Anda di halaman 1dari 33

ASPEK HUKUM DALAM

KONSTRUKSI
4. Peraturan Terkait Jasa Konstruksi

Program Studi Teknik Sipil


Fakultas Teknik
Universitas Khairun
Ternate, 2020
• APA UUJK ITU?

• MENGAPA KITA MEMERLUKANNYA?

• APA TUJUAN PENGATURANNYA?

• APA SAJA YG DIATURNYA?

2
PENGERTIAN
• Jasa Konstruksi adalah layanan jasa:
- Konsultansi konstruksi
- Pekerjaan konstruksi
- Pekerjaan terintegrasi

• Konsultansi Konstruksi adalah layanan keseluruhan atau


sebagian kegiatan yang meliputi pengkajian, perencanaan,
perancangan, pengawasan, dan manajemen penyelenggaraan
konstruksi suatu bangunan

• Pekerjaan Konstruksi adalah adalah keseluruhan atau


sebagian kegiatan yang meliputi pembangunan,
pengoperasian, pemeliharaan, pembongkaran, dan
pembangunan kembali suatu bangunan.

• Industri Konstruksi adalah seluruh komponen kegiatan dan


proses untuk penyelenggaraan jasa konstruksi
3
KEBUTUHAN PENGATURAN PENYELENGGARAAN KONSTRUKSI

UNTUK APA
“KONSTRUKSI” KEPENTINGN
DIATUR? PERLINDUNGAN
MASYARAKAT
KEGIATAN RESIKO
EKONOMI TINGGI

KEPENTINGAN KEPENTINGAN
PERLINDUNGAN PERLINDUNGAN
PEREKONOMIAN LINGKUNGAN

KONSTRUKSI
PENCIRI PERUBAH
PERADABAN EKOSISTEM

KEPENTINGAN KEPENTINGAN
PERLINDUNGAN LONG LASTING PERLINDUNGAN
PERADABAN KEBUDAYAAN
ARTEFACT
NILAI & PRINSIP PENGATURAN PENYELENGGARAAN KONSTRUKSI
PRODUK
BERKUALITAS,
BERMANFAAT,
P3 BERKELANJUTAN,

MASYARAKAT
KONSTRUKSI
INDONESIA

KAPASITAS EFISIEN,
KOMPETENSI P1 P2 PRODUKTIF,
DAYA SAING KREATIF & INOVATIF
GOVERNANCE BERKEADILAN

PELAKU PROSES
JASA
JASA pembongkaran pengkajian PENGKAJIAN
PEMBONGKARAN
JASA MANAJEMEN
PROYEK

JASA rehabilitasi perencanaan JASA


REHABILITASI PERENCANAAN

PENYELENGGA-
JASA
RAAN KONSTRUKSI
PERANCANGAN

pemeliharaan perancangan
JASA SUPLAI
JASA MATERIAL
PEMELIHARAAN

JASA SUPLAI
operasi pelaksanaan TENAGA KERJA

JASA JASA PENGKAJI JASA JASA JASA SUPLAI


OPERATOR KELAIKAN PELAKSANAAN PENGAWASAN PERALATAN
PERATURAN PERUNDANGAN JAKON

• UU No. 18/1999 Tentang Jasa Konstruksi


 Diundangkan : 7 Mei 1999
 Berlaku Efektif : 7 Mei 2000
• UU No. 2/2017 Tentang Jasa Konstruksi (pengganti UU No. 18
Tahun 1999)
 Diundangkan : 12 Januari 2017
 Berlaku Efektif : 12 Januari 2017
• PP No. 28/2000, sebagaimana terakhir kali telah diubah oleh PP
4/2010 dan PP 92/2010 Tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa
Konstruksi
• PP No. 29/2000 sebagaimana telah diubah oleh PP 59/2010
Tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
• PP No. 30/2000 Tentang Penyelenggaraan Pembinaan Jasa
Konstruksi
• Perpres No. 16/2018 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
7
UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2017
TENTANG JASA KONSTRUKSI

