Umar Bin Abdul Aziz
Umar Bin Abdul Aziz
AZIZ
PROFIL
Umar bin Abdul Aziz yang nama lengkapnya adalah
Abu Hafs Umar bin Khattab dan ibunya bernama
Laila Umra Asim binti Asim bin Umar bin Khattab
adalah khalifah ke 8 Bani Umaiyah. Ia lahir di
Madinah pada tahun 63 H/ 682 M dan wafat di
Dair Sam’an, Suriah pada tahun 101 H/ 720 M.
Bidang Agama
Bidang Pengetahuan
1. Gerakan Tarjamah
2. Pemindahan sekolah kedokteran (dari
Iskandariyah (mesir ) ke Turki
PRESTASI
Bidang Ekonomi
Bidang Dakwah
Tidak rakus dan tidak ambisi Suka bergaul dengan para pemuka ahli fikih dan
5 ulama
terhadap kekuasaan
Dekat dengan rakyat kecil dan
6 Rendah hati, shaleh dan dermawan
dekat dengan Allah
Contoh Kehidupan
Umar bin Abdul Aziz
Sebagai pemimpin yang sederhana
Setelah menjadi khalifah, Umar bin Abdul Aziz tidak
menggunakan jabatan itu untuk memperkaya dirinya.
Sebelum menjadi khalifah, ia dikenal gemar memakai wangi-
wangian dan berpakaian sutra. Namun begitu menjadi khalifah,
keadaan itu berbalik. Ia menolak untuk naik kuda sebagai
kendaraan dan untuk angkutan barangnya yang ditawarkan oleh
petugas kerajaan. Bahkan kuda-kuda itu dijual dan hasilnya
dimasukkan kedalam kas negara. Pakaiannya ia ganti dengan
pakaian yang lebih kasar. Tanah perkebunan dan perhiasan
istrinya ia jual dan hasilnya juga dimasukkan ke dalam kas
negara
Contoh Kehidupan
Umar bin Abdul Aziz
Sebagai pemimpin yang sederhana
Setelah menjadi khalifah, Umar bin Abdul Aziz tidak
menggunakan jabatan itu untuk memperkaya dirinya.
Sebelum menjadi khalifah, ia dikenal gemar memakai wangi-
wangian dan berpakaian sutra. Namun begitu menjadi khalifah,
keadaan itu berbalik. Ia menolak untuk naik kuda sebagai
kendaraan dan untuk angkutan barangnya yang ditawarkan oleh
petugas kerajaan. Bahkan kuda-kuda itu dijual dan hasilnya
dimasukkan kedalam kas negara. Pakaiannya ia ganti dengan
pakaian yang lebih kasar. Tanah perkebunan dan perhiasan
istrinya ia jual dan hasilnya juga dimasukkan ke dalam kas
negara
Contoh Kehidupan
Umar bin Abdul Aziz
Sebagai pemimpin yang jujur dan amanah
Dikisahkan pada suatu malam ia bekerja di kantornya untuk
sebuah urusan negara. Tiba-tiba, putranya datang untuk
membicarakan urusan keluarga. Kemudian Umar bin Abdul Aziz
memadamkan lampu kantornya. Mereka berduapun berbicara
dalam kegelapan. Putranya bertanya, mengapa ayah memadamkan
lampu itu ? bukankah kita butuh sedikit cahaya supaya lebih
nyaman dalam berbicara ? Umar bin Abdul Aziz menjawab,
bukankah engkau datang kesini untuk membicarakan masalah
keluarga, sedangkan minyak lampu ini dibeli dengan uang negara.
Ketahuilah, uang negara adalah uang rakyat juga. Kita tidak
punya hak sedikit pun untuk memakainya
Refleksiku