Anda di halaman 1dari 9

Demokrasi di Indonesia

pada Priode 1945-1949



Nama Kelompok
1. Nadea febyola
2. Ujaab yaafi utami
3. Jeni enjelika
4. Cantika mutiara azizah
5. Intan shelika
6. Vella kirana
7. Ali amin
8. Agra lingga
Latar Belakang Demokrasi
Priode 1945-1949

 Periode 1945-1949 di Indonesia di tandai oleh upaya untuk
mendapatkan kemerdekaan dari penjajahan belanda. setelah
jepang menyerah pada akhir perang dunia II. Indonesia
menyatakan kemerdekaannya pada 17 agustus 1945, namun
belanda tidak mengakui klaim ini dan mencoba mengembalikan
kendali kolonialnya. memicu perjuangan bersenjata yang di
kenal sebagai perang kemerdekaan Indonesia.
Awal Mula Indonesia Menganut Asas
Demokrasi


Sejak memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, Indonesia menganut asas
demokrasi. Namun wujud demokrasi di awal kemerdekaan berbeda dengan bentuk demokrasi yang kita
lihat hari ini. Di awal kemerdekaan, Indonesia menghadapi banyak rintangan mulai dari upaya Belanda
yang ingin menguasai Indonesia, perekonomian yang terseok-seok, perbedaan ideologi yang
menyebabkan pemberontakan, dan banyak hal lainnya. Risalah sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), memperlihatkan besarnya komitmen para pendiri bangsa untuk
mewujudkan demokrasi politik di Indonesia. Mohammad Yamin memasukkan asas peri kerakyatan dalam
usulan dasar negara Indonesia merdeka. Soekarno memasukkan asas mufakat atau demokrasi dalam
usulan tentang dasar negara Indonesia merdeka yang kemudian diberi nama Pancasila. Keyakinan besar
para pendiri bangsa tersebut timbul karena dipengaruhi latar belakang pendidikan. Mereka percaya bahwa
demokrasi bukan merupakan sesuatu yang hanya terbatas pada komitmen. Tetapi juga merupakan sesuatu
yang perlu diwujudkan.
Pelaksanaan Demokrasi di Masa Revolusi



Pada masa pemerintahan revolusi kemerdekaan (1945-1949) pelaksanaan demokrasi sangat terbatas.

Kekuasaan eksekutif dipegang oleh Soekarno selaku presiden. Ia membentuk sendiri kabinetnya.

Sementara di unsur legislatif, Indonesia belum memiliki DPR. Fungsi legislatif diemban oleh Komite

Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang membantu presiden. Adapun fungsi yudikatif dijalankan oleh

Mahkamah Agung dengan Hakim Agung pertamanya Kusumah Atmaja. Selain tiga pilar demokrasi,

Indonesia juga sudah memiliki pers yang independen sebagai pilar keempat demokrasi. Indikasi

demokrasi lain yang sudah terwujud yakni kebebasan politik. Partai-partai politik tumbuh dan

berkembang cepat. Fungsi paling utama partai politik adalah ikut serta memenangkan revolusi

kemerdekaan dengan menanamkan kesadaran untuk bernegara serta semangat anti penjajahan. Namun

pemilihan umum belum dapat dilaksanakan karena keadaan yang serba sulit.
Pada periode ini telah diletakkan hal-hal
mendasar bagi perkembangan demokrasi di
Indonesia untuk masa selanjutnya, yaitu:

 Pemberian hak-hak politik secara menyeluruh
 Kekuasaan presiden dibatasi
 Lahirnya partai politik
Pemberian hak-hak politik
secara menyeluruh

 Para pembentuk negara sejak semula punya komitmen
besar terhadap demokrasi. Begitu Indonesia menyatakan
kemerdekaan dari pemerintah kolonial Belanda, semua
warga negara yang dianggap dewasa punya hak politik
sama, tanpa diskriminasi ras, agama, suku dan kedaerahan.
Kekuasaan Presiden
dibatasi

 Presiden yang secara konstitusional ada kemungkinan
untuk menjadi diktator, kekuasaannya dibatasi Komite
Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang dibentuk
menggantikan parlemen.
Lahirnya Partai Politik

 Dengan maklumat Wakil Presiden maka dimungkinkan
terbentuk sejumlah partai politik. Pembentukan sejumlah
partai politik ini kemudian menjadi peletak dasar sistem
kepartaian di Indonesia untuk masa-masa selanjutnya
dalam sejarah kehidupan politik Indonesia.
Bentuk Penyimpangan Pada
Masa Priode 1945-1949

Bentuk penyimpangan dalam pelaksanaan demokrasi selama periode 1949-1949 :

• Konflik dan pertikaian antar kelompok yang memiliki pandangan politik berbeda,

mengakibatkan tindakan represif dan pelanggaran HAM.

• Gangguan dari pihak asing. terutama Belanda mencoba merebut kembali kendali atas

Indonesia, mengganggu proses demokratis.

• Tindakan otoriter atau represif dalam menghadapi perlawanan bersenjata dari pihak yang

menolak kedaulatan Indonesia.

• Adanya kendala logistik dan organisasi dalam menggelar pemilihan umum,mengakibatkan

pemilihan yang mungkin yidak sepenuhnya mewakili kehendak rakyat.

Anda mungkin juga menyukai