8
OUTLINE UUJK
Ketentuan
Umum
Ketentuan
Peralihan Azas dan
Tujuan

Sanksi Tanggung
Administ Jawab dab
rasi Kewenang
an

Penyelesaia Usaha Jasa


n Sengketa Konstruksi
UUJK

Partisipasi Penyelenggara
Masyaraka an Jasa
t Konstruksi

Sistem
Keamanan,
Informas Keselamatan
i Jasa dan
Keberlanjutan
Konstruk Tenaga Konstruksi
si Kerja
Pembina Konstruks
an i
9
AZAS JASA KONSTRUKSI
Kejujuran dan Keadilan
Manfaat
Keserasian
Keseimbangan
Kemandirian
Keterbukaan
Kemitraan
Keamanan dan Keselamatan
Kesetaraan
Profesionalitas
Kebebasan
Pembangunan Berkelanjutan
Wawasan Lingkungan

10
TUJUAN UUJK
Memberikan arah pertumbuhan dan perkembangan Jasa Konstruksi
untuk mewujudkan struktur usaha yang kukuh, andal, berdaya saing
tinggi, dan hasil Jasa Konstruksi yang berkualitas
Mewujudkan ketertiban penyelenggaraan Jasa Konstruksi yang
menjamin kesetaraan kedudukan antara Pengguna Jasa dan Penyedia
Jasa dalam menjalankan hak dan kewajiban, serta meningkatkan
kepatuhan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Mewujudkan peningkatan partisipasi masyarakat di bidang Jasa
Konstruksi;
Menata sistem Jasa Konstruksi yang mampu mewujudkan
keselamatan publik dan menciptakan kenyamanan lingkungan
terbangun
Menjamin tata kelola penyelenggaraan Jasa Konstruksi yang baik; dan
Menciptakan integrasi nilai tambah dari seluruh tahapan
penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
11
STRUKTUR USAHA JASA KONSTRUKSI
JENIS USAHA SIFAT KLASIFIKASI LAYANAN USAHA
Umum 1. Arsitektur; 1. Pengkajian;
2. Rekayasa; 2. Perencanaan;
3. Rekayasa terpadu; dan 3. Perancangan;
4. Arsitektur lanskap dan 4. Pengawasan; dan/atau
Jasa Konsultansi perencanaan wilayah. 5. Manajemen penyelenggaraan konstruksi.
Konstruksi
Spesialis 1. Konsultansi ilmiah dan 1. Survei;
teknis; dan 2. Pengujian Teknis; dan/atau
2. Pengujian dan analisi 3. Analisis.
teknis.
Umum 1. Bangunan gedung; dan 1. Pembangunan;
2. Bangunan sipil. 2. Pemeliharaan;
3. Pembongkaran; dan/atau
4. Pembangunan kembali.
Pekerjaan Konstruksi Spesialis 1. Instalasi; 1. Pekerjaan bagian tertentu dari bangunan
2. Konstruksi khusus; konstruksi atau bentuk fisik lainnya.
3. Konstruksi prapabrikasi;
4. Penyelesaian bangunan;
dan
5. Penyewaan peralatan.
Pekerjaan Konstruksi 1. Bangunan gedung; dan 1. Rancang bangun; dan
Terintegrasi 2. Bangunan sipil. 2. Perekayasaan, pengadaan, dan pelaksanaan.
12
12 12
SEGMENTASI PASAR
JASA KONSTRUKSI

Bentuk dan Kualifikasi


Segmentasi Pasar
Usaha
1. Berisiko Kecil;
1. Orang Perseorangan dan
2. Berteknologi sederhana; dan
2. Badan Usaha Kualifikasi Kecil
3. Berbiaya kecil.

