Anda di halaman 1dari 27

N78KNK00.014.

1
MENYUSUN PETA KEPATUHAN
PENERAPAN NORMA KETENAGAKERJAAN
SASARAN
 Mengerti dan memahami resiko  Memahami cara menyusun peta

yang berpotensi dan/atau telah kepatuhan norma ketenagakerjaan

terjadi
 Mengerti tujuan penyusunan peta
kepatuhan norma ketenagakerjaan

5
Bahasan
• Resiko yang berpotensi • Menyusun peta kepatuhan
norma ketenagakerjaan
dan/atau telah terjadi
 Tujuan penyusunan peta
kepatuhan norma
ketenagakerjaan

,es
_ r'/41
,

~
-

5
PERTANYAAN BAGAIMANA DUNIA USAHA MENDAPATKAN SDM YANG MEMILIKI :
“ PRODUKTIVITAS SEBAGAI TUJUAN BUKAN PILIHAN “
“ MEMAHAMI – MEREFLEKSIKAN – MENELADANI “

Pasal 10
(1) Pelatihan kerja dilaksanakan dengan memperhatikan kebutuhan pasar kerja dan dunia usaha, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja.
(2) Pelatihan kerja diselenggarakan berdasarkan program pelatihan yang mengacu pada standar kompetensi kerja.
(3) Pelatihan kerja dapat dilakukan secara berjenjang.
(4) Ketentuan mengenai tata cara penetapan standar kompetensi kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Keputusan Menteri.

Pasal 18
(1) Tenaga kerja berhak memperoleh pengakuan kompetensi kerja setelah mengikuti pelatihan kerja yang diselenggarakan lembaga
pelatihan kerja pemerintah, lembaga pelatihan kerja swasta, atau pelatihan di tempat kerja.
(2) Pengakuan kompetensi kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui sertifikasi kompetensi kerja.
(3) Sertifikasi kompetensi kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat pula diikuti oleh tenaga kerja yang telah berpengalaman.
(4) Untuk melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja dibentuk badan nasional sertifikasi profesi yang independen.
(5) Pembentukan badan nasional sertifikasi profesi yang independen sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diatur dengan Peraturan
Pemerintah
TRANSFORMASI KNK
KEPMEN 19 TAHUN 2022 SKKNI KNK
KEPMEN 257 TAHUN 2014
 Pengendalian
 Perbaikan  Awareness
Berkelanjutan SOSIALISASI  Komitmen
 Awareness  Big Data Kepatuhan
SOSIALISASI  Komitmen
INTERNAL MONEV PELATIHAN
&
PENGEMBANGAN KADER
 Pengendalian NKTK
BERKELANJUTAN
 Perbaikan  Kapabilitas
Berkelanjutan  Kapabilitas
 Integritas
 Integritas

MONEV & PEMBINAAN PELATIHAN


WASNAKER KADER KNK AUDIT PEMBENTUK
PENERAPAN KNK AN
KNK NORMA KTK FKNK
KADER NORMA  Eksistensi
 Kepastian
KADER NORMA KETGENAGAKER  Kelembagaan
Kerawanan
KETGENAGAKERJ  Rekomendasi JAAN
AAN Perbaikan

PEMBENTUKA PEMETAAN
KERAWANAN  Tkt Kerawanan
N  Eksistensi  Permasalahan
PENERAPAN
FKNK  Kelembagaan NKTK
TUGAS DAN FUNGSI KADER NORMA KETENAGAKERJAAN
KEPDIRJEN 5/ AS.02.07/XI/2022 Tentang Standard Nasonal Jabatan KNK
Tugas
Kader Norma Ketenagakerjaan memiliki tugas membantu pengusaha dalam penataan kepatuhan penerapan norma
ketenagakerjaan dan melakukan audit penerapan norma ketenagakerjaan.
Fungsi
Dalam melaksanakan tugasnya Kader Norma Ketenagakerjaan melaksanakan fungsi:
1) Pemetaan kepatuhan penerapan norma ketenagakerjaan di perusahaan.
2) Pelaksanaan audit internal penerapan norma ketenagakerjaan di perusahaan.
3) Monitoring, evaluasi dan penyusunan program perbaikan tindak lanjut audit internal.
Wewenang
4) Meminta dan mendapatkan data dan informasi tentang penerapan norma ketenagakerjaan kepada dan/atau dari pejabat dan/atau
petugas terkait di perusahaan;
5) Mengkoordinasikan pelaksanaan penerapan norma ketenagakerjaan di perusahaan baik internal maupoun internal;
6) Melakukan pemeriksaan dan/atau audit internal pelaksanaan penerapan norma ketenagakerjan di perusahaan
Tanggung Jawab
7) Bertanggung jawab terhadap laporan hasil pemetaan penerapan norma ketenagakerjaan di perusahaaan;
8) Bertanggungjawab terhadap laporan hasil audit internal penerapan norma ketenagakerjaan di perusahaaan;
9) Bertanggung jawab terhadap penerapan norma ketenagakerjaan di perusahaan berbasis konsep Private Complience Initiative
(PCI); dan
10) Bertanggung jawab terhadap kepatuhan penggunaan, penyimpanan dan kerahasiaan dokumen penerapan norma
ketenagakerjaan sesuai ketentuan
Permenaker 2 Tahun 2016 Tentang Sistem Standarisasi Kompetensi Kerja Nasional
Pasal 12 ayat (1)
TUJUAN PENYUSUNAN PETA KEPATUHAN

