Anda di halaman 1dari 10

OM SWASTYASTU

MANAJEMEN OPERASIONAL

KELOMPOK 7 :

DEWA PUTU SATRIA ARTHA WIBAWA 05


UTU SUMIARSIH 07
ADEK INTAN DWIYANTI 13
KADEK HYANGGA PUTRA SUSILA 14
IDA AYU MADE DIAH KENCANA PUTRI 34
TUJUAN DAN KEBIJAKAN PEMELIHARAAN

Produksi merupakan kegiatan pokok untuk setiap entitas atau perusahaan.


Produksi sendiri mencakup kegiatan untuk menciptakan nilai tambah suatu produk dengan mengubah input
menjadi output berupa barang atau jasa, termasuk sistem yang ada di dalam sebuah perusahaan.

seiring perkembangan teknologi, produksi memiliki hubungan yang erat dengan teknologi.
Seperti yang kita tahu, perusahaan pasti menginginkan biaya produksi yang rendah dengan kualitas dan kuantitas
yang baik.
Adanya teknologi ini membantu perusahaan untuk mewujudkan keinginan tersebut melalui proses produksinya.

Untuk melaksanakan proses produksi, perusahaan akan menciptakan sistem terlebih dahulu.
Sistem yang dibuat perusahaan akan disusun sedemikian rupa sehingga tujuannya akan tercapai.
Sistem produksi tidak hanya ada di perusahaan manufaktur, tetapi juga dalam jenis industri lain seperti jasa,
dagang, dan lainnya.Yang membedakan hanya jenis bauran dari masukannya saja.
MEMAHAMI TENTANG KEANDALAN

kehandalan adalah salah satu dimensi dari pelayanan berkualitas. Pelayanan berkualitas merupakan upaya yang
dilakukan oleh perusahaan untuk memenuhi harapan pelanggannya. Pelayanan yang berkualitas lebih menekankan
aspek kepuasan konsumen yang diberikan oleh perusahaan yang menawarkan jasa. Keberhasilan suatu perusahaan
yang bergerak di sektor jasa tergantung pelayanan yang ditawarkan.

MEMAHAMI TENTANG PEMELIHARAAN

Pemeliharaan atau maintenance adalah kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu aset
dan memperbaikinya agar selalu dalam keadaan siap pakai untuk melaksanakan produktivitas secara efektif dan
efisien sesuai dengan standar (fungsional dan kualitas). Dalam prakteknya, pemeliharaan dapat diartikan sebagai
tindakan merawat suatu barang atau peralatan dengan memperbarui usia peralatan tersebut.
MEMAHAMI PEMELIHARAAN PRODUKTIF TOTAL

Total Productive Maintenance (TPM) merupakan suatu aktivitas perawatan


yang mengikut sertakan semua elemen dari perusahaan, yang bertujuan untuk menciptakan suasana kritis (critical
mass) dalam lingkungan industri guna mencapai zero defect dan zero accident.

TPM adalah suatu metode yang bertujuan untuk memaksimalkan efeisiensi penggunaan peralatan, dan
memantapkan sistem perawatan preventif yang dirancang untuk keseluruhan peralatan dengan
mengimplementasikan suatu aturan dan memberikan motivasi kepada seluruh bagian yang berada dalam suatu
perusahaan tersebut, melalui peningkatan kompenenisipasi dari seluruh anggota yang terlibat mulai dari manejemen
puncak sampai kepada level bawah.

Untuk menerapkan metode TPM dalam sebuah perusahaan manufacturing, diperlukan pondasi yang kuat dan pilar
yang kokoh. Pondasi TPM adalah 5S, sedangkan pilar utama TPM terdiri dari 8 pilar atau biasanya disebut dengan 8
pilar TPM (Total Productive Maintenance). 8 pilar TPM sebagaian besar difokuskan pada teknik proaktif dan
preventif untuk meningkatkan kehandalan mesin dan peralatan produksi.
STUDI KASUS PENERAPAN SCHEDULE ASSESSMENT PADA PENJADWALAN
PROYEK SALAH SATU GEDUNG BERTINGKAT DI SURABAYA
Keberhasilan melaksanakan proyek konstruksi tepat pada waktunya adalah salah satu tujuan terpenting baik bagi pemilik
maupun kontraktor (Proboyo, 1999). Hal tersebut dilandasi dengan perencanaan
penjadwalan proyek yang baik dengan menghitung durasi proyek yang tepat pada setiap rangkaian pekerjaan salah satu
cara untuk mengevaluasi jadwal proyek yaitu dengan melakukan Schedule Assessment pada penjadwalan proyek.
Schedule assessment adalah melakukan sebuah evaluasi kualitas
jadwal terhadap jadwal rencana yang telah dibuat dan terus dipantau hingga proyek tersebut diselesaikan, jika terdapat
poin yang tidak memenuhi standar, maka perlu dilakukan peninjauan ulang.Salah satu cara melakukan analisa
menggunakan schedule assessment yaitu The Defense Contract Management Agency (DCMA) dan The U.S.

