Anda di halaman 1dari 167

AKAR-AKAR DEMOKRASI DI INDONESIA

Demokrasi berawal dari kata demos dan kratos yang


memiliki makna pemerintahan dari rakyat.
Abraham Lincoln mengatakan bahwa demokrasi adalah:
sistem pemerintahan yang diselenggarakan dari rakyat, oleh
rakyat dan untuk rakyat.
Dalam sistem demokrasi kedaulatan tertinggi berada
ditangan rakyat.
Rakyat diwakili oleh wakil wakil rakyat sehingga dapat
disebut sebagai demokrasi perwakilan. LANJU
T
Demokratis pertama kali muncul di Yunani Kuno. Sistem demokrasi yang
terdapat di Negara kota masa Yunani Kuno abad ke-6 sampai abad ke-3 SM
merupakan demokrasi langsung dimana hak untuk membuat keputusan politik
dijalankan secara langsung oleh seluruh warga berdasarkan prosedur
mayoritas. Berdasarkan UUD 1945, sistem yang dianut oleh Indonesia adalah
demokrasi.
Disimpulkan:
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana semua warga negaranya
memiliki hak yang sama untuk pengambilan keputusan yang dapat
mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara ikut serta
—baik secara langsung atau melalui perwakilan—dalam perumusan,
pengembangan, dan pembuatan hukum.
Perkembangan demokrasi tidak terlepas dari perjuangan bangsa. Jauh sebelum
kemerdekaan kehidupan yang demokratis telah dilaksanakan dalam kehidupan sehari
hari, hal ini terlihat dari munculnya berbagai perkumpulan dan perserikatan pada masa
pergerakan.
Pengertian Demokrasi Menurut Para Ahli
Berikut ini beberapa pengertian demokrasi menurut para ahli:
1. C.F. Strong
Demokrasi adalah sistem pemerintahan di mana mayoritas rakyat berusia dewasa turut serta dalam
politik atas dasar sistem perwakilan, yang kemudian menjamin pemerintahan
mempertanggungjawabkan setiap tindakan dan keputusannya.
2. Haris Soche
Demokrasi sebagai bentuk pemerintahan rakyat, karenanya dalam kekuasaan pemerintahan terdapat
porsi bagi rakyat atau orang banyak untuk mengatur, mempertahankan dan melindungi dirinya dari
paksaan orang lain atau badan yang bertanggung jawab memerintah.
3. Montesquieu
Kekuasaan negara harus dibagi dan dilaksanakan oleh tiga lembaga atau institusi yang berbeda dan
terpisah satu sama lainnya, yaitu pertama, legislatif yang merupakan pemegang kekuasaan untuk
membuat undang-undang, kedua, eksekutif yang memiliki kekuasaan dalam melaksanakan undang-
undang, dan ketiga adalah yudikatif, yang memegang kekuasaan untuk mengadili pelaksanaan undang-
undang. Dan masing-masing institusi tersebut berdiri secara independen tanpa dipengaruhi oleh
institusi lainnya.
4. Aristoteles
Prinsip demokrasi adalah kebebasan, karena hanya melalui kebebasanlah setiap warga negara bisa
saling berbagi kekuasaan di dalam negaranya.
5. John L Esposito
Pada Sistem Demokrasi semua orang berhak berpartisipasi, baik terlibat aktif maupun mengontrol kebijakan
yang dikeluarkan oleh pemerintah. Selain itu, tentu saja dalam lembaga resmi pemerintah terdapat
pemisahan yang jelas antara unsur eksekutif, legislatif, maupun yudikatif.
6. Affan Gaffa
Menurut Affan Demokrasi sendiri terbagi menjadi dua definisi yang pertama jika diartikan secara normatif,
adalah demokrasi yang secara ideal ingin diwujudkan oleh negara, sementara secara empiris adalah
demokrasi adalah perwujudannya dunia politik.
7. Abraham Lincoln
Demokrasi menurut Abraham Lincoln adalah sebuah hal yang didasari oleh rakyat. Abraham Lincoln
menjelaskan bahwa demokrasi adalah sebuah pemerintahan yang berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk
rakyat.
8. Joseph A. Schemer
Menurut Joseph A. Schemer, demokrasi adalah suatu perencanaan institusional. Perencanaan tersebut
dilakukan untuk mencapai sebuah keputusan politik. Dimana setiap individu akan memperoleh kekuasaan
untuk memutuskan cara perjuangan kompetitif. Hal itu dilakukan atas dasar suara rakyat.
9. Aristoteles
Demokrasi menurut Aristoteles adalah sebuah kebebasan setiap warga negara. Kebebasan tersebut
digunakan untuk saling berbagi kekuasaan. Menurut Aristoteles, demokrasi adalah suatu kebebasan, prinsip
demokrasi adalah kebebasan. Hal itu karena hanya melalui kebebasanlah, setiap warga negara dapat saling
berbagi sebuah kekuasaan di dalam negaranya sendiri.
Pada masa kolonial Belanda, praktik demokrasi di Indonesia dalam bidang
pemerintahan baru diterapkan secara terbatas pada tahun 1918 dengan
dibentuknya Volksraad. Wewenang dalam Volksraad sangat terbatas
Keanggotaan Volksraad pun didasarkan pada penunjukkan Gubernur Jenderal
bukan atas pilihan rakyat

KeanggotaanVolksraad banyak banyak didominasi oleh wakil-wakil dari bangsa


Eropa walaupun penduduk pribumi juga dilibatkan. Volksraad sengaja didirikan,
bukan sebagai parlemen perwakilan rakyat Indonesia melainkan hanya sebagai
penasihat Gubernur Jenderal Hindia-Belanda.
Akan tetapi, beberapa aktivis pergerakan nasional memanfaatkan Volksraad
sebagai wadah perjuangan untuk membela kepentingan rakyat Indonesia dan
perjuangan bagi kemerdekaan Indonesia
Bahkan salah satu organisasi pergerakan nasional yang berhaluan kooperatif
membentuk satu kesatuan aksi di volksraad yang disebut Fraksi Nasional yang
didirikan tanggal 27 Januari 1930 berdasarkan ide Muhammad Husni Thamrin
ketua perkumpulam kaum Betawi.

Pada 15 Juli 1936 diajukan sebuah petisi yang dinamakan petisi Soetardjo
yang isinya mengusulkan kemerdekaan bagi Indonesia namun ditolak oleh
pemerintah Belanda. DalamVolksraad praktik demokrasi yang dikembangkan
oleh Soetardjo, M.H. Tamrin, dkk mampu mendorong perkembangan
demokrasi di Indonesia menjelang runtuhnya Hindia Belanda. Beralihnya
kekuasaan dari Belanda ke Jepang menyebabkan bangsa Indonesia sulit
mengembangkan pemikiran maupun praktik demokrasi
Salah satu tonggak demokrasi di Indonesia muncul pada kongres pemuda kedua
yang membuahkan hasil kesepakatan seluruh komponen pemuda Indonesia yang
menyatakan untuk bersatu yang dikenal Sumpah Pemuda.
Sumpah Pemuda adalah salah satu kejadian penting dalam pergerakan untuk
kemerdekaan Indonesia
Sumpah atau ikrar sejumlah pemuda inilah yang menjadi penyemangat bangsa
demi cita-cita berdirinya negara Indonesia.
Para pemuda di masa itu sadar bahwa pergerakan organisasi yang bersifat
kedaerahan tidak pernah memberikan hasil berarti untuk kemerdekaan
Indonesia karena pergerakan seperti itu sangat mudah dipatahkan oleh
penjajah Belanda
Oleh sebab itulah organisasi-organisasi pemuda ini sepakat untuk melebur
menjadi satu dan membuat pergerakan secara serentak untuk melawan
penjajah.
Dari kesepakatan inilah para pemuda ini sepakat untuk mengadakan kongres
pemuda. Kongres ini bertujuan untuk menyatukan organisasi-organisasi yang pada
saat itu terpecah belah. Kongres pemuda diadakan sebanyak dua kali, yakni
Kongres Pemuda 1 yang berlangsung pada tanggal 30 April – 2 Mei 1926.
Sedangkan Kongres Pemuda Kedua diadakan pada tanggal 27 dan 28 Oktober
1928.
Ada tiga rapat yang dihadiri oleh para pemuda di Kongres Pemuda Kedua ini

Pertama bertempat di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein


(sekarang Lapangan Banteng), hari Sabtu, 27 Oktober 1928. Rapat dibuka oleh
Ketua PPPI, Soegondo Djojopoespito. Dalam sambutannya, Soegondo mengatakan
bahwa ia sangat mengharapkan kongres ini bisa memperkuat semangat persatuan
yang ada di dalam hati para pemuda peserta kongres, dan seluruh Indonesia
nantinya. Ia melanjutkan dengan menjelaskan lima factor yang bisa membuat
persatuan Indonesia menjadi lebih kuat, yakni sejarah, Bahasa, hukum adat,
pendidikan dan kemauan yang kuat.
Rapat kedua bertempat di Gedung Oost-Java Bioscoop di tanggal 28 Oktober 1928.
Rapat kedua ini banyak membahas seputar pendidikan. Di hari kedua ini yang jadi
pembicara adalah Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro. Kedua pembicara
ini memiliki pendapat bahwa anak-anak harus mendapat pendidikan kebangsaan.
Selain itu mereka juga mengetengahkan pentingnya keseimbangan antara
pendidikan sekolah dan di rumah.

Rapat ketiga, sekaligus menutup kongres mengambil tempat di gedung


Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106. Di sini Sunario yang menjadi
pembicara memberikan penjelasan akan pentingnya nasionalisme dan demokrasi
mengiringi gerakan kepanduan. Ramelan yang ikut menjadi pembicara di rapat
ketiga ini mengatakan bahwa gerakan kepanduan tidak boleh dipisahkan dari
pergerakan nasional. Gerakan kepanduan yang ditanamkan sejak dini pada anak-
anak bisa mendidik mereka untuk menjadi disiplin dan mandiri. Kedua hal tersebut
sangatlah dibutuhkan dalam perjuangan menuju kemerdekaan.
Rangkuman

Akar-akar demokrasi di Indonesia dapat dilihat dari lahirnya berbagai perkumpulan


dan perserikatan, seperti Volksraad. Volksraad sengaja didirikan, bukan sebagai
parlemen perwakilan rakyat Indonesia melainkan hanya sebagai penasihat
Gubernur Jenderal Hindia-Belanda. Akan tetapi, beberapa aktivis pergerakan
nasional memanfaatkan Volksraad sebagai wadah perjuangan untuk membela
kepentingan rakyat Indonesia dan perjuangan bagi kemerdekaan Indonesia.
Salah satu tonggak sejarah perjuangan bangsa Indonesia yang sekaligus sebagai
tonggak demokrasi di Indonesia adalah Kongres Pemuda II. Musyawarah yang
menyatukan semua organisasi pemuda diberbagai daerah di Indonesia yang
membuahkan hasil ksepakatan penting bagi keberlangsungan kehidupan bangsa
Indonesia dengan lahirnya Sumpah Pemuda.
akar-akar Demokrasi Periode Demokrasi
di Indonesia Liberal (1945-1959) 
 
Demokrasi Periode Demokrasi
di Indonesia Terpimpin
Tahap Perkembangan (1959-1965)
Demokrasi di
Indonesia
Periode Demokrasi
jenis jenis demokrasi di Era Orde Baru
yang ada di Indonesia? (1965- 1998)
Demokrasi dalam Pandangan Para Pendiri Bangsa Indonesia.
Demokrasi Parlementer. Periode Demokrasi
Demokrasi Terpimpin. di Era Reformasi
Demokrasi Pancasila. (1998- Sekarang)
Era Reformasi.
Prinsip-prinsip Demokrasi
Secara umum, terdapat 11 prinsip demokrasi atau yang sering dikenal dengan
soko guru demokrasi. Kesebelas prinsip tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Kedaulatan rakyat
2. Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah
3. Kekuasaan mayoritas
4. Hak-hak minoritas
5. Jaminan hak asasi manusia
6. Pemilihan yang bebas dan jujur
7. Persamaan di depan hukum
8. Proses hukum yang wajar
9. Pembatasan pemerintah secara konstitusional
10. Pluralisme sosial, ekonomi, dan politik
11. Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerjasama, dan mufakat
Jenis – Jenis Demokrasi

1. Demokrasi Langsung
Demokrasi langsung merupakan kebijakan secara langsung di mana tanpa
adanya perantara atau majelis parlemen.
Demokrasi langsung ini dipraktikkan dalam negara yang memiliki populasi kecil
dan berpendidikan secara politik yang memiliki kesamaan.
Contohnya di Swiss yang memiliki Landsgemeinde yang mana orang-orang akan
terbuka di waktu tertentu untuk memilih hukum yang berlaku di masyarakat.
2. Demokrasi Tak Langsung
Demokrasi tak langsung atau biasa disebut demokrasi representatif adalah
ketika orang memilih perwakilan untuk duduk di parlemen.
Kelemahan dari demokrasi tak langsung adalah pemerintah yang terpilih gagal
mengakomodasi kepentingan warga negara.
Negara yang menerapkan demokrasi perwakilan ini juga disebut sebagai
negara demokrasi liberal contohnya seperti Amerika Serikat dan India.
3. Demokrasi Presedensial
Demokrasi presedensial memiliki sejumlah besar kekuasaan atas pemerintah.
Yang mana presiden dipilih langsung oleh suatu negara.
Lembaga eksekutif pemerintahan dan presiden bertanggung jawab pada
legislatif yang bisa memberhentikan lembaga legislatif sepenuhnya.
Dalam demokrasi ini, kepala negara juga disebut sebagai kepala pemerintahan
contohnya di negara Amerika Serikat dan Sudan.
4. Demokrasi Parlamenter
Demokrasi parlementer adalah kedudukan lembaga legislatif yang lebih kuat.
Lembaga eksekutif memperoleh legitimasi demokrasi yaitu parlemen.
Legislatif terpilih akan memilih kepala pemerintahan dan mencopot perdana
menteri dengan memberi mosi tidak percaya.
Kepala negara dan kepala pemerintahan memiliki kekuasaan yang berbeda-
beda.
5. Demokrasi Otoriter
Demokrasi otoriter terjadi karena elit yang merupakan bagian dari proses
parlementer. Individu-individu tertentu enggak diizinkan memilih kandidiat.
Karena hal itu, hanya elit penguasa saja yang dapat memutuskan berbagai
kepentingan negara contohnya seperti di Rusia.

6. Demokrasi Partisipatif
Demokrasi partisipatif adalah kebalikan dari otoriter yang ada berbagai jenis
namun semua sama untuk menciptakan peluang bagi semua anggota populasi
untuk memberi keputusan.
Demokrasi ini juga menghargai musyawarah dan diskusi dan enggak sekedar
memilih.
Saat ini diketahui, enggak ada negara yang aktif untuk menggunakan demokrasi
ini.
7. Demokrasi partisipatif
Demokrasi partisipatif adalah kebalikan demokrasi otoriter. Ada berbagai
jenis demokrasi partisipatif tetapi semuanya sama yaitu untuk menciptakan
peluang bagi semua anggota populasi untuk memberikan kontribusi dalam
proses pengambilan keputusan. Dengan memecah negara menjadi jaringan
kecil dan memberdayakan politik akar rumput berbasis masyarakat.
Demokrasi ini menghargai musyawarah dan diskusi bukan sekadar memilih.
Saat ini, tidak ada negara yang secara aktif mempraktikkan bentuk demokrasi
ini. Meski teori-teorinya masuk akal, penerapan nyata dengan pendekatan ini
penuh komplikasi.
8. Demokrasi Islam
Bentuk demokrasi ini berupaya menerapkan hukum Islam ke dalam kebijakan
publik dengan tetap mempertahankan kerangka demokrasi.
Demokrasi Islam memiliki tiga karakteristik utama yaitu:
1. Para pemimpin dipilih oleh rakyat.
2. Semua orang tunduk pada hukum Syariah, termasuk para pemimpin.
3. Para pemimpin harus berkomitmen mempraktikkan syura.
Syura menandakan badan politik ada pada tempatnya untuk konsultasi
tentang masalah apa pun. Ini adalah prinsip dasar sistem politik Islam yang
direkomendasikan dalam Al-Quran.
Negara-negara yang memenuhi ketiga karakteristik ini Iran, Afghanistan dan
Pakistan. Negara Islam lain seperti Arab Saudi cenderung pada bentuk rezim
otoriter daripada negara demokasi.
9. Demokrasi sosial
Demokrasi sosial muncul sebagai reaksi terhadap kebijakan neoliberal
dalam ekonomi internasional. Demokrasi sosial bertujuan
memberdayakan negara atas pasar neoliberal. Pengeluaran negara untuk
memberikan layanan gratis daripada swasta yang terlalu mahal. Negara
fokus pada penyediaan pendidikan gratis atau layanan kesehatan gratis
sehingga orang tidak harus bergantung pada perusahaan.
3. Berdasarkan Tujuan
a. Demokrasi Formal
Demokrasi formal adalah demokrasi yang menjunjung tinggi persamaan dalam
bidang politik tanpa adanya pengurangan kesenjangan dalam bidang ekonomi.
Demokrasi formal dianut oleh negara-negara liberal.
b. Demokrasi Material
Demokrasi material adalah demokrasi yang fokus pada upaya untuk
menghilangkan perbedaan dalam bidang ekonomi, di mana persamaan dalam
bidang politik kurang diperhatikan. Demokrasi jenis ini dianut oleh negara-
negara komunis.
c. Demokrasi Gabungan
Macam-macam demokrasi selanjutnya adalah demokrasi gabungan yang
dianut oleh negara-negara non blok. Demokrasi gabungan berada pada jalur
tengah, yakni mengambil kebaikan dan membuang keburukan dari
pelaksanaan demokrasi formal dan material.
TAHAPAN PERKEMBANGAN DEMOKRASI
DI INDONESIA
Sejak bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus
1945, demokrasi sengaja di pilih menjadi sistem yang diperuntukkan bagi
pengelolaan negara dan pemerintahan. Dengan demokrasi, seluruh rakyat
bisa turut serta dalam proses pengelolaan negara dan pemerintahan. Dengan
demokrasi, seluruh rakyat bisa turut serta dalam proses pengelolaan negara.
Pada awal kemerdekaan ketika UUD 1945 menjadi hukum dasar tertulis bagi
setiap bangsa Indonesia, muncul pergeseran gagasan ketatanegaraan yang
mendominasi pemikiran segenap pemimpin bangsa. Semula gagasan
tentang peranan Negara dan peranan masyarakat dalam ketatanegaraan
lebih dikedepankan
Selanjutnya dengan melihat realita belum mungkin dibentuknya lembaga-
lembaga Negara seperti dikehendaki UUD 1945 sebagai aparatur demokrasi,
muncullah gagasan organisme. Gagasan tersebut memberikan legitimasi bagi
tampilnya lembaga MPR, DPR, DPA untuk sementara dilaksanakan Presiden
dengan bantuan Komite Nasional.
Selanjutnya pada tanggal 14 Nopember 1945 pemerintah telah mengeluarkan
Maklumat Pemerintah atas usul Badan Pekerja Komite Nasional Pusat. Dalam
Maklumat Pemerintah tersebut ditegaskan bahwa sistem pertanggungjawaban
Presiden kepada MPR menjadi Presiden bersama-sama Menteri-menteri
bertanggungjawab kepada parlemen (Komite Nasional Pusat). Akibatnya
sistem pemerintahan presidensiil berubah menjadi sistem pemerintahan
parlementer tanpa harus mengubah UUD 1945. Presiden tidak lagi menjadi
kepala pemerintahan melainkan hanya sebagai kepala negara.
Begitu kuatnya paham demokrasi pluralistik pada tahun 1945-1949 yang di
tandai system multi partai telah mampu meredam system politik politik yang
otoriter dengan dominasi peranan pemerintahan Negara. Hal itu terbukti
bahwa partai-partai politik telah mampu menjatuhkan kabinet yakni Kabinet
Syahrir I,II,III, Kabinet Syarifuddin sebagai pengganti Kabinet Syahrir II.

Setelah penyerahan kedaulatan pemerintahan Belanda pada tanggal 27


Desember 1949 (KMB), UUD 1945 diganti dengan Konstitusi RIS. Negara RI
berubah menjadi Negara Serikat dengan system politik parlementer. Secara
konstitusional pemerintahan dengan system parlementer disebut sebagai
parlementarisem konstitusional. Selama berlakunya Konstitusi RIS tidak banyak
kejadian yang berkenaan dengan demokrasi dan peranan Negara. Hal ini
disebabkan karena masa pemerintahan RIS yang hanya 8 bulan saja. Karena
menunggu penyerahan kedaulatan dari pemerintah Belanda.
Seiring berjalannya waktu, penerapan demokrasi di Indonesia mengalami banyak
perubahan. Bangsa Indonesia seolah baru diuji untuk mencari demokrasi seperti
apa yang paling pas dan cocok dengan karakter, budaya, dan kebiasaan bangsa
Indonesia.

Periode Demokrasi Liberal (1950 - 1959)


Masa Demokrasi Liberal berlangsung kurun waktu 1950-1959. Pada kurun waktu
ini Indonesia menganut system pemerintahan parlementer. Sistem parlementer
adalah system pemerintahan yang parlemennya memiliki peranan penting dalam
pemerintahan. Parlemen memiliki wewenang dalam mengangkat perdana
menteri dan parlemen pun dapat menjatuhkan pemerintahan, yaitu dengan cara
mengeluarkan semacam mosi tidak percaya.
Pada masa demokrasi Liberal sering disebut sebagai zaman pemerintahan
partai- partai. Banyaknya partai dianggap sebagai salah satu kendala yang
mengakibatkan kabinet atau pemerintahan tidak berusia panjang. Pada
kurun waktu ini partai politik saling berebut pengaruh untuk memegang
takpuk kekuasaan. Hal tersebut berdampak pada terganggunya stabilitas
nasional di berbagai bidang kehidupan, baik politik, social, budaya, maupun
pertahanan keamanan. Sistem multi partai di Indonesia diawali dengan
munculnya Maklumat Pemerintah tanggal 3 November 1945 dengan tujuan
untuk memperkuat perjuangan revolusi. Dengan munculnya banyak partai
baru kemudian system pemerintahan Indonesia diganti dari presidensial
menjadi parlementer. Sistem parlementer diawali dengan munculnya kabinet
Sjahrir dengan Sutan Sjahrir sebagai Perdana Menterinya.
Pada tahun 1950, Negara Kesatuan Republik Indonesia mempergunakan Undang-
Undang Dasar Sementara (UUDS) atau juga disebut Undang-Undang Dasar 1950.
Berdasarkan UUD tersebut pemerintahan yang dilakukan oleh kabinet sifatnya
parlementer, artinya kabinet bertanggung jawab pada parlemen. Jatuh
bangunnya suatu kabinet bergantung pada dukungan anggota parlemen.
Ciri utama masa Demokrasi Liberal adalah sering bergantinya kabinet. Hal ini
disebabkan karena jumlah partai yang cukup banyak, tetapi tidak ada partai yang
memiliki mayoritas mutlak. Setiap kabinet terpaksa didukung oleh sejumlah partai
berdasarkan hasil usaha pembentukan partai ( kabinet formatur ). Bila dalam
perjalanannya kemudian salah satu partai pendukung mengundurkan diri dari
kabinet, maka kabinet akan mengalami krisis kabinet. Presiden hanya menunjuk
seseorang ( umumnya ketua partai ) untuk membentuk kabinet, kemudian setelah
berhasil pembentukannya, maka kabinet dilantik oleh Presiden.
Sistem kabinet parlementer menunjukkan adanya persaingan antarpartai politik
untuk menduduki kursi terbanyak dalam parlemen. Pada masa Demokrasi Liberal
telah terjadi pergantian kabinet sebanyak tujuh kali.
Periode Demokrasi Terpimpin(1959 – 1965)
Gagalnya usaha untuk kembali ke UUD 1945 dengan melalui Konstituante
dan rentetan peristiwa-peristiwa politik yang mencapai klimaksnya dalam
bulan Juni 1959, akhirnya mendorong Presiden Soekarno untuk sampai
kepada kesimpulan bahwa telah muncul suatu keadaan kacau yang
membahayakan kehidupan negara. Atas kesimpulannya tersebut, Presiden
Soekarno pada tanggal 5 Juli 1959, dalam suatu acara resmi di Istana
Merdeka, mengumumkan Dekrit Presiden mengenai pembubaran
Konstituante dan berlakunya kembali UUD 1945 dalam kerangka sebuah
sistem demokrasi yakni Demokrasi Terpimpin.
Dekrit 5 Juli 1959 mendapatkan sambutan dari masyarakat Republik
Indonesia yang pada waktu itu sangat menantikan kehidupan negara yang
stabil. Namun kekuatan dekrit tersebut bukan hanya berasal dari sambutan
yang hangat dari sebagian besar rakyat Indonesia, tetapi terletak dalam
dukungan yang diberikan oleh unsur-unsur penting negara lainnya, seperti
Mahkamah Agung dan KSAD.
Dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden, Kabinet Djuanda dibubarkan dan pada
tanggal 9 Juli 1959, diganti dengan Kabinet Kerja. Dalam kabinet tersebut
Presiden Soekarno bertindak sebagai perdana menteri, sedangkan Ir. Djuanda
bertindak sebagai menteri pertama.