1. Berisiko sedang;
1. Badan Usaha Kualifikasi
2. Berteknologi madya; dan/atau
Menengah
3. Berbiaya sedang.

1. Badan Usaha Kualifikasi Besar 1. Berisiko Besar;


2. Perwakilan Badan Usaha Jasa 2. Berteknologi Tinggi; dan/atau
Konstruksi Asing 3. Berbiaya Besar.
13
13 13
PENGATURAN USAHA
JASA KONSTRUKSI ASING

1.Cara BUJK asing berusaha di indonesia melalui:


a. Membuka kantor perwakilan
b. Kerjasama modal dengan BUJK Nasional

2.Kewajiban BUJK Asing antara lain:


a. Kerjasama dengan BUJK Nasional kualifikasi
besar
b. Menempatkan WNI sebagai PEJABAT
TERTINGGI
c. Mempekerjakan lebih banyak TKI
d. Melaksanakan alih teknologi
14
14 14
TENAGA KERJA
KONSTRUKSI

STANDAR REMUNERASI TENAGA


MINIMUM KERJA
KONSTRUKSI

KUALIFIKASI:
1. OPERATOR;
SERTIFIKASI
2. TEKNISI/ANALIS; DAN PELATIHAN KOMPETENSI
3. AHLI. KERJA
KLASIFIKASI:
1. ARSITEKTUR;
2. SIPIL;
3. MEKANIKAL;
4. ELEKTRIKAL;
5. TATA LINGKUNGAN; DAN LEMBAGA
6. MANAJEMEN SERTIFIKASI
PELAKSANAAN PROFESI

15
PENYELENGGARAAN
JASA KONSTRUKSI

Dikerjakan sendiri
Usaha Jasa
Konstruksi Pengikatan jasa
konstruksi
Penyelenggaraan
Jasa Konstruksi
Usaha Dikerjakan sendiri
Penyediaan
Perjanjian penyediaan
Bangunan
bangunan

Pemda Provinsi dapat membuat kebijakan khusus


untuk meningkatkan kapasitas pelaku jasa konstruksi di
daerah
16 16
PEMILIHAN PENYEDIA JASA

METODE PEMILIHAN PENYEDIA JASA

Pekerjaan Konstruksi Jasa Konsultansi Konstruksi


a. Tender: Pascakualifikasi, a. Seleksi: Pascakualifikasi
Prakualifikasi, dan Cepat dan Prakualifikasi
b. Pengadaan secara b. Pengadaan Langsung
eletronik
c. Pengadaan Langsung c. Penunjukan Langsung
d. Penunjukan Langsung

17 17
PENGELOLAAN
JASA KONSTRUKSI

PENYEDIA JASA PENGGUNA JASA


1. Hasil Pekerjaan Tepat Membayar Hasil
Biaya, Mutu, dan Kontrak
Waktu Kerja Pekerjaan
2. Pelaksanaan sesuai Konstruksi
Perjanjian Kontrak
3. Memenuhi standar K4 Sumber Dana
Pemerintah; Badan
SUB PENYEDIA JASA Usaha; dan/atau
1. Hasil Pekerjaan Tepat Masyarakat.
Biaya, Mutu, Dan Waktu
2. Pekerjaan Utama
diberikan kepada BUKTI KEMAMPUAN
Spesialis
3. Pekerjaan Penunjang
MEMBAYAR DAN/ATAU
diberikan kepada KOMITMEN
Kualifikasi Kecil PENGUSAHAAN
18 18
PENJAMINAN PENYEDIA
JASA KONSTRUKSI

Jaminan terdiri atas:


1. Jaminan penawaran;
2. Jaminan pelaksanaan;
3. Jaminan uang muka;
4. Jaminan pemeliharaan; dan/atau
5. Jaminan sanggah banding.

19 19
KEGAGALAN BANGUNAN

RUNTUHNYA HANGGAR DI BANDARA MAKASSAR

Laporan/Pengaduan

Penerimaan Laporan Kegagalan


Bangunan oleh Menteri

Penetapan Penilai Ahli oleh 1. Standar Mutu Bahan


2. Standar Mutu Peralatan
Menteri 3. Standar Keselamatan Kerja Dan
Kesehatan
4. Standar Prosedur Pelaksanaan
Laporan dari Penilai Ahli 5. Standar Mutu Hasil Pelaksanaan
6. Standar Operasi Dan Pemeliharann
7. Pedoman Pelindungan Sosial Tenaga Kerja
8. Standar Pengelolaan Lingkungan Hidup
Penentuan Pihak yang 9. Memperhatikan Kondisi Geografi Rawan
Bertanggungjawab Gempa

