Anda di halaman 1dari 23

PENGAMBILAN SAMPEL MUKA AIR TANAH

PADA MEDIA LAHAN GAMBUT

OLEH

ANTUNG DEDDY
PUSDIKLAT KLHK
Nopember 2022
DEFINISI ( Pasal 1 P15/2017)
1. Gambut adalah material organik yang terbentuk secara alami dari sisa-sisa tumbuhan
yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter
atau lebih dan terakumulasi pada rawa.

2. Ekosistem Gambut adalah tatanan unsur Gambut yang merupakan satu kesatuan
utuh menyeluruh yang saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan,
stabilitas, dan produktivitasnya.

3. Titik Penaatan adalah satu atau lebih lokasi sebagai dasar untuk melaksanakan
pengukuran muka air tanah pada Ekosistem Gambut sebagai titik kontrol
pengawasan (ditetapkan oleh Dirjen).

4. Titik Pengamatan adalah lokasi pemantauan yang dilakukan pada saat survei
karakteristik Ekosistem Gambut termasuk pemantauan tinggi muka air melalui metode
sistematik grid yang tersusun dari transek membujur dan melintang
.
5. Titik Pemantauan adalah satu atau lebih lokasi yang ditetapkan untuk dijadikan
pengukuran tinggi muka air tanah secara rutin untuk mengetahui status kerusakan
Ekosistem Gambut.
TATA CARA SURVEY INVENTARISASI
KARAKTERISTIK EKOSISTEM GAMBUT

1. Menentukan titik koordinat pengamatan


2. Mengecek kedalaman gambut
3. Mengukur karakteristik substratum tanah liat (bahaninduk) dan
tanah gambut.
4. Mengukur muka air tanah gambut
5. Mengidentifikasi tutupan lahan dan penggunaan lahan
di sekitar titik pengamatan
6. Mengukur karakteristik air kanal
7. Identifikasi keberadaan flora dan fauna
8. Pengambilan sampel tanah uuntuk porositas dan kelengasan tanah
(lihat video youtube)
TUJUAN PENGUKURAN

1. Pemantauan dan pengawasan kegiatan yang telah dilakukan


pada areal usaha atau kegiatan.

2. Untuk mengetahui kerusakan ekosistem gambut dengan fungsi


budidaya dan fungsi lindung.

3. Pelaksanaan Pemulihan

4. Evaluasi Fungsi Gambut

5. Dasar dalam penyesuaian perizinan selanjutnya.


Pokok Bahasan

1. Perencanaan pengambilan contoh Muka Airt Tanah gambut


2. Metode dan teknik pengukuran Muka Air Tanah gambut
3. Pelaksanaan pengambilan data Muka Air Tanah gambut
Tujuan Pengukuran Muka Air Tanah (di titik
penaatan Ekosistem Gambut):
Mengetahui kerusakan ekosistem Gambut dengan
Fungsi Budidaya dan Fungsi Lindung ( Permen LHK
no 15 tahun 2017)

Titik Penaatan dtetapkan oleh Dirjen yang menangani


pencemaran dan kerusakan (P 15/2017 pasal 2 (2)
yang didasarkan pada ( P15/2017 pasal 2 (3) :
a. Titik pengamatan karakteristik pada Ekosistem Gambut
dalam wilayah prov dan kab
b. Titik pemantauan muka air tanah areal usaha/atau
kegiatan
PERENCANAAN
1. Tentukan titik penaatan yang ditetapkan oleh Dirjen PPKL.
2. Bila belum ditetapkan, tentukan 15 % dari seluruh jumlah petak
tanaman pokok.
 Contoh untuk areal 1000 ha tanaman pokok
1000/30 X 15% titik = 5 titik penaatan/pemantauan

1. Titik penaatan berada ditengah petaktanamn pokok dengan


memperhatikan:
 karakteristik lahan
Topografi/zona pengeloaan air
Kanal
Bangunan air
2. Pada titik penaatan dilengkapi alat pengukur hujan. Satu alat
pengukur curah hujan mewakili 20 titik penaaatan
Titik Penaatan
Pemilihan 1 (satu) titik penaatan di tengah
ALIRAN

