Ilmu tentang
Masyarakat
EDI SAPUTRA, S.Pd
Hakikat Sosiologi
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang
objek studinya adalah masyarakat.
istilah sosiologi pertama kali
dikemukakan oleh sosiolog
berkebangsaan Prancis, Auguste Comte,
melalui Cours de Philosophie Positive.
Menurut Comte sosiologi berasal dari
kata latin socius yang artinya teman atau
sesama dan logos dari kata Yunani yang
artinya cerita. Jadi pada awalnya,
sosiologi berarti bercerita tentang teman
atau kawan (masyarakat).
Objek Kajian Sosiologi
Objek studi suatu ilmu dapat
dipahami dari segi material
maupun segi formalnya (sudut
pandang ilmu itu sendiri). Secara
material objek studi sosiologi
adalah manusia, baik sebagai
individu maupun sebagai bagian
dari kelompok sosial. Sedangkan
dari segi formalnya, sosiologi
memandang manusia sebagai
perwujudan hubungan sosial
antarmanusia.
Pokok Bahasan Sosiologi
Emile Durkheim
Menurut Durkheim, pokok bahasan
sosiologi adalah Fakta-fakta Sosial.
Fakta sosial adalah pola-pola atau
sistem yang mempengaruhi cara
manusia bertindak, berpikir, dan
merasa. Fakta sosial tersebut berada di
luar individu dan mempunyai kekuatan
memaksa atau mengendalikan individu
tersebut.
Max Weber
Menurut Max Weber, pokok kajian
sosiologi adalah tindakan sosial. Namun
tidak semua tindakan manusia dapat
dianggap sebagai tindakan sosial. Suatu
tindakan dianggap sebagai tindakan
sosial hanya jika tindakan tersebut
dilakukan dengan mempertimbangkan
perilaku orang lain.
Wright Mills
Pokok bahasan sosiologi menurut C.
Wright Mills terkenal dengan sebutan
khayalan sosiologis (the sociological
imagination). Khayalan sosiologi
diperlukan untuk memahami apa yang
terjadi di masyarakat maupun yang ada
dalam diri manusia. Menurut Mills, dengan
khayalan sosiologis, kita mampu
memahami sejarah masyarakat, riwayat
hidup pribadi, dan hubungan antara
keduanya
Peter L. Berger
Pokok bahasan sosiologi menurut
Berger adalah pengungkapan realitas
sosial. Seorang sosiolog harus bisa
menyingkap berbagai fenomena yang
menjadi suatu realitas yang tidak
terduga.
Ciri Sosiologi sebagai Ilmu Pengetahuan
Empiris, ilmu pengetahuan tersebut didasarkan pada
observasi terhadap kenyataan dan akal sehat serta
hasilnya tidak bersifat spekulatif (menduga-duga)
Teoritis,
suatu ilmu pengetahuan selalu berusaha
menyusun astraksi dari hasil-hasil pengamatan
Kumulatif, disusun atas dasar teori-teori yang sudah
ada, atau memperbaiki, memperluas, serta
memperkuat teori-teori lama
Nonetis, pembahasan suatu masalah tidak
mempersoalkan baik buruk masalah tersebut, tetapi
lebih bertujuan untuk menjelaskan masalah tersebut
secara mendalam.
Sejarah
Perkembangan
Sosiologi
Sosiologi awalnya
menjadi bagian dari
filsafat sosial yang
membahas tentang
masyarakat. Namun
selanjutnya sosiologi
berkembang menjadi
ilmu tersendiri, menurut
Brigette Berger dan
Peter L. Berger karena
adanya ancaman
terhadap tatanan
kehidupan sosial.
L Laeyendecker mengidentifikasi ancaman
tersebut meliputi
Terjadinya dua revolusi, yaitu revolusi industri di
Inggris dan revolusi Prancis
Timbulnya kapitalisme pada akhir abad ke-15
Perubahan dibidang sosial dan politik
Perubahan akibat gerakan reformasi yang
dicetuskan Martin Luther
Meningkatnya individualisme
Lahirnya ilmu pengetahuan modern
Berkembangnya kepercayaan pada diri sendiri
Auguste Comte
Auguste Comte, seorang filusuf Prancis, melihat perubahan-perubahan
tersebut tidak saja bersifat positif, tetapi juga berdampak negatif. Comte
melihat hal tersebut terjadi karena masyarakat tidak lagi mengetahui
bagaimana mengatasi perubahan akibat revolusi dan hukum-hukum apa
saja yang dapat dipakai untuk mengatur tatanan sosial masyarakat.
Kemiskinan Peperangan
Pelanggaran terhadap norma
Kejahatan Pelacuran
Disorganisasi keluarga Kenakalan remaja
(keretakan) Masalah kelainan seksual
Masalah kependudukan
Masalah remaja
Sumber
Pustaka
Muin, Idianto. 2006. Sosiologi SMA/MA Untuk Kelas X.
Erlangga. Jakarta
Maryati, Kun dan Juju Suryawati. 2012. Sosiologi Untuk
SMA/MA Kelas X. Esis Erlangga. Jakarta
Copyright. Sosiologi SMAN 1 Cibeber