Mengevaluasi, memonitor dan menilai semua aktivitas pengelolaan


sumber daya manusia di perusahaan dilakukan secara obyektif
yang dirancang untuk memberikan informasi terhadap ketaatan /
berdisiplin. Terhadap keseluruhan peraturan perundang-undangan
ketenagakerjaan yang meliputi kesejahteraan, keselamatan, dan
kesehatan baik mental maupun fisik tenaga kerja
PENGERTIAN
Gambaran taat aturan atau
berdisiplin terhadap keseluruhan
peraturan perundangundangan

Kegiatan terkoordinasi untuk ketenagakerjaan yang meliputi

mengarahkan dan mengendalikan PETA kesejahteraan, keselamatan,

dan organisasi berkaitan dengan 1 KEPATUHAN dan kesehatan baik mental

mengidentifikasi, menganalisis, MANAJEMEN maupun fisik tenaga kerja

mengevaluasi, menangani, RESIKO


2 Merupakan hasil proses
memantau, dan meninjau risiko".
RESIKO identifikasi tentang
digunakan oleh siapapun
mengidentifikasi dan menghadapi
untuk
3 KETENAGAKERJAA kemungkinan terjadi / belum
N
terjadi / mungkin terjadi
risiko yang akan timbul. ( ISO 31000
Tahun 2018 ) 4 sementara atas segala akibat
atau efek dari ketidakpastian
dari hal-hal yang berkaitan
dengan hubungan kerja dalam
pengelolaan sumber daya
manusia terhadap pencapaian
tujuan perusahaan
Bagaimana agar kitaPENYUSUNAN
PROSES bisa selalu PETA
menghasilan nilaiNORMA
KEPATUHAN tambah ?  Bekerja
KETENAGAKERJAAN
NORMA KETENGAKERJAAN
Penentuan Konteks

Identifikasi
KOMUNIKAS Resiko
PEMANTAUA
I Analisa N
Resiko
DAN DAN
Evaluasi
KORDINASI Resiko PENINJAUAN
Pernyataan
Resiko

Risk Management ISO 31000-2009 Standards


ISTILAH / PENGERTIAN DALAM ISO 3100-2009

1. Komunikasi dan Konsultasi adalah proses berkomunikasi dan berkonsultasi dengan para manajemen perusahaan untuk
memastikan rangakian proses resiko telah dipahami dan dimengerti oleh manajemen perusahan
2. Menyusun Konteks adalah menentukan lingkup dan batasan konteks kriteria evaluasi resiko harus disusun berdasarkan
ketentuan peraturan perundangan ketenagakerjaan yang berlaku
3. Mengidentifikasi Resiko adalah proses mengidentifikasi dimana, kapan, mengapa, dan bagaimana kejadian resiko dapat dicegah
untuk mengingkatan penerapan kepatuhan norma ketenagakerjaan.
4. Menganalisis Resiko adalah hasil indentifikasi resiko kepatuhan penerapan norma ketenagakerjaan harus dapat memberikan
gambaran akibat dan bagaimana hal tersebut dapat terjadi
5. Mengevaluasi Resiko adalah memperkirakan tingkat resiko yang diperoleh dari hasil analisis resiko dibandingkan dengan dampak
sanksi yang diterima baik sanksi pelanggaran pidana, perdata dan administrasi sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam
peraturan perundangan ketenagakerjaan yang berlaku
6. Pernyataan Resiko adalah merupakan hasil dari analisis resiko terkait probilitas, skala dampak, penilaian resiko, perioritas resiko
dan perencanaan penyelesaiannya
7. Pemantauan dan Peninjauan adalah memonitor efektifitas tindakan yang dilakukan atas pernyataan resiko untuk menyakinkan
bahwa penyelesaian pelanggaran kepatuhan norma ketenagakerjaan dapat diminimalkan dan diselesaikaanya agar tidak terulang
kembali.
LAPORAN TINDAK LANJUT MONITORING KETIDAK SESUAIAN