Demokrasi dalam pandangan Soekarno merupakan sistem yang paling ideal


untuk memerintah Indonesia. Walaupun Soekarno menghendaki satu partai
saja, Soekarno tetap memberikan perhatian Terhadap masalah demokrasi.
Namun perlu ditekankan lagi demokrasi yang Soekarno maksudkan bukanlah
demokrasi Barat yang menurut Soekarno hanya menjamin hak rakyat pada
persamaan bidang politik, sedangkan hak-hak untuk persamaan ekonomi sama
sekali ditinggalkan. Soekarno menganggap demokrasi barat tidak cocok dengan
Indonesia. Sehingga sikap antipatinya itu bukan asal sikap yang tidak
menggunakan pertimbangan sama sekali.
Menurut Soekarno demokrasi terpimpin merupakan jalan keluar dari kegagalan
demokrasi liberal sejak tahun 1950, terbukti demokrasi liberal ternyata tidak sesuai
bagi kondisi di Indonesia sehingga tuntutan-tuntutan maupun dukungan untuk
kembali ke UUD 1945 semakin meluas saat memasuki awal tahun 1959. PNI dan PKI
sepakat dengan gagasan Presiden Soekarno, ternyata dibalik sikap politik yang
menyatakan dukungan akan dikeluarkan dekrit merupakan bentuk pertarungan
ideologi bahwa inilah salah satu jalan untuk dapat menerobos kekerasannya
pendirian partai- partai Islam dalam Majelis Konstituante yang bertugas
merumuskan UUDS 1950 menginginkan isi dari Pancasila digantikan dengan Piagam
Jakarta serta dicantumkan dalam undang-undang dasar yang baru.
Soekarno berusaha mengumpulkan seluruh kekuatan politik yang saling bersaing
dari Demokrasi Terpimpin dengan jalan turut membantu mengembangkan
kesadaran akan tujuan-tujuan nasional. Ia menciptakan suatu ideologi nasional
yang mengharapkan seluruh warga negara memberi dukungan kesetiaan
kepadanya. Pancasila ditekankan olehnya dan dilengkapi dengan serangkaian
doktrin seperti Manipol-Usdek dan Nasakom.
Dalam usahanya mendapatkan dukungan yang luas untuk kampanye melawan
Belanda di Irian Barat dan Inggris di Malaysia, ia menyatakan bahwa Indonesia
berperan sebagai salah satu pimpinan “kekuatan- kekuatan yang sedang
tumbuh” di dunia, yang bertujuan untuk menghilangkan pengaruh Nekolim
(neokolonialis, kolonialis dan imperialis). Sebagai lambang dari bangsa, Soekarno
bermaksud menciptakan suatu kesadaran akan tujuan nasional yang akan
mengatasi persaingan politik yang mengancam kelangsungan hidup sistem
Demokrasi Terpimpin.
presiden selalu mengungkapkan bahwa revolusi Indonesia memiliki lima gagasan
penting. Pertama, Undang- Undang Dasar 1945; kedua, Sosialisme ala Indonesia;
Ketiga, Demokrasi Terpimpin; keempat, Ekonomi Terpimpin; dan yang terakhir
kelima, kepribadian Indonesia. Dengan mengambil huruf pertama masing-masing
gagasan itu maka muncullah singkatan USDEK. “Manifesto politik Republik
Indonesia” disingkat “Manipol”, dan ajaran baru itu dikenal dengan nama
“Manipol-USDEK”.
ditekankan presiden mengenai kegotong-royongan, menempatkan kepentingan
nasional diatas kepentringan golongan dan kemungkinan mencapai mufakat
melalui musyawarah yang dilakukan dengan penuh kesabaran. Ada dua sebab
mengenai hal ini pertama, keselarasan dan kesetiakawanan merupakan nilai
yang dijunjung masyarakat-masyarakat Indonesia. Dan kedua, bangsa Indonesia
benar-benar menyadari betapa berat kehidupan yang mereka rasakan akibat
keterpecahbelahan mereka dalam tahun-tahun sebelumnya. Selain itu, banyak
yang tertarik kepada gagasan bahwa apa yang diperlukan Indonesia dewasa ini
adalah orang-orang yang berpikiran benar, berjiwa benar dan patriot sejati. Bagi
anggota beberapa komunitas Indonesia, terutama bagi orang-orang Jawa,
mereka menemukan makna yang sesungguhnya dalam berbagai skema rumit
yang disampaikan presiden itu ketika mengupas cara pandang secara panjang
lebar Manipol-USDEK.
Periode Demokrasi di Era Orde Baru (1965-1998)
Setelah meletusnya peristiwa 1965, kondisi politik semakin kacau karena antara
PKI maupun TNI saling tuduh tentang siapa yang berada di balik peristiwa
Gerakan 30 September. Akan tetapi, karena semakin terdesak akhirnya kekuatan
PKI berhasil dihancurkan. Namun demikian, gejolak politik ini menjadi pekerjaan
rumah karena telah memorak-porandakan kehidupan politik secara global. Oleh
karena itu, program utama yang diemban setelah lahirnya Orde Baru adalah
stabilitas politik.
Di depan sidang pleno DPRGR pada 16 Agustus 1966, Soeharto sebagai Ketua
Presidium Kabinet Ampera memberikan keterangan tentang tanggung jawab
Kabinet Ampera dalam hal pemciptaan kodnsisi mental/psikologis bagi
keperluan stabilitas sosial, politik, dan ekonomi. Hal yang paling awal dilakukan
untuk mengatasi kondisi politik adalah pembubaran PKI dan pembersihannya
di segala aspek. Di bidang politik luar negeri, pemulihan hubungan dengan
Malaysia dilakukan dan Indonesia aktif kembali di PBB terhitung sejak 28
September 1966.
Setelah Soeharto mejabat sebagai presiden, pada 6 Juni 1968 diumumkan
susunan Kabinet Pembangunan. Tugas pokok kabinet inisebagaimana dalam
Ketetapan MPRS No XLI/MPRS/1968 disebut sebagai Pancakrida. Rinciannya
adalah sebagai berikut. a. Menciptakan stabilisasi politik dan ekonomi sebagai
syarat mutlak berhasilnya pelaksanaan Rencana Pembangunan Lima Tahun dan
Pemilihan Umum; b. Menyusun dan melaksanakan Rencana Pembangunan Lima
Tahun; c. Melaksanakan Pemilihan Umum selambat-lambatnya pada tanggal 5 Juli
1971; d. Mengembalikan ketertiban dan keamanan masyarakat dengan mengikis
habis sisa-sisa G30S/PKI dan setiap rongrongan, penyelewengan, serta
pengkhiatan terhadap Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945; dan e.
Melanjutkan penyempurnaan dan pembersihan secara menyeluruh aparatur
negara baik di tingkat pusat maupun di tingkat rendah.
SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA
Apa sistem
Sesuai dengan UUD 1945, sistem pemerintahan
pemerintahan Indonesia adalah PRESIDENSIL
Indonesia ?
( Dimulai sejak 18 Agustus 1945)

Kepala Negara Kepala Pemerintahan

03/03/23 33
CIRI-CIRI SISTEM PRESIDENSIL
• Dikepalai seorang presiden selaku pemegang
kekuasaan eksekutif yang dijalankan sesuai
dengan kedaulatan rakyat
• Presiden memiliki hak prerogatif
• Menteri-menteri bertanggung jawab kepada
Presiden
• Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR
( keduanya tidak dapat saling menjatuhkan )
KABINET PERTAMA RI
Dibentuk tanggal 2 September 1945

03/03/23 35
BERAKHIRNYA SISTEM
PRESIDENSIL

Keluarnya Maklumat Pemerintah


tanggal 14 November 1945

Sistem Presidensil diubah


menjadi sistem Parlementer
Sistem
Parlementer ? Sistem pemerintahan dimana kekuasaan
? legislatif (DPR/Parlemen) lebih besar daripada
kekuasaan eksekutif (Perdana Menteri)

Kepala negara Kepala pemerintahan

Presiden Perdana Menteri


03/03/23 37
Ciri-ciri sistem parlementer
• Kekuasaan legislatif (DPR) lebih besar daripada
kekuasaan eksekutif
• Menteri-menteri(kabinet) bertanggung jawab
pada DPR ( Kabinet harus mendapat mosi /
kepercayaan dari parlemen)
• Program-program kabinet harus sesuai dengan
politik sebagian besar anggota parlemen
• Kedudukan kepala negara hanya sebagai simbol
yang tidak dapat diganggu gugat
SISTEM PARLEMENTER
Indonesia pernah mengalami adanya jabatan perdana
menteri, dimulai sejak Kabinet Sjahrir I yang
diketuai oleh Sutan Syahrir pada tanggal 14
November 1945, dan diakhiri oleh Kabinet
Djuanda pada tanggal 10 Juli 1959 yang dipimpin
oleh Djuanda Kartawidjaja dengan keluarnya
Dekrit Presiden 5 Juli 1959
KURUN WAKTU SISTEM
PARLEMENTER DI INDONESIA

Kurun Waktu 14 November 1945 – 27 Desember 1949

Kurun Waktu 27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950

Kurun Waktu 17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959


KURUN WAKTU
14 NOVEMBER 1945 – 27 DESEMBER 1949

• Kabinet Syahrir I ( 14 November 1945 – 12 Maret 1946)


• Kabinet Syahrir II ( 12 Maret 1946 – 2 Oktober 1946)
• Kabinet Amir Syarifudin I ( 3 Juli 1947 – 11 November 1947)
• Kabinet Amir Syarifudin II ( 11 November 1947 – 29 Januari 1948)
• Kabinet Hatta I ( 29 Januari 1948 – 4 Agustus 1949)
03/03/23 42
03/03/23 43
03/03/23 44
KURUN WAKTU
27 DESEMBER 1949 – 17 AGUSTUS 1950

• Kabinet Darurat / Syafrudin Prawiranegara


( 29 Desember 1948 – 13 Juli 1949)

• Kabinet Hatta II
( 4 Agustus 1949 – 20 Desember 1949)
03/03/23 46
KURUN WAKTU
17 AGUSTUS 1950 – 5 JULI 1959

• Kabinet Natsier ( 7 September 1950 – 21 Maret 1951)


• Kabinet Sukiman ( 27 April 1951 – 23 Pebruari 1952)
• Kabinet Wilopo ( 3 April 1952 – 3 Juni 1953 )
• Kabinet Ali-Wongso ( 1 Agustus 1953 – 24 Juli 1955)
• Kabinet Burhanuddin Harahap ( 12 Agustus 1955 – 3 Maret 1956)
• Kabinet Ali II ( 24 Maret 1956 – 14 Maret 1957)
• Kabinet Juanda ( 9 April 1957 – 10 Juli 1959)
03/03/23 48
Kabinet Natsier ( 7 September 1950 – 21 Maret 1951)
03/03/23 49
03/03/23 50
Kabinet Sukiman ( 21 April 1951 – 23 Pebruari 1952)
03/03/23 51
03/03/23 52
Kabinet Wilopo ( 3 April 1952 – 3 Juni 1953)
03/03/23 53
03/03/23 54
Kabinet Ali-Wongso ( 1 Agustus 1953 – 24 Juli 1955)
03/03/23 55
Kabinet Burhanuddin Harahap ( 12 Agustus 1955 – 3 Maret 1956)
03/03/23 56
Kabinet Ali II (24 Maret 1956 – 14 Maret 1957 )
03/03/23 57
03/03/23 58
Kabinet Djuanda ( 9 April 1957 – 10 Juli 1959)
03/03/23 59
Demokrasi Demokrasi Pergolakan Politik dan
Liberal Terpimpin Separatisme

Menyebabkan Menyebabkan Menyebabkan

Terjadnya pergantian Kekuasaan mutlak di Pemberontakan PKI Madiun


kabinet tangan Presiden
Soekarno Pemberontakan DI/TII
Separatisme
Dibentuknya DPR GR Pemberontakan APRA
Politik dagang sapi oleh Presiden Pemberontakan RMS
Pemberontakan Andi Azis
Pemberontakan PRRI/Permesta

