Anda di halaman 1dari 41

Program Studi Teknik dan Pengelolaan Sumberdaya Air

Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan


Institut Teknologi Bandung

Mata Kuliah: SA-3113


PROTEKSI DAN RESTORASI RAWA DAN PANTAI

KONSTRUKSI BANGUNAN UNTUK


REWETTING LAHAN GAMBUT

Prof. Indratmo Soekarno


29 Nopember 2023
Apa itu GAMBUT ?
Gambut adalah material organik
yang terbentuk secara alami dari
sisa-sisa tumbuhan yang telah
terdekomposisi serta terakumulasi
pada daerah rawa atau genangan
air.
Ekosistem gambut adalah tatanan
unsur gambut yang mempunyai
karakteristik yang unik dan rapuh
serta merupakan satu kesatuan
utuh menyeluruh dalam kesatuan
hidrologis gambut yang saling
mempengaruhi dalam membentuk
keseimbangan, stabilitas, dan
produktifitasnya.
Berapa emisi GHG dapat diturunkan jika PP No 71/2014
diterapkan (yaitu muka air tanah dipertahankan 0,4 m)

Emisi 95 ton CO2/Ha/th


(muka air tanah 100 cm)
Emission saving =
60 ton CO2/Ha/th
Jika PP71/2014 diterapkan
Emisi 35 ton CO2/Ha/th
(muka air tanah 40 cm)

Emisi GRK meningkat dengan semakin dalamnya muka air tanah gambut di tropis,
temperate dan boreal http://www.geog.le.ac.uk/carbopeat/media/pdf/wg3flyer.pdf ).
Jika PP 71/2014 diterapkan akan terjadi penurunan emisi (Emission Savings) sekitar 60 ton
CO2/Ha/tahun (asumsi dibandingkan jika air tanah dibiarkan turun hingga 1 meter, dimana emisi
pada kondisi demikian = 95 ton CO2/Ha/th)
Sasaran tata air di lahan gambut

1. Berkurangnya kebakaran lahan gambut secara signifikan dengan


menaikkan/mengatur muka air tanah dan kelembaban tanah;
2. Terestorasinya ekosistem gambut yang rusak;
3. Terjaminnya ketersediaan air sepanjang tahun untuk konservasi air di
kawasan lindung dan budidaya;
4. Terkendali dan terpantaunya aliran sumberdaya air di lahan gambut.
5. Terwujudnya berbagi air (water sharing) untuk restorasi gambut
dalam Kesatuan Hidrologis Gambut;
6. Meningkatnya taraf kehidupan masyarakat di sekitar lahan gambut;
7. Minimalnya penurunan lahan (land subsidence) akibat penurunan
muka air tanah dan sejenisnya.
KUBAH GAMBUT
• Kubah gambut merupakan Fungsi
Fungsi FUNGSI
bagian dari Ekosistem Budidaya LINDUNG Budidaya
Gambut yang berfungsi
lindung. E1

• Kubah gambut yang berada


dalam areal usaha yang
belum dilakukan budidaya
E2
wajib dipertahankan sebagai
Ekosistem gambut dengan Elevasi muka air
fungsi lindung. di kanal
Tebal Gambut
• Kubah gambut yang berada Tanah Gambut

dalam areal usaha yang Tanah Gambut


telah dilakukan budidaya Sungai
dilarang ditanami kembali
setalah pemanenan dan
wajib dilakukan Tanah Mineral
pemulihan.

7
Hidrologi dalam lahan gambut

Keterangan:
ΔS : Perubahan simpanan dalam
akuifer
P : Curah hujan
Qs,i : Masukan dari aliran
permukaan
Qg,i : Masukan dari aliran bawah
permukaan
Sumber dan aliran keluar air pada lahan gambut topogen
Qs,o : Keluaran dalam bentuk aliran
(atas) dan ombrogen (bawah). Dimodifikasi dari Rydin dan permukaan
Jeglum (2006).
Qg,o : Keluaran dalam bentuk aliran
bawah permukaan
ET : Evapotranspirasi
Konsep Drainabilitas menurut Agrosol (1997) (dikutip dari Ritzema dan
Wosten, 2002).
Prinsip Pengelolaan Air Pada Lahan Gambut
1. Untuk Lahan gambut ombrogen berberkubah, maka sumber air adalah air
hujan, air masuk ke dalam tanah infiltrasi, tersimpan. Air mengalir dalam tanah
sebagai aliran air tanah. Air yang lain menguap sebagai evapotranspirasi.
2. Sumber air untuk lahan gambut topogen selain mendapat air dari hulu, air
hujan, dan pasang surut air laut.
3. Air dari saluran harus diatur elevasinya dengan sekat kanal, musim kemarau
agar dapat mengisi air tanah, dimusim hujan aliran keluar diperlambat dan
memanfaatkan kelebihan air (water sharing) untuk lahan di hilir;
4. Muka air di lahan harus cukup dangal ( < 40 cm) pada titik penaatan;
5. Menggunakan prinsip water balance, menghindari deficit musim kemarau
dengan membangun long storage atau embung
6. Membangun bangunan pengendali aliran.
Tata Air Makro
Saluran-saluran kolektor/pengumpul dan saluran primer berfungsi
sebagai saluran pembuangan air yang berasal dari saluran-saluran drainase
lapangan. Disamping itu kadang kala saluran primer dan pengumpul juga
berfungsi sebagai saranan transportasi.

Saluran primer harus dapat melewatkan akumulasi debit dari seluruh saluran
kolektor/pengumpul. Hal ini dapat dirancang dengan memperhatikan faktor-
faktor iklim, hidrotopografi setempat, dan sifat-sifat akuifer berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan teknis.
Karena dimensi dan kapasitas debitnya yang besar pada saluran kolektor
atau saluran primer, saluran-saluran dalam tata air makro berpotensi
mengalami pengurasan atau pengeringan yang cepat pada saat memasuki
musim kemarau. Oleh karena itu saluran-saluran ini memerlukan struktur
pengendalian berupa pintu-pintu air atau ambang untuk pengendalian
Prinsip pembangunan
saluran pada lahan
Gambut (Sumber: Tim
Teknis Gambut UGM)

Saluran utama/primer
cenderung memotong garis
kontur, sebaliknya saluran
sekunder cenderung mengikuti
garis kontur. Ini
berbeda/kebalikan dengan
saluran pembawa irigasi.
Tata Air Mikro
Tata air mikro bersentuhan langsung dengan kebutuhan tanaman terhadap
aerasi perakaran dan ketersediaan air dan sangatdipengaruhi air tanah.

Rata-rata perubahan muka air tanah dalam akuifer gambut(ΔH) terutama


ditentukan oleh laju evapotranspirasi (ET), infiltrasi dankeluaran lewat
pergerakan air tanah menuju saluran drainase lapangan (saluran tersier).

Pada saluran-saluran tersier/field drain struktur pengendalian air dapat


didesain dari bahan yang lebih murah, misalnya dengan bahan dasar kayu.
Saluran tersier/field-drain merupakan komponen penyusun utama jaringan
drainase dengan total panjang saluran terbesar, sehingga pada orde ini
diperlukan konstruksi yang semurah mungkin.
Kanal Utama
SIMPANAN AIR
Pada gambut yang berkubah (gambut ombrogen), mempertahankan
tinggi muka air tanah di lahan gambut tersebut selama periode kering
yang panjang menjadi tidak mudah.

Selama tinggi muka air di luar kawasan lebih rendah dari di dalam
kawasan maka irigasi dengan sumber air dari luar memerlukan
pemompaan. Lebih lanjut di dataran rendah dekat pantai air irigasi
yang berkualitas jarang tersedia karena adanya intrusiair asin.

Hanya ada satu sumber air utama pada sistem lahan gambut
ombrogen, yaitu air di puncak kubah gambut yang sebenarnya berasal
dari air hujan.
Sumur Pantau
a. pengukuran dengan cara manual paling sedikit 1 kali dalam 2 minggu; dan
b. pengukuran dengan cara otomatis paling sedikit 1 kali dalam sehari

Titik penaatan merupakan titik pemantauan muka air tanah. Titik penaatan
muka air tanah ditetapkan pada paling sedikit 15% (lima belas perseratus)
dari seluruh jumlah petak tanaman pokok atau blok produksi dan berada di
tengah (centroid) petak tanaman pokok atau blok produksi.

Titik penaatan muka air tanah dipergunakan sepanjang berada dalam radius
50 (lima puluh) meter terhitung dari titik tengah (centroid)petak tanaman
pokok atau blok produksi.
Permen KLHK NOMOR P.15/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2/2017 TENTANG
TATA CARA PENGUKURAN MUKA AIR TANAH DI TITIK PENAATAN EKOSISTEM
GAMBUT
Penyebaran titik penaatan muka
air tanah memperhatikan
karakteristik lahan, topografi,
zona pengelolaan air, kanal,
dan/atau bangunan air.

Pengukuran muka air tanah


dilakukan dengan cara:
Titik Penaatan a. manual; dan/atau
(ditengah-tengah
petakan atau max 50 m b. otomatis
dari tengah petakan;
15 % dari jumlah
petakan)

Sumber : Peter Lim (March 2014)

Pajang saluran/kanal dilahan gambut


yang dijadikan kebon sawit 120 - 700 meter/ Ha
Pembasahan Kembali Gambut (Peat Rewetting)
Lahan gambut harus senantiasa dijaga dalam kondisi basah. Gambut terdegradasi
akibat pengatusan yang berlebihan akan menyebabkan kekeringan dan berpotensi
terjadinya kebakaran. Salah satu cara untuk mengatasi kekeringan gambut akibat
dari pengatusan yang berlebihan karena pembangunan jaringan kanal drainase di
ekosistem gambut adalah melalui kegiatan pembasahan kembali gambut.

Pembasahan gambut dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan atau


upaya secara aktif untuk melakukan pembasahan kembali gambut yang
kering melalui pembangunan infrastruktur pembasahan gambut seperti
sekat/tabat kanal, penimbunan kanal, sumur bor, dan teknik-teknik lain
sesuai perkembangan teknologi.
Restorasi lahan gambut
• Penerapan teknik-teknik restorasi mencakup:
pengaturan tata air di tingkat tapak;
• Pekerjaan konstruksi, operasi, dan pemeliharaan
yang meliputi penataan infrastruktur pembasahan
(rewetting) gambut;
• penerapan budidaya menurut kearifan lokal;
dan/atau

Restorasi, dilaksanakan dengan mempertimbangkan


penelitian dan pengembangan dengan memperhatikan dan
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan perspektif
internasional
20
Manfaat pembasahan gambut
Dengan adanya pembasahan kembali gambut diharapkan memberikan
manfaat dalam jangka pendek, menengah maupun jangka panjang
berupa antara lain:
1. Berkurangnya risiko kebakaran lahan dan hutan gambut;
2. Berkurangnya laju penurunan/pengamblesan tanah gambut (land
subsidence),
3. Berkurangnya laju emisi gas rumah kaca (greenhouse gases
emissions),
4. Terpulihnya fungsi hidrologis lahan gambut, dan
5. Percepatan proses restorasi gambut.
Water Table, GHG emission, Subsidence
PEATLAND WATER MANAGEMENT in Subsidence rate 1 cm/ 10 cm
SUMATRA ACACIA PLANTATION drainage/year (Cowensberg
How much will the land subside? 2009)

Conclusions: average 5.2 cm/y at 0.7 m


drainage depth Couwensberg, 2009: Greenhouse gas fluxes
from tropical peatswamps in Southeast Asia
Hooijer A, Page S, Jauhiainen J, Lee WA, Lu XiXi, Idris A, Anshari G, (assess from various literatures)
2012. Subsidence and carbon loss in drained tropical peatlands.
Biogeosciences, 9, 1053-1071.
Teknik-Teknik Pembasahan Kembali Gambut
Air hujan yang turun dikawasan gambut harus semaksimal mungkin di
jaga agar tidak banyak terbuang ke badan air di musim kemarau.
Kondisi ini mengharuskan tersedianya bangunan air di setiap saluran
primer, sekunder maupun tersier.
Bangunan air ini berfungsi tidak hanya untuk menjaga muka air dalam
kedalaman tertentu tetapi juga sebagai pembuang pada saat terjadi
kelebihan air. Oleh karena itu tipe bangunan air yang sesuai di area
gambut adalah: (1) tipe tabat (stop log), (2) pintu klep/ayun (flap gate),
dan (3) pintu sorong/geser (sluice gate).
Tipe Sekat Kanal Bahan Kayu

Sekat kanal adalah bangunan


penahan air yang dibangun di
dalam badan kanal atau parit
dengan tujuan untuk
mengurangi laju aliran keluar
dan mempertahankan dan/
atau menaikkan simpanan air
pada badan kanal dan daerah
sekitarnya. Prinsip kerja sekat
kanal adalah menahan dan
menampung air selama
mungkin di dalam wilayah
Kesatuan Hidrologi Gambut
(KHG).
Jenis dan Tipe Sekat Kanal dengan Karung Tanah (soil
bags) Sumber Foto di PT. MM Hasil Supervisi, Juli
2019

Sekat Kayu Bulat Satu Lapis (Sumber: Dohong, dkk, 2017)


Sekat Kanal
Kayu pada
saluran
bernavigasi
Sayap kanal ditanami
jenis
paludikultur/ramah
lahan basah gambut
Sekat Kanal Baru (2018) kayu lapis terpal di Jambi
Sekat ambang lebar pada saluran untuk
transport, Muaro Jambi Timur, 2017)
- Saluran digunakan sarana
transportasi masyarakat,
sehingga tetap minta selalu dapat
dilewati perahu;
- Penyekatan saluran panjang, 10 m,
untuk memberikan dampak
penyempitan sehingga muncul
beda tinggi muka air hulu dan hilir.
- Lapisan Kedap air salah satu kunci
menghindari rembesan/bocoran.
Berbagai sekat kanal sederhana
Sekat Kayu Dua Lapis dengan Sistem Peluap
(spillway) Sumber: BRG, 2018
Remoted control Hydraulic Gate
Foto: Indratmo (2017)
Pintu air stainless
digerakkan dengan
energy surya dan
dikontrol melalui
remote operator
Spillway precast bahan logam untuk sekat
dipasang pada saluran primer
SEKAT KANVAS BETON:
Konstruksi sekat kanal canvas
beton (prototype) dibangun
di Sumatera Selatan:
1. Kanvas beton material
sebelum dipasang (kena
air) fleksible, kedap air,
berumur panjang.
2. Setelah tergenang air
selama 2 jam akan
menjadi material yang
kaku.
Sekat Canvas Beton
Sekat Konstruksi
kayu berikut
berumur 3 tahun:
1. Hilir papan
peluncur tidak
rata aliran dapat
terfokus pada
tempat tertentu
2. 2. Karu sudah
mulai keropos.
Sekat Kenal beton pracetak:
Sekat kanal ini terbuat dari beton pracetak, dibuat
Kerjasama BRG_UNOPS dengan melibatkan
kelompok masyarakat.
Strukur rigit/kaku, impermeable/kedap.
Bangunan permanen.
Sangat menguntuntungkan jika dibuat dalam jumlah
yang relative banyak.
(Uji coba di Siak)
3b. Kebutuhan Pintu Klep yang Permanen
1. Pada saluran sekunder drainase, 2. Saluran Sekunder pembawa (supply/opsional)
Aspek Sistem Informasi
Sumber Daya Air
menjadi bagian sangat
penting dalam
restorasi gambut

Telemetri: ground
water level, temp, wind
velocity, humidity, rainfall
PENUTUP
1. Pengelolaan air pada lahan gambut sangat penting, agar muka air tanah
tetap dangkal sepanjang tahun, agar gambut tidak rusak karena bersifat
irreversible (kemampuan menahan air tak balik jika sudah rusak);
2. Pengelolaan air dalam sistem KHG , dengan rekomendasi semi-closed
sistem, dilengkapi spillway, sekat kanal dan sumur pantau;
3. Mengingat Indonesia mempunyai musim kemarau yang panjang, maka
simpanan air berupa long storage maupun embung sangat mungkin
dibutuhkan untuk merespon deficit air saat kemarau dan berbagi air
dengan bagian hilir.
4. Data dan sistem informasi menjadi bagian sangat penting untuk
implementasi pengelolaan air;
Terimakasih atas perhatiannya

indratmo@itb.ac.id

Anda mungkin juga menyukai