Anda di halaman 1dari 15

PERGURUAN ISLAM YASPIDA SUKABUMI INSTITUT AGAMA ISLAM SUKABUMI

ANALISIS ASBAB AL-NUZUL DALAM TAFSIR AL-QUR'AN


(Kajian Hermeneutika Paul Ricoeur)
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

Acep Palahudin
NIM :172120700801

Pembimbing I : Pembimbing II:


Marup, S.Hum.,M.Pd Muhammad Nasirrudin, S.Sos.,M.Ag
NIDN. 0428119302 NIDN. 2122128906.

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDIN


INSTITUT AGAMA ISLAM SUKABUMI

Latar Belakang Masalah

Jika kita perhatikan akhir-akhir ini, kajian terhadap Al-Qur’an dan


metodologi tafsir menunjukkan perkembangan yang cukup signifikan.
Barangkali ini adalah konsekuensi logis dari Al-Qur’an yang
mempunyai posisi sentral bagi kehidupan umat Islam, yaitu sebagai
hudan li al-nas. Terlebih ketika Al-Qur’an diklaim sebagai salih likulli
zaman wa makan, pengapungan makna teks Al-Qur’an menjadi
sebuah keniscayaan.

SELANJUTNYA

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS USHULUDIN


Namun demikian, meng-up date ajaran-ajaran atau makna yang
terkandung dalam Al-Qur’an supaya selalu relevan dalam segala
dimensi ruang dan waktu, dan operasional dalam kehidupan tersebut
bukanlah persoalan mudah. Untuk dapat mencapai makna yang
tepat dan untuk memperoleh pemahaman secara utuh terhadap spirit
dan ideide yang terkandung di dalamnya, dibutuhkan suatu metode
yang sesuai. Metode, selain juga pendekatan, inilah nantinya yang
akan menentukan produk tafsir. Bahkan, dapat dikatakan bahwa
aspek metodologis merupakan aspek yang determinan dalam
aktivitas penafsiran.
INSTITUT AGAMA ISLAM SUKABUMI

Rumusan Masalah

bagaimanakah posisi asbab al-nuzul dalam


penafsiran Al-Qur’an jika ditinjau dengan
hermeneutika Ricoeur, khususnya
berdasarkan teorinya tentang otonomi teks
dan bagaimanakah kemungkinannya dalam
memasuki wilayah penafsiran Al-Qur’an?

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDIN


INSTITUT AGAMA ISLAM SUKABUMI

Tujuan Penelitian Kegunaan Skripsi


Sedangkan kegunaan skripsi ini
Untuk mengetahui posisi asbab al-
adalah untuk menambah daftar
nuzul dalam penafsiran Al-Qur’an jika pustaka dalam penafsiran Al-
ditinjau dengan hermeneutika Ricoeur, Qur’an, khususnya yang
khususnya tentang otonomi teks dan berkaitan dengan metode
untuk mengetahui kemungkinannya hermeneutik dan persoalan
asbab al-nuzul.
dalam memasuki wilayah penafsiran
Al-Qur’an

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDIN


INSTITUT AGAMA ISLAM SUKABUMI

Metodologi Penelitian

D
D D
 Jenis Penelitian :
Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian pustaka

D
(library research), yaitu penelitian yang menggunakan buku

D
atau karya tulis lainnya (makalah, artikel, laporan penelitian
dan lain-lain) sebagai sumber data.

 Sifat Penelitian:
Sifat penelitian ini adalah deskriptif analitis.
 Dalam analisis data
 Pengumpulan Data : Dalam analisis data skripsi ini
Karena penelitian ini adalah penelitian kepustakaan, maka digunakan metode berpikir
pengumpulan datanya akan dilakukan dengan mengkaji tulisan, baik induktif.
dalam bentuk buku, artikel, laporan penelitian atau karya ilmiah
sebelumnya

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDIN


INSTITUT AGAMA ISLAM SUKABUMI

Metodologi Penelitian

D
D D
Jenis metode pendekatan yang peneliti gunakan adalah
penelitian Kualitatif

D
D
 Sumber Pengambilan Data
Data Primer :
Sumber data yang diperoleh langsung dari
sumbernya atau dari informan yang diamati dan
dicatat untuk pertama kalinya. Adapun data yang
diproleh melalui wawancara.
Data Sekunder: Teknik Pengumpulan Data:
Menurut Marzuki Sumber data yang diperoleh bukan • Observasi Lapangan
diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti. Data • Wawancara
ini diperoleh dari catatan harian, bukubuku pendukung, • Dokumentasi
majalah, dokumen-dokumen serta literatur yang relevan .
lainnya.

