Pertemuan 2 - Pengantar Teori Etika Dan Dilema S1 Kebidanan
Pertemuan 2 - Pengantar Teori Etika Dan Dilema S1 Kebidanan
Norma
• Aturan yang mengikat warga atau kelompok masyarakat yang digunakan sebagai panduan
Sosial Budaya
• Dibangun oleh konstrusi social dan perkembangan IPTEK
Religius
• Agama mempunyai hubungan dengan moral
Kebijakan
• Sangat mewarnai etika maupun kode etik
ISU ETIK DAN MORAL DALAM
PELAYANAN KEBIDANAN
ISSUE
• Masalah pokok yang berkembang dimasyarkat yang belum tentu benar
DILEMA
• Pilihan yang sukar untuk menentukan keputusan
KONFLIK
• Pertentangan yang terjadi dalam pengambilan keputusan karena prinsip
Kenapa etika kebidanan perlu dipertimbangkan
untuk dipisahkan?
◦ Dengan melihat perubahan struktur dari profesi kebidanan dan
karakteristik perhatian yang memotivasi praktek dan delineate
(menjelaskan) apakah kebidanan itu.
◦ Elemen karakteristik tersebut memerlukan refleksi secara etika.
◦ Kebidanan adalah profesi independen, sehingga etika merefleksikan
kedinamisan dari praktek kebidanan yang aktual.
Everyday issue
1. Consent in childbirth
a. Consent adalah ekspresi dari otonomi, dan hal ini harus diberikan pada setiap
awal akan dilakukan suatu prosedur.
Prinsip otonomi ditekankan pada dua ide teori moral yang berlawanan yaitu :
1)Otonomi adalah inextricably linked to responsibility (ketika klien memilih
sesuatu prosedur maka tanggung jawab mengikuti)
2)Otonomi berdasarkan pada contention (argument/konflik) bahwa tanpa
otonomi individu tidak akan didapatkan inovasi individu, dan tanpa inovasi
individu, masyarakat akan stagnan.
◦ Consent juga merupakan sebagai pengaman dari kepentingan
pasien.
b. Consent dan klien hamil
Pasien memutuskan sesuatu untuk dirinya sendiri, tetapi tidak
ketika dia hamil karena ada fetus yang terlibat didalamnya.
Concerned ibu hamil, melibatkan status fetus.
Kadang mereka berfikir, sampai bayi lahir tidak ada kemandirian
status moral dan interest.
◦ Posisi bidan bahkan kurang jelas, bukan hanya karena sudut
pandang tentang status fetus yang berbeda dengan ibu hamil, tetapi
bidan mempunyai masalah tambahan yaitu menentukan siapa
kliennya apakah ibu hamil atau fetus.
◦ Bidan hanya bertugas dan selalu bertindak berdasarkan keinginan
kliennya, tetapi fetus juga dipertimbangkan sebagai kliennya,
kemudian dikebidanan kemungkinan muncul konflik interest antara
kliennya dan konflik tugas terhadap kliennya.
Everyday..
◦ Bidan harus menghormati otonomi wanita hamil,
concerned ditingkatkan tentang bagaimana otonomi ini
dapat dan harus berefek terhadap fetus.
◦ Fetus jelas tidak ononomi dan tidak mampu
mengekspresikan pandangannya.
◦ Ada kepercayaan yang lain bahwa tugas kita adalah
meghargai otonomi ibu dan menjaga keamanan/kebutuhan
fetus.
c. Apakah constitutes (komponen)consent?
1) Voluntaries
2) Informasi
3) Kompeten
4) Keputusan
d. Paternalism dan proxy (alternative) keputusan
Paternalism muncul ketika kemampuan seseorang untuk membuat keputusan
dikesampingkan.
Paternalism muncul ketika prosedur dilaksanan involuntary.
Involuntary dan non voluntary yang mengacu pada tindakan yang dilakukan
tanpa persetujuan klien sebab klien tidak kompeten untuk persetujuan.
Paternalism dilakukan karena mereka (bidan) mengetahui lebih dari klien
dimana keinginan klien diabaikan. Ex: episiotomi
Proxy keputusan dilakukan ketidakmampuan membuat pilihan. Exp: setelah
dibius
e. Keterbatasan otonomi
Dapatkah keputusan wanita hamil membawa bahaya bagi fetusnya?
Exp: wanita memutuskan untuk SC sebelum aterm.
Ada pendapat bahwa asalkan tidak membahayakn banyak ke fetus tidak papa.
Ada teori maternal (women’s rights over her own body) dan fetus right
Beberapa perbedaan argumen tentang hal ini, menggantungkan behaviour ibu
tentang own belief tentang yang terbaik untuk anak-anak mereka.
Perbedaan pendapat ini mememrlukan pengoebanan ibu, dibutuhkan
pengorbanan orang tua, atau semua orang akan berkorban bahkan untuk
orang yang tidak kita kenal (Draper, 1996).
ETHICAL ISSUES CONCERNING ULTRASOUND IN PREGNANCY