Anda di halaman 1dari 23

BAB 13

Pengasuhan dan Pekerjaan

TOPIK BAB

Pada bab ini, Anda akan mempelajari tentang:

 Pandangan sistem terhadap hubungan antara pekerjaan dan kehidupan


keluarga.
 Arus pekerjaan dan kehidupan keluarga dan bagaimana keluarga
menghadapinya.
 Jenis perawatan harian dan dampaknya bagi anak.
 Keluarga dengan dua pemasukan.

Ujilah Pengetahuan Anda: Fakta atau Fiksi (Benar/Salah)

1. Anak yang berasal dari keluarga dengan dua pemasukan menyatakan


kurangnya waktu bersama orangtua sebagai sumber stres terbesar dalam
diri mereka.
2. Dalam sebuah survei, anak menyatakan ibu dan ayah yang bekerja sama
baiknya dalam mengendalikan kemarahan mereka ketika anak melakukan
kesalahan.
3. Penelitian menunjukkan bahwa dalam memprediksi kompetensi anak,
pengasuhan orangtua berperan lebih penting daripada perawatan harian.
4. Remaja usia awal sudah cukup dewasa untuk merawat dirinya sendiri
tanpa menimbulkan dampak negatif.
5. Biaya untuk perawatan harian dengan kualitas bagus tidak terlalu berbeda
dengan biaya bagi perawatan kualitas yang sedang atau cukup.
Hingga kini, menggabungkan pekerjaan dan pengasuhan masih menjadi sebuah
tantangan bagi pria dan wanita. Lalu bagaimana cara orangtua untuk mengatasi
masalah yang muncul dalam mengintegrasikan pekerjaan dan kehidupan
keluarga? Bagaimana mereka mencari perawatan harian untuk membantu
perkembangan anak? Bagaimana mereka menyesuaikan rutinitas dalam
meningkatkan kualitas waktu yang dihabiskan bersama anak? Serta bagaimana
mereka beradaptasi dengan berbagai tanggung jawab dan tetap harus menjaga
rasa kebahagiaan mereka?

Pada bab inilah, kita akan mengetahui bagaimana pria dan wanita dalam
mengintegrasikan pekerjaan dan pengasuhan, pilihan perawatan harian yang
bersedia ketika orangtua bekerja, dampak perawatan harian pada anak, dan cara
orangtua merawat diri sendiri sambal membesarkan generasi berikutnya.

KERANGKA KONSEPTUAL UNTUK MEMAHAMI DAMPAK


PEKERJAAN, KELUARGA, DAN MASYARAKAT BAGI ORANGTUA
DAN ANAK

Patricia Voydanoff, melalui teori sistem bioekologis (oleh Urie


Bronfenbrenner) berhasil mengembangkan sebuah kerangka untuk memahami
cara yang dapat ditempuh dalam bidang pekerjaan, kehidupan keluarga, dan
masyarakat dimana mampu mempengaruhi fungsi dan kesejahteraan orangtua-
anak. Voydanoff juga menyampaikan tentang tingkat mikrosistem sebagai
interaksi harian yang mana langsung dimiliki orangtua dalam tiap area (pekerjaan,
keluarga, dan masyarakat) dan mesosistem sebagai hubungan antararea
(pekerjaan-keluarga, pekerjaan-masyarakat, keluarga-masyarakat, dan keluarga-
pekerjaan-masyarakat). Keterkaitan antara area tersebut dapat dilihat pada contoh
berikut: ketika faktor ekonomi berubah dalam masyarakat dan kita beralih dari
ekonomi manufaktur menjadi manufaktur yang berbasiskan teknologi informasi
yang membutuhkan pekerja dengan pendidikan lebih tinggi, maka pekerja
menghabiskan lebih banyak waktu untuk bersekolah, memulai pekerjaan tetap
kemudian menikah, dan memiliki anak. Jadi, masyarakat mengubah dampak
pekerjaan dan keluarga.

TABEL 13-1

KERANGKA KONSEPTUAL UNTUK MEMAHAMI HUBUNGAN ANTARA


PEKERJAAN, KELUARGA, DAN MASYARAKAT

Domain Pekerjaan Keluarga Masyarakat


Waktu pengasuhan
anak
Jam terjadwal Waktu untuk
Jam lembur pasangan Pekerjaan
Tuntutan waktu
Nonstandar Waktu bersama sukarela teman
Waktu bekerja keluarga besar
Pekerjaan rumah
tangga
Konflik pernikahan
Tuntutan Tuntutan pekerjaan Masalah anak Masalah dengan
berdasarkan Konflik kerja Ketegangaan tetangga
ketegangan Ketidakamanan pengasuh karena Masalah dengan
bekerja pekerjaan pekerjaan rumah teman
yang tidak adil
Waktu pulang dan
Perjalanan sambal
Tuntutan pergi
menginap Jadwal layanan
rentangan-batasan Kegiatan keluarga di
Bekerja di rumah
dalam pekerjaan
Sumber/ Gaji Gaji pasangan Program
dukungan Jaminan kesehatan Hubungan positif rekreasi
Kemampuan yang dengan pasangan Lingkungan
meningkat yang aman
Dukungan Bantuan keluarga
psikologis/sosial
Bantuan teman
besar
Perasaan positif
untuk diri sendiri Perasaan positif Perasaan positif
untuk diri sendiri untuk diri
sendiri
Pekerjaan yang Program
Dukungan fleksibel Manfaat dari perawatan anak
rentangan-batasan Perawatan pekerjaan pasangan sepulang
kebergantungan sekolah
Diadaptasi dari Patricia Voydanoff, Work, Family, Community: Exploring
Interconnections (New York: Psychology Press, 2007).

Perhatikan tabel 13-1 yang menampilkan kerangka umum Voydanoff.


Pada setiap domain, tuntutan/ketegangan dan sumber/dukungan mampu
mempengaruhi kinerja orangtua di area tersebut dan rasa kepuasan serta
kesejahteraan mereka secara umum. Tuntutan dan dukungan untuk rentangan-
batasan (boundary-spanning) di satu domain berperan dalam keikutsertaan di
domain lainnya.

Diantara dua domain dapat ditemukan istilah “cocok” yang menjelaskan


adanya hubungan antara tuntutan dan sumber untuk menjalani tugas dalam sebuah
domain. Kecocokan dapat bersifat positif ketika orangtua memiliki kemampuan
dan sumber untuk mengelola tuntutan dan kinerja di dalam pekerjaan dan di
rumah, serta merasa nyaman dengan kinerja mereka. Stress terjadi ketika tuntutan
melebihi kemampuan dan sumber yang dimiliki seseorang untuk berfungsi dalam
area tersebut.

Seperti yang kita tahu, kecocokan antara dua domain dapat dihasilkan dari
kombinasi tuntutan dan sumber di dalam kedua domain. Dengan demikian, dua
bentuk tindakan mampu menjaga kecocokan yang positif yaitu menurunkan
tuntutan atau meningkatkan sumber untuk memenuhi tuntutan. Contoh: ketika
tuntutan pekerjaan meningkat dalam suatu periode tertentu, kerabat dapat
membantu dan melakukan pekerjaan rumah tangga.

Limpahan Positif dari Pekerjaan dan Masyarakat bagi Keluarga

Selain mendapatkan penghasilan, melalui pekerjaan orangtua dan


lingkungan masyarakat mampu memberikan manfaat lainnya pada orangtua.
Pertama, pekerja mendapat manfaat dari jaminan kesehatan, perawatan
ketergantungan, dan asuransi ketidakmampuan yang membantu orangtua dan
keluarga. Pekerjaan juga memberikan cuti bergaji dan waktu di saat genting.
Program masyarakat membantu dengan program perawatan anak dan manula.

Lebih dari 70% orangtua mengatakan bahwa mereka sering atau sangat
sering merasa berhasil dalam pekerejaan. Keberhasilan yang dimaksud yaitu
terkait kemampuan menyelesaikan pekerjaan dan yang lebih penting ialah
kemampuan untuk berfokus pada pekerjaan tanpa gangguan, serta kemampuan
menyelesaikan tugas sebelum melakukan tugas lainnya. Merasakan keberhasilan
pada pekerjaan terkait dengan otonomi pekerjaan, hubungan positif dengan teman
kerja, dan perasaan bahwa pekerjaan itu merupakan hal yang bermakna.

Limpahan positif dari pekerjaan ke rumah bagi orangtua ialah yang: (1)
menikah; (2) memiliki pekerjaan yang hari bekerjanya lebih banyak; (3)
mengalami lebih sedikit stres dan otonomi lebih besar dalam pekerjaan; (4)
memiliki atasan dan teman kerja yang mendukung; (5) memiliki dukungan
pengasuhan yng lebih banyak dari keluarga dan teman; dan (6) mereka merasa
membesarkan anak sesuai dengan apa yang mereka inginkan.

Limpahan Positif dari Rumah ke Pekerjaan

Orangtua yang mendapat limpahan positif dari rumah ke pekerjaan adalah


orangtua yang: (1) menjadi ayah; (2) memberikan prioritas lebih tinggi pada
keluarga; (3) merasa mendapatkan dukungan untuk melakukan pekerjaan mereka
– mereka merasa memiliki perawatan harian yang mereka percayai dan dukungan
pengasuhan di masa yang sulit; (4) bekerja lebih banyak dalam seminggu tetapi
merasakan stres dan ketegangan yang sedikit dalam pekerjaan; (5) memiliki
kualitas pekerjaan yang lebih baik dengan otonomi dan kesempatan belajar yang
lebih besar; dan (6) memiliki tempat kerja yang didukung oleh teman kerja.
Contohnya: ketika ibu ingin bekerja dan merasa anak mereka terganggu dengan
pekerjaan mereka, dan ketika mendapat dukungan dari suami, maka mereka
merasakan peningkatan kepuasan terhadap diri mereka dan hidup mereka. Seperti
ibu, ayah juga merasakan peningkatan moral ketika merasa puas dengan
perawatan harian dan penyesuaian diri anak pada pekerjaan ibunya.

Limpahan Negatif dari Pekerjaan ke Rumah

Kehidupan keluarga dapat terpengaruh dari kejadian dan kondisi pekerjaan


baik dalam waktu singkat atau panjang. Sebuah studi tentang ibu dan anak usia
prasekolah menemukan bahwa ketika ibu mengalami stres dalam pekerjaan,
mereka cenderung menarik diri, kurang peduli, dan kurang hangat. Anak mencoba
membahagiakan ibunya dan melibatkan mereka dalam kegiatan tetapi kadang
terlihat kurang bergembira. Stres dalam pekerjaan sangat mengesalkan bagi
wanita yang telah lebih dulu merasakan kecemasan dan depresi.

Penelitian lainnya lebih memfokuskan dampak jangka panjang dari


pekerjaan orangtua terhadap pengasuhan dan perilaku anak. Ekonomi yang
kegiatan bisnisnya berjalan sepanjang hari mengharuskan banyak pekerjaan
dilakukan di luar waktu standar pukul 09:00-17:00. Ketika orangtua bekerja di
luar jam standar, mereka menyatakan memiliki tekanan emosi yang lebih besar
dan pengasuhan yang kurang efektif dibandingkan orangtua yang bekerja dengan
waktu standar.

Dalam sebuah penelitian, sekitar 69% orangtua menyatakan bahwa mereka


merasakan tekanan kerja yang cukup besar dan 55% menyatakan mereka merasa
frustrasi yang cukup besar dalam pekerjaan. Frustrasi ini memiliki penyebab yang
sama, yaitu terkait jadwal pekerjaan sehari-hari. Hal yang dapat menyebabkan
frustrasi lainnya seperti, ketidakmampuan untuk berfokus, merasa tidak mampu
untuk membuat keputusan, dan merasa bahwa pekerjaan tidak memiliki hak untuk
dipelajari.

Orangtua yang akan cenderung mengalami limpahan negatif dari


pekerjaan ke rumah adalah orangtua yang: (1) memberikan prioritas lebih tinggi
pada perkejaan daripada keluarga; (2) cenderung memiliki posisi sebagai manajer
atau profesional dengan tanggung jawab dengan pekerjaan yang besar; (3)
memiliki pekerjaan yang menuntut dan sulit diselesaikan tepat waktu; (4)
memiliki pekerjaan yang terlalu menstimulus atau tidak cukup menstimulus; dan
(5) mendapat dukungan pengasuhan yang kurang dari orang yang tidak
mengalami stres.

Limpahan Negatif dari Keluarga kepada Pekerjaan

Orangtua merasakan lebih sedikit stres dalam pengasuhan anak daripada


dalam pekerjaan karena adanya tuntutan kegiatan keluarga yang dibebankan pada
orangtua. Hanya sekitar 6% orangtua mengatakan mereka merasakan stres yang
sangat besar dalam mengasuh anak dan 36% lainnya mengatakan mengalami stres
sedang. Sebagai perbandingannya, 24% mengatakan merasa stres yang besar
karena pekerjaan dan 45% dalam jumlah sedang.

Dalam sebuah penelitian disebutkan bahwa faktor objektif seperti jam


kerja atau jumlah anak atau manula yang dirawat bukanlah yang selalu menjadi
penyebab mengalami stress. Namun lebih pada perasaan subjektif dari reaksi
negatif, kualitas peran pekerjaan, dan kepuasan pengasuhan anak bagi wanita
yang memprediksi perasan depresi dan ketidakpuasan mereka terhadap kinerja
mereka secara keseluruhan. Baik pria maupun wanita, masih menyatakan
kepuasan yang besar ketika mampu mengasuh orangtua mereka dalam tahapan
kehidupan. Kita akan menelaah kembali penelitian ini ketika kita akan membahas
keuletan dalam mengatasi stres.

Keuletan dalam Menghadapi Kejadian Ekonomi yang Negatif

Ketika mengalami kesulitan dalam ekonomi, respon orangtua akan


mempengaruhi hubungan pernikahan, pengasuhan yang efektif, dan kesejahteraan
anak. Sebuah penelitian longitudinal menyebutkan bagaimana petani yang
memiliki dua anak merespon tentang berkurangnya pendapatan dari hasil
pertaniannya, yang kemudian menemukan dua cara untuk beradaptasi dengan
stres sehingga dapat membantu seluruh anggota keluarga. Strategi yang dilakukan
yaitu dengan adanya dukungan emosional positif dalam hubungan pernikahan dan
kemampuan mereka menggunakan strategi penyelesaian masalah untuk
menghadapi masalah khusus. Hubungan emosional yang positif ini (baik dengan
orangtua atau orang lain seperti saudara) terbukti mampu meredam masalah yang
dialami remaja yang sedang dalam tekanan ekonomi.

Keuletan dalam Menangani Stres di Rumah

Secara umum, pasangan dalam generasi sandwich menggunakan banyak


cara untuk mengatasi situasi sulit. Salah satunya dengan menurunkan kebutuhan
dalam hidup mereka dan meningkatkan sumber untuk mendukung mereka. Dalam
hal pekerjaan, mereka menggunakan manfaat dari perawatan kebergantungan, cuti
keluarga terkait kesehatan yang memberikan waktu libur bagi mereka, dan jadwal
kerja yang fleksibel untuk menurunkan tuntutan terhadap waktu mereka. Mereka
mengandalkan dukungan dari teman dan program masyarakat seperti perawatan
anak dan manula atau layanan rumah untuk meningkatkan sumber dalam
mengatasi tuntutan atas waktu yang meningkat.

Sebuah penelitian berhasil membuat temuan yaitu mengenai peran sentral


dukungan pasangan dalam mengatasi masalah dengan adanya semua tuntutan dan
stres. Selanjutnya, strategi emosional dan kognitif yang digunakan untuk
mengatasi permasalahan ini dapat diurutkan ke dalam tabel berikut ini.

TABEL 13-2

STRATEGI MENGATASI PERMASALAHAN DALAM MENGASUH ANAK


DAN ORANGTUA LANSIA

Strategi emosional yang sering digunakan oleh suami dan istri:


1. Saya berfokus pada berbagai hal baik yang saya miliki.
2. Saya mencoba dan menemukan sesuatu yang lucu dalam situasi tertentu.
3. Saya mendapat dukungan moral dan kenyamanan dari orang lain.
4. Saya mencoba menyadari bahwa saya tidak bisa melakukan semuanya,
dan itu bukanlah suatu masalah.

Strategi perilaku kognitif yang sering digunakan oleh suami dan istri:
1. Saya memprioritaskan dan melakukan hal-hal yang paling penting.
2. Saya merencanakan bagaimana saya akan menggunakan waktu dan
energi saya.
3. Saya melakukan tugas jika tidak ada lagi yang mampu atau bersedia.
4. Saya membatasi kerja sukarela saya.
Diadaptasi dari Margaret B. Neal dan Leslie B. Hammer, Working Couples
Caring for Children and Aging Parents: Effect on Work and Well Being
(Mahwah, NJ: Erlbaum, 2007), hlm. 330-332.

ORANGTUA DAN ANAK DI RUMAH

Pada sub bab ini, kita akan lebih berfokus terhadap hubungan orangtua-anak
ketika orangtua bekerja.
Penilaian Anak Terhadap Orangtua

Dalam penelitian yang diwakili oleh anak-anak berusia di bawah 18 tahun yang
orangtuanya bekerja, disimpulkan bahwa sikap anak terhadap ibu dan penilaian
mereka terhadap hubungan orangtua-anak tidak bergantung pada status pekerjaan
atau jam kerja ibu. Ayah yang tidak bekerja dinilai lebih rendah daripada ayah
yang bekerja dalam area: (1) membuat anak mereka merasa penting dan dicintai;
dan (2) berpartisipasi dalam kegiatan penting dalam kehidupan anak. Anak
cenderung memberikan nilai yang lebih tinggi pada orangtua ketika keluarga
terlihat terjamin secara keuangan.

Perbedaan Persepsi Orangtua dan Anak

Survei yang dilakukan oleh Ellen Galinsky menunjukkan adanya


perbedaan antara persepsi orangtua dan anak. Anak merasa lebih puas dengan
jumlah waktu yang dihabiskan bersama orangtua mereka daripada orangtua. Pada
kenyataannya, anak memiliki tiga keinginan yang penting. Mereka berharap
orangtua mendapatkan lebih banyak uang, pulang bekerja tanpa stres, dan tidak
merasa kelelahan. Namun, terkadang orangtua tidak menyadari keinginan anak
dan prioritasnya. Sebenarnya anak ingin orangtua mereka lebih bahagia dan tidak
terlalu stres serta ada untuk mereka secara emosional tanpa harus marah-marah.

Interaksi Orangtua-Anak

Interaksi ini terkait dengan seberapa baik orangtua mampu untuk


memenuhi kebutuhan anak sehingga dapat meningkatkan kepuasan orangtua
tersebut. Orangtua akan merasa senang ketika mampu menghabiskan waktu
dengan anak untuk makan, mengerjakan PR, dan bermain. bersama. Orangtua
yang bekerja lebih banyak menghabiskan waktu bersama anak ketika berada di
rumah. Ibu yang bekerja akan lebih banyak bermain, berbicara dan merangsang
anak dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja. Begitu pula dengan ayah yang
bekerja. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa anak dari orangtua yang bekerja
memiliki interaksi sosial yang lebih banyak dengan teman di tempat perawatan
harian dan hubungan yang lebih interaktif dengan orangtua mereka ketika di
rumah.

Pengasuhan yang Diniatkan

Pengasuhan yang diniatkan (intentional parenting) digunakan oleh Ellen


Galinsky untuk mengacu pada waktu, energi, dan fokus yang diberikan orangtua
yang bekerja dalam proses pemenuhan kebutuhan anak. Galinsky memiliki
keyakinan bahwa orangtua harus mempertimbangkan interaksi mereka dengan
anak. Dan kemudian menyarankan agar orangtua membicarakan pekerjaan mereka
dengan anak. Hal ini karena anak sering kali tidak mengerti dampak positif dari
pekerjaan orangtuanya, sehingga mereka memiliki pandangan yang terbatas
terkait makna pekerjaan bagi kehiduoan seseorang. Orangtua juga perlu
mendiskusikan apa yang mereka lakukan, mengapa mereka menyukainya, dan apa
pentingnya pekerjaan mereka. Dari sinilah anak akan belajar secara tidak langsung
mengenai pekerjaan dari cara orangtua membahas strategi untuk menyelesaikan
tugas dan berhubungan dengaan orang lain.

Dengan demikian, orangtua akan merasa lebih puas dan berhasil ketika
memiliki lebih banyak waktu, tidak merasa terburu-buru, berfokus pada anak, dan
mendapatkan laporan mengenai anaknya yang tidak mengalami kecemasan,
depresi, ataupun kurang perhatian.

Mendorong Kerja Sama Keluarga dalam Pekerjaan Rumah Tangga

Biasanya, wanita memegang peranan penting dalam mengelola urusan


rumah tangga. Namun, anak yang mampu berpartisipasi secara rutin membantu
keluarga dengan melakukan tugas rumah akan cenderung menunjukkan
kepedulian pada kesejahteraan orang lain. Hal ini mampu menggeser tanggung
jawab untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga bukan hanya pada wanita
melainkan pada keluarga secara keseluruhan.

