PENANGANAN ANEMIA
Oleh
EDI ROSADI
DEFINISI
• Dikenal juga dengan “kurang darah”.
• Anemia adalah keadaan
berkurangnya jumlah eritrosit atau
hemoglobin (protein pembawa O2)
dari nilai normal dalam darah
sehingga tidak dapat memenuhi
fungsinya untuk membawa O2 dalam
jumlah yang cukup ke jaringan perifer
sehingga pengiriman O2 ke jaringan
menurun
• Secara fisiologi, harga normal hemoglobin (Hb) bervariasi
tergantung :
– umur
– jenis kelamin
– kehamilan
– ketinggian tempat tinggal
2. Anemia Defisiensi
Karena kekurangan faktor utk pematangan eryrosit
(zat Besi, asam folat,B12 )
3. Anemia Hemolitik
Terjadi karena penghancuran /hemolisis erytrosit yang berlebihan
a. Faktor Intrasel
Karena gangguan terjadi di dalam erytrosit
contoh : thalasemia, defisiensi enzim erytrosit (G-6PD),
Sickle cell anemia
b. Faktor Ekstrasel,
Karena faktor dari luar.
contoh: keracunan bisa ular, infeksi malaria,
Rx imunologis, karena transfusi darah
4. Anemia Aplastik
Terhentinya pembuatan sel darah oleh sumsum tulang.
A. Anemia Pasca Pendarahan (Hemoragik)
Gambaran Klinis
Anemia akibat kehilangan darah yg mendadak dan
banyak akan memacu hemeostatis kompensasi tubuh.
(Normal darah di dalam tubuh : 5-6 liter)
- Kehilangan darah sebanyak 12-15% memper-
lihatkan gejala pucat, takikardi, tekanan drh
normal/rendah
- Kehilangan drh 15-20%→tek. darah menurun dan
terjadi shock.
- Kehilangan darah 20 % terjd kematian.
Patofisiologi
Akibat kehilangan darah mendadak → terjadi
reflex kardiovaskular :
a. Kontraksi arteriola
b. Pengurangan aliran darah ke organ tubuh
yg kurang vital (anggota gerak)
c. Penambahan aliran darah ke organ Vital
(Otak,jantung, ginjal )
Terapi
1. Pilihan pertama : transfusi darah
2. Pilihan kedua : Plasma expander
3. Pada keadaan darurat dpt diberikan cairan
infus (NaCl, Ringer laktat )
B. ANEMIA DEFISIENSI
Yaitu anemia yg disebabkan oleh kekurangan satu/beberapa bahan
yg diperlukan untuk pematangan erytrosit.
Gambaran Klinis
Anemia defisiensi ditandai dengan lemas, sering berdebar, lekas
lelah dan sakit kepala. Papil lidah tampak atrofi. Jantung kadang
membesar dan terdengar murmur sistolik. Di darah tepi tampak
gambaran anemia hipokrom dan mikrositer, sementara kandungan
besi serum rendah.
1. Anemia Defisiensi Besi (Fe)
- Banyak ditemukan
- Terutama anak-anak yg sedang
tumbuh & wanita hamil yg butuh zat besi lebih
banyak daripada orang normal
Etiologi
*Kurangnya diet yg mengandung zat besi (Fe)
*Gangguan absorpsi di usus
*Penyakit infeksi : cacingan, Tbc
Gejala :
• Lemas,pucat, cepat lelah, Pusing
• Tampak pucat pd bibir, telapak tangan
• Pucat pada dasar kuku & konjungtiva mata
• Pemeriksaan Lab :
Dlm darah → kdr Hb < 10 g%
Patofisiologi
Besi dlm makanan masuk ke lambung →diubah
menjadi ion feri→diusus halus berubah menjadi
ion fero kemudian diserap di usus halus →masuk
peredaran darah berikatan dgn protein menjadi
TRANSFERIN.
Transferin digunakan untuk sintesis Hb
(hemoglobin) untuk pembentukan sel darah
merah.
Terapi
Farmakologi
- Pemberian zat besi 3x10 mg/kgbb/hari
- Jika Hb < 5 gr % →di transfusi darah
- Jika disertai penyakit lain sebaiknya di obati
Non farmakologi
Konsumsi sumber bahan makanan yang mengandung
zat besi (Fe), seperti : Hati, daging, telur, buah,
sayuran yg mengandung kolorofil, susu.
Asam folat diperlukan untuk pembtkan DNA & RNA inti sel
darah merah.
Etiologi
- Kurang diet yg mengandung asam folat
- Gangguan absorpsi di usus
Gejala
Hampir sama dgn gejala def. besi, yg membedakan pada hasil
pemeriksaan lab.
Pada anemia def. asam folat gambaran darah tepi makrositik ,
pada anemia def zat besi gambaran darah tepi mikrositik.
TERAPI
Terapi Farmakologi
- Pemberian asam folat 3 x 5 mg/hr
- Transfusi darah bila keadaan umum jelek
Non farmakologi
Konsumsi Sumber asam folat pada bahan makanan,
seperti : Hati, Ragi, sayur hijau.
C. ANEMIA HEMOLITIK
Gambaran Umum
Anemia hemolitik dapat diikuti oleh peningkatan bilirubin
darah (ikhterus), limpa umumnya membesar.
Patofisilogi
Adanya penghancuran eritrosit yang berlebihan karena
penyebab tersebut. Shg sumsum tulang (tempat produksi
sel darah) akan meningkat kerjanya.
• Umur eritrosit mjd lebih pendek (normalnya 100 - 120
hari)
• Di bagi dlm 2 golongan besar :
1. Penyebab hemolisis dari dalam eritrosit
(Thalasemia, def enzim G-6Pd, sickle cell anemia)
2. Penyebab hemolisis dari luar
(digigit ular, malaria, transfusi darah )
Terapi
1. Diberikan transfusi darah
2. Pemberian Kortikosteroid (prednison/HK)
dosis tinggi karena faktor reaksi imun.
D. ANEMIA APLASTIK
Gambaran Klinis
Anemia aplastik tanpa dari kadar Hb yg rendah
serta gejala sistemik lain tanpa pembesaran organ.
Terhentinya pembentukan sel darah dlm sumsum
tulang (erytrosit,leukosit dan trombosit )
Etiologi
- Faktor kongenital : Sindrom Fanconi
- Faktor didapat : Radiasi, obat kanker, insektisida.
Terapi
- Transfusi darah
- Pemberian kortikosteroid
Gejala klinis :
Pucat, lemah ,debar-debar, pendarahan.
Pemeriksaan Lab :
Hb ,Hematokrit, hitung erytrosit rendah.
Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein ( TKTP )
TUJUAN DIET:
• Memenuhi kebutuhan energy dan protein
yang meninggkat untuk menegah dan
mengurangi kerusakan jaringan tubuh.
• Menambah BB hingga menacapai BB
normal.
SYARAT DIET :
1.Tinggi kalori yaitu 40-45kkal/kg BB
2.Tinggi protein yaitu 2-2.5gram/kgBB
3.Lemak cukup yaiti 10-25%dari keb.energi total
4.Karbohidrat cukup yaitu sisa dari keb.energi totol.
5.Vit dan mineral cukup sesuai keb. normal
6.Makanan diberikan dalam bentuk mudah dicerna.
Menurut keadaan, pasien dapat diberikan salah
satu dari dua macam diit tinggi kalori tinggi
protein seperti dibawah ini: