Anda di halaman 1dari 18

KAJIAN ANTROPOLOGIS FILSAFI

TERHADAP MANUSIA DAN PENDIDIKAN

Tugas Mata Kuliah KAJIAN PEDAGOGIK


Dosen : Dr. Pupun Nuryani, M.Pd

U N I V E R S I T A S P E N D I D I K A N I N D O N E S I A
2 0 2 4
Kelompok 2

Katrin Pepita, NIM 2317451


Konstantien Mandagi, NIM 2317452
Reina Wulandari, NIM 2310160
KAJIAN ANTROPOLOGIS FILSAFI TERHADAP HAKIKAT
11 MANUSIA DAN PENDIDIKAN
2
2

3
A. Kajian beberapa pandangan filsafat tentang
4
hakikat manusia dan pendidikan
5

6
• Idealisme
7
• Realisme
8 • Pragmatisme
9 • Eksistensialisme
• Pancasila
1

2
Idealisme
Paham pemikiran idealisme meyakini bahwa pada hakekatnya dunia ini hanya spritual dan tidak meyakini pengaruh material atau fisik.

3 Pandangan Filsafat Idealisme terhadap


Manusia
4
Filsafat idealisme memandang bahwa realitas
5 akhir adalah roh, bukan materi, bukan fisik.
Hakikat manusia adalah rohaninya, yakni apa
6
yang disebut ‘mind’.
7

8
Pandangan Filsafat Idealisme terhadap
Pendidikan
9
Pendidikan adalah pengembangan individu
sebagai pribadi yang terbatas, dan ia mampu
berbuat selaras dengan suatu kehidupan yang
mulia
Realisme
1

2
Hakikat realitas adalah hal fisik dan rohani, dimana keduanya saling berhubungan
dan tidak dapat dipisahkan.
3
Manusia
4 Hakikat manusia adalah bagian dari alam, dan ia muncul di alam
sebagai hasil puncak dari mata rantai evolusi yang terjadi di alam.
5
Hakikat manusia didefinisikan sesuai dengan apa yang dapat
6 dikerjakannya. Manusia terlahir seperti kertas yang kosong.

7
Pendidikan
8
Pengembangan kemampuan intelektual yang
9
pengembangannya itu untuk mencari kebenaran melalui
pengamatan atau observasi secara langsung terhadap
dunia fisik/informasi terkini yang terus berubah.
Pragmatisme
1

aliran filsafat yang mengajarkan yang benar adalah segala sesuatu yang membuktikan dirinya sebagai yang benar dengan melihat kepada akibat-
3 akibat atau hasilnya yang bermanfaat secara praktis.

Manusia
4
Hakikat manusia terletak pada pengalaman. Manusia
5 memahami dunia melalui pengalaman yang beragam
6
dan terus berubah

7
Pendidikan
8
Memberikan pengalaman bagi penemuan hal-hal
9
baru dalam kehidupan sosial dan pribadi
1

2
Eksistensialisme
paham filsafat yang menempatkan manusia pada titik sentrum dari segala relasi
3 kemanusiaan
4

Eksistensialisme
5
• sangat memperhatikan emosi-emosi manusia.
6 • berkaitan dengan watak manusia.
• pilar utamanya adalah individualisme.
7

8 Eksistensialisme merupakan reaksi terhadap dehumanisasi


9
industrialisme modern dan merupakan pemberontak terhadap masyarakat
yang telah terampas individualitasnya.
(Knight, 2007)
1
Hakikat Manusia

2 Manusia dengan kesadaran akalnya berada, secara totalitas dan selalu terkait dengan
kemanusiaan, suatu arti yang diberikan manusia dalam menentukan perbuatannya sendiri.
6 Manusia lebih dulu ada dan kemudian baru merumuskan esensinya (Kuswana, 2013). Ia
akan dihadapkan pada persolan seperti “Siapa saya?” dalam sebuah dunia yang tidak
4 memberikan jawaban-jawaban. Manusia akan sampai pada kesadaran bahwa ia adalah apa
yang ia pilih untuk ada. Manusia dihadapkan pada keharusan mutlak untuk membuat
5
pilihan-pilihan yang dapat dipertanggungjawabkan. Hukum-hukum alam telah berubah
selama beberapa abad berjalan setelah manusia menempeli alam dengan beragam makna.
6 (Knight, 2007)