Dalam diskusi yang dilakukan bersama keluarga, muncul beberapa saran,


seperti: (1) pendekatan pemecahan masalah yang berfokus pada pertanyaan
khusus “Siapa yang akan melakukan tugas khusus ini?” memiliki manfaat; dan (2)
negoisasikan tugas rumah tangga dalam atmosfer keadilan, penghormatan, dan
keterbukaan akan meningkatkan kerja sama. Nah, untuk pembagian tugas rumah
tangga tersebut dapat dilakukan dengan dua kategori: (1) pekerjaan sendiri
(contoh: merapikan kamar, membereskan pakaian atau mainan); dan (2) pekerjaan
keluarga (contoh: membuang sampah, menyiapkan meja makan). Ketika
pekerjaan rumah dibagi-bagi pada anggota keluarga, anak akan merasa menjadi
bagian yang penting dalam keluarga tersebut.

Pengawasan

Tugas yang utama dalam pengasuhan adalah mengawasi kegiatannya.


Orangtua yang bekerja atau sedang tidak berada di rumah dapat mengawasi anak
melalui telepon. Mereka perlu mengawasi apa yang akan dilakukan anak dan
memastikan anak hanya melakukan tugas yang diizinkan. Pengawasan ini sangat
penting dilakukan agar dapat meredam dampak yang ditimbulkan karena tinggal
di lingkungan yang kurang aman dan anak mereka yang memiliki banyak kegiatan
di luar pengawasan orangtua. Jika pengawasan dilakukan secara telaten, maka
tidak menutup kemungkinan kita dapat mengurangi timbulnya suatu masalah.

STRATEGI UNTUK MENGARAHKAN PEKERJAAN DAN KEHIDUPAN


KELUARGA

Orangtua perlu meningkatkan fokus mereka pada pekerjaan dengan


menemukan strategi yang tepat agar dapat bekerja tanpa gangguan. Salah satunya
dengan cara mempelajari keahlian baru dan kemudian mendapatkan makna dari
pekerjaan mereka. Mereka harus mendorong hubungan yang positif dengan atasan
atau rekan kerja dengan menghargai dukungan yang diberikan dan meminta
modifikasi lingkungan kerja yang logis untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Dalam transisi dari pekerjaan ke rumah, sebagian orangtua melakukan


beberapa tindakan atau ritual yang mampu memisahkan pekerjaan dengan
kehidupan keluarga. Misalnya seperti mengatur pernafasan, mendengarkan musik,
atau dengan membaca sepanjang buku sepanjang perjalanan ke rumah. Sedangkan
dalam transisi dari rumah ke perkerjaan, orangtua mengurangi stres dengan
bersiap-siap untuk kegiatan di esok hari (seperti menyiapkan pakaian, dll.)
kemudian meluangkan sedikit waktu untuk pagi hari sehingga tidak terburu-buru.

PERAWATAN HARIAN

Orang dewasa di luar keluarga ternyata juga memiliki pengaruh dalam


perawatan harian sebab anak membutuhkan perhatian untuk waktu yang lebih
lama. Seperti yang dikatakan oleh Michael Lamb dan Lieselotte Ahnert,
“Perawatan yang tidak dilakukan orangtua merupakan praktik universal dengan
sejarah yang Panjang, bukan inovasi berbahaya yang menggambarkan
penyimpangan utama dari pola pengasuhan anak khas-spesies (species typical)
dan sesuai spesies (species appropriate).”

Pola Perawatan tanpa Ibu (Non-maternal)

Kebanyakan ibu di Amerika Serikat kembali bekerja di tahun pertama


setelah cuti kelahiran anaknya. Sehingga anak akan memasuki bentuk
perawatan tanpa-ibu. Bentuk perawatan yang dimaksud adalah sebagai
berikut:

1. Perawatan dari kerabat


Ayah atau kakek nenek yang tinggal di rumah merawat anak, atau kerabat
lain yang tinggal di dekat rumah.
2. Perawatan keluarga yang dilakukan bukan oleh kerabat
Merawat bayi dan anak di rumah seseorang yang bukan kerabat
3. Pusat perawatan harian
Memberikan perawatan bayi yang baik dam menstimulus kegiatan bayi
dan anak, memberikan perawatan sepulang sekolah bagi anak yang
sekolah di sekolah dasar.
4. Perawatan sepulang sekolah
Memberikan perawatan bagi anak yang sekolah di sekolah dasar setelah
jam belajarnya selesai dan/atau saat liburan.
5. Perawatan sendiri
Perawatan yang dilakukan oleh anak sendiri.

Pada beberapa bentuk perawatan di atas, masing-masing memiliki


kelebihan dan kekurangan. Namun, adanya peningkatan jumlah perawatan
sendiri membuat orangtua kini lebih cemas. Sehingga ibu yang lebih tua dan
yang berpendidikan akan cenderung memilih anaknya melakukan perawatan
sendiri. Hal ini mungkin disebabkan karena mereka merasa lebih mudah
menghubungi lewat telepon, tinggal di lingkungan yang aman, dan kegiatan-
kegiatan anak pun dapat diawasi. Kenyataanya, orangtua yang berada dalam
kelas pekerja dan berasal dari kelompok etnik yang berbeda cenderung
memilih agar anak selalu diawasi.

