Anda di halaman 1dari 20

Peran Perempuan Dalam Mempromosikan Non

Diskriminasi Melalui Perundingan Bersama

SULISTRI
Disampaikan pada Konferensi Perempuan
FSB GARTEKS, 22-24 Nopember 2021
Buruh Perempuan di Sektor Garment
dan Tekstil: Mitos vs Fakta
Mitos Fakta
Tugas utama perempuan di dalam rumah Harus bekerja juga di luar rumah, pencari
nafkah utama

Feminisasi kerja, buruh perempuan lebih


diminati karena upah lebih murah, prekarius
(rentan)

Pekerjaan ringan saja Target kerja juga besar,


Menjadi lebih berat karena beban ganda
(rumah, anak)

Pekerjaan tidak berbahaya Berbahaya, tidak sehat (fisik,kesehatan


reproduktif, rentan kekerasan seksual)

Tidak penting jd anggota SB Jumlah buruh perempuan makin banyak di


indusrei garment dan tekstil
Standar Ketenagakerjaan Internasional yang
terkait dengan perundingan bersama,
kesetaraan dan non-diskriminasi

C100 Equal Remuneration Convention, 1951

C111 Discrimination (Employment and


Occupation) Convention, 1958
C 98 Rights to organize and collective bargaining
Convention (1958)
C 87 Freedom of Association and Rights to
Organize Convention (1948)

C 154 Collective Bargaining Convention (1981)

C 190 Violence and harassment atteh workplace


(2019)
Konsep PKB

Konsep PKB

Mengatur Lebih baik jika sudah


diatur oleh peraturan perundang
Mengatur yang belum undangan
diatur
Pemahaman dasar dalam pembuatan PKB

• Memahami peraturan perundang undangan


bidang Ketenagakerjaan
• Memahami perkembangan dan penerapan hukum
ketenagakerjaan
• Memahami kultur hubungan kerja di perusahaan
• Memahami aspirasi serikat pekerja/serikat butuh,
pekerja/buruh dan kepentingan pengusaha
• Memahami tehnik negosiasi/perundingan
Syarat Perundingan PKB
Serikat Pekerja/Serikat Buruh
Serikat Pekerja/Serikat Buruh telah tercatat di instansi yang berwenang
dan telah diberitahukan kepada perusahaan

Serikat Pekerja/Serikat Buruh memiliki jumlah anggota lebih dari 50% dari
jumlah seluruh pekerja/buruh

Serikat Pekerja/Serikat Buruh yang kenggotanya kurng dari 50% dari jumlah
seluruh pekerja/buruh dapat melakukan perundingan memperoleh dukungan dari
pekerja/buruh sebesar 50%

Serikat Pekerja/Serikat Buruh yang berunding maksimal 3 yang memiliki anggota


minimal 10% dari seluruh pekerja/buruh
Kesetaraan gender dalam
agenda PB
Isu-isu gender dalam perundingan bersama

• Perundingan bersama adalah mekanisme yang kuat untuk menegakan


hak-hak pekerja perempuan dan memperluas perlindungan untuk isu-
isu baru.
• Isu-isu kesetaraan gender dalam perundingan bersama misalnya :
• Non-diskriminasi dan martabat di tempat Kerja (pelecehan sseksual,
kesempatan dan perlakuan yang sama,
• Upah dan tunjangan
• Perlindungan maternitas dan tanggung jawab keluarga
• Jam Kerja, cuti, ijin
• Kesehatan dan keselamatan Kerja (pencegahan covid 19 di tempat
kerja)
• Hak-hak pekerja kontrak dan rentan
 Catatan: Konsultasikan dengan anggota perempuan di serikat untuk
memastikan bahwa kebutuhan dan kekhawatiran mereka
diidentifikasikan secara memadai dan menjadi prioritas!
7
Kemungkinan persoalan kesetaraan yang perlu dirundingkan