03/03/23 60
MASA DEMOKRASI LIBERAL

MASA DEMOKRASI TERPIMPIN

PERGOLAKAN POLITIK DAN


SEPARATISME

03/03/23 61
• Bidang Politik

Indonesia menerapkan sistem politik Demokrasi Liberal


yang bentuk konkritnya terdapat kabinet-kabinet al:
Kabinet Natsir ( 6 September 1950-21 Maret 1951)
Kabinet Sukiman ( 27 April 1951-3 April 1952)
Kabinet Wilopo ( 3 April 1952-3 Juni 1953)
Kabinet Ali – Wongso ( PNI-PIR) ( 31 Juli 1953-12 Agustus 1955)
Kabinet Burhanuddin Harahap ( 12 Agustus 1955- 3 Maret 1956)
Kabinet Ali Satroamidjojo II ( 20 Maret- 4 Maret 1957)
Kabinet Djuanda / Kabinet Karya (9 April 1957 – 5 Juli 1959)
AKIBAT
KABINET NATSIR
• Prestasi Indonesia jadi anggota
PBB
nomor 60

• Jatuh Mosi tidak percaya dari


kabinet
KABINET SUKIMAN
• Prestasi MSA ( Mutual
Security Act) kerjasama
militer dengan AS
• Jatuh Gagal bebaskan IBA ( Irian
Barat)
KABINET WILOPO
• Prestasi Merencanakan pemilu I
7an : Milih DPR dan Konstituante
• Jatuh a. Peristiwa 17 Oktober 1952
( DPR campur tangan urusan AD )
b. Peristiwa Tanjung Morawa
( Masalah tanah perkebunan
di Sum-ut )
KABINET ALI - I
• Prestasi KAA ( Konferensi Asia-Afrika)
pelopor :
Indonesia Ali Sastro
Srilanka Sir John Kotelawala
Pakistan Moh. Ali
India Pandit Jawaharlal Nehru
Birma U Nu

• Jatuh Konflik di tubuh Militer


KABINET BURHANUDIN HARAHAP

• Prestasi Melaksanakan Pemilu I


7an : Milih anggota
 DPR ( 29 September 1955)
 Konstituante ( 15 Desember 1955)
Hasil : 4 partai besar

Mas Parno NU Pa Kumis


MASYUMI PNI NU PKI
KABINET ALI - II
• Prestasi Membebaskan IBA
( Irian Barat )
KABINET DJUANDA
• Disebut ZAKEN KABINET / KABINET
AHLI (Menteri-menteri ahli di bidangnya)
• Program :
Kabinet Djuanda memiliki 5 pasal program kerja yang dikenal dengan
nama Pancakarya.
Berikut ini program-program kerja Kabinet Karya :
Membentuk Dewan Nasional
Normalisasi keadaan Republik Indonesia
Melanjutkan pembatalan KMB
Memperjuangkan Irian Barat kembali ke Republik Indonesia
Mempercepat pembangunan
Apa
Akibatnya???
Kabinet sering berganti
Separatisme daerah terus
bergolak
Adanya politik dagang sapi

Partai-partai mementingkan
dirinya sendiri
Kondisi perekonomian
nasional semakin buruk
Masih ingat Merupakan bentuk pelaksanaan dari
khan Isi Dekrit dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959
Presiden??

Pembubaran badan konstituante


UUDS 1950 tidak berlaku
dan berlakunya kembali UUD 1945
Dibentuk MPRS dan DPAS
PENYEBAB KONSTITUANTE
GAGAL MENYUSUN UNDANG-UNDANG DASAR BARU

Fraksi-fraksi yang ada di dewan Kontituante hanya mengurus kepentingan partai


atau golongannya saja

Dilaksanakannya sistem Demokrasi Liberal


Sering terjadinya pergantian pemerintahan (kabinet) yang terus menerus
Munculnya gerakan separatis di daerah-daerah

Pada tanggal 21 Februari 1957, Presiden Soekarno menyampaikan gagasannya yang


: disebut dengan Konsepsi Presiden yang berisi
Membentuk Kabinet Gotong Royong yang didukung oleh semua partai, berintikan PNI,
Masyumi, NU dan PKI ( Kabinet empat kaki )
Membentuk Dewan Nasional yang beranggotakan wakil-wakil golongan fungsional sebagai
badan penasehat bagi pemerintah
03/03/23 72
Hakikat Demokrasi Terpimpin

Demokrasi Demokrasi yang berdasar Sila ke


Terpimpin : 4 pancasila
?
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat“
kebijaksanaan dalam permusyawaratan /
”perwakilan
Namun dalam prakteknya mengalami
penyelewengan karena kata “dipimpin” diartikan
sebagai “dipimpin” menurut kehendak presiden
Akibat pelaksanaan Demokrasi Terpimpin
terjadi penyimpangan dalam beberapa bidang

EKONOMI
POL. LUAR
POLITIK NEGERI

03/03/23 74
Bidang Politik
Membubarkan DPR hasil pemilu
1955 dengan dasar Penpres no.
3/1959 dan membentuk DPR-GR
(Gotong Royong) dengan dasar
Penpres no 4/1960
Membubarkan MPR dan
membentuk MPRS dengan dasar
Penetapan Presiden nomor 2
tahun 1959
Melaksanakan sistem ekonomi terpimpin dimana
presiden terjun langsung mengatur ekonomi yang terpusat
pada pemerintah pusat, perekonomian terpusat pada satu
tangan Akibat : Perekonomian lesu bahkan terjadi inflasi
yang sangat tajam pada tahun 1965 yang
mencapai 650%
: Sebab-sebab kegagalan ekonomi terpimpin
Penanganan ekonomi tidak rasional dan .1
lebih bersifat politik tanpa kendali
Tak ada ukuran yang objektif dalam menilai .2
Politik Luar Negeri
Politik Luar negeri mengarah pada politik mercu suar antara
lain :
: A. Membagi kekuatan politik dunia menjadi dua yaitu
a. Oldefo ( Old Established Forces), yaitu kekuatan lama yang
telah
mapan yakni negara-negara kapitalis yang neokolonialis dan
imperialis ( Nekolim )
B. Menyelenggarakan
b. Nefo ( New Emergingpesta olah raga
Forces) negara-negara
, yaitu Nefoyang
kekuatan baru yang dikenal
sedangnama Ganefo ( Games of New Emerging Forces )
dengan
C. Membentuk
muncul poros Jakarta
yakni negara-negara – Peking
progresif ( Politik
revolus ionerporos )
D. Terjadinya konfrontasi dengan Malaysia, karena Malaysia dianggap
sebagai negara Nekolim ( antek-antek negara Barat ) dan menentang
.pembentukan negara federasi Malaysia
Periode Demokrasi Liberal (1945 - 1959)
Pengertian demokrasi liberal – Pada 1945 hingga 1959, Indonesia
sempat menganut sistem demokrasi liberal. Konsep ini dilaksanakan
agar mewujudkan demokrasi yang bebas. Pasalnya, model ini tidak
membatasi tiap individu untuk berpendapat. meski begitu,
demokrasi liberal di Tanah Air tak berjalan baik karena pandangan
dan aspirasi yang begitu banyak dari masyarakat Indonesia.
Dengan adanya hal tersebut, akhirnya justru menimbulkan berbagai
kekacauan sistem pemerintahan dan politik yang kurang maksimal.
Penting bagi kita untuk mengetahui sejarah pelaksanaan demokrasi
liberal yang pernah dianut dan menjadi bagian dari perjalanan
Indonesia, sebab tak bijak rasanya jika generasi penerus tidak
mengenal salah satu babak ini.
Pada kurun waktu ini Indonesia menganut sistem pemerintahan
parlementer. Sistem parlementer adalah system pemerintahan yang
parlemennya memiliki peranan penting dalam pemerintahan. Parlemen
memiliki wewenang dalam mengangkat perdana menteri dan parlemen
pun dapat menjatuhkan pemerintahan, yaitu dengan cara mengeluarkan
semacam mosi tidak percaya.
Pada masa demokrasi Liberal sering disebut sebagai zaman
pemerintahan partai- partai. Banyaknya partai dianggap
sebagai salah satu kendala yang mengakibatkan kabinet atau
pemerintahan tidak berusia panjang. Pada kurun waktu ini
partai politik saling berebut pengaruh untuk memegang
tampuk kekuasaan.
Hal tersebut berdampak pada terganggunya stabilitas nasional
di berbagai bidang kehidupan, baik politik, social, budaya,
maupun pertahanan keamanan. Sistem multi partai di
Indonesia diawali dengan munculnya Maklumat Pemerintah
tanggal 3 November 1945 dengan tujuan untuk memperkuat
perjuangan revolusi.
Dengan munculnya banyak partai baru kemudian system
pemerintahan Indonesia diganti dari presidensial menjadi
parlementer. Sistem parlementer diawali dengan munculnya
kabinet Sjahrir dengan Sutan Sjahrir sebagai Perdana
Menterinya.
Pada tahun 1950, Negara Kesatuan Republik Indonesia
mempergunakan Undang- Undang Dasar Sementara (UUDS)
atau juga disebut Undang-Undang Dasar 1950. Berdasarkan
UUD tersebut pemerintahan yang dilakukan oleh kabinet
sifatnya parlementer, artinya kabinet bertanggung jawab pada
parlemen. Jatuh bangunnya suatu kabinet bergantung pada
dukungan anggota parlemen.
Ciri utama masa Demokrasi Liberal adalah sering bergantinya
kabinet. Hal ini disebabkan karena jumlah partai yang cukup
banyak, tetapi tidak ada partai yang memiliki mayoritas
mutlak. Setiap kabinet terpaksa didukung oleh sejumlah
partai berdasarkan hasil usaha pembentukan partai ( kabinet
formatur ). Bila dalam perjalanannya kemudian salah satu
partai pendukung mengundurkan diri dari kabinet, maka
kabinet akan mengalami krisis kabinet. Presiden hanya
menunjuk seseorang ( umumnya ketua partai ) untuk
membentuk kabinet, kemudian setelah berhasil
pembentukannya, maka kabinet dilantik oleh Presiden.
Sistem kabinet parlementer menunjukkan adanya persaingan
antarpartai politik untuk menduduki kursi terbanyak dalam
parlemen. Pada masa Demokrasi Liberal telah terjadi pergantian
kabinet sebanyak tujuh kali.
Kabinet Moh Natsir
Kabinet Soekiman
Kabinet Wilopo
Kabinet Ali – Wongso
Kabinet Burhanuddin Harahap
Kabinet Alisastroamidjoyo
Kabinet Juanda
Periode Demokrasi Terpimpin(1959 – 1965)
Gagalnya usaha untuk kembali ke UUD 1945 dengan melalui
Konstituante dan rentetan peristiwa-peristiwa politik yang
mencapai klimaksnya dalam bulan Juni 1959, akhirnya
mendorong Presiden Soekarno untuk sampai kepada
kesimpulan bahwa telah muncul suatu keadaan kacau yang
membahayakan kehidupan negara. Atas kesimpulannya
tersebut, Presiden Soekarno pada tanggal 5 Juli 1959, dalam
suatu acara resmi di Istana Merdeka, mengumumkan Dekrit
Presiden mengenai pembubaran Konstituante dan berlakunya
kembali UUD 1945 dalam kerangka sebuah sistem demokrasi
yakni Demokrasi Terpimpin.
Dekrit yang dilontarkan oleh Presiden Soekarno
pada tanggal 5 Juli 1959 mendapatkan sambutan dari
masyarakat Republik Indonesia yang pada waktu itu
sangat menantikan kehidupan negara yang stabil.
Namun kekuatan dekrit tersebut bukan hanya berasal
dari sambutan yang hangat dari sebagian besar
rakyat Indonesia, tetapi terletak dalam dukungan
yang diberikan oleh unsur-unsur penting negara
lainnya, seperti Mahkamah Agung dan KSAD.
Dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden, Kabinet Djuanda dibubarkan dan
pada tanggal 9 Juli 1959, diganti dengan Kabinet Kerja. Dalam kabinet
tersebut Presiden Soekarno bertindak sebagai perdana menteri, sedangkan
Ir. Djuanda bertindak sebagai menteri pertama.
Demokrasi dalam pandangan Soekarno merupakan sistem yang paling
ideal ubtuk memerintah Indonesia. Walaupun Soekarno menghendaki satu
partai saja, Soekarno tetap memberikan perhatian Terhadap masalah
demokrasi. Namun perlu ditekankan lagi demokrasi yang Soekarno
maksudkan bukanlah demokrasi Barat yang menurut Soekarno hanya
menjamin hak rakyat pada persamaan bidang politik, sedangkan hak-hak
untuk persamaan ekonomi sama sekali ditinggalkan. Soekarno
menganggap demokrasi barat tidak cocok dengn Indonesia. Sehingga sikap
antipatinya itu bukan asal sikap yang tidak menggunakan pertimbangan
sama sekali.
Bentuk pemerintahan Indonesia Pada masa diberlakukan Undang-Undang
Dasar Sementara (UUDS) 1950, menganut sistem demokrasi liberal.
Demokrasi ini Merupakan sistem politik Secara tidak langsung kedaulatan
rakyat disalurkan melalui partai-partai. Kebijakan multipartai yang
tertancap di Indonesia mendapati sisi negatif. Sistem demokrasi liberal
dan kabinet parlementer berakibat pada pemerintahan tidak stabil atau
sering terjadi pergantian kabinet, pemerintah tidak sempat melaksanakan
program kerjanya, sebab setiap kabinet hanya mempunyai masa kerja
pendek dan kedudukan pemerintah tidak kuat karena sewaktu-waktu
dapat dibubarkan apabila tidak mendapat persetujuan DPR. Terdapat
empat partai besar yaitu Masyumi, PNI, NU dan PKI. Partai partai itulah
mengirimkan wakil-wakil rakyat dalam DPR (parlemen), sehingga
disebut dengan sistem kabinet parlementer.
Menurut Soekarno demokrasi terpimpin merupakan jalan keluar dari
kegagalan demokrasi liberal sejak tahun 1950, terbukti bahwa demokrasi
liberal ternyata tidak sesuai bagi kondisi di Indonesia sehingga tuntutan-
tuntutan maupun dukungan untuk kembali ke UUD 1945 semakin meluas
saat memasuki awal tahun 1959. PNI dan PKI sepakat dengan gagasan
Presiden Soekarno, ternyata dibalik sikap politik yang menyatakan
dukungan akan dikeluarkan dekrit merupakan bentuk pertarungan
ideologi bahwa inilah salah satu jalan untuk dapat menerobos
kekerasannya pendirian partai- partai Islam dalam Majelis Konstituante
yang bertugas merumuskan UUDS 1950 menginginkan isi dari Pancasila
digantikan dengan Piagam Jakarta serta dicantumkan dalam undang-
undang dasar yang baru.
Soekarno berusaha mengumpulkan seluruh kekuatan politik yang saling bersaing
dari Demokrasi Terpimpin dengan jalan turut membantu mengembangkan
kesadaran akan tujuan-tujuan nasional. Ia menciptakan suatu ideologi nasional
yang mengharapkan seluruh warga negara memberi dukungan kesetiaan
kepadanya. Pancasila ditekankan olehnya dan dilengkapi dengan serangkaian
doktrin seperti Manipol-Usdek dan Nasakom. Dalam usahanya mendapatkan
dukungan yang luas untuk kampanye melawan Belanda di Irian Barat dan Inggris
di Malaysia, ia menyatakan bahwa Indonesia berperan sebagai salah satu
pimpinan “kekuatan- kekuatan yang sedang tumbuh” di dunia, yang bertujuan
untuk menghilangkan pengaruh Nekolim (neokolonialis, kolonialis dan
imperialis). Sebagai lambang dari bangsa, Soekarno bermaksud menciptakan
suatu kesadaran akan tujuan nasional yang akan mengatasi persaingan politik yang
mengancam kelangsungan hidup sistem Demokrasi Terpimpin.
presiden selalu mengungkapkan bahwa revolusi Indonesia
memiliki lima gagasan penting. Pertama, Undang- Undang
Dasar 1945; kedua, Sosialisme ala Indonesia; Ketiga,
Demokrasi Terpimpin; keempat, Ekonomi Terpimpin; dan
yang terakhir kelima, kepribadian Indonesia. Dengan
mengambil huruf pertama masing-masing gagasan itu maka
muncullah singkatan USDEK. “Manifesto politik Republik
Indonesia” disingkat “Manipol”, dan ajaran baru itu dikenal
dengan nama “Manipol-USDEK”.
Manipol-USDEK benar-benar memiliki daya pikat bagi banyak
masyarakat politik. Masyarakat politik ini, yang didominasi pegawai
negeri, sudah lama mendukung apa yang selalu ditekankan presiden
mengenai kegotong-royongan, menempatkan kepentingan nasional diatas
kepentringan golongan dan kemungkinan mencapai mufakat melalui
musyawarah yang dilakukan dengan penuh kesabaran. Ada dua sebab
mengenai hal ini pertama, keselarasan dan kesetiakawanan merupakan
nilai yang dijunjung masyarakat-masyarakat Indonesia. Dan kedua,
bangsa Indonesia benar-benar menyadari betapa berat kehidupan yang
mereka rasakan akibat keterpecahbelahan mereka dalam tahun-tahun
sebelumnya.