1. Ketentuan sebelum ada hubungan kerja 2. Selama ada hubungan kerja meliputi :
meliputi : a.Perjanjian kerja
a.Perluasan kesempatan kerja b.Penenpatan tenaga kerja asing
b.Penempatan tenaga kerja c.Pelatihan kerja
c.Status Hubungan kerja d.Perlindungan jaminan sosial
e.Pengupahan

3. Berakhirnya hubungan kerja meliputi : f. Waktu kerja waktu istirahat

a.Pemutusan hubungan kerja g.Kebebasan berserikat

b.Penyelesaian perselisihan hubungan


industrial
MELAKUKAN VALIDASI HASIL IDENTIFIKASI
KEPATUHAN PENERAPAN NORMA KETENAGAKERJAAN
1. Salf asessmen Informasi kebijakan kepatuhan norma ketenagakerjaan
DATA
NO PERTAYAAAN YA TIDAK
PENDUKUNG
1 Apakah perusahan memiliki kebijakan tertulis tentang kepatuhan norma ketenagakerjaan
2 Apakah perusahaan memiliki struktur organisasi yang menetapkan wewenang dan tanggung jawab bidang
kepatuhan norma ketenagakerjaan / internal auditor norma ketenagakerjaan
3 Apakah perusahan memiliki serikat pekerja
4 Apakah perusahaan memiliki P2K3 di catatkan di disnaker setempat
5 Apakah perusahaan telah tersertifikasi SMK3
6 Apakah program internal audit SMK3 tahunan berjalan dan terencana
7 Apakah perusahaan memiliki internal auditor norma ketenagakerjan telah tersertifikasi BNSP & Lisensi
Kemaneker
8 Apakah program internal audit norma ketenagakerjaan tahunan berjalan dan terencana
9 Apakah memiliki PP/PKB yang masih berlaku
10 Apakah WLKP dilaporkan
Jumlah
Catatan :
Rumus perhitungan informasi kebijakan kepatuhan norma ketenagakerjaan :
Jumlah Ya : 10 X 100 % =
Dikatan terindikasi patuh nilainya 80 %
2. Salf asessmen kepatuhan norma ketenagakerjaan
Identifikasi 2 TH Dampak Resiko Ketidakpastian Kronologis

No Norma Potensi Resiko Di Perusahan


Perusahaan Keperja Kejadian
Ya Tdk

1 PKWT tidak sesuai A. Ruang lingkup hubungan kerja Status hubungan kerja Hubungan kerja tidak
Ketentuan UU 13 Tahun 2003 dan PKWT tidak sesuai pasal 59 UU 6 PKWT berubah menjadi jelas, kelanjutan
PP 35 Tahun 2021 tahun 2022 dan Pasal 5 – 9 PP PKWTT sesuai Pasal 59 masa depan tidak
35 tahun 2021 ayat 3 UU 2 tahun 2022 jelas
B. Masa percobaan pekerja Status hubungan kerja Hubungan kerja tidak
diperjanjikan kedalam PKWT PKWT berubah menjadi jelas, kelanjutan
PKWTT sesuai pasal 58 masa depan tidak
UU 2 tahun 2022 dan jelas
pasal 12 PP 35 tahun
2021
C. Tidak dibayarkan hak Dikenakan sanksi pasal Pekerja dirugikan
kompensasi berakhirnya PKWT 61 PP 35 tahun 2021 secara finasial atas
sesuai Pasal 15 dan 16 PP 35 berupa sanksi tidak dibayarnya hak
Tahun 2021 adminitrasi uang kompensasi
D. Dalam hal pekerja/buruh bekerja Status hubungan kerja Hubungan kerja tidak
21 (dua puluh satu hari) secara PKWT berubah menjadi jelas, kelanjutan
berturut-turut PKWTT sesuai pasal 10 masa depan tidak
ayat (4) PP 35 tahun jelas
2021
E. Perjanjian PKWT yang tidak Status hubungan kerja Hubungan kerja tidak
dibuat secara tertulis sesuai PKWT berubah menjadi jelas, kelanjutan
pasal 57 ayat (1) UU 2 Tahun PKWTT masa depan tidak
2022 jelas
MELAKUKAN ANALISIS DATA
Validasi Hasil Identifikasi Memilih Hasil Validasi dan
Kepatuhan Norma Ketenagakerjaan Self Assesment Untuk
Dan hasil Self Asesmen Ditindak lanjuti