Ketersediaan, Biaya, dan Kualitas Perawatan Harian

Setelah mempelajari berbagai bentuk perawatan, kita juga perlu


mengetahui ketersediaan, biaya, dan kualitas dari perawatan itu juga. Dalam
sebuah penelitian ditemukan fakta bahwa biaya perawatan anak lebih mahal
jika dibandingkan dengan kebanyakan pengeluaran rumah tangga. Misalnya,
di perawatan harian, setidaknya keluarga mengeluarkan $9.600 untuk bayi,
$9.100 untuk balita, dan $6.600 untuk anak usia sekolah. Melihat besarnya
pengeluaran ini, pemerintah biasanya akan memberikan bantuan kecil untuk
keluarga yang kurang mampu dalam memenuhi kebutuhan anak. Contoh:
adanya kredit pajak yang mana orangtua tunggal atau keluarga yang
berpenghasilan rendah tidak perlu membayar pajak. Atau dengan memberikan
subsidi federal pada mereka. Sayangnya, hanya sekitar 10-15% keluarga yang
dapat menerima bantuan tersebut.

Kualitas Perawatan di Masa Bayi dan Masa Awal Kanak-kanak

Kualitas perawatan ini adalah penentu utama dari dampak pengasuhan


yang tidak dilakukan oleh orangtua pada diri anak, dan dilakukan dengan dua
cara. Yaitu: (1) pengukuran struktural (melihat jumlah guru atau pengasuh
yang terlatih atau berpengalaman, pergantian staf, gaji, dan rasio staf yang
direkomendasikan), dan (2) pengukuran proses (interaksi yang peka dan
responsif, serta kegiatan yang sesuai dalam lingkungan yang aman dan
menstimulasi). Keluarga yang mengalami stres besar memberikan lebih
sedikit perhatian pada anak, dan anak memasuki perawatan harian dengan
sedikit orang dewasa yang bisa diajak berinteraksi dan sedikit hal yang bisa
dilakukan. Hal ini dapat menimbulkan penumpukan resiko masalah dalam
perkembangan anak.

Ketersediaan Perawatan dengan Kualitas Baik

Sebuah penelitian menemukan fakta bahwa ada kekurangan layanan bagi


bayi dan anak usia sekolah. Observasi yang dilakukan di pusat perawatan
menunjukkan hasil sekitar 14% memiliki kualitas perawatan tinggi untuk
meningkatkan perkembangan, 74% berkualitas sedang, dan 12% berkualitas
rendah sebab tidak menstimulus dan tidak mampu memenuhi kebutuhan
kesehatan dan keamanan bayi. Sehingga dapat disimpulkan sekitar 40%
perawatan bayi dan balita dinyatakan berkualitas buruk.
Setidaknya orangtua membutuhkan pelatihan dan kesadaran untuk
mengidentifikasi kualitas perawatan. Karena ketika dibandingkan penilaian
orangtua mengenai kualitas, peneliti menemukan bahwa identifikasi kualitas
yang sedang justru dianggap sebagai kualitas yang baik oleh orangtua.
Orangtua dari berbagai latar belakang yang bependidikan dan memiliki
penghasilan cenderung melebih-lebihkan kualitas perawatan yang didapat
anaknya.

Pengasuhan Nonparental (yang Tidak Dilakukan Orangtua) Selama Masa


Bayi dan Masa Kanak-kanak

Makna ibu yang bekerja dalam kehidupan anak bergantung pada: (1)
karakteristik anak (usia, jenis kelamin, tabiat); (2) karakteristik keluarga
(pendidikan, tingkat sosial-ekonomi, keterlibatan ayah di rumah, dan kepuasan
ibu terhadap pekerjaan); (3) karakteristik pekerjaan (jumlah jam kerja ibu, dan
tingkat stres dalam pekerjaan); serta yang terpenting (4) sifat pengasuhan
pengganti untuk anak. Karena begitu banyak faktor yang mempengaruhi
perawatan harian, pemahaman kita pada dampaknya lebih terbatas daripada
yang ingin kita ketahui.

Adaptasi pada pengasuhan NonMaternal (yang tidak dilakukan ibu)

Kini orangtua juga merasa cemas terhadap perawatan nonmaternal karena


mampu mengganggu kemelekatan aman anak pada ibu. Sebuah temuan tahun
1980 dari National Institute of Child Health and Human Development Study
of Child Care and Youth Development, menunjukkan bahwa kehangatan dan
kepekaan ibulah yang menentukan kemelekatan anak: “Perawatan anak tidak
dengan sendirinya mengganti resiko atau manfaat dari perkembangan
kemelekatan bayi-ibu.”
Di Eropa, setelah kemelekatan terbentuk anak akan memasuki perawatan
harian dan merasa marah dengan perpisahan. Anak yang memiliki baik
kemelekatan aman maupun tidak aman dapat menunjukkan tanda-tanda stres
seperti yang tercermin dalam tingkat kortisol. Kortisol meningkat ketika anak
berada di perawatan harian dan ledakan emosional serta tuntutan atas
perhatian yang ditunjukkan balita di rumah. Sehingga disarankan agar di
tahun-tahun awal pengasuhan tersebut, orangtua harus membantu anak belajar
mengelola reaksi emosional mereka. Dalam hal ini orangtua perlu bersikap
peka dan responsif untuk mendorong anak membangun keseimbangan emosi
mereka.