KEMBALI
Periode Demokrasi di Era Orde Baru (1965-
1998)
Setelah Soeharto mejabat sebagai presiden,
pada 6 Juni 1968 diumumkan susunan
Kabinet Pembangunan. Tugas pokok kabinet
ini sebagaimana dalam Ketetapan MPRS No
XLI/MPRS/1968 disebut sebagai Pancakrida
Rinciannya adalah sebagai berikut.
a.Menciptakan stabilisasi politik dan ekonomi sebagai syarat mutlak berhasilnya
pelaksanaan Rencana Pembangunan Lima Tahun dan Pemilihan Umum;
b.Menyusun dan melaksanakan Rencana Pembangunan Lima Tahun;
c.Melaksanakan Pemilihan Umum selambat-lambatnya pada tanggal 5 Juli 1971;
d.Mengembalikan ketertiban dan keamanan masyarakat dengan mengikis habis
sisa-sisa G30S/PKI dan setiap rongrongan, penyelewengan, serta pengkhiatan
terhadap Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945; dan e.
e.Melanjutkan penyempurnaan dan pembersihan secara menyeluruh aparatur
negara baik di tingkat pusat maupun di tingkat rendah.
Dalam kabinet yang pertama ini, Soeharto menerapkan sistem reformasi
birokrasi. Reformasi dilakukan dengan menyederhanakan dan
penggabungan departemen. Pada masa itu, hanya terdapat 5 menteri
negara dan 18 manteri/pimpinan departemen yang duduk di dalam
kabinet. Sebagai tindak lanjut Pancakrida, pada 3 Maret 1969 dibentuk
Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib).
Lembaga ini bertugas (1) memulihkan keamanan dan ketertiban dalam
hubungan dengan sebab akibat pemberontakan G30S/PKI serta kegiatan-
kegiatan eksterm dan subversi lainnya; dan (2) mengamankan
kewibawaan pemerintah dan alat-alatnya dari pusat sampai dengan
daerah, untuk menjamin kelangsungan hidup Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945. Dari sini benih-benih kekuasaan militer semakin
mengemuka dan menjadi pendukung utama Orde Baru
Hakikat Orde
a.b.Suatu
Koreksi Baru.
totalseluruh
tatanan segala
penyelewengan
kehidupan rakyat, bangsa dan
negara terdahulu dan manyusun
yang diletakan kepada
kembali dan
pelaksanaan Pancasila kekuatan
UUD
bangsa
1945 secara guna
murni dan
mempercepat proses
konsekwen
pembangunan bangsa.
Landasan Orde
Baru.
•a. Landasan Idiil: Pancasila
b. Landasan Konstitusional : UUD 1945
•c. Landasan Operasional:
Tap MPRS/MPR

Tujuan Orde Baru.


• Mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 di dalam
wadah yang merdeka dan berdaulat.
Tindakan Soeharto Selaku
Pengemban Supersemar
pada tanggal 7-12 Maret
12 Maret 1966
1967
Membubarkan MPRS
PKI dan mengadakan sebagai partai terlarang,
menyatakannya
termasuk ormas-ormasnya
Sidang Istimewa yang
18 Maret 1966 kemudian mencabut
Mengamankan 15 menteri
kekuasaan PresidenKabinet Dwikora yang terlibat langsung
Soekarno
maupun tidak dan
langsung dalam G-30-S/PKI
mengangkat Jendral
20 Juni—5 Juli 1966
Soeharto sebagai Pejabat
Dr.Diadakan
Subandrio
Sidang umum MPRS Sutomo24Martopradopo
IV yang menghasilkan
Ir. Surachman ketetapan,
Presiden hingga dipilihnya
Ir. di antaranya:
Setiadi ReksoprojoPresidenDr. Chairul
hasil Saleh
Pemilu. Astrawinata, S.H.
TAP MPRS No. IX/MPRS/1966 tentang pengukuhan Supersemar
Oei. Tjoe Pelantikannya dilakukan
Mayjen Achmadi Mayjen Dr. Sumarsono
TAPTat, S.H.
MPRS No. XXV/MPRS/1966 tentang pembubaran Partai
Komunis
Jusuf Muda Indonesia
Dalam tanggal 27dan
(PKI)
Drs. Maret Letkolorganisasi
pernyataan sebagai
Achadi Syafii
terlarang di seluruh wilayah
Sumarjono Indonesia
1968 Armunanto
. Dengan demikian, J. Tumakaka
TAP MPRS No. XIII/MPRS/1966 tentang penugasan Letjen
berakhirlah
Soeharto Masa OrdeKabinet
untuk membentuk Lama Ampera dan pembubaran
Menguatnya negara
P4 (Eka Prasetya Panca Karsa)
Penyederhanaan atau penggabungan
Tap MPR No.II/MPR/1978
Pemilu 1971 (fusi) partai pada tahun 1973
Peserta Pemilu merupakan kebijakan Presiden
Memfungsikan
Penyederhanaan Sekber
partai Soeharto untuk menciptakan
PNI,Golkar
PSII, melalui permendagri
NU, Golkar
1. Partai
No.Persatuan
12/1969 Pembangunan
tentang stabilitas politik kehidupan berbangsa
Partai Katolik, Parkindo dan bernegara. Kebijakan ini
NU, monoloyalitas
Parmusi, PSII pegawai
dan Perti
negeri
IPKI, Parmusi dianggap menjadi syarat utama
2. Golongan Karya dalam mencapai pembangunan
Partai Murba, Partai Perti ekonomi
3. Partai Demokrasi Indonesia
Indonesia.(https://sumber.belajar.ke
PNI, Partai Katolik, Partai Murba,
mdikbud.go.id/repos/FileUpload/
Partai IPKI dan Parkindo Orde%20Baru-BB/Topik-3.html
Penataan Kembali Politik Luar Negeri
Bebas Aktif pada Zaman Orde Baru

Kinerja
28Agustus
11
8
1957-1974
September
Agustus 1967
1966
1966
penghentian
Indonesia Pasukan
Mengirim
Orde Baru
Pembentukan
konfrontasi
kembali
Garuda ke berbagai
ASEAN
dengan
menjadidi dunia
tempat
Malaysia
anggota PBB
yang membutuhkan
Pembangunan pada Zaman Orde
Pembangunan ekonomi Indonesia
selama Orde Baru ditandai dengan
Baru
pertumbuhan ekonomi
Untuk mewujudkan pembangunan nasional,yangdisusun cukup
Pola Umum
Pembangunan Jangkatinggi dalam (25-30
Panjang jangka tahun)
waktu yang
yang cukup
dilakukan secara
Pelaksanaan
panjang. pembangunan pada
bertahap. Setiap tahap disebut dengan Pembangunan Lima Tahun (Pelita).
zaman Orde Baru bertumpu pada:
Dalam setiap Pelita, sasaran
Namun pembangunan
sebenarnya secaraterus-menerus
fundamental, meningkat
Upaya Mengisi Kemerdekaan
sesuai dengan perkembangan zaman. ekonomi rapuh.
pembangunan
Trilogi Pembangunan
Pelita I Penyelenggaraan negara sangat birokratis dan
Melalui Pembangunan
Pelita II cenderung
Pelita III
Titik
Titikserta
korup,
Pemerataan
berat
berattidak
Pelita
Pelitademokratis.
pembangunan
V
VI
III
IV
IIIadalah
adalah
adalah
nasional dan hasil-
hasilnya
Sektor
Bidang
Sektor
Ironisnya, untuk
itu menuju
pertanian
pertanian
pertanian
semua yang
untuk
telah pada
yang
dengan
dan terciptanya
telah
Pelita IV keadilan
menyebabkan sosial
memanfaatkan
mencapai
menuju
melanjutkan
meningkatkan
industri bagi
swasembada
yang
krisis swasembada
usaha seluruh
mendukung
moneterindustri pangan
dan yangrakyat.
Pelita V ekonomi, yang swasembada
beras
dan
mengolah
sektor
meningkatkan
terusdan
pertanian
sektor
bahan
pangan
berlanjut industri
mentah
industri
dan
Pertumbuhan ekonomi denganyang cukup tinggi
Pelita VI industri
yang
krisis moral.menjadi
Halmenghasilkan
mengolah
yang
bahan
tersebut banyak
bahan
baku
menjadiminyak
baku
Stabilitas
penyebab nasional
menyerap
dan
menjadi
gas. barang
timbulnya yang
tenaga
krisis jadi sehat dan dinamis
kerja
nasional
yang berkepanjangan dan
Masa Keruntuhan Orde Baru