1. Observasi ke departemen HRD dan 1. Pilihlah masalah yang memiliki


Departemen terkait prioritas tinggi untuk diselesaikan

2. Membandingkan penerapan 2. Prioritas sebuah masalah untuk


kepatuhan norma ketenagakerjaan diselesaikan ditentukan oleh :

dengan peraturan perundangan Tingkat Kegawatannya (H-M-L)

terkait Tingkat Mendesaknya (H-M-L)

3. Mengumpulkan informasi Tingkat Kecenderungannya/trend


(H-M-L)
MEMILAH MASALAH YANG AKAN DISELESAIKAN
TINGKAT KEGAWATAN TINGKAT MENDESAK TINGKAT KECENDERUNGAN
Suatu masalah menjadi gawat Suatu masalah menjadi Kecenderungan masalah
atau serius ditentukan oleh : mendesak ditentukan oleh ditentukan oleh
waktu yang tersedia :
1. Dampak dari persoalan tersebut 1. Apakah waktunya semakin 1. Apakah makin memburuk
2. Resiko dari persoalan tersebut mendesak (mepet) (parah)
3. Seberapa pentingkan persoalan 2. Apakah semakn meluas atau
tersebut makin menyempit
3. Apakah makin memanas

Berikan bobot skore sebagai berikut :


Low 1 – 3
Mediun 4 – 7
High 8 - 10
MEMETAKAN KEPATUHAN PENERAPAN NORMA KETENAGAKERJAAN

Tahapan Penilaian Resiko Melalui Proses ;


1. Mengidentifikasi dan mengukur setiap potensi Masalah dari setiap tahapan proses yang
berdampak pada tenaga kerja;
2. Menilai besaran risiko, dan:
3. Mengendalikan risiko atas dasar prioritas tertentu

Langkah penting dalam membuat peta kepatuhan norma ketenagakerjaan adalah melakukan
analis persoalan dengan suatu pendekatan yang sistimatis untuk menemukan penyebab, maka
dibuatkan matrik analisa persoalan berdasarkan : Validasi Hasil Identifikasi dengan
Melakukan Analisa Persoalan hasilnya dituangkan kedalam penyusunan peta kepatuhan
norma ketenagakerjaan
FORMAT PENYUSUNAN MATRIK ANALISA PERSOALAN
Nama Perusahan : Sektor Industri :

Alamat Perusahaan : No Telpon PT :

Status Perusahaan : PMDM / PMA Memiliki SP :

Jumlah Pekerja : PKWT : Jumlah SP :

PKWT : Memilik PP / PKB :

TKA : Memiliki LKS :


Tahun Berdiri PT : Kunjungan Pengawas : 3 Tahun Terakhir
Th…………,…Th……………Th…………..
Tingkat Kegawatan Total
Masalah Kegawatan Score
Mendesak Trend

Penjelasan pengisian :
1. Masalah tuliskan temuan faktual penyimpangan / potensi penyimpangan dari penerapan norma ketenagakerjaan baik sebelum – selama – setelah sesuai dengan ketetentuan peraturan
perundangan yang berlaku (contoh pengisian terlampir pada format matrik analisa kepatuhan norma ketenagakerjaan
2. Pemberian bobot pada kolom kegawatan, mendesak dan trend adalah sebagai berikut :
a.Kegawatan dari satu masalah ditentukan oleh :
• Dampak dari persoalan tersebut
• Resiko dari persoalan tersebut
• Seberapa penting persoalan tersebut
b.Mendesak artinya bila persoalan ini ditentukan oleh ketersedian waktu untuk menyelesaikannya contoh pembayaran THR
c.Trend ( tingkat kecenderungan ) melihat probolitas seberapa sering terjadi hal yang sama dan terus berulang-ulang masalah tersebut ditentukan oleh :
• Apakah masalah tersebut jika tidak diselesaikan dampaknya makin memburuk
• Dampaknya makin meluas atau makin menyempit
• Dampaknya makin memanas dan melebar
3. Total Score (nilai dibobotkan) :
Low ( rendah ) 1 – 3
Mediun ( sedang ) 4 -7
High ( tinggi ) 8 – 10
Kolom total score merupakan penjumlahan dari low + mediun + tinggi
MATRIK ANALISA KEPATUHAN NORMA KETENAGAKERJAAN
Tingkat Total Dicari Ditetapan Keputusam Dijaga
Masalah
Kegawatan Mendesak Trend Score Sebabnya Pilihannya Keputusannya