Non-diskriminasi dan wibawa di tempat kerja Jam kerja


 Kegiatan serikat pekerja  Jam kerja normal dan lembur
 Diskriminasi  Pekerjaan di malam hari
 Pelecehan (seksual)  Pekerjaan paruh waktu dan pembagian pekerjaan
 Kekerasan di tempat kerja  Jam kerja fleksibel
 Peluang yang adil dalam rekrutmen dan promosi  Kebutuhan ibu hamil dan menyesui
 Akses yang adil ke program pendidikan dan pelatihan  Cuti untuk melaksanakan tanggungjawab keluarga
 Tindakan afirmatif untuk memberi suara kepada semua
kelompok pekerja di semua tingkatan perusahaan Cuti
 Cuti tahunan berupah
Upah dan tunjangan  Cuti pengasih atau dukacita
 Upah yang adil  Cuti persalinan/paternitas/orangtua
 Klasifikasi kerja  Cuti medis atau sakit
 Pensiun  Cuti pendidikan atau pelatihan berupah
 Tunjangan transportasi dan perumahan  Cuti pribadi yang lain (untuk menikah, dll.)
 Tunjangan medis
 Hak lembur Kesehatan, keselamatan dan lingkungan kerja
 Sistem bonus  Bahaya kesehatan dan lingkungan
 Tunjangan untuk tanggungan  Ergonomi
 Komite kesehatan dan keselamatan dan perwakilan keselamatan
Perlindungan persalinan dan tanggungjawab keluarga  Alat pelindung pribadi
Persalinan  Fasilitas dan layanan kesejahteraan
 Non-diskriminasi terhadap perempuan hamil dan menyusui  Kebutuhan pekerja penyandang cacat
 Cuti persalinan dan tunjangan tunai  Akomodasi yang wajar
 Keamanan kerja  Kesehatan reproduksi
 Layanan kesehatan reproduktif dan cuti untuk pemeriksaan pra  Informasi tentang HIV dan AIDS
persalinan  Dampak teknologi baru
 Adopsi
Tanggungjawab keluarga Mempertahankan hak-hak pekerja non-permanen dan pekerja rentan
 Cuti paternitas/orangtua/keluarga  Kategori– pekerja harian, sementara, tugas, musiman, kontrak, paruh
 Fasilitas perawatan anak waktu, desa, pekerja rumahan, PRT, pekerja pendatang, penduduk asli dan
 Layanan untuk kaum tua atau penyandang cacat suku
 Perlindungan terhadap diskriminasi atau viktimisasi  Menghindari status non-permanen untuk pekerjaan yang sifatnya
permanen
 Memperluas kondisi kerja yang adil untuk pekerja non-permanen
 Menghapus perburuhan anak
Hambatan umum terhadap
partisipasi perempuan

• Anggapan stereotip tentang kemampuan, preferensi dan peran perempuan


• Sikap budaya dan agama terhadap peran perempuan
• Tidak adanya dorongan atau adanya reaksi yang bermusuhan dari kolega,
masyarakat atau anggota keluarga
• Prosedur informal tentang nominasi atau pengangkatan pekerja
tergantung pada jaringan yang ditetapkan laki-laki
• Sebagian besar tanggungjawab keluarga dibebankan kepada perempuan
sehingga tidak ada waktu untuk terlibat dalam kegiatan di luar rumah
• Perempuan sendiri kurang memiliki keyakinan terhadap kemampuan diri
• Kurangnya minat perempuan atau rendahnya pendidikan dan kesadaran
tentang manfaat serikat pekerja
• Rasa takut terhadap tindakan polisi dalam menangani aksi mogok dan
demonstrasi – serikat pekerja sering dikaitkan dengan tindak kekerasan
dan masalah – terhadap tindakan pengusha tidak diperpanjang kontrak
karena berserikat
9
Persiapan untuk Negosiasi