Eksistensialisme dan Pendidikan


7

8
Menurut eksistensialisme, kurikulum yang ideal adalah kurikulum yang memberi para
9 siswa kebebasan individual yang luas dan mensyaratkan mereka untuk mengajukan
pertanyaan-pertanyaan, melaksanakan pencarian-pencarian mereka sendiri, dan menarik
kesimpulan-kesimpulan mereka sendiri (Sadulloh, 2012).
FILSAFAT PANCASILA
Kelima sila dalam Pancasila merupakan rancangan hirarkis yang disusun sedemikian rupa untuk menggambarkan
1
hakikat satu kesatuan filsafat yang memiliki dasar ontologis, epistemologis, dan aksiologis tersendiri sehingga
2
berbeda dari aliran filsafat lain. Pancasila merupakan ciri khas dan menjadi jati diri Bangsa Indonesia.

4 Hakikat Manusia

5 Pancasila memandang manusia sebagai pendukung pokok dari setiap sila


dalam Pancasila. Manusia juga merupakan unsur utama bagi suatu negara
6
(rakyat), sehingga pada dasarnya hakikat dasar antropologis dari Pancasila
adalah manusia (Kaelan, 2004:63).
7

8 Pancasila dan Pendidikan


Pancasila adalah dasar bagi pendidikan di Indonesia (Pasal 1 Ayat 1 Undang-undang Pendidikan Nasional Nomor
9
20 Tahun 2003).

UUD 1945 juga menjadi dasar pengembangan pendidikan di Indonesia yang dilandaskan pada nilai-nilai
kebudayaan nasional Indonesia, dan tanggap terhadap kebutuhan perkembangan jaman.
1
Pancasila dan Pendidikan
2

7
Pendidikan pada dasarnya berkaitan dengan nilai. Nilai-nilai pendidikan nasional di Indonesia harus
4 dilandaskan pada prinsip yang terkandung dalam Pancasila. Hal ini berarti bahwa tujuan, materi, motivasi,
kurikulum, dan metode belajar yang dirancang harus sesuai dengan kaidah-kaidah Pancasila, sebagai cita-cita
5
ideal bangsa (Sadulloh, 2012:196).
6
Oleh karena itu, pendidikan nasional Indonesia harus didasarkan pada kajian metafisik,
7
epistemologis, dan aksiologis Pancasila. Artinya di dalam melaksanakan pendidikan,
manusia Indonesia harus memiliki tujuan positif ketika menjalani proses mencari ilmu yang sesuai dengan
8 nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.

9
IMPLIKASI PANDANGAN ANTROPOLOGI FILSAFI
TERHADAP PERANAN PENDIDIK
DAN PESERTA DIDIK DALAM MENCAPAI TUJUAN PENDIDIKAN
PERAN PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK DARI SISI
FILSAFAT IDEALISME
Socrates, Plato, dan Kant berpendapat bahwa pengetahuan terbaik adalah
pengetahuan yang muncul atau dikeluarkan dari dalam diri siswa bukan
karena dipaksakan (Sadulloh, 2012:101).

#Seorang pendidik harus membimbing siswa agar mampu mengembangkan watak yang terbaik. Ini terkait
dengan sikap kesadaran dalam diri siswa bagi penemuan hal-hal baru dalam kehidupan sosial dan pribadi.

#Sedangkan peran peserta didik selanjutnya adalah memanfaatkan kebebasan yang diberikan untuk
mengembangkan kepribadian dan kemampuan dasar atau bakatnya.
PERAN PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK DARI SISI
FILSAFAT PRAGMATISME
Filsafat pragmatisme atau sering juga disebut sebagai
instrumentalisme dan eksperimentalisme merupakan
filsafat Amerika asli (Sadulloh, 2012:118).