Ruang lingkup hubungan kerja PKWT


tidak sesuai pasal 59 UU 6 tahun
2022 dan Pasal 5 – 9 PP 35 tahun
2021

Masa percobaan pekerja


diperjanjikan kedalam PKWT
Tidak dibayarkan hak kompensasi
berakhirnya PKWT sesuai Pasal 15
dan 16 PP 35 Tahun 2021
Jumlah

Berikan bobot skore sebagai berikut :


Low 1 – 3
Mediun 4 – 7
High 8 - 10
Note : Format matrik ini dipakai untuk anlisa memilah dan menetukan masal

Dicari Sebabnya Ditetapkan Keputusan Pilihannya Diamankan / Dijaga Keputusannya

Kolom ini diisi dengan deskripsi penyebabnya Kolom ini diisi atas hasil 5 W +1 H dengan Kolom ini diisi strategi bagaimana menjaga

dengan konsep 5 W + 1 H ( What, Who, When, memperhatikan kegawatan, mendesak dan trand konsistensi dan konsekwesi atas keputusan pilihan

Why,Were dan How ) yang telah diputuskan


PETA KEPATUHAN NORMA KETENAGAKERJAAN
Potensi Penyebab Dampak / Resiko Total PX

Peluang K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 Rekom
No Masalah Kendali Rating
Kskw Jml R endasi
Masalah Utama Akibat
Potensi Kerugian Gang
P K3 Pndt Krsk Aset Legal Reputasi
Pndt Fins Ush

Penjelasan pengisian tabel pada matrik :


1. Isi kolom masalah dari matrik analisa kepatuhan norma ketenagakerjaan pindahkan dari kolom masalah
2. Isi kolom potensi masalah dari matrik self assessment kepatuhan norma ketenagakerjaan pindahkan dari potensi resiko
3. Isi kolom penyebab utama dari matrik analisa kepatuhan norma ketenagakerjaan pilih total score tertinggi
4. Isi kolom dampak/akibat dari matrik self asssement kepatuhan norma ketenagakerjaan pindahkan dari kolom dampak resiko ketidak patuhan
5. Isi kolom kendali dari bagaimana mengendalikan penyebab utama dan dampak agar tidak terulang kembali contoh : SOP, Internal audit dll
6. Pengukuran peluang :
Penentuan skala peluang dengan melihat jenis kegiatan, yaitu:
 kegiatan operasional rutin yang berulang setiap waktu atau dengan hasil kegiatan yang sama atau hampir sama, atau
 kegiatan operasional non-rutin yang tidak berulang yang dilakukan untuk masa tertentu dengan hasil kegiatan yang tidak-sama.
Jika suatu sumber risiko dinilai mempunyai skala peluang berbeda, maka yang digunakan adalah skala peluang yang paling tinggi.
Penentuan peluang kejadian dilakukan menggunakan Tabel-1.
Rating dan skala penilaian matrik peta kepatuhan resiko
ketenagakerjaan
Tabel 1
Sifat Rating Skala Keterangan
Skala A 8-39 Risiko dapat diterima, langkah
Rutin Non Rutin
pengendalian dinilai efektif
1 Secara teori bisa terjadi, tetapi belum pernah Secara teori bisa terjadi, tetapi yakin tidak akan terjadi selama
B 40-79 Risiko belum dapat diterima,
mengalami atau pernah mendengar terjadi pekerjaan berlangsung perlu tindakan pengendalian
2 Pernah terjadi sekali pada suatu waktu yang tidak Bisa terjadi, tetapi sangat kecil kemungkinan akan terjadi
C 80-119 Risiko tidak dapat diterima,
diketahui dengan pasti sekali selama pekerjaan berlangsung harus tindakan pengendalian
3 Pernah terjadi dalam waktu 5 (lima) tahun terakhir Bisa terjadi paling banyak 1 kali selama pekerjaan berlangsung
D 120-159 Risiko sangat tidak dapat
diterima, harus tindakan
4 Pernah terjadi dalam masa 3 (tiga) tahun terakhir Bisa terjadi 1-3 kali selama pekerjaan berlangsung pengendalian segera
E 160-200 Risiko amat sangat tidak dapat
5 Pernah terjadi dalam masa 1 (satu) tahun terakhir Bisa terjadi lebih dari 3 kali selama pekerjaan berlangsung diterima, harus dilakukan
tindakan pengendalian segera