Langkah-langkah

1. Menunjuk panitia perundingan untuk mempersiapkan negosiasi.


2. Konsultasikan dengan anggota anda, baik yang laki-laki
maupun yang perempuan, untuk memastikan kebutuhan dan
kekhawatiran mereka teridentifikasi.
3. Meningkatkan kesadaran mengenai non-diskriminasi dan
kesetaraan kepada anggota Serikat Pekerja/buruh dan juga kepada
manajemen dan pengusaha
4. Kumpulkan daftar masalah dan biaya atas tuntutan anda.
5. Prioritaskan tuntutan anda.
6. Tunjuk tim negosiasi (upayakan ada perempuan masuk dalam
tim)
7. Persiapkan proposal
10
Persiapan untuk negosiasi
dengan
keterlibatan perempuan
1. Menunjuk panitia negosiasi

• Peran dan tanggung jawab panitia negosiasi


• Membantu juru runding dengan mengumpulkan
tuntutan/permintaan dari anggota serikat
• Berkomunikasi dengan anggota selama perundingan.
• Memberikan pemahaman dan informasi kepada anggota mengenai
non diskriminasi, HIV/AIDS, peran serikat dan proses negosiasi.
• Komposisi panitia negosiasi
• Terdiri dari pemimpin serikat, anggita aktif dan anggota yang
memiliki pengetahuan mengenai kesetaraan dan non-diskriminasi.
• Harus dipastikan seimbang gender dan ada perwakilan dari
kelompok yang berbeda-beda, misalnya pekerja disabilitas, pekerja
dengan HIV/AIDS, pekerja kontrak, dsb.

11
Panitia Negosiasi dan Tim Negosiasi

Panitia negosiasi
membantu
mempersiapkan
perundingan

Tim Negosiasi
merundingkan PKB

12
Persiapan untuk negosiasi
2. Konsultasi dengan anggota

• Penting untuk mendapatkan persetujuan dari anggota!


• Panitia negosiasi mengumpulkan tuntutan dari anggota serikat
• Tanyakan kepada anggota apa yang menjadi kekhawatiran
mereka dan dapatkan jawaban yang spesifik
• Mendengarkan kekhawatiran dan ketertarikan kelompok-
kelompok pekerja yang berbeda-beda (perempuan, laki-laki,
anak muda, pekerja disabilitas, dll.).
• Jelaskan peran serikat dalam proses negosiasi.
• Kontrol harapan anggota – jangan menjanjikan apa yang tidak mungkin
dicapai!
• Sediakan kesempatan khusus untuk kelompok-kelompok yang malu atau
sukar untuk mengeluarkan suara :
• Rapat khusus dengan pekerja perempuan?
• Keterlibatan pekerja dengan disabilitas, HIV/AIDS bila
ada. 13
Persiapan untuk negosiasi

3. Meningkatkan kesadaran pada isu-isu kesetaraan dan non-


diskriminasi

• Meningkatkan kesadaran atas isu kesetaraan dan non-diskriminasi


kepada anggota sebelum negosiasi
• Kampanye? Upaya-upaya motivasi?
• Semua pekerja harus diuntungkan atas kebijakan non-
diskriminasi dan apa manfaatnya untuk mereka.
• Penting untuk membangun dukungan dan mendapatkan dukungan
dari semua anggota untuk isu kesetaraan dan non-dskriminasi!

• Juga mempromosikan kesadaran isu kesetaraan dan non-


diskriminasi kepada pengusaha

14
Persiapan untuk negosiasi – memasukkan
agenda kesetaraan dan non-diskriminasi

4. Mengumpulkan daftar isu dan biaya tuntutan

• Kumpulkan tuntutan dan kekhawatiran dari para pekerja dan susun dalam
satu daftar isu-isu.
• Bedakan antara isu mengenai HAK (apa yang sudah diatur oleh UU) dan
KEPENTINGAN (klaim yang dibuat oleh serikat diatas UU).