20 20
UU Jasa Konstruksi 1999* UU Jasa Konstruksi 2017
Penggantian – Pasal 63
/perbaikan Penyedia Jasa wajib mengganti atau memperbaiki Kegagalan
bangunan Bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 ayat (1) yang
disebabkan kesalahan Penyedia Jasa.
Ganti rugi Pasal 26 Pasal 67
(1) Jika terjadi kegagalan bangunan yang disebabkan karena kesalahan (1) Penyedia Jasa dan/atau Pengguna Jasa wajib memberikan
perencana atau pengawas konstruksi, dan hal tersebut terbukti menimbulkan ganti kerugian dalam hal terjadi Kegagalan Bangunan
kerugian bagi pihak lain, maka perencana atau pengawas konstruksi wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 65 ayat (1), ayat (2), dan
bertanggung jawab sesuai dengan bidang profesi dan dikenakan ganti rugi. ayat (3).
(2) Jika terjadi kegagalan bangunan yang disebabkan karena kesalahan (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian ganti kerugian
pelaksana konstruksi dan hal tersebut terbukti menimbulkan kerugian bagi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan
pihak lain, maka pelaksana konstruksi wajib bertanggung jawab sesuai dengan Pemerintah.
bidang usaha dan dikenakan ganti rugi.
Pasal 27
Jika terjadi kegagalan bangunan yang disebabkan karena kesalahan pengguna
jasa dalam pengelolaan bangunan dan hal tersebut menimbulkan kerugian
bagi pihak lain, maka pengguna jasa wajib bertanggung jawab dan dikenai
ganti rugi.
Pasal 28
Ketentuan mengenai jangka waktu dan penilai ahli sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 25, tanggung jawab perencana konstruksi, pelaksana konstruksi,
dan pengawas konstruksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 serta
tanggung jawab pengguna jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 diatur
lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
UU Jasa Konstruksi 1999* UU Jasa Konstruksi 2017
Pidana Pasal 43 –
(1) Barang siapa yang melakukan perencanaan pekerjaan
konstruksi yang tidak memenuhi ketentuan keteknikan dan
mengakibatkan kegagalan pekerjaan konstruksi atau kegagalan
bangunan dikenai pidana paling lama 5 (lima) tahun penjara atau
dikenakan denda paling banyak 10% (sepuluh per seratus) dari nilai
kontrak.
(2) Barang siapa yang melakukan pelaksanaan pekerjaan konstruksi
yang bertentangan atau tidak sesuai dengan ketentuan keteknikan
yang telah ditetapkan dan mengakibatkan kegagalan pekerjaan
konstruksi atau kegagalan bangunan dikenakan pidana paling lama 5
(lima) tahun penjara atau dikenakan denda paling banyak 5% (lima
per seratus) dari nilai kontrak.
(3) Barang siapa yang melakukan pengawasan pelaksanaan
pekerjaan konstruksi dengan sengaja memberi kesempatan kepada
orang lain yang melaksanakan pekerjaan konstruksi melakukan
penyimpangan terhadap ketentuan keteknikan dan menyebabkan
timbulnya kegagalan pekerjaan konstruksi atau kegagalan bangunan
dikenai pidana paling lama 5 (lima) tahun penjara atau dikenakan
denda paling banyak 10% (sepuluh per seratus) dari nilai kontrak.

Sanksi Keterangan: Pasal 98


Administrati Penyedia Jasa yang tidak memenuhi kewajiban untuk mengganti atau
f Sanksi administratif tercantum dalam UU Jasa Konstruksi 1999, memperbaiki Kegagalan Bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63
namun tidak secara eksplisit menyatakan jenis sanksi administratif dikenai sanksi administratif berupa:
pada kegagalan bangunan. a. peringatan tertulis;
b. denda administratif;
c. penghentian sementara kegiatan layanan Jasa Konstruksi;
d. pencantuman dalam daftar hitam;
e. pembekuan izin; dan/atau
f. pencabutan izin.
PEMBINAAN
JASA KONSTRUKSI