Mulai dari tahun 1990-an


Krisis
terjadi berbagai krisis di Indonesia
Keruntuhan
Krisis Ekonomi
OrdeKrisis
Baru
Ekonomi
Politik
SosialPolitik
Krisis Sosial
Tuntutan Reformasi
Pada tanggal
Melihat 18 Meireformasi
tuntutan , mahasiswa
yang mulai
merangsek
sedemikianke gedung
besar, DPR/MPR
Presiden karena
Soeharto
Karena desakan merasa
mencoba aspirasi
gelombang menuntut reformasi
menanggapinya
tuntutan dengan
Dengan
reformasi lengsernya
yangkurang ditanggapi.
sedemikian Dua hari kemudian,
membentuk:
kuat, pada
Dewan Reformasi
Soeharto,
jumlah
namun mahasiswa
tanggal… diperkirakan
sayang sekali
lebih dari
tindakan mencapai
30 ribu orang.
itu tidak
21 Mei 1998
maka berakhirlah mendapat
rezim respon yang positif…

pukul
PresidenOrde
10.00
Baru…
Soeharto
WIB
mengundurkan diri.
Sepanjang periode Orde Baru, berhasil disenggarakan
pemilihan umum sebanyak enam kali. Pemilihan umum
pertama dilakukan pada 1971. Selanjutnya pemilihan
dilakukan secara rutin setiap lima tahun semenjak 1977,
1982, 1987, 1992, dan 1997. Pada pemilihan umum pertama
tahun 1971, peserta sejumlah 10 partai politik/organisasi.
Peserta ini merupakan yang terbanyak selama Orde Baru.
Pemungutan suara dilaksanakan pada 3 Juli 1971. Pada
pemilu ini, partai-partai politik mendapat 124 kursi di DPR
dan Golongan Karya mendapat 261 kursi. Sementara itu,
ABRI mendapat 75 kursi.
• Pada pemilu kali ini untuk pertama kalinya Golongan
Karya berpartisipasi dan secara luar biasa berhasil keluar
sebagai pemenang. Keluarnya Golongan Karya sebagai
pemenang Pemilu disebabkan larangan bagi pegawai negeri
untuk bergabung dalam partai politik sebagaimana tertuang
dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12
• tahun 1969. Hal ini kemudian ditindaklanjuti dengan
keluarnya Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 1970 dan
Kepres Nomor 82 tahun 1971 yang melarang seluruh
pegawai negeri termasuk ABRI terlibat dalam kegiatan
partai, dan menuntut loyalitas tunggal terhadap pemerintah.
Dengan demikian, suara pegawai negeri tertampung di dalam
Golongan Karya (Golkar) sebagai organisasi non-partai politik.
Masyarakat desa diajak untuk apolitik dan tidak terikat secara
ketat pada organisai-organisasi politik. Akibatnya, aspirasi
politik mereka ditampung melalui organisasi profesi
fungsional. Dalam konteks ini, Golkarlah yang kemudian
mengambil peran karena lebih leluasa bergerak melalui
Karakterdes (Kader Penggerak Teritorial Desa). Inilah yang
membedakan Golkar dengan partai politik lain. Pembatasan
gerak partai bertujuan untuk memudahkan tercapainya
stabilitas politik yang menjadi prasyarat pembangunan pada
masa Orde Baru. KEMBALI
Periode Demokrasi di Era Reformasi (1998-Sekarang)

Runtuhnya Orde Baru ditandai dengan adanya krisis


kepercayaan yang direspon oleh kelompok penekan (pressure
group) dengan mengadakan berbagai macam demonstrasi
yang dipelopori oleh mahasiswa, pelajar, lembaga swadaya
masyarakat, politisi, maupun masyarakat.
Runtuhnya kekuasaan rezim Orde Baru telah memberikan
harapan baru bagi tumbuhnya demokrasi di Indonesia. Masa
peralihan demokrasi ini merupakan masa yang sangat rumit
dan kritis karena pada masa ini akan ditentukan kearah mana
demokrasi akan dibangun.
Langkah yang harus dilakukan dalam transisi Indonesia menuju
demokrasi sekurang-kurangnya mencakup reformasi dalam tiga bidang
besar, yaitu:
1.Reformasi konstitusional (constitutional reform) yang menyangkut
perumusan kembali falsafah, kerangka dasar, dan perangkat legal sistem
politik.
2.Reformasi kelembagaan (institutional reform and empowerment), yang
menyangkut pengembangan dan pemberdayaan lembaga politik
3.Pengembangan kultur atau budaya politik (political culture) yang lebih
demokratis. Masa demokrasi di Era Reformasi berusaha mengembalikan
perimbangan kekuatan antar lembaga negara yaitu eksekutif, legislatif dan
yudikatif.
Demokrasi Indonesia telah dimulai dengan
terbentuknya DPR-MPR hasil Pemilu 1999
yang telah memilih presiden dan wakil
presiden serta terbentuknya lembaga- lembaga
tinggi yang lain. Masa Reformasi berusaha
membangun kembali kehidupan yang
demokratis antara lain dengan
dikeluarkannya:
1. Undang-Undang No. 31 tahun 2002 tentang Partai Politik,
memberikan ruang dan gerak lebih luas untuk mendirikan partai
politik yang memungkinkan berkembangnya multipartai. Hal ini
dapat dilihat dalam Undang-Undang No. 31 Tahun 2002 Pasal 2
ayat1yang menyatakan "partai politik didirikan dan dibentuk oleh
sekurangkurangnya 50 orang warga negara Indonesia yang telah
berusia 21 tahun dengan akta notaris“
2. Undang-Undang No. 12 tahun 2003 tentang Pemilu memberikan
kebebasan kepada warga negara untuk menggunakan hak pilihnya
secara langsung untuk memilih anggota DPR, DPRD provinsi, DPRD
kabupaten/kota maupun DPD. Bahkan pemilihan presiden dan
wakilnya juga dilaksanakan secara langsung.
3. Upaya untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dari KKN,
berwibawa
4. bertanggung jawab dibuktikan dengan keluamya ketetapan MPR
No.IX/MPR/1998 dan ditindak lanjuti dengan UndangUndang No. 30
Tahun 2002 tentang pembentukan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi dan sebagainya.
5. Lembaga legislatif dan organisasi sosial politik sudah mempunyai
keberanian untuk melakukan fungsi kontrol terhadap ekskutif, sehingga
terjadi check and balance.
6. Lembaga tertinggi negara MPR berani mengambil langkah-langkah
politik dengan adanya sidang tahunan dan menuntut kepada pemerintah
dan lembaga negara lain untuk menyampaikan laporan kemajuan
(progress report).
7. Adanya kebebasan media massa tanpa ada
rasa takut untuk dicabut surat ijin
penerbitannya.
8. Adanya pembatasan masa jabatan presiden,
yaitu jabatan presiden paling lama adalah 2
periode masa kepemimpinan.
9. Amandemen UUD 1945 sudah sampai
amandemen I, II, III, IV.
KEMBALI
Pemerintahan Orde
Baru

MGMP SEJARAH PPPK PETRA


Latar Belakang Lahirnya
- Krisis Ekonomi dan Politik Pasca
Pemberontakan G30S PKI

- Lahirnya Tritura :
- Bubarkan PKI
- Pembersihan Kabinet Dwikora
- Turunkan Harga

MGMP SEJARAH PPPK PETRA


-Munculnya Supersemar
yang menandai
pergantian
kepemimpinan nasional
dan sebagai tonggak
berdirinya Orde Baru

MGMP SEJARAH PPPK PETRA


Perkembangan Kekuasaan Orde Baru
Langkah Politik yang diambil Suharto :
- Pembubaran PKI dan Organisasi massanya
Tap MPRS No.IV/MPRS/1966 dan
Tap MPRS No.IX/MPRS/1966
- Pelarangan ajaran Komunisme-Marxisme- Leninisme di Indonesia
Tap MPRS No. XXV/MPRS/1966
- Pelurusan tertib konstitusional berdasarkan Pancasila
Tap MPRS No.XX/MPRS/1966

MGMP SEJARAH PPPK PETRA


Melalui Tap MPRS No. XXXIII/MPRS/1967
Penyerahan kekuasaan Sukarno kepada
Suharto

MGMP SEJARAH PPPK PETRA


Kebijakan Pemerintah Orde Baru
- Mengakhiri Konfrontasi dengan Malaysia
- Kembali menjadi anggota PBB, 28-9-1966
(mengembalikan kepercayaan Internasional )
- Pendirian ASEAN
- Integrasi Timor-Timor ke wilayah RI

- Catur Karya Kabinet Ampera


- Memperbaiki kehidupan rakyat (sandang-pangan)
- Melaksanakan Pemilu 5 Juli 1968
- Melaksanakan politik luar negeri bebas aktif
- Melanjutkan perjuangan anti imperialisme
kolonialisme

MGMP SEJARAH PPPK PETRA


- Melaksanakan Pembangunan Nasional

Visi
Misi
Tujuan
Landasan
- Pemb. Nas.
Asas
Modal Dasar
Wawasan Nusantara
Ketahanan Nasional
Dampak
(+) Modernisasi
(- ) Westernisasi

MGMP SEJARAH PPPK PETRA


Revolusi Hijau
- Latar Belakang
- Hasil Penelitian Thomas Robert Malthus
- Pertumbuhan Pangan dan Penduduk di negara-
negara maju dan berkembang
Pelaksana : Ford andRockefeller Foundation
IRRI
- Pelaksanaan di Indonesia
Melalui program ekstensifikasi dan intensifikasi pertanian
Melalui intensifikasi pelaksanaan sapta usaha tani.
- Pengolahan Lahan
- Penggunaan bibit Unggul
- Pengairan
- Pemupukan
- Pemberantasan hama
- Pasca Panen
- Pemasaran

MGMP SEJARAH PPPK PETRA


Perkembangan Revolusi Hijau di Indonesia

-Pelaksanaan Revolusi Hijau di Indonesia


Berhasil atau Gagal ?
Berhasil :- Peningkatan hasil produksi pertanian
- Kehidupan ekonomi petani meningkat
- Ketika Indonesia diterpa krisis ekonomi
semua sektor ekonomi mengalami krisis
tetapi sektor pertanian dapat bertahan dan
sektor penyangga pertumbuhan ekonomi

Gagal :?

MGMP SEJARAH PPPK PETRA


Perkembangan Media Informasi dan
Komunikasi di Indonesia
Media Informasi :

Penemuan komputer dan


penggunaan internet mengubah
seluruh aspek kehidupan manusia
di bidang,politik, ekonomi, sosial
dan kebudayaan

MGMP SEJARAH PPPK PETRA


- Media Komunikasi
fungsi : memberikan informasi berupa pesan-
pesan atau ide-ide atau gagasan kepada
massa yang dapat mengubah image
atau citra bagi masyarakat.

Pembangunan sistem komunikasi di Indonesia


Melalui SKSD (Sistem Komunikasi Satelit Domestik)
Indonesia saat ini menggunakan
Palapa C-2 jangkauan meliputi
Iran,Rusia,Australia dan
Selandia Baru

MGMP SEJARAH PPPK PETRA


Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat
Indonesia Pada Masa Orde Baru
Perubahan
- Pertumbuhan ekonomi rata-
rata 7% /tahun
- Perubahan ekonomi agraris
ke industri
- Ekonomi sumber daya alam
menuju ekonomi sumber daya
manusia
- Ekonomi pedesaan menuju
ekonomi perkotaan
MGMP SEJARAH PPPK PETRA
1. JELASKAN PROGRAM PEMERINTAH SOEHARTO DI SEGALA
BIDANG, CARI KEUNGGULAN DAN KELEMAHANNYA.

. Bidang Politik
Menata kehidupan politik berbangsa dan
bernegara

tanggal 20 Juni 1966 MPRS sidang umum  menghasilkan ketetapan MPRS

tanggal 7-12 Maret 1967 mPRS sidang Istimewa dan menghasilkan 4 ketetapan Pemerintah Orde Baru juga menetapkan Penataran P-4 bagi warga negara .