Stimulasi Kognitif dan Sosial

Dalam sebuah penelitian yang berfokus pada keluarga dan kualitas


perawatan harian telah memprediksi fungsi kecerdasan dan sosial emosional
anak serta hubungan mereka dengan teman. Anak-anak tersebut diuji
kemudian diobservasi di rumah, di pusat perawatan dan dalam situasi buatan.
Nilai didapatkan dari dan tentang orangtua serta pekerja pusat perawatan.
Kelompok peneliti memberikan data mengenai fungsi anak hingga usi 54
bulan. Berikut adalah temuan dasar ketika data dianalisis:

1. Pengasuhan yang peka dan responsif memprediksi kompetensi anak di


semua area usia secara konsisten dan kuat.
2. Perawatan harian yang berkualitas tinggi diartikan sebagai perawatan
harian yang memberikan pengasuhan yang peka dan responsif serta
stimulus bahasa dan kecerdasan. Perawatan ini memprediksi
kemampuan kecerdasan dan perilaku sosial emosional serta penilaian
teman.
3. Kuantitas pengasuhan anak atau jumlah waktu yang dihabiskan anak di
pusat perawatan, terkait dengan perilaku anak dengan caya yang
berbeda. Anak akan cenderung lebih banyak menunjukkan perilaku
negatif terhadap teman ketika berusia 54 bulan.
4. Satu-satunya bentuk perawatan harian terkait dengan hasil yang
dicapai anak di pusat perawatan. Ketika anak berusia 54 tahun, mereka
akan cenderung memiliki lebih banyak waktu yang dihabiskan di pusat
pengasuhan memprediksikan hubungan pertemanan yang positif.

Kesimpulannya bahwa pengasuhan yang dilakukan orangtua lebih berarti


banyak dibandingkan perawatan anak. Pengasuhan eksklusif oleh ibu tidak
terkait dengan hasil yang lebih baik atau lebih buruk bagi anak. Perawatan
harian yang berkualitas tinggi tentu saja mampu memberikan kontribusi pada
seluruh kompetensi anak.

Pengasuhan Nonprenatal di Usia Kanak-kanak Selanjutnya dan di Usia


Remaja

Pada awalnya kualitas perawatan sepulang sekolah terkait dengan fungsi


efektif. Perawatan harian bersama teman sebaya sepulang sekolah yang tidak
berkualitas baik juga terkait dengan anak yang dianggap tidak patuh oleh
gurunya dan kurang disukai oleh teman-temannya.

Kini, kurangnya pengawasan anak di masa remaja dapat meningkatkan


pengonsumsian alkohol, rokok, dan zat adiktif lainnnya. Siswa kelas 8 yang
merawat dirinya sendiri selama lebih dari 11 jam per minggu (baik yang
berasal dari keluarga dengan orangtua tunggal atau dua orangtua yang bekerja,
berpenghasilan tinggi ataupun rendah, yang aktif maupun tidak aktif, dan yang
memiliki nilai baik atau buruk) lebih cenderung mengonsumsi benda-benda
tersebut dibandingkan dengan anak yang tidak merawat dirinya sendiri.

Perbedaan Gender
Baik anak laki-laki atau perempuan, keduanya memiliki pandangna yang
lebih egaliter terhadap peran gender ketika ibu bekerja dan ayah yang lebih
terlibat dalam pengasuhan anak. Anak laki-laki dari ibu yang bekerja melihat
wanita lebih kompeten dan pria lebih ekspresif serta hangat. Anak perempuan
dari ibu yang bekerja memiliki pandangan yang lebih egaliter terhadap peran
gender.

Memenuhi Kebutuhan Khusus Keluarga

Ketika orangtua menggabungkan pekerjaan dana keluarga, mereka akan


fokus dalam memenuhi kebutuhan keluarga. Keluarga dengan kedua orangtua
yang bekerja memiliki pendapatan dan sumber yang lebih besar termasuk
manfaat dari dorongan pasangan. Tetapi, mereka juga harus mampu
mengintegrasikan dua kehidupan pekerjaan dan karir orang dewasa. Orangtua
tunggal memiliki tantangan yang berat untuk menghasilkan pendapatan dan
pengasuhan yang sering kali tanpa dukungan dari orang deawas lain di rumah.

Keluarga dengan Dua Orangtua yang Bekerja

Setidaknya tedapat tiga jenis keluarga terkait pekerjaan dan karakteristik


pengasuhan, yaitu: (1) keluarga berstatus tinggi – pasangan kurang memegang
ideologi tradisional mengenai aktivitas berdasarkan jenis kelamin dan berbagi
tugas secara merata; (2) keluarga yang mengalami stres rendah – orangtua
berperan aktif mengawasi anak dan pengawasan tersebut mampu
meningkatkan fungsi anak; dan (3) keluarga sekunder utama – merupakan
keluarga dengan pendapatan paling rendah dibandingkan jenis keluarga
lainnya dan menggunakan cara paling tradisonal dalam mengelola kegiatan
keluarga.

Orangtua Tunggal
Orangtua tunggal memiliki pendapatan rata-rata yang kecil. Mereka
mecari dan memanfaatkan pekerjaan, komunitas, dan sumber sekolah secara
aktif untuk dapat memberikan layanan bagi anak mereka dan diri sendiri.