PEMERINTAH PUSAT
• Penetapan kebijakan
• Penyelenggaraan kebijakan strategis,
• Pemantauan dan evaluasi
• Pengembangan kerjasama dan
• Dukungan kepada gubernur
GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH PUSAT
• Penerapan pedoman teknis
• Penyelenggaraan kebijakan di wilayah provinsi
• Pemantauan dan evaluasi, dan
• Pemberdayaan
BUPATI/WALIKOTA
• Penyelenggaraan kebijakan di wilayah kabupaten/kota; dan
• Pemantauan dan evaluasi

23
PENGAWASAN
JASA KONSTRUKSI

Pemerintah Tertib penyelenggaraan


Pusat dan/atau
Pemerintah Tertib usaha dan perizinan
Daerah tata bangunan
Mengawasi Tertib pemanfaatan dan
kinerja Penyedia Jasa

Bangunan perwakilan
Republik Indonesia di luar
Pemerintah negeri
Pusat
Mengawasi Bangunan perwakilan asing di
wilayah Indonesia

24
SISTEM INFORMASI
JASA KONSTRUKSI

Pengguna, Penyedia, dan


Institusi terkait HARUS
memberikan
DATA dan INFORMASI Tanggung jawab dan
kewenangan Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah

SISTEM INFORMASI Pembinaan Pemerintah Pusat


TERINTEGRASI: dan Pemerintah Daerah

Tugas dan layanan yang


DIKELOLA dilakukan oleh masyarakat
PEMERINTAH PUSAT

25
PARTISIPASI MASYARAKAT
JASA KONSTRUKSI

Masyarakat melalui SATU LEMBAGA akan


melaksanakan sebagian wewenang pemerintah pusat
Kepengurusan LEMBAGA yang dibentuk oleh Menteri
mendapat persetujuan oleh Dewan Perwakilan Rakyat.

• Jumlah dan sebaran anggota


PERSYARATAN • Pemberdayaan anggota
ASOSIASI
• kepengurusan yang demokratis
TERAKREDITASI
• Sarana dan prasarana

• APBN dan/atau sumber lain yang sah


PEMBIAYAAN
• PNBP

26
PARTISIPASI MASYARAKAT
JASA KONSTRUKSI

Akses informasi 1. Dugaan Kejahatan dan Pelanggaran tidak


pengaduan, gugatan, dan mengganggu atau menghentikan
upaya mendapatkan ganti penyelenggaraan jasa konstruksi
kerugian atau kompensasi
2. Dugaan Kerugian Negara dilakukan
Membentuk asosiasi
berdasarkan hasil pemeriksaan dari
BPK

PENGADUAN PEMERIKSAAN

Aparat Penegak
Masyarakat Umum
Hukum PEKERJAAN KONSTRUKSI

Dikecualikan:
 Masukan Perumusan Kebijakan
Jasa Konstruksi. a.Terjadi hilangnya nyawa seseorang
 Forum Jasa Konstruksi di berbagai b.Tertangkap tangan melakukan tindak
MEDIA pidana korupsi.

27
PENYELESAIAN SENGKETA

TIDAK TERCAPAI

MUSYAWARAH
PENYELESAIAN DISESUAIKAN BERDASARKAN
UNTUK
SENGKETA KONTRAK KERJA KONSTRUKSI
MUFAKAT

TAHAPAN UPAYA PENYELESAIAN


SENGKETA MELIPUTI : YA
a. MEDIASI; Dapat dibentuk Tercantum upaya
b. KONSILIASI DAN; Dewan Sengketa penyelesaian?
c. ARBITRASE;
TIDAK

PARA PIHAK BERSENGKETA


Anggota dewan sengketa harus MEMBUAT TATA CARA
PROFESIONAL dan NETRAL PENYELESAIAN SENGKETA
YANG DIPILIH.

28
SANKSI ADMINISTRATIF,
KETENTUAN PERALIHAN DAN PENUTUP

1. SANKSI ADMINISTRATIF DIBERIKAN KEPADA YANG


TIDAK MELAKSANAKAN KEWAJIBAN.
2. LEMBAGA SESUAI UU NO. 18 TAHUN 1999 TETAP
MENJALANKAN TUGAS SAMPAI DENGAN
TERBENTUKNYA LEMBAGA SESUAI UNDANG-
UNDANG INI.
3. UNDANG-UNDANG NO. 18 TAHUN 1999 DINYATAKAN
TIDAK BERLAKU.