Tabel 2 Konsekwensi
Katagori
Skala K3 Pendapatan Kerusakan Legal Reputasi Potensi Kerugian Ganguan
aset Pendapatan Finasial Usaha
1 Tindakan P3K <5% < 5% Nilai Sanksi Internal 2% 2% 1
aset Adm Perusahan
2 Perawatan 5-15% 5-15% Nilai Denda Lokal 4% 4% 2
Medis aset
3 Cacat 15-30% 5-30% Nilai Kurungan Regional 6% 6% 3
Permanen 1 aset
org
4 Kematian 1 30-50% 30-50% Nilai Penjara Nasional 8% 8% 4
orang cacat aset
permanen >1
org
5 Kematian >50% > 50% Nilai Pencabutan Internasiona 10% 10% 5
1 > Org aset ijin usaha l
KESIMPULAN
PENYUSUNAN PETA KEPATUHAN NORMA KETENAGAKERJAAN
DILAKUKAN MELALUI TAHAPAN SEBAGAI BERIKUT :

Melakukan self asessmen kepatuhan Membuat matrik analisa kepatuhan


norma ketenagakerjaan norma ketenagakerjaan

2 3
Melakukan self asessment
Informasi kebijakan kepatuhan Menyusun peta kepatuhan
4
norma ketenagakerjaan 1 norma ketenagakerjaan
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DAN DICERMATI SAAT
PENYUSUNAN PETA KEPATUHAN NORMA KETENAGAKERJAAN ADALAH

Identifikasi tingkat kepatuhan


pada per uu-an
ketenagakerjaan dengan
memperhatikan :
a. Seberapa besar kerugian yang mungkin
timbul ?

Identifikasi sumber potensi b. Seberapa besar berpengaruh pada Indentifikasi akibat


kerugian ditempat kerja operasi perusahaan? ketidakpatuhan menerapkan
berasal dari : c. Bagaimana mekanisme kerugian dapat norma ketenagakerjaan
terjadi ? 1
a. Pelanggaran tindak pidana ketenagakerjaan a. Unjuk rasa dan mogok kerja
b. Ketidaktepatan/ ketidakjelasan kontrak perjanjian b. Kecelakaan kerja dan PAK
dengan pekerja.
2 3 c. Penggantian financial (kekurangan
c. Metode/ sistem/ cara kerja yang tidak sesuai pembayaran dll)
dengan perundang-undangan. Lingkungan kerja d. Image
yang tidak sehat dan berbahaya e. Sanksi administratif;
f. Sanksi Pidana
g. Perkara Perdata.
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DAN DICERMATI SAAT
KESIMPULAN
PENYUSUNAN PETA KEPATUHAN NORMA KETENAGAKERJAAN ADALAH

4. Indentifikasi bahaya yang mungkin terkena / terpengaruh pada :


a. Reputasi perusahaan
b. Proses produksi
c. Moral karyawan
d. Produk
e. Peralatan / fasilitas
f. Lingkungan
5. Alat bantu yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi bahaya di tempat kerja tersebut :
a. Inspeksi
b. Pemantauan/survey
c. Internal / External Audit
d. Kuesioner
e. Data-data statistik
KESIMPULAN
Dalam tata kelola perusahaan, KEPATUHAN (bahasa Inggris:
compliance) berarti mengikuti suatu spesifikasi, standar, atau hukum
yang telah diatur dengan jelas yang biasanya diterbitkan oleh lembaga
atau organisasi yang berwenang dalam suatu bidang tertentu.

Aspek KEPATUHAN
• Penegakan Hukum  membentuk Budaya Produktif
• Pemenuhan Standar  membangun Produktivitas
• Pengakuan Lembaga  mendorong Upaya Penerapan Kepatuhan
JADILAH KNK

TERDEPAN MENJAGA KEPATUHAN


NORMA KETENAGAKERJAAN DI PERUSAHAAN ...
SALAM INKLUSIF, KOLABORATIF DAN PROUDKTIF
BERSAMA KADER NORMA KETENAGAKERJAAN

Terima Kasih
MEMBANGUN BUDAYA PATUH DENGAN PCI

Anda mungkin juga menyukai