Anda di halaman 1dari 24

SMA NEGERI

KALISAT
KINETIKA
KIMIA
Kemolaran
(M)

Kemolaran Pengertian
dan Laju Reaksi
Pengertian (v)
Laju Reaksi
Persamaan
Laju Reaksi
1. Kemolaran (M)
Cepat lambatnya reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya
konsentrasi zat yang bereaksi.
Konsentrasi biasa dinyatakan dalam molaritas.

Kemolaran larutan yang dibuat


dari padatan (kristal) murni
yang dilarutkan ke dalam
Keterangan: pelarut.
M = molaritas (mol L-1)
n = mol (mol)
V = volume (L) Keterangan:
m = massa zat terlarut (gram)
Mr = massa molekul relatif zat
terlarut (gram mol-1)
V = volume larutan (mL)
12 gram urea dengan rumus kimia CO(NH2)2 dilarutkan dalam air sehingga
volumenya menjadi 500 mL. Hitunglah konsentrasi larutan urea yang
terbentuk! (Mr Urea= 60 gram/mol)
Diketahui :
Mr. CO(NH2)2= 60 gram/mol
m. CO(NH2)2= 12 gram
V. Larutan = 500 mL = 0,5 L
Ditanya: M…?
Jawab : M= x = 0,4 mol/L
Kemolaran larutan dengan konsentrasi tertentu dari larutan pekatnya, dihitung dengan rumus
pengenceran
Keterangan:
M1 = molaritas larutan mula-mula (mol L–1)
V1 = volume larutan mula-mula (mL)
M2 = molaritas larutan akhir (mol L–1)
V2 = volume larutan akhir (mL)
Kemolaran larutan jika hanya diketahui kadar dan massa jenisnya dihitung menggunakan
rumus berikut
Keterangan:
M = molaritas (mol.L–1)
ρ = massa jenis (kg.L–1)
% massa = kadar zat terlarut
Mr = massa molekul relatif zat terlarut
Molaritas campuran larutan dihitung menggunakan rumus berikut.
Di sebuah laboratorium terdapat larutan NaCl 500 mL pekat dengan konsentrasi 0,2 M
yang akan diencerkan dengan penambahan 500 mL air. Tentukanlah konsentrasi larutan
NaCl setelah melalui proses pengenceran.
Diketahui:
V1= 500 mL
M1 = 0,2 M
V2= (500+500) mL = 1000 mL
Ditanya: M2…?
Jawab:

0,2M x 500mL = M2 x 1000 mL


100 mL = M2 x 1000 mL
100 mL/1000 mL = M2
Kemolaran asam klorida (HCl) pekat 37% dengan massa jenis 1,19 kg/L adalah . . . .
(Ar​H= 1 dan Cl= 35,5)
Diketahui :
%Volume. HCl = 37%
ρ. HCl = 1,19 kg/L
Mr. HCl = (1 x H) + (1 x Cl) = 1 + 35,5 = 36,5
Ditanya = M. HCl…?
Jawab:

M = x mol/L = 12,06 mol/L


Teori Tumbukan
Reaksi kimia dapat berlangsung karena adanya tumbukan efektif antara partikel-partikel zat yang
bereaksi. Semakin banyak tumbukan terjadi, semakin cepat kemungkinan terjadinya reaksi dan
semakin kecil energi kinetik minimum yang dibutuhkan untuk bereaksi.
Energi aktivasi (Ea)
Merupakan energi minimum yang dibutuhkan supaya reaksi dapat berlangsung sehingga terbentuk
molekul baru. Contoh: H2(g) + Cl2(g)  2HCl(g)
Pengertian Laju Reaksi (r)

Laju reaksi dapat ditandai melalui perubahan volume gas, pH, dan konsentrasi larutan.

Sepotong logam seng (Zn) direaksikan ke dalam larutan asam sulfat (H 2SO4) menghasilkan gas

hidrogen (H2). Jumlah gas hidrogen yang dihasilkan dapat digunakan untuk mengetahui laju reaksi
yang terjadi.