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDIN


INSTITUT AGAMA ISLAM SUKABUMI

LANDASAN TEORITIS

Berbicara tentang asbab al-nuzul, sebelumnya perlu


dijelaskan bahwa memang dikatakan tidak seluruh
ayat Al-Qur’an mempunyai asbab al-nuzul.
Mengenai hal ini AlJa’bari menyebutkan bahwa Al-
Qur’an diturunkan dalam dua bagian. Bagian
pertama berupa prinsip-prinsip yang tidak terikat
dengan sebab-sebab khusus, yakni semata sebagai
petunjuk bagi manusia. Sementara bagian kedua
diturunkan berdasarkan suatu sebab tertentu yang
kemudian disebut dengan asbab al-nuzul.
Selanjutnya

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDIN


INSTITUT AGAMA ISLAM SUKABUMI

Setelah mencermati konsepsi yang dihasilkan oleh ulama


mengenai asbab al-nuzul, sebagaimana yang termuat
dalam buku-buku ulum Al-Qur’an atau buku-buku yang
berbicara tentang asbab al-nuzul, penyusun mendapatkan
bahwa terjadi keragaman pandangan mengenai asbab al-
nuzul di antara mereka. Hal ini, tentu saja, merupakan
sesuatu yang penting untuk digaris bawahi di sini, karena
dari pandangan mereka masingmasing inilah nantinya
akan dapat diketahui seberapa jauh signifikansi dari
asbab alnuzul dalam penafsiran Al-Qur’an selama ini.
Atau sejauh manakah asbab al-nuzul dipakai dalam
penafsiran.. Selanjutnya

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDIN


INSTITUT AGAMA ISLAM SUKABUMI

Signifikansi Asbab al-nuzul


Mengenai signifikan-tidaknya asbab al-nuzul dalam
penafsiran, penyusun melihat ada tiga macam
pandangan. Pandangan yang pertama menganggap
bahwa asbab al-nuzul sangat signifikan sehingga tanpa
mengetahui asbab al-nuzul memahami ayat dianggap
tidak mungkin. Ulama yang masuk dalam pandangan
pertama adalah al-Wahidi. Menurut al-Wahidi, “tidak
mungkin dapat menafsirkan ayat tanpa pengetahuan
tentang asbab-nuzulnya”.
Bentuk- bentuk Redaksi dan INSTITUT AGAMA ISLAM SUKABUMI
Cara Menentukan Asbab al-nuzul

• Bentuk pertama, berupa pernyataan tegas bahwa itu


adalah asbab al-nuzul ayat

• Bentuk kedua yaitu sabab al-nuzul tidak disebutkan


dengan ungkapan sebab secara jelas juga tidak
dengan mendatangkan “fa” yang menunjukkan
sebab, tetapi dengan redaksi: “nazalat hazihil ayatu fi
kaza” ( ayat ini turun mengenai ini), atau ahsibu
hazihil ayata fi kaza (aku mengira ayat ini turun
mengenai soal begini), atau ma ahsibu hazihil ayata
nazalat illa fi kaza (aku tidak mengira ayat ini turun
kecuali mengenai hal yang begini).
INSTITUT AGAMA ISLAM SUKABUMI

Pengertian Hermeneutika

Asal kata hermeneutik atau


hermeneutika bisa dirujuk ke dalam
bahasa Yunani, yaitu berasal dari kata
hermeneuine yang berarti “menafsirkan”
dan hermenia yang mempunyai arti
“penafsiran”.
INSTITUT AGAMA ISLAM SUKABUMI
HASIL PENELITIAN
Hermeneutika Ricoeur, yang memperlakukan teks sebagai entitas
otonom: lepas dari maksud pengarang, kondisi sosial historis
pengadaan teks dan audiens asli teks memang sukses merevisi
kecenderungan reproduktif dalam hermeneutika Romantis.
Hermeneutikanya juga berhasil mendamaikan perdebatan
(hermeneutical despute) antara hermeneutika Teoretis dan
hermeneutika Filosofis, namun hermeneutikanya kurang
sepenuhnya dapat diterapkan dalam penafsiran Al-Qur'an, yaitu
karena adanya sandungan berupa ayat-ayat bermateri hukum
dalam Al-Qur'an yang tidak dapat dipahami hanya dari struktur
teks semata, namun harus dipahami dengan menilik konteks
sosial historis atau dengan bantuan asbab al-nuzulnya.
DEMIKIAN GAMBARAN DARI SKRIPSI YANG
PENELITI BUAT
BANYAK KURANGNYA PENELITI MOHON MAAF

ATAS PERHATIAN NYA PENELITI MENGUCAPKAN BANYAK

“Terima Kasih”
Wassalam…

Anda mungkin juga menyukai