Government Accountability Office atau sering di sebut (GAO). GAO dan DCMA memiliki tujuan yaitu membantu
kontraktor dan project manager dapat membuat jadwal proyek tepat pada perkiraan waktu pekerjaan.

 LANDASAN TEORI

Manajemen proyek yang baik sangat dibutuhkan dalam kelangsungan dan kesuksesan sebuah proyek. Manajemen
proyek yang baik akan mempertimbangkan dan menghitung ulang segala progres yang telah dicapai dengan progres
yang telah direncanakan.
Manajemen proyek adalah semua tentang perencanaan pekerjaan, kemudian bekerja sesuai dengan rencana. Kedengarannya
begitu sederhana, namun dengan
kompleksitas melekat dalam proyek saat ini, tim masih berjuang untuk memberikan hasil proyek yang berhasil di antara tiga
kendala waktu dan ruang lingkup .Salah satu cara untuk mengolah jadwal proyek yaitu dengan melakukan Schedule
Assessment pada penjadwalan proyek. Schedule assessment adalah melakukan sebuah evaluasi kualitas jadwal terhadap
jadwal rencana yang telah dibuat schedule assessment yang digunakan yaitu The Defense Contract Management Agency
(DCMA) dan The U.S.

The U.S. Government Accountability Office (GAO) adalah lembaga yang bertanggung jawab membantu pengawasan dari
pemerintah pusat mengenai pengelolaan dana masyarakat. Pada bulan Maret 2009, GAO Cost Estimating and Assessment
Guide diterbitkan sebagai metodologi yang konsisten berdasarkan praktik terbaik yang dapat digunakan di seluruh
pemerintah pusat untuk mengembangkan, mengelola, dan mengevaluasi perkiraan biaya dan waktu.

GAO meluncurkan Ten Best Practice terkait dengan kualitas tinggi, jadwal yang dapat dihandalkan. Konsep tersebut adalah:
1. Menggambarkan semua aktivitas (Capturing all activities) 6. mengkonfirmasikan bahwa jalur kritis adalahvalid
2. Mengurutkan semua aktivitas (Sequencing all activities) (Confirming that the critical path is valid)
3. Menetapkan sumber daya semua aktivitas (Assigning resources to all 7. memastikan float yang wajar (Ensuring reasonable total
activities) float)
4. Menentukan durasi semua aktivitas (Establishing the duration of all 8. melakukan analisis risiko jadwal (Conducting a schedule
activities) risk analysis)
5. Memverifikasi bahwa jadwal dapat ditelusuri secara horizontal dan 9. memperbarui jadwal menggunakan kemajuan aktual dan
vertikal (Verifying that logika (Updating the schedule using actual progress and
the schedule can be traced horizontally and vertically), Logic)
10. mempertahankan jadwal rencana awal (Maintaining a
baseline schedule)
LANGKAH LANGKAH ANALIS
• Studi Literatur
Studi literatur merupakan awal dari informasi beserta penjelasan yang berhubungan dengan topik penelitian studi kasus. Dalam
studi literatur dijelaskan mengenai standar yang digunakan dalam Schedule Assessment yaitu The U.S. Government
Accountability Office (GAO) dan Defense Contract Management Agency (DCMA).
• Sumber Data
Sumber data dari penelitian ini merupakan data yang diperoleh dari proyek konstruksi berupa :
• Master Schedule • Laporan Progress Mingguan
• Breakdown Schedule • Wawancara
• Data Waktu dan Durasi Pekerjaan

 HASIL ANALIS
Government Accountability Office (GAO) dan 14 poin The Defense Contract Management Agency (DCMA) dari
penjadwalan rencana proyek pada salah satu proyek bangunan gedung bertingkat di Surabaya. Proyek ini berupa dua gedung
yang terdiri dari 12 dan 10 lantai dengan luas bangunan ± 64.730,33 m2 yang dibangun pada lahan seluas ± 10.900 m2. Pada
saat penelitian dilakukan, pekerjaan konstruksi sudah selesai dan saat ini berada pada tahap finishing. Dengan mengolah
seluruh data yang didapat dan dibandingan dengan studi literatur untuk melakukan analisa studi kasus, didapatkan hasil
keseluruhan dari The U.S.
ADA PERTANYAAN ???
OM SANTI,SANTI,SANTI OM

Anda mungkin juga menyukai