Anda di halaman 1dari 2

Perkembangan Politik dan Peristiwa Penting 1950-Pemilu I (1955)

1. Konsepsi Demokrasi Liberal

Pada tahun 1950, Indonesia menerapkan demokrasi liberal dengan sistem


parlementer. Perdana menteri bertanggung jawab kepada parlemen dan dipilih dari
partai mayoritas. Sistem ini diharapkan dapat membawa stabilitas dan
pembangunan setelah pergolakan kemerdekaan.

2. Pelaksanaan dan Pengaruh Demokrasi Liberal

Demokrasi liberal diwarnai dengan multipartai, pergantian kabinet yang sering, dan
berbagai gejolak politik. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti:

 Keberagaman ideologi: Banyak partai politik dengan ideologi berbeda,


seperti nasionalis, religius, dan komunis.
 Lemahnya partai politik: Kurangnya kader yang berpengalaman dan
infrastruktur partai yang lemah.
 Keterbelahan masyarakat: Polarisasi politik dan sosial yang tajam, terutama
antara kelompok nasionalis dan religius.

Meskipun demikian, demokrasi liberal juga membawa beberapa pengaruh positif,


seperti:

 Kebebasan pers dan berekspresi: Masyarakat dapat mengkritik pemerintah


dan menyampaikan pendapat mereka secara bebas.
 Pembentukan partai politik: Munculnya berbagai partai politik yang mewakili
berbagai kelompok masyarakat.
 Pengalaman demokrasi: Memberikan pengalaman berharga bagi Indonesia
dalam menjalankan sistem pemerintahan yang demokratis.
3. Peristiwa 17 Oktober 1952

Pada 17 Oktober 1952, terjadi demonstrasi besar-besaran di Jakarta yang menuntut


pembubaran parlemen dan konstituante. Demonstrasi ini didorong oleh rasa frustrasi
rakyat terhadap situasi politik yang tidak stabil dan korupsi di pemerintahan.

4. KAA (Konferensi Asia Afrika) I


Pada tahun 1955, Indonesia menjadi tuan rumah KAA, konferensi yang dihadiri oleh
negara-negara Asia dan Afrika. KAA bertujuan untuk mempromosikan kerjasama
dan perdamaian antar negara-negara Asia Afrika.

5. Pemilu I

Pemilu I diadakan pada tahun 1955 untuk memilih anggota DPR dan Konstituante.
Pemilu ini merupakan pemilu pertama di Indonesia yang diikuti oleh seluruh rakyat.
Hasil pemilu menunjukkan bahwa PNI (Partai Nasional Indonesia) menjadi partai
pemenang.

Referensi Buku:
Sartono Kartodirdjo, Sejarah Nasional Indonesia VI (2012), Penerbit Balai
Pustaka.
M.C. Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern (2008), Penerbit Universitas
Indonesia.
George McTurnan Kahin, Nationalism and Revolution in Indonesia (1952),
Cornell University Press.

Kesimpulan

Periode 1950-1955 merupakan periode yang penuh dengan gejolak politik di


Indonesia. Demokrasi liberal diwarnai dengan multipartai, pergantian kabinet yang
sering, dan berbagai gejolak politik. Meskipun demikian, periode ini juga membawa
beberapa pengaruh positif, seperti kebebasan pers dan berekspresi, pembentukan
partai politik, dan pengalaman demokrasi. Pemilu I tahun 1955 merupakan tonggak
sejarah penting bagi Indonesia karena merupakan pemilu pertama yang diikuti oleh
seluruh rakyat.

Anda mungkin juga menyukai