Emisi GRK meningkat dengan semakin dalamnya muka air tanah gambut di tropis,
temperate dan boreal http://www.geog.le.ac.uk/carbopeat/media/pdf/wg3flyer.pdf ).
Jika PP 71/2014 diterapkan akan terjadi penurunan emisi (Emission Savings) sekitar 60 ton
CO2/Ha/tahun (asumsi dibandingkan jika air tanah dibiarkan turun hingga 1 meter, dimana emisi
pada kondisi demikian = 95 ton CO2/Ha/th)
Sasaran tata air di lahan gambut
7
Hidrologi dalam lahan gambut
Keterangan:
ΔS : Perubahan simpanan dalam
akuifer
P : Curah hujan
Qs,i : Masukan dari aliran
permukaan
Qg,i : Masukan dari aliran bawah
permukaan
Sumber dan aliran keluar air pada lahan gambut topogen
Qs,o : Keluaran dalam bentuk aliran
(atas) dan ombrogen (bawah). Dimodifikasi dari Rydin dan permukaan
Jeglum (2006).
Qg,o : Keluaran dalam bentuk aliran
bawah permukaan
ET : Evapotranspirasi
Konsep Drainabilitas menurut Agrosol (1997) (dikutip dari Ritzema dan
Wosten, 2002).
Prinsip Pengelolaan Air Pada Lahan Gambut
1. Untuk Lahan gambut ombrogen berberkubah, maka sumber air adalah air
hujan, air masuk ke dalam tanah infiltrasi, tersimpan. Air mengalir dalam tanah
sebagai aliran air tanah. Air yang lain menguap sebagai evapotranspirasi.
2. Sumber air untuk lahan gambut topogen selain mendapat air dari hulu, air
hujan, dan pasang surut air laut.
3. Air dari saluran harus diatur elevasinya dengan sekat kanal, musim kemarau
agar dapat mengisi air tanah, dimusim hujan aliran keluar diperlambat dan
memanfaatkan kelebihan air (water sharing) untuk lahan di hilir;
4. Muka air di lahan harus cukup dangal ( < 40 cm) pada titik penaatan;
5. Menggunakan prinsip water balance, menghindari deficit musim kemarau
dengan membangun long storage atau embung
6. Membangun bangunan pengendali aliran.
Tata Air Makro
Saluran-saluran kolektor/pengumpul dan saluran primer berfungsi
sebagai saluran pembuangan air yang berasal dari saluran-saluran drainase
lapangan. Disamping itu kadang kala saluran primer dan pengumpul juga
berfungsi sebagai saranan transportasi.
Saluran primer harus dapat melewatkan akumulasi debit dari seluruh saluran
kolektor/pengumpul. Hal ini dapat dirancang dengan memperhatikan faktor-
faktor iklim, hidrotopografi setempat, dan sifat-sifat akuifer berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan teknis.
Karena dimensi dan kapasitas debitnya yang besar pada saluran kolektor
atau saluran primer, saluran-saluran dalam tata air makro berpotensi
mengalami pengurasan atau pengeringan yang cepat pada saat memasuki
musim kemarau. Oleh karena itu saluran-saluran ini memerlukan struktur
pengendalian berupa pintu-pintu air atau ambang untuk pengendalian
Prinsip pembangunan
saluran pada lahan
Gambut (Sumber: Tim
Teknis Gambut UGM)
Saluran utama/primer
cenderung memotong garis
kontur, sebaliknya saluran
sekunder cenderung mengikuti
garis kontur. Ini
berbeda/kebalikan dengan
saluran pembawa irigasi.
Tata Air Mikro
Tata air mikro bersentuhan langsung dengan kebutuhan tanaman terhadap
aerasi perakaran dan ketersediaan air dan sangatdipengaruhi air tanah.
Selama tinggi muka air di luar kawasan lebih rendah dari di dalam
kawasan maka irigasi dengan sumber air dari luar memerlukan
pemompaan. Lebih lanjut di dataran rendah dekat pantai air irigasi
yang berkualitas jarang tersedia karena adanya intrusiair asin.
Hanya ada satu sumber air utama pada sistem lahan gambut
ombrogen, yaitu air di puncak kubah gambut yang sebenarnya berasal
dari air hujan.
Sumur Pantau
a. pengukuran dengan cara manual paling sedikit 1 kali dalam 2 minggu; dan
b. pengukuran dengan cara otomatis paling sedikit 1 kali dalam sehari
Titik penaatan merupakan titik pemantauan muka air tanah. Titik penaatan
muka air tanah ditetapkan pada paling sedikit 15% (lima belas perseratus)
dari seluruh jumlah petak tanaman pokok atau blok produksi dan berada di
tengah (centroid) petak tanaman pokok atau blok produksi.
Titik penaatan muka air tanah dipergunakan sepanjang berada dalam radius
50 (lima puluh) meter terhitung dari titik tengah (centroid)petak tanaman
pokok atau blok produksi.
Permen KLHK NOMOR P.15/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2/2017 TENTANG
TATA CARA PENGUKURAN MUKA AIR TANAH DI TITIK PENAATAN EKOSISTEM
GAMBUT
Penyebaran titik penaatan muka
air tanah memperhatikan
karakteristik lahan, topografi,
zona pengelolaan air, kanal,
dan/atau bangunan air.
Telemetri: ground
water level, temp, wind
velocity, humidity, rainfall
PENUTUP
1. Pengelolaan air pada lahan gambut sangat penting, agar muka air tanah
tetap dangkal sepanjang tahun, agar gambut tidak rusak karena bersifat
irreversible (kemampuan menahan air tak balik jika sudah rusak);
2. Pengelolaan air dalam sistem KHG , dengan rekomendasi semi-closed
sistem, dilengkapi spillway, sekat kanal dan sumur pantau;
3. Mengingat Indonesia mempunyai musim kemarau yang panjang, maka
simpanan air berupa long storage maupun embung sangat mungkin
dibutuhkan untuk merespon deficit air saat kemarau dan berbagi air
dengan bagian hilir.
4. Data dan sistem informasi menjadi bagian sangat penting untuk
implementasi pengelolaan air;
Terimakasih atas perhatiannya
indratmo@itb.ac.id