• Biaya tuntutan
• Biaya upah : biaya keuangan yang jelas terlihat untuk
pengusaha dan berdampak langsung pada upah pekerja,
misalnya kenaikan upah, kenaikan upah lembur, kenaikan
bonus.
• Biaya non upah untuk tindakan kesetaraan rendah
biaya : contohnya klausul kesetaraan kesempatan, cuti
untuk ayah, ijin menstruasi, fasilitas menyusui, fasilitas
istirahat, fasilitas kesehatan, dll.
15
Persiapan untuk negosiasi

5. Memprioritaskan tuntutan

• Menyelenggarakan rapat umum dengan seluruh anggota serikat untuk


memberikan suara mengenai prioritas tuntutan.

• Mengatur tuntutan secara terstruktur (tuntutan pertama, tuntutan kedua,


tuntutan ketiga).

• Dalam rapat tersebut, tim negosiasi harus:


• Menjelaskan proses negosiasi kepada seluruh
anggota.
• Mengontrol harapan – jangan menjanjikan yang
tidak bisa dicapai!

• Catatan: Kadangkala memasukkan isu dalam agenda perundingan


bersama lebih sulit daripada berunding dengan pengusaha!
16
Persiapan untuk negosiasi

6. Menunjuk tim negosiasi

• anggota serikat menunjuk tim kecil negosiasi.


• peran dan tanggung jawab anggot atim negosiasi :
• Juru bicara: Juru bicara yang memimpin tim biasanya menjadi
satu-satunya orang yang berbicara selama perundingan .
• Juru tulis: Merekam semua argumen, komitmen dan
kesepakatan. Memonitor dan menilai strategi dan mengamati
kemajuan.
• Anggota tim lain: Mengamati dan memberikan masukan
selama rapat dan istirahat.
• Buatlah tim negosiasi yang seimbang gender.
• Pilihkan juru runding yang aktif dan memiliki pengetahuan mengenai non
diskriminasi dan kesetaraan.

17
Persiapan untuk negosiasi

7. Mempersiapkan proposal

• Tuliskan proposal dengan memasukan semua tuntutan.


• Tuntutan yang memiliki argumen yang baik dan rasional :
• Siapkan data dan bukti manfaat keuangan dan moneter
atas ketentuan mengenai diskriminasi dan kesetaraan.
• Kumpulkan fakta dan statistik terkait dengan non-
diskriminasi dan kesetaraan di tempat kerja.
• Jangan Cuma mengatakan ”anggota kami menuntut ini”!
•Antisipasi apa yang pengusaha akan katakan, dan siapakan pertanyaan untuk
argumen balik!

• Catatan: Proposal harus diberitahu kepada pengusaha sebelum negosiasi!

18
Di Meja Perundingan

Saran untuk Tim Negosiasi

• Tim Negosiasi Negotiation harus kompak, gunakan strategi yang


sudah disepakati bersama dan selalu membantu satu sama lain.
• Tim negosiasi yang tidak kompak adalah tim yang lemah!
• Semua anggota tim, baik laki-laki maupun perempuan
harus saling melengkapi dan menunjukkan dukungan
untuk kesetaraan di tempat kerja.
• Tetapkan aturan dalam tim, patuhi aturan yang telah disepakati, dan
jangan pernah menginterupsi pemimpim tim, kecuali memang sangat
perlu.

• Juru tulis harus selalu mencatat di semua tahapan proses negosiasi, dan
catat apa yang telah disepakati!

19
Di Meja Perundingan

Saran Untuk Tim Negosiasi

• Buatlah proposal spesifik dan proposal balik.


• Minta klarifikasi bila anda tidak yakin atas tuntutan atau pernyataan pihak
lain.
• Pertanyakan argumen pihak lain untuk memperkuat argumen anda.
• Bersiaplah untuk membuat kesepakatan, namun lakukan bila anda
mendapatkan balasan. Jangan berikan apapun secara gratis
• Kaji dan kaji ulang. Harus kreatif.
• Cobalah untuk memahami mengapa pihak lain menolak usulan anda. Cari isu
lain yang bias mendapatkan kesepakatan

• Catatan: Bila anda tidak yakin, jelaskan bahwa kesepakatan dalam negosiasi
ini sifatnya tentative/sementara sampai ada persetujuan dari anggota serikat!

20

Anda mungkin juga menyukai