan sebelum ada hubungan kerja 2. Selama ada hubungan kerja meliputi :
meliputi : a.Perjanjian kerja
a.Perluasan kesempatan kerja b.Penenpatan tenaga kerja asing
b.Penempatan tenaga kerja c.Pelatihan kerja
c.Status Hubungan kerja d.Perlindungan jaminan sosial
e.Pengupahan
1 PKWT tidak sesuai A. Ruang lingkup hubungan kerja Status hubungan kerja Hubungan kerja tidak
Ketentuan UU 13 Tahun 2003 dan PKWT tidak sesuai pasal 59 UU 6 PKWT berubah menjadi jelas, kelanjutan
PP 35 Tahun 2021 tahun 2022 dan Pasal 5 – 9 PP PKWTT sesuai Pasal 59 masa depan tidak
35 tahun 2021 ayat 3 UU 2 tahun 2022 jelas
B. Masa percobaan pekerja Status hubungan kerja Hubungan kerja tidak
diperjanjikan kedalam PKWT PKWT berubah menjadi jelas, kelanjutan
PKWTT sesuai pasal 58 masa depan tidak
UU 2 tahun 2022 dan jelas
pasal 12 PP 35 tahun
2021
C. Tidak dibayarkan hak Dikenakan sanksi pasal Pekerja dirugikan
kompensasi berakhirnya PKWT 61 PP 35 tahun 2021 secara finasial atas
sesuai Pasal 15 dan 16 PP 35 berupa sanksi tidak dibayarnya hak
Tahun 2021 adminitrasi uang kompensasi
D. Dalam hal pekerja/buruh bekerja Status hubungan kerja Hubungan kerja tidak
21 (dua puluh satu hari) secara PKWT berubah menjadi jelas, kelanjutan
berturut-turut PKWTT sesuai pasal 10 masa depan tidak
ayat (4) PP 35 tahun jelas
2021
E. Perjanjian PKWT yang tidak Status hubungan kerja Hubungan kerja tidak
dibuat secara tertulis sesuai PKWT berubah menjadi jelas, kelanjutan
pasal 57 ayat (1) UU 2 Tahun PKWTT masa depan tidak
2022 jelas
MELAKUKAN ANALISIS DATA
Validasi Hasil Identifikasi Memilih Hasil Validasi dan
Kepatuhan Norma Ketenagakerjaan Self Assesment Untuk
Dan hasil Self Asesmen Ditindak lanjuti
Langkah penting dalam membuat peta kepatuhan norma ketenagakerjaan adalah melakukan
analis persoalan dengan suatu pendekatan yang sistimatis untuk menemukan penyebab, maka
dibuatkan matrik analisa persoalan berdasarkan : Validasi Hasil Identifikasi dengan
Melakukan Analisa Persoalan hasilnya dituangkan kedalam penyusunan peta kepatuhan
norma ketenagakerjaan
FORMAT PENYUSUNAN MATRIK ANALISA PERSOALAN
Nama Perusahan : Sektor Industri :
Penjelasan pengisian :
1. Masalah tuliskan temuan faktual penyimpangan / potensi penyimpangan dari penerapan norma ketenagakerjaan baik sebelum – selama – setelah sesuai dengan ketetentuan peraturan
perundangan yang berlaku (contoh pengisian terlampir pada format matrik analisa kepatuhan norma ketenagakerjaan
2. Pemberian bobot pada kolom kegawatan, mendesak dan trend adalah sebagai berikut :
a.Kegawatan dari satu masalah ditentukan oleh :
• Dampak dari persoalan tersebut
• Resiko dari persoalan tersebut
• Seberapa penting persoalan tersebut
b.Mendesak artinya bila persoalan ini ditentukan oleh ketersedian waktu untuk menyelesaikannya contoh pembayaran THR
c.Trend ( tingkat kecenderungan ) melihat probolitas seberapa sering terjadi hal yang sama dan terus berulang-ulang masalah tersebut ditentukan oleh :
• Apakah masalah tersebut jika tidak diselesaikan dampaknya makin memburuk
• Dampaknya makin meluas atau makin menyempit
• Dampaknya makin memanas dan melebar
3. Total Score (nilai dibobotkan) :
Low ( rendah ) 1 – 3
Mediun ( sedang ) 4 -7
High ( tinggi ) 8 – 10
Kolom total score merupakan penjumlahan dari low + mediun + tinggi
MATRIK ANALISA KEPATUHAN NORMA KETENAGAKERJAAN
Tingkat Total Dicari Ditetapan Keputusam Dijaga
Masalah
Kegawatan Mendesak Trend Score Sebabnya Pilihannya Keputusannya
Kolom ini diisi dengan deskripsi penyebabnya Kolom ini diisi atas hasil 5 W +1 H dengan Kolom ini diisi strategi bagaimana menjaga
dengan konsep 5 W + 1 H ( What, Who, When, memperhatikan kegawatan, mendesak dan trand konsistensi dan konsekwesi atas keputusan pilihan
Peluang K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 Rekom
No Masalah Kendali Rating
Kskw Jml R endasi
Masalah Utama Akibat
Potensi Kerugian Gang
P K3 Pndt Krsk Aset Legal Reputasi
Pndt Fins Ush
Tabel 2 Konsekwensi
Katagori
Skala K3 Pendapatan Kerusakan Legal Reputasi Potensi Kerugian Ganguan
aset Pendapatan Finasial Usaha
1 Tindakan P3K <5% < 5% Nilai Sanksi Internal 2% 2% 1
aset Adm Perusahan
2 Perawatan 5-15% 5-15% Nilai Denda Lokal 4% 4% 2
Medis aset
3 Cacat 15-30% 5-30% Nilai Kurungan Regional 6% 6% 3
Permanen 1 aset
org
4 Kematian 1 30-50% 30-50% Nilai Penjara Nasional 8% 8% 4
orang cacat aset
permanen >1
org
5 Kematian >50% > 50% Nilai Pencabutan Internasiona 10% 10% 5
1 > Org aset ijin usaha l
KESIMPULAN
PENYUSUNAN PETA KEPATUHAN NORMA KETENAGAKERJAAN
DILAKUKAN MELALUI TAHAPAN SEBAGAI BERIKUT :
2 3
Melakukan self asessment
Informasi kebijakan kepatuhan Menyusun peta kepatuhan
4
norma ketenagakerjaan 1 norma ketenagakerjaan
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DAN DICERMATI SAAT
PENYUSUNAN PETA KEPATUHAN NORMA KETENAGAKERJAAN ADALAH
Aspek KEPATUHAN
• Penegakan Hukum membentuk Budaya Produktif
• Pemenuhan Standar membangun Produktivitas
• Pengakuan Lembaga mendorong Upaya Penerapan Kepatuhan
JADILAH KNK
Terima Kasih
MEMBANGUN BUDAYA PATUH DENGAN PCI