29
UNDANG-UNDANG NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI

PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERATURAN PEMERINTAH PERATURAN PEMERINTAH TENTANG


PEMBINAAN DAN PERAN MASYARARAKAT PENYELENGGARAAN JASA
TENTANG USAHA JASA
JASA KONSTRUKSI KONSTRUKSI
KONSTRUKSI

PERATURAN MENTERI PERATURAN MENTERI PERATURAN PRESIDEN PERATURAN PRESIDEN


TENTANG PERAN TENTANG SISTEM TENTANG PENYEDIAAN TENTANG PENJAMINAN
SERTA MASYARAKAT INFORMASI JASA BANGUNAN PENYELENGGARAAN JASA
JASA KONSTRUKSI KONSTRUKSI KONSTRUKSI

PERATURAN MENTERI
PERATURAN MENTERI PERATURAN
TENTANG PEMBINAAN TENTANG PEMBINAAN MENTERI TENTANG
USAHA JASA TENAGA KERJA PEMBINAAN K4
KONSTRUKSI KONSTRUKSI

30
KETENANGAN DAN
KELANCARAN DALAM
PELAKSANAAN KONTRAK
UU NO. 18 TAHUN 1999
Ada ketentuan pidana yang menghentikan proses konstruksi jika terjadi ketentuan pidana
terkait dengan kesalahan perencanaan, pelaksanaan konstruksi, dan pengawasan yang
tidak sesuai dengan ketentuan keteknikan yang menyebabkan kegagalan pekerjaan (Pasal
43).

UU NO. 2 TAHUN 2017


1. Dalam hal terdapat pengaduan masyarakat akan adanya dugaan kejahatan dan/atau
pelanggaran yang disengaja dalam penyelenggaraan Jasa Konstruksi, proses
pemeriksaan hukum terhadap Pengguna Jasa dan/atau Penyedia Jasa dilakukan dengan
tidak mengganggu atau menghentikan proses penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
2. Dalam hal terdapat pengaduan masyarakat terkait dengan kerugian negara dalam
penyelenggaraan Jasa Konstruksi, proses pemeriksaan hukum hanya dapat dilakukan
berdasarkan hasil pemeriksaan dari lembaga negara yang berwenang untuk
memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.
3. Hal-hal tersebut dikecualikan dalam hal terjadi hilangnya nyawa seseorang; dan/atau
tertangkap tangan melakukan tindak pidana korupsi (Pasal 86)

Dalam Undang-Undang ini, jika terjadi pidana maka tidak akan menghentikan proses
konstruksi yang sedang berjalan.

31
ASAS DAN TUJUAN
PENYELENGGARAAN JASA
KONSTRUKSI
ASAS memberikan arah pertumbuhan dan perkembangan
Jasa Konstruksi untuk mewujudkan struktur usaha
Kejujuran dan Keadilan; kukuh, andal, berdaya saing tinggi, dan hasil Jasa
Konstruksi berkualitas;
Manfaat;
mewujudkan ketertiban penyelenggaraan Jasa
Kesetaraan; Konstruksi yang menjamin kesetaraan kedudukan
Pengguna dan Penyedia Jasa, serta peningkatan
Keserasian; kepatuhan pada peraturan perundang-undangan

Keseimbangan;
mewujudkan peningkatan partisipasi
Profesionalitas; masyarakat di bidang Jasa Konstruksi;
Kemandirian; TUJUAN
menata sistem Jasa Konstruksi yang
Keterbukaan; mewujudkan keselamatan publik dan
Kemitraan; kenyamanan lingkungan terbangun;

Keamanan dan Keselamatan; menjamin tata kelola penyelenggaraan


Jasa Konstruksi yang baik; dan
Kebebasan;
Pembangunan Berkelanjutan; dan menciptakan integrasi nilai tambah dari
seluruh tahapan penyelenggaraan Jasa
Wawasan Lingkungan . Konstruksi.

32 32
TERIMA KASIH

33

Anda mungkin juga menyukai