PERTANYAAN PRAKTIS: BAGAIMANA ORANGTUA YANG BEKERJA


MERAWAT DIRI MEREKA SENDIRI?

Orangtua harus memiliki strategi penyelesaian masalah untuk mengatasi


halangan tertentu, mencari bantuan dari orang lain, dan kembali pada pekerjaan
serta sumber di masyarakat. Dari sinilah mereka mendapatkan bantuan yang
merupakan cara-cara meningkatkan sumber untuk mengatasi tuntutan pekerjaan.
Dikutip dalam sebuah website (www.familiesandwork.org), Families and Work
Institute memberikan informasi kepada orangtua mengenai kebijakan dan undang-
undang pekerjaan serta informasi pengasuhan terkait pengintegrasian kerja dan
kehidupan keluarga.

POIN UTAMA

1. Pekerjaan:
 Memiliki dampak kuat pada kehidupan dan dipengaruhi oleh yang
yang dialami orangtua di rumah.
 Mengembangkan keahlian orang dewasa dan memberikan banyak
manfaat serta sumber emosional.
 Bisa memunculkan stres yang mengganggu kemampuan
pengasuhan.
2. Diantara banyak strategi yang digunakan orangtua untuk mengarahkan
arus pekerjaan dan keluarga, orangtua:
 Memprioritaskan pentingnya waktu bersama anak untuk memenuhi
kebutuhan mereka.
 Menciptakan waktu untuk anak dan keluarga dengan membagi
beban kerja di rumah.
 Menjaga kontrol tuntutan pekerjaan melalui metode penyelesaian
masalah
 Membangun sistem dukungan di pekerjaan dan menggunakan
pengasuhan anak yang berkuaalitas tinggi.
3. Pengasuhan nonparental (yang tidak dilakukan orangtuan):
 Harus memenuhi kriteria yan dibangun agar dianggap sebagai
perawatan harian yang berkualitas baik.
 Tidak memprediksi perkembangan anak seperti pada kualitas
pengasuhan orangtua.
 Di usia awal kanak-kanak memunculkan kompetensi ketika anak
memiliki guru yang peka dan memberikan kegiatan yang
menstimulus serta mengawasi mereka.
 Di tahun-tahun sekolah dasar dan remaja terkait dengan
kompetensi sosial serta kecerdasan jika anak diawasi.
 Kadang mecakup perawatan sendiri oleh anak yang berusia lebih
tua dan menikmati kemandirian, tetapi juga membutuhkan
pengawasan untuk mencegah perilaku beresiko.
 Memunculkan perkembangan bagi semua anak ketika memiliki
kualiats yang tinggi.
4. Penggabungan pekerjaan dan pengasuhan yang efektif:
 Mengharuskan orangtua membuat keputusan harian untuk
membagi beban kerja di rumah.
 Melibatkan waktu pencurahan waktu orangtua untuk
mempertahankan hubungan dan kesehatan serta kesejahteraan
mereka.
LATIHAN

1. Buatlah sebuah catatan harian berisi pekerjaan bagi ayah yang bekerja
dan memiliki bayi yang ibunya juga bekerja penuh waktu. Bagaimana
ia mengatur kehidupan pekerjaan dan rumah di hari itu? Bagaimana ia
mengatur kegiatannnya dengan istri dalam pengasuhan anak? Apakah
mereka menghabiskan waktu bersama? Apakah mereka memiliki
waktu untuk sendiri? Atau tulislah catatan akhir pekan dari seorang ibu
pekerja yang memiliki anak laki-laki remaja dan anak perempuan
remaja di usia awal. Bagaimana ia menghabiskan waktunya dengan
anak dan suaminya? Apa yang ia lakukan di rumah dan di luar rumah
bersama keluarga dan teman? Apakah ia memiliki waktu untuk
sendiri?
2. Bayangkan Anda memiliki anak berusia di bawah 5 tahun (bayi, balita
atau anak usia prasekolah). Investigasilah pilihan perawatan harian di
masyarakat bagi anak usia tersebut. Anda dapat membentuk kelompok
untuk menginvestigasinya, dimana setiap siswa mengunjungi paling
sedikit satu pusat perawatan untuk mendapatkan informasi dan
menyampaikan kesannya. Satu kelompok bisa menginvestigasi
perawatan harian keluarga di satu area, membandingkan kualitas dan
biaya perawatannya dengan yang tersedia di pusat perawatan
(www.nccrra.org adalah sumber yang baik untuk melakukan hal ini).
3. Rancanglah program perawatan ideal bagi abyi dan balita, spesifikan
jumlah pengasuh, kualitas mereka, fasilitas fisik, dan rutimitas harian.
4. Bayangkan bagaimana keluarga dan pekerjaan Anda jika Anda adalah
orangtua tunggal yang memiliki anak balita atau anak usia sekolah.
Buatlah catatan untuk satu hari selama hari kerja dan satu ahri di akhir
pekan mengenai hidup Anda di rumah dan di pekerjaan.
5. Buatlah makalah singkat yang berisi nasihat yang bisa Anda berikan
pada orangtua yang berjenis kelamin sama dengan Anda yang merasa
frustrasi dan tertekan ketika mencoba mengasuh dua anak remajanya
sekaligus orangtua lansia sambal bekerja penuh.

Anda mungkin juga menyukai