#Peran pendidik di dalam filsafat ini adalah mengawasi dan membimbing pengalaman belajar yang
dilakukan secara mandiri oleh siswa.

#Bagi peserta didik, dengan bimbingan dan pengawasan terbatas dari pengajarnya,diharapkan bisa
bersikap mandiri dalam memilah pengetahuan yang bermanfaat untuk dipelajari.
PERAN PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK DARI SISI
FILSAFAT EKSISTENSIALISME
Eksistensialisme memfokuskan pada pengalaman-pengalaman
individu manusia. Manusia diajak untuk memikirkan
apa makna sesuatu bagi individu dan apa yang benar untuk individu tersebut.

#Penekanan pada unsur kebebasan ini berarti menuntut para pendidik untuk senantiasa menciptakan
lingkungan yang bebas, dalam arti kebebasan akademik. Kebebasan akademik dapat diartikan sebagai
kebebasan yang dimiliki oleh civitas academika dalam menjalankan kegiatan ilmiah berupa penulisan
hasil studi, penelitian, dan diskusi yang memenuhi kriteria keilmuan.

#Peran peserta didik di dalam filsafat eksistensialisme ini diharapkan dapat membangun komitmen
positif bagi pengembangan diri pribadi mereka
PERAN PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK DARI SISI
FILSAFAT EKSISTENSIALISME
Eksistensialisme memfokuskan pada pengalaman-pengalaman
individu manusia. Manusia diajak untuk memikirkan
apa makna sesuatu bagi individu dan apa yang benar untuk individu tersebut.

#Penekanan pada unsur kebebasan ini berarti menuntut para pendidik untuk senantiasa menciptakan
lingkungan yang bebas, dalam arti kebebasan akademik. Kebebasan akademik dapat diartikan sebagai
kebebasan yang dimiliki oleh civitas academika dalam menjalankan kegiatan ilmiah berupa penulisan
hasil studi, penelitian, dan diskusi yang memenuhi kriteria keilmuan.

#Peran peserta didik di dalam filsafat eksistensialisme ini diharapkan dapat membangun komitmen
positif bagi pengembangan diri pribadi mereka
PERAN PENDIDIK DAN PESEERTA DIDIK
DARI SISI FILSAFAT PANCASILA
Di dalam setiap silanya dan di dalam filsafatnya, Pancasilamemberikan kesempatan
seluas-luasnya bagi bangsa Indonesia untuk memperoleh pendidikan yang sesuai
dengan keinginannya. Agar kesempatan tersebut dapat dioptimalkan, maka
pendidik dan peserta didik harus menjalankan peran mereka

#Pendidik yang berlatar belakang filsafat Pancasila diharapkan dapat menjadi pendorong perkembangan anak didik.
Pengertian mendorong ini mengandung pengertian memberikan bantuan dan bimbingan agar peserta didik bisa
memilih pengetahuan yang sesuai minatnya, selanjutnya mereka lebih mudah menemukan sumber pengetahuan yang
relevan, mampumelakukan analisis, serta pada akhirnya memperoleh kesimpulan atas kajian yang dilakukan.

#Sikap pendidik yang demokratis dan terbuka ini hendaknya diimbangi juga oleh peran peserta didik yang aktif.
Berlandaskan semangat pengembangan pengetahuan, peserta didik harus memiliki wawasan yang luas serta tidak
cepat menyerah pada tantangan yang dihadapi.
Referensi
Kaelan dan Dosen Universitas Gajah Mada. (2004). Pendidikan Pancasila. Yogyakarta :
Paradigma
Knight, George R. (2007). Filsafat Pendidikan. Gama Media.
Kuswana, Wowo S. (2013). Filsafat Pendidikan Teknologi, Vokasi dan Kejuruan. Alfabeta:

Sadulloh, Uyoh. (2012). Pengantar Filsafat Pendidikan. Alfabeta.


Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional
https://www.academia.edu/6717961/KAJIAN_FILSAFAT_TERHADAP_HAKIKAT_MANUSIA_
DAN_PENDIDIKAN

Anda mungkin juga menyukai