. Politik Luar Negeri

ndonesia kembali menjadi anggota PBB

engakhiri konfrontasi dengan Malaysia


.    Politik Dalam Negeri : kebijakan penyederhanaan jumlah partai politik melahirkan  3 partai besar :

Partai Demokrasi Indonesia  (Partai Khatolik, Murba, Pni, Parkindo,IPKI

Partai persatuan pembangunan (NU, PSII, Perti, Parmusi

Partai golkar ( dari berbagai organisasi profesi)


. Bidang Ekonomi

-11 Agustus 1966 dibentuk Dewan Stabilitas Ekonomi Nasional

1 April 1969 dimulai Repelita

Sasaran pembangunan menurut Repelita : Sandang, pangan,perbaikan prasarana, perumahan rakyat, lapangan kerja, kesejahteraan rohani

Bertumpu pada trilogi pembangunan

Asas pembangunan Orde baru

Modal Dasar pembangunan nasional

Faktor dominan yang menggerakkan Modal Dasar

embangunan nasional  : pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya. Berdasarkan pola dasar pembangunan nasional
disusun pola umum pembangunan jangka panjang (kurun 25-30 tahun).Selain itu disusun pula pola umum jangka Pendek yaitu 5 tahun terpusat pada pertanian.
idang Sosial Budaya

-Meningkatnya
pelayanan kesehatan

-Fasilitas
pendidikan dasar sudah semakin merata Pemerataan pendidikan.

idang kesehatan

ntuk mengendalikan jumlah penduduk Indonesia, Soeharto memulai kampanye Keluarga Berencana yang menganjurkan
setiap pasangan untuk memiliki secukupnya 2 anak. Hal ini dilakukan untuk menghindari ledakan penduduk yang
nantinya dapat mengakibatkan berbagai masalah, mulai dari kelaparan, penyakit sampai kerusakan lingkungan hidup.
idang pendidikan

Dalam bidang Pendidikan Soeharto mempelopori proyek Wajib Belajar


yang bertujuan meningkatkan rata-rata taraf tamatan sekolah anak
Indonesia. Pada awalnya, proyek ini membebaskan murid pendidikan dasar
dari uang sekolah (Sumbangan Pembiayaan Pendidikan) sehingga anak-
anak dari keluarga miskin juga dapat bersekolah. Hal ini kemudian
dikembangkan menjadi Wajib Belajar 9 tahun.
KEKURANGAN DAN KELEBIHAN SISTEM POLITIK ORDE BARU

        Kekurangan Orde Baru


Semaraknya korupsi, kolusi, nepotisme
Pembangunan Indonesia yang tidak merata dan timbulnya kesenjangan pembangunan antara  pusat dan
daerah, sebagian disebabkan karena kekayaan daerah sebagian besar disedot ke pusat.
Pelanggaran HAM kepada masyarakat non pribumi
Kritik dibungkam dan oposisi diharamkan
 Penggunaan kekerasan untuk menciptakan keamanan,antara lain dengan program “penembaakan misterius”
Pelaku ekonomi yang dominan adalah lebih dari 70% aset kekayaaan Negara
Kecemburuan antara penduduk setempat dengan para transmigran yang memperoleh tunjangan pemerintah yang cukup
besar pada tahun-tahun pertamanya
Bertambahnya kesenjangan sosial (perbedaan pendapatan yang tidak merata bagi si kaya dan simiskin)
Kebebasan pers sangat terbatas, diwarnai oleh banyak koran dan majalah yang dibreidel
         Kelebihan Orde Baru
Perkembangan GDP per kapita Indonesia yang pada tahun 1968 hanya AS$70 dan pada 1996 telah mencapai AS$1.565
Sukses transmigrasi
Sukses KB
Sukses memerangi butahuruf
Sukses swasembada pangan
Pengangguran minimum
Sukses REPELITA (Rencana Pembangunan Lima Tahun)
Sukses Gerakan Wajib Belajar
Sukses Gerakan Nasional Orang-Tua Asuh
Sukses keamanan dalam negeri
Investor asing mau menanamkan modal di Indonesia
Sukses menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta produk dalam negeri
2. JELASKAN LEMBAGA-LEMBAGA YANG ADA PADA MASA ORDER
BARU DAN KAITKAN PADA TEORI TRIAS POLITIKA MONTESQUIEU

Konsep Trias Politica Montesquieu


Menurut Montesquieu seorang pemikir berkebangsaan Perancis
mengemukakan teorinya yang disebut trias politica. Dalam bukunya
yang berjudul “L’esprit des Lois” pada tahun 1748 menawarkan
alternatif yang agak berbeda dari pendapat John Locke
enurut Montesquieu untuk tegaknya negara demokrasi perlu diadakan pemisahan kekuasaan negara ke
dalam 3 organ, yaitu:
a) Kekuasaan Legislatif (membuat undang-undang).

b)
Kekuasaan Eksekutif (melaksanakan undang-undang).

c)
Kekuasaaan yudikatif (mengadili bila terjadi pelanggaran atas undang-undang).
Era Orde Baru tahun 1966 – 1998
rde Baru pada hakikatnya merupakan kristalisasi dari upaya Presiden Soeharto untuk melakukan koreksi
terhadap era orde lama. Koreksi yang dimaksud adalah mengembalikan kekultusan Pancasila dalam
sendi-sendi kehidupan bangsa dan negara. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, banyak terjadi
penyimpangan-penyimpangan yang justru menjadi pembenaran penguasa. Kondisi lembaga eksekutif di
era Orde Baru cenderung mengikuti pendahulunya, meskipun dengan beberapa modifikasi. Meskipun
diadakan pemilu dan ragam pola demokratisasi yang sebenarnya hanya rekayasa belaka, tidak membuat
Soeharto turun dari tahta penguasa, hal ini menandai tidak adanya rotasi eksekutif di era Orde Baru.
R
ekayasa politik atau seringnya pemerintah mengemas kepemimpinan otoriter ke dalam ruang
demokratisasi tampaknya berjalan mulus. Hanya ada 3 partai yang mengikuti pemilu dengan
kontrol penuh dari Soeharto bersama ABRI.

A
BRI layaknya menjadi alat utama lembaga eksekutif saat itu dalam menjaga dan mempertahankan
stabilitas keamanan dan pertahanan negara, baik yang bersifat internal negara maupun eksternal
negara. Kekuasaan eksekutif menjadi absolut seiring dengan pasifnya legislatif.
3. Jalannya Pemilu Pada Masa Order Baru dan Parpol Pada Masa itu

Selama masa Orde Baru telah berhasil melaksanakan pemilihan umum sebanyak enam kali yang
diselenggarakan setiap lima tahun sekali, yaitu: tahun
-1971
-1977
-1982
-1987
-1992
-1997
Lembaga eksekutif di era kepemimpinan Soeharto memiliki peran yang strategis. Hal ini sebagai
salah satu upaya Soeharto menjaga stabilitas politik. Selama tiga puluh dua tahun lembaga legislatif
mem-backup dan memberi ruang gerak seluas-luasnya kepada Soeharto. Komposisi lembaga
legislatif saat itu agak berbeda bahkan cenderung aneh, hal ini terbukti dengan diakomodirnya
ABRI dalam komposisi parlemen, dimana ABRI diberikan jatah satu fraksi. Golkar sebagai salah
satu motor penggerak Soeharto beserta ABRI didalamnya menjadi settingan terkuat Soeharto
selama beliau memimpin. Tak heran jika beliau dapat bertahan lama di kursi penguasa.
PARPOL PADA MASA ITU

P
EMILU PADA TAHUN 1971 DI IUKUT OLEH 10 ORGANISASI :

G
olkar ( 236 kursi), Partai Nahdlatul Ulama (58 kursi), Partai Muslimin (24kursi),
Partai nasional indonesia (20 kursi), Partai Kristen Indonesia ( 7 kursi ), Partai
Katolik (3kursi ), partai islam perti (2kursi), Partai Murba dan Partai IPKI (tak
satupun kursi).
PENYEDERHANAAN PARTOL

etelah pemilu 1971 maka dilakukan penyederhanakan jumlah partai tetapi bukan berarti menghapuskan partai tertentu sehingga
dilakukan penggabungan (fusi) sejumlah partai. Sehingga pelaksanaannya kepartaian tidak lagi didasarkan pada ideologi tetapi
atas persamaan program. Penggabungan tersebut menghasilkan tiga kekuatan sosial-politik, yaitu :

artai Persatuan Pembangunan (PPP) merupakan fusi dari NU, Parmusi, PSII, dan Partai Islam Perti yang dilakukan pada tanggal
5 Januari 1973 (kelompok partai politik Islam)

artai Demokrasi Indonesia (PDI), merupakan fusi dari PNI, Partai Katolik, Partai Murba, IPKI, dan Parkindo (kelompok partai
politik yang bersifat nasionalis).

olongan Karya (Golkar)


4. JELASKAN TENTANG IMPLEMENTASI NILAI PANCASILA PADA MASA
ITU TERJADI PENGUATAN ATAU PELEMAHAN ?

enyimpangan Penerapan Pancasila oleh Pemerintahan

P
ada Masa Orde Baru, walaupun Pancasila begitu diagung-agungan namun banyak terjadi pelanggaran dalam
pelaksanaan Pancasila itu sendiri. Pancasila dibuat kaku oleh Pemerintah sehingga dalam penerapannya lebih
kepada disatutafsirkan pemikiran masyarakat oleh Pemerintah. Sikap politik masyarakat yang kritis dan berbeda
pendapat dengan negara, dalam prakteknya dilakukan dikriminalisasi. Masyarakat yang tidak sependapat ataupun
tidak sesuai dengan keinginan Pemerintah tidak boleh mengemukakan pendapatnya, sehingga banyak terjadi
pelanggaran HAM oleh aparat pemerintah ataupun negara.
Beberapa penyimpangan konstitusi pada Masa Orde Baru yaitu:
Kekuasaan Presiden dijalankan secara sewenang-wenang
Hal ini terjadi karena kekuasaan MPR, DPR, dan DPA yang pada waktu itu belum dibentuk dan dilaksanakan oleh Presiden.
MPRS menetapkan Presiden menjadi Presiden seumur hidup
Hal ini tidak sesuai dengan ketentuan mengenai masa jabatan Presiden.
Pimpinan MPRS dan DPR diberi status sebagai menteri
Dengan demikian, MPR dan DPR berada di bawah Presiden.
Pimpinan MA diberi status menteri
Peyimpangan terhadap prinsip bahwa kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka.
Presiden membuat penetapan yang isinya semestinya diatur dengan undang-undang
Dengan demikian, Presiden melampaui kewenangannya yang seharusnya undang-undang dibuat bersama dengan DPR.
Pembentukkan lembaga negara yang tidak diatur dalam konstitusi
Presiden membubarkan DPR
Menurut konstitusi, Presiden tidak bisa membubarkan DPR.
Penyimpangan Pancasila yang terjadi bila dibandingan dengan masing-masing
sila dan butir-butir Pancasila, yaitu:

etuhana Yang Maha Esa

ada Masa Orde Baru, Agama Khonghucu tidak diakui di Indonesia. Segala bentuk aktivitas yg berbau
kebudayaan dan tradisi Thionghoa dilarang di Indonesia. Hal ini menyebabkan pemeluk kepercayaan Thionghoa
menjadi tidak berstatus sebagai pemeluk dari 5 agama yang diakui di Indonesia. Etnis Thionghoa ataupun
pemeluk agama Khonghucu dianggap komunis dan atheis sehingga dilarang keberadaannya. Untuk pemeluk
agama Khonghucu diwajibkan untuk memeluk agama dianatar 5 agama yang diakui. Mayoritas menjadi
pemeluk agama Kristen dan Buddha. Klenteng yang menjadi tempat peribadatan pemeluk Khonghucu juga
terpaksa mengubah nama dan menaungkan diri menjadi vihara yang merupakan tempat peribadatan orang
Buddha.
emanusiaan Yang Adil dan Beradab
P
ada butir ke 4 disebutkan “Tidak Semena-mena terhadap Orang Lain”. Butir tersebut sangat bertentangan
dengan penerapannya oleh Pemerintah. Pemerintah yang sewenang-wenang terhadap rakyat yang mempunyai
pandangan lain tentang kebijakan Pemerintah. Banyak terjadi pelanggaran HAM karena hal tersebut. Tidak ada
penerapan bagi Demokrasi Pancasila oleh masyarakat. Keputusan lebih cenderung hanya dipegang oleh
Pemerintah tanpa adanya peran masyarakat. Badan Legislatif Negara dan Mahkamah pun dijadikan sebagai
menteri yang berarti berada dibawah Pemerintah padahal seharusnya Legislatif atau Mahkamah berdiri sendiri
tanpa adanya campur tangan Pemerintah.
ersatuan Indonesia

enempatkan kesatuan, persatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi
merupakan butir pertama dari sila ketiga. Hal tersebut sangat bertentangan dengan sifat Pemerintahan pada Masa
Orde Baru yang penuh dengan korupsi. Korupsi yang sangat merajalela pada masa itu karena tidak adanya badan
pengawasan atas Pemerintah. Kesejahteraan Rakyat yang semu membuat kekacauan tersendiri. Korupsi yang
merajalela dilakukan oleh semua lapisan Pemerintahan. Uang yang seharusnya menjadi kepentingan rakyat dan
negara digunakan oleh Pemerintahan yang juga menjadikan kedok hutang Internasional sebagai hutang negara yang
digunakan untuk kesejahteraan rakyat.Yang jelas terlihat adalah nepotisme yang jelas ditunjukkan oleh Presiden
pada masa itu. Pimpinan dari organisasi-organisasi besar negara dipimpin oleh anggota-anggota keluarga Presiden.
erakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/
Perwakilan
Pemerintah pada
Masa Orde Baru yang terlalu otoriter dapat menjadi penyimpangan pada sila ke 4 ini. Seharusnya Pemerintah menerapkan sistem yang sesuai dengan
undang-undang dan tidak menjadikan sistema pemerintahan yang berlebihan terhadap masyarakat yang tidak sesuai dengan kehendak Pemerintah saja.
 

eadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia


Pada Masa Orde
Baru, pelaksanaan P4 membuat kehidupan sosial rakyat Indonesia menjadi lebih berpancasila. Suasana gotong royong dan kekeluargaan sangat kental
menjadi sikap umum masyarakat. Namun bagi pelaksanaannya terhadap sikap keluarga Presiden pada masa itu yang boros, berhidup mewah, dan banyak
melakukan hal yang merugikan kepentingan orang lain.
 
KESIMPULAN
ahirnya orde baru dilatarbelakangi oleh terjadinya G30S 1965, diikuti dengan kondisi politik, keamanan dan ekonomi yang kacau (inflasi tinggi). Wibawa presiden
Sukarno semakin menurun setelah gagal mengadili tokoh-tokoh yang terlibat G30S. Presiden mengeluarkan SUPERSEMAR 1966 bagi Letjen Suharto guna
mengambil langkah yang dianggap perlu untuk memperbaiki keadaan negara. Akhirnya Presiden Sukarnomengundurkan diri dan digantikan oleh Presiden Suharto.

erkembangan politik pada masa orde baru diawali dari penataan politik dalam negeri yaitu setelah sidang MPRS 1968 menetapkan Suharto sebagai presiden dan
dibentuklah Kabinet Pembangunan, penyederhanaan dan pengelompokan partai politik, pemilihan umum serta mengadakan Perpera di Irian Barat pada 2 Agustus
1969. Kedua, melakukan penataan politik luar negeri yaitu dengan kembali menjadi anggota PBB serta normalisasi hubungan dengan beberapa negara.

ada masa awal Orde Baru pembangunan ekonomi di Indonesia maju pesat mulai dari pendapatan perkapita, pertanian, pembangunan ini rastruktur dll. Upaya
pembangunanekonomi dilaksanakan melalui REPELITA (Rencana Pembangunan Lima Tahun) yangdimulai pada tanggal 1 April 1969. Namun pada akhir tahun 1997
Indonesia dilandakrisis ekonomi. Kondisi kian terpuruk ditambah dengan KKN yang merajalela.

alam bidang social budaya pada masa orde baru telah mengalami kemajuan. Antara lainmakin meningkatnya pelayanan kesehatan bagi masyarakat dan fasilitas
pendidikan dasar sudah makin merata dengan adanya program wajib belajar 9 tahun. Ditetapkan tentang P-4 yaitu Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila
(Eka Parasetia Pancakarsa)untuk menuju masyarakat yang adil dan makmur.
PROSES MUNCULNYA REFORMASI DAN
JATUHNYA PEMERINTAHAN ORDE BARU

SEBAB-SEBAB MUNCULNYA GERAKAN JATUHNYA


TUNTUTAN REFORMASI REFORMASI PEMERINTAH ORBA

Yaitu Terdiri dari Disebabkan oleh

Perlunya regenerasi Pengertian Krisis Politik


kepemimpinan nasional
Penyelewengan nilai-nilai Tujuan Reformasi Krisis Ekonomi
Pancasila dan UUD 1945
Agenda Reformasi Masalah Sosial
Pemerintah ORBA Sentralistik Mahasiswa
Kehidupan politik banyak terjadi
pengekangan
03/03/23 147
FAKTOR MUNCULNYA AGENDA GERAKAN KRONOLOGIS
PENGERTIAN
REFORMASI REFORMASI REFORMASI ‘98

03/03/23 148
Perubahan radikal untuk perbaikan dalam
suatu masyarakat atau negara (Kamus
Bahasa Indonesia, Drs. Adam Normiet SAE,
dkk)

Pembaharuan radikal untuk perbaikan


Apa sich bidang sosial, politik atau agama ( Kamus
REFORMAS
I itu !!!!
Besar Bahasa Indonesia)

Kesimpulan :
Suatu perubahan tatanan perikehidupan lama
dengan tatanan perikehidupan yang baru dan
secara hukum menuju ke arah perbaikan
Back
FAKTOR MUNCULNYA REFORMASI
A. Adanya ketidakadilan di bidang perekonomian dan hukum selama pemerintahan orde
baru selama 32 tahun

B. Krisis Politik
Ditujukan pada terbitnya lima paket undang- undang politik yang dianggap menjadi
sumber ketidakadilan yaitu :
a. UU No. 1 tahun 1985 tentang pemilihan umum
b. UU No. 2 tahun 1985 tentang susunan, kedudukan, tugas dan wewenang DPR/MPR
c. UU No. 3 tahun 1985 tentang Parpol dan golongan karya
d. UU No. 5 tahun 1985 tentang referendum
e. UU No. 8 tahun 1985 tentang organisasi massa

C. Krisis Hukum
Pelaksanaan hukum pada masa orde baru terdapat banyak ketidakadilan terutama yang
menyangkut hukum bagi keluarga pejabat.

D. Krisis Ekonomi
Faktor penyebab krisis ekonomi yang melanda Indonesia antara
E. Krisis Kepercayaan

Puncak aksi rakyat dan mahasiswa terjadi pada 12 Mei 1998 dimana terjadi
peristiwa penembakan terhadap Mahasiswa Trisakti oleh aparat yaitu :
1. Elang Mulia Lesmana
2. Heri Hertanto
3. Hendriawan Lesmana
4. Hafidhin Royan

Pada tanggal 13 dan 14 Mei 1998 terjadi aksi massa besar-besaran


terutama ditujukan pada etnis Cina. Tuntutan mundur kepada Soeharto
semakin menguat setelah munculnya tokoh-tokohTokoh Deklarasi
masyarakat yangCiganjur
ikut
menuntut Soeharto mundur diantaranya :
1. KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur)
2. Amien Rais
3. Megawati
Tokoh Deklarasi Ciganjur
4. Sri Sultan Hemengkubuwono X
Tokoh Deklarasi Ciganjur

03/03/23 152
AGENDA GERAKAN REFORMASI 1998
Adili Soeharto dan
Kroni-kroninya
Amandemen UUD Hapus Dwi Fungsi
1945 ABRI

Otonomi daerah yang Supremasi


seluas-luasnya Hukum

Pemerintahan yang
bersih dari KKN
Kronologis Reformasi 1998
Awal Maret 1998 Memasuki bulan Mei 1998
Soeharto terpilih lagi menjadi Mahasiswa mulai turun ke jalan
Presiden untuk ketujuh menyuarakan tuntutan
kalinya reformasi
Elang Mulia Lesmana
Mei 1998 12 Heri Hertanto

Mei 1998 21 Terjadi tragedi Trisakti


Hendriawan Lesmana

Soeharto mengundurkan diri Hafidhin Royan

dan 14 Mei 1998 13


Kerusuhan massal di Jakarta
dan kota-kota lain
Mei 1998 20 Mei 1998 19
Presiden membentuk Komite Mahasiswa menduduki gedung DPR? Foto-foto
Reformasi MPR
03/03/23 154
Foto-foto Reformasi ‘98

03/03/23 155
Kerusuhan Mei ‘98

03/03/23 156
03/03/23 157
TRAGEDI TRISAKTI,12 MEI 1998

03/03/23 158
MAHASISWA MENGUASAI
GEDUNG DPR / MPR, 19 MEI 1998

03/03/23 159
Soeharto Ketika sakit

03/03/23 160
Soeharto mengundurkan diri
21 Mei 1998

03/03/23 161
Pelantikan Habibie Sebagai Presiden
03/03/23 162
Perkembangan Politik Setelah 21 Mei 1998
Pengangkatan Habibie sebagai Presiden Republik Indonesia
BJ Habibie diangkat menjadi presiden menggantikan Soeharto pada 21 Mei 1998.
Upaya-upaya yang dilakukan Habibie :
A. Bidang Ekonomi
Ada beberapa hal yang dilakukan oleh pemerintahan Habibie antara lain :
A. Merekapitulasi perbankan
B. Merekonstruksi perekonomian Indonesia
C. Melikuidasi beberapa bank bermasalah
D. Menaikkan nilai tukar rupaih terhadap dollart hingga dibawah Rp 10.000
E. Mengimplementasikan reformasi ekonomi yang diisyaratkan oleh IMF
B. Bidang Politik
Habibie mulai memberikan kebebasan bagi rakyat untuk berbicara dengan dikeluarkannya
UU No. 9 tahun 1998 tentang kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum.
( Lihat ERLANGGA hal :160)
C. Masalah Dwi Fungsi ABRI
Konsep Dwi Fungsi ABRI mulai diperkenalkan pertama kali oleh Jenderal AH
Nasution dimana disebutkan bahwa selain sebagai kekuatan negara ABRI juga memiliki
hak politik. Reformasi dibidang militer dilakukan dengan mengurangi anggoita ABRI di
Dilaksanakan Sidang Istimewa MPR
( 10-13 Nopember 1998)
Hasil Sidang Istimewa MPR 1998 antara lain :
A. TAP MPR No. X/MPR/1998 tentang pokok-pokok reformasi pembangunan dalam rangka
penyelamatan dan normalisasi kehidupan nasional sebagai haluan negara
B .TAP MPR No. XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan
bebas KKN
C. TAP MPR No. XIII/MPR/1998 tentang pembatasan jabatan presiden dan wakil presiden
RI
D. TAP MPR No. XV/MPR/1998 tentang penyelenggaraan ototnomi daerah
Dilaksanakan pada 7 Juni 1999 yang diikuti oleh48 Partai Politik.
Pemilu tahun 1999 merupakanpemilu yang sangat penting setelah
reformasi. Dilaksanakan oleh Komisi Pemilihan Umum ( KPU ).
Setelah diadakan pemilihan umum, maka muncul lima partai besar
pemenang pemilu yaitu :
A. PDI Perjuangan
B. Partai Golkar
C. Partai Persatuan Pembangunan ( PPP )
03/03/23 PESERTA PEMILU 1999 166
Sidang Umum MPR Hasil Pemilihan Umum 1999
Dilaksanakan sejak tanggal 1 – 21 Oktober 1999.

A. Amien Rais dikukuhkan sebagai ketua MPR


B. Akbar Tanjung sebagai ketua DPR.
Dalam sidang ini, laporan pertanggungjawaban Habibie ditolak oleh
MPR. Akibatnya adalah Habibie tidak dapat mencalonkan diri
menjadi Presiden Republik Indonesia. Sehingga masa kekuasaan
Habibie yang dimulai tanggal 21 Mei 1998 berakhir pada 21 Oktober
1999.Sehingga hanya muncul tiga calon presiden yaitu :
A. Gus Dur
B. Megawati
C. Yusril Ihza Mahendra.
Yusril mengundurkan diri dari pencalonan sehingga hanya tinggal dua
calon yaitu Gus Dur dan Megawati. Dari hasil pemilihan presiden yang
dilaksanakan secara voting tanggal 20 Oktober 1999, maka terpilih Gus
Dur sebagai Presiden RI ke 4. Sedangkan pada 21 Oktober 1999

Anda mungkin juga menyukai