Anda di halaman 1dari 18

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS RAHMATAN

LIL’ALAMIN PADA ERA 4.0

Oleh
Yedi Purwanto (DPP ADPISI- Dosen PAI –ITB)

Auditorium FPIPS-UPI Bandung


4 Juli 2019
TOLERANCE AND COEXISTENCE

Empat Pilar Kebangsaan Indonesia

Pancasila

UUD 1945

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

Bhinneka Tunggal Ika


ISLAM DAN DIALOG PERADABAN

Ketika bertandang ke Indonesia, Hassan


Hanafi, pemikir Islam asal Mesir menyatakan,
bahwa Islam Indonesia bisa menjadi
“jembatan peradaban” antara dunia Islam dan
Barat. Alasannya, karena Islam di negeri ini
memiliki budaya dan sejarah yang kaya dan
kuat, yang membentuk pola keislaman
moderat. Moderatisme inilah yang mampu
menghadapkan Islam dan Barat secara
setara.
MENDISKUSIKAN ISLAM VS TERORISME

 Istilah terrorisme tidak datang dari dunia Timur


melainkan dari dunia Barat sendiri. Kritik terhadap
dunia Barat adalah bahwa issue terrorisme baru
berkembang di paruh kedua abad dua puluh,
sedangkan penjajahan dunia Barat terhadap
dunia ketiga selama berabad-abad kemudian
luput dari issue terrorisme.
 Bisa diteorikan, jika sebuah negara berpenduduk
mayoritas Muslim maka non-Muslim di negara
tersebut pasti aman, terlindungi dan dijamin
kedamaian kehidupan sosio-relijius mereka. Hal
ini bisa difahami karena Nabi Muhammad saw.,
sebagai role model memilih jalan peace dari
kekerasan. Dengan kata lain ajaran dasar Islam
menawarkan kedamaian dari peperangan.
MEMBUKA LEMBARAN BARU
DIALOG ISLAM-BARAT

Dialog pada era globalisasi abad 21 ini


adalah sebuah keniscayaan yang tidak
bisa dihindari karena dialog merupakan
kemauan menerima the others,
mendengar dengan tulus, dan berakhir
dengan mutual learning. Dalam proses
dialog ini, dunia Islam-Barat harus
diposisikan sejajar, tidak ada yang
merasa lebih dimuliakan sebagai
sebuah peradaban. Stereotyping, bias,
apriori juga harus dihindari. Sebaliknya
dialog harus lebih menekankan
deskripsi dan interpretasi kritis sebuah
fenomena secara objektif dengan
dilandasi spirit of learning, semangat
saling belajar.
Islam Moderat/Wasathiyah

• Islam yang diwariskan Nabi Saw. adalah Islam mu’tadil


(moderat)
• Karakteristik moderat:
- Tidak ekstrim
- Toleran, Rukun, dan Cinta Sesama manusia
- Cinta Tanah Air, budaya bangsa sendiri.
Radikal atau Ektrim
• Strong tekstual/ teocentris
• Fideisme
• Rigid
• Kebenaran tunggal mutlak (absolutisme)
• Eksklusif, kultus tokoh dan kelompok
• Orientasi pada simbol dan formalitas
• Politis
• Arabis
• Ikonoklasme dan demonisasi
• Romantisme masa lalu
Dayuts atau Apatis
• Strong rasional/ antroposentris
• Longgar dalam beragama (nyaris abai)
• Relatifisme bahkan nihilisme
• Eksklusif, kultus tokoh dan kelompok
• Lentur, tidak peduli simbol, nyaris kehilangan identitas
• Apolitis
• Kebarat-baratan
• Mengagungkan humanisme, Tuhan istirahat
• Romantisme masa kini
Moderat / Wasathiyah (Toleran)
• Teks rasionalis (distingsi profan dan sakral)
• Takdir Tuhan dan tanggung jawab manusia
• Pluralitas pemaknaan (ushul dan furu’)
• Simbol dan konten dinamis (tathuwuriyah)
• Inklusif berorientasi pada ishlah dan mashlahah
• Beragama yang murni tanpa tendensi politis
• Menghormati Tuhan melalui penghormatan kepada kemanusiaan
(teo antroposentris)
• Inspirasi masa lalu, menggeluti realita kekinian, proyeksi masa
depan
Mencintai Indonesia
• Kita orang Indonesia yang beragama Islam
• Cinta tanah air dicontohkan Nabi
• Universalitas Islam harus diartikulasikan dalam budaya
manusia yang beragam
• Merawat karunia Tuhan berupa NKRI yang ber-Bhineka
Tunggal Ika
• Toleran, Humanis, dan Cinta Damai.
Keberagaman adalah Karunia
• Untuk berpasangan ‘ langit dan bumi, hujan dan panas,
siang dan malam, pria dan wanita, kaya dan miskin. (Q.S
15 : 85)
• Untuk saling mengenal (Q.S. 49 :13)
• Membentuk sikap toleran antar satu dan yang lain ( Q.S.
64 :2, Q.S. 109 :6)
• Perlunya kerjasama dalam kebajikan dan takwa untuk
mencapai kekuatan maksimal (Q.S. 5 : 3).
Keberagaman Budaya?
• Ribuan Pulau
• Bahasa
• Budaya
• Agama
• Suku
Pemersatu Keberagaman