ALIRAN
petak tanaman pokok atau blok produksi
AIR

AIR
MUKA AIR
KUBAH GAMBUT didasarkan pada alasan:
1. Air membentuk lensa air, sehingga
diasumsikan bahwa bagian tengah
petak tanaman pokok atau blok
produksi merupakan bagian dengan
tinggi muka air tanah paling dekat
dengan permukaan gambut
2. Jika lahan miring, maka bagian tengah
petak tanaman pokok atau blok
produksi merupakan kedalaman muka
air tanah rerata
3. Jika kedalaman muka air tanah pada
bagian tengah petak tanaman pokok
atau blok produksi > -0,4 m, maka
benar-benar telah terjadi pelanggaran
baku kerusakan
4. Mengurangi beban perusahaan dalam
melakukan pemantauan

8
Faktor yang dipertimbangkan
dalam distribusi titik
penaatan muka air tanah:
 Topografi atau kontur
lahan
 Kedalaman gambut
 Infrastuktur hidrologis
 Area zona jenuh air

Ilustrasi distribusi titik penaatan pada kompartemen terpilih (mewakili


15% seluruh petak tanaman pokok atau blok produksi )

9
METODA
1. Dengan cara manual, menggunakan batang pengukur.
dilakukan 1 kali dalam 2 minggu

2. Secara otomatis, dengan menggunakan data logger


dilakukan paling sedikit 1 kali dalam sehari
Cara menggunakan bor
Bor Eijkelkamp untuk menduga ketebalan
gambut pada lahan
gambut dan mengambil contoh gambut
yang terendam air

11
PELAKSANAAN DAN PELAPORAN
1. Lakukan pengamatan curah hujan tiap hari (data manual atau logger)
2. Lakukan pengukuran
a. lokasi, koordinat, dan elevasi titik penaatan;
b. ketinggian muka air;
c. data curah hujan;
d. jam dan tanggal pengukuran; dan
e. laju subsidensi Gambut.
3. Lakukan pengamatan:
a. tutupan lahan, penggunaan lahan dan kondisinya;
b. keberadaan flora dan fauna yang di lindungi;
c. kondisi drainase alami dan buatan;
d. perkembangan kondisi atau tingkat kerusakan lahanGambut;
e. kualitas air;
f. kondisi lingkungan; dan
g. kondisi sifat fisik lainnya
Penanggung jawab kegiatan melaporkan kepada Dirjen PPKL 3 bulan sekali terhitung sejak
bulan januari pada tahun berjalan
Dokumentasi Foto
dan Video Kondisi
Lokasi Pengambilan
Titik Sampel di
Lapangan
(Dokumentasi
Ta lly S h e e t
Lapangan)
SISTEM PEMANTAUAN TINGGI MUKA AIR TANAH “REAL TIME”

internet

TINGGI MUKA AIR TANAH DI LAHAN


GAMBUT DAPAT DIPANTAU SETIAP SAAT
SISTEM
PEMANTAUAN
TINGGI MUKA
AIR TANAH
“REAL TIME”
SISTEM
PEMANTAUAN
TINGGI MUKA
AIR TANAH
“REAL TIME”
SISTEM
PEMANTAUAN
TINGGI MUKA
AIR TANAH
“REAL TIME”
PPKL-PKG
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN SiMATAG-0.4m
Sistem Informasi Muka Air Tanah Gambut
Informasi dalam SiMATAG-0.4m

Perkebunan Sawit

SEKAT
KANAL

TMAT DATA
Manual LOGGER STASIUN
CURAH HUJAN
Hasil Pemantauan Tinggi Muka Air Tanah pada Hutan
Tanaman Industri (SiMATAG-0.4m)

Hutan Tanaman Industri


REAL TIME
MONITORING
SYSTEM FOR
LAND AND
FOREST FIRE

http://sipongi.menlhk.go.id/home/
main
Selamat bekerja

Anda mungkin juga menyukai