Zn(s) + H2SO4(aq)  ZnSO4(aq) + H2(g)


Laju reaksi didefinisikan juga sebagai perubahan konsentrasi reaktan atau produk setiap satuan
waktu.
d C 
v
dt

Keterangan:
v = laju reaksi (M s-1)
d[C] = perubahan konsentrasi (M)
dt = perubahan waktu (s)

Jika diketahui persamaan reaksi: grafik perubahan konsentrasi pereaksi dan


produk terhadap waktu
P + Q → PQ
Maka:
Dalam suatu praktikum kimia, terjadi reaksi sebagai berikut:
2N2O5 (g)  4NO2 (g) + O2 (g)
Setelah reaksi berlangsung selama 10 detik, diketahui bahwa N 2O5
berkurang dari 2 mol/L menjadi 0,5 mol/L. berapakah laju reaksi
berkurangnya N2O5?
Diketahui: ∆t = 10 detik
∆[M] = ∆[N2O5]
Ditanya: v. N2O5…?
Jawab: v. N2O5= - = -
= - = - 0,15 M/s
Persamaan Laju Reaksi

Laju reaksi dapat dinyatakan dalam persamaan yang ditentukan berdasarkan


konsentrasi awal setiap zat, dipangkatkan orde reaksinya.
Jika diketahui persamaan reaksi :
aA + bB → cC + dD
Laju reaksinya dapat dirumuskan:
v  k A B n
m

Keterangan:
v = laju reaksi (M s-1) m = orde reaksi terhadap zat A
k = tetapan laju reaksi n = orde reaksi terhadap B
[A] = konsentrasi zat A (mol L-1) m + n = orde reaksi total
[B] = konsetrasi zat B (mol L-1)
Orde Reaksi
Orde reaksi mnyatakan seberapa besar pengaruh konsentrasi pereaksi terhadap laju reaksi.
1) Reaksi Orde Nol
Ketika suatu laju reaksi tidak dipengaruhi oleh konsentrasi pereaksi maka reaksi kimia
tersebut dinyatakan memiliki orde nol. Contoh reaksi:
2NH3 (g)  N2 (g) + 3H2 (g)
Persamaan laju reaksi di atas dinyatakan dngan r = k[NH3]0. Artinya, laju reaksi tidak
bergantung pada knsentrasi NH3. Grafik reaksi orde nol sbb:

Konsentrasi NH3
2) Reaksi Orde Satu
Suatu reaksi kimia disebut memiliki orde reaksi satu apabila besar laju reaksi berbanding
lurus dengan besarnya konsentrasi pereaksi. Contoh persamaan reaksi:
2CO2 (g)  2CO (g) + O2 (g)
Maka persamaan laju dapat dituliskan:
r = k[CO2]1
Artinya, jika konsentrasi pereaksi CO2 dinaikkan duakali dari konsentrasi semula maka laju
reaksi akan meningkat dua kali semula. Berikut gambar grafik orde reaksi satu:

Konsentrasi CO2
3) Reaksi Orde Dua
Suatu reaksi kimia disebut memiliki orde dua apabila besarnya laju reaksi
merupakan pangkat dua dari peningkatan konsentrasi pereaksi. Contoh persamaan
reaksi orde dua:
2HI (g)  H2 (g) + I2 (g)
Maka persamaan laju dinyatakan r = k[HI]2
Artinya, jika konsentrasi pereaksi HI dinaikkan dua kali semula maka laju reaksi
akan meningkat empat kali semula. Grafik reaksi orde dua sbb:

Konsentrasi HI
3) Reaksi Orde Negatif
Suatu reaksi kimia disebut memiliki orde ngatif apabila besarnya laju reaksi
berbanding terbalik dengan kosentrasi pereaksi. Artinya, nila konsentrasi
pereaksi dinaikkan atau diperbesar, makalaju reaksi akan menjadi lebih kecil.
Contoh reaksi orde negatif:
Perubahan ozon (O3) menjadi oksigen (O2) mengikuti persamaan:

dengan kelebihan oksigen. Reaksi ini merupakan reaksi laju kedua untuk ozon
dan (-1) untuk oksigen.
Dari contoh di atas, reaksi ini tidak dianggap sebagai reaksi orde pertama
meskipun jumlahnya 2 + (-1) = 1, karena persamaan lajunya lebih rumit daripada
reaksi orde pertama yang sederhana.
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI LAJU

KONSENTR SUHU
ASI

LUAS
PERMUKA KATALIS
AN
SENTUH

Anda mungkin juga menyukai