• Pancasila sebagai Dasar Negara Bangsa Indonesia


• UUD 1945 sebagai Landasan Konstitusional
• NKRI
Sumpah Pemuda Perekat Bangsa
• Janji Suci Para Pemuda kita
• Satu Tanah Air
• Satu Bangsa
• Satu Bahasa
• Indonesia...kita bersaudara tidak perlu menonjolkan
perbedaan tetapi pupuk persamaan.
Tantangan Umat Di Era 4,0
• Pengaruh IT yang Kian Global
• Self disruption Suatu Keniscayaan (al-Ra’du : 11)
• Spiritual Education Makin Menipis
• Ingin Serba Cepat
• Budaya Pragmatis
• Egoistis
Pemimpin Di Era 4.0?
• Memahami Prinsip Keberagaman
• Mampu Mengkomunikasikan Gagasan dan Menghargai
Gagasan Orang Lain
• Bersikap Toleran
• Keberanian Bersikap dan Bertanggung Jawab
• Amanah dan Integritas
• Bersikap Adil dan Bijaksana
• Tidak Mempunyai Karakrer Otoriter
• Menguasai Sains dan Teknologi Kekinian
DIALOG KEMANUSIAAN
• Kritik utama terhadap tesis Huntington adalah ia telah melakukan
overgeneralisasi. Bahkan kritik Donald K. Emmerson, (1993) sesama ilmuwan AS
sendiri, Huntington tidak mengakui heteroginitas peradaban Barat.
• Huntington dan Bush, teoritisi dan pelaksana, adalah gejala hegemoni kapitalis
yang selalu memandang orang lain sebagai “enemy others”. Musuh-musuhnya
diberi label terroris, violence, padahal Bush sendiri adalah sponsor terbesar
terorisme dan kekerasan di atas bumi ini.
• Layak dipertimbangkan ulang ajaran-ajaran Nabi Muhammad saw tentang urgensi
perdaiaman serta tokoh perdamaian dunia lainnya seperti Mahatma Gandhi, juga
Mother Teresia, peraih hadiah nobel kedamaian 1979. Ajaran ketiganya harus
lebih banyak dicermati dan disosialisasi dalam melihat dunia yang penuh dengan
kebencian, kemarahan, kekerasan, terrorisme serta ketidakadilan. (Mas’ud :
2019)
Penutup
Visi ajaran Islam adalah Rahmatan Lil'alamin (QS. Al-
Anbiya :107) NKRI merupakan komunitas bangsa yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. keberagaman
merupakan suatu keniscayaan yang harus direkatkan
dengan Bhineka Tunggal Ika,syarat mutlak seorang
pemimpin ideal di Era 4.0 adalah sosok yang memahami
IT,menjadikan keberagaman menjadi rahmat dalam
membangun masyarakat modern.

Wallahu 'Alam Bishawwab.

Anda mungkin juga menyukai