Pada 15 Juli 1936 diajukan sebuah petisi yang dinamakan petisi Soetardjo
yang isinya mengusulkan kemerdekaan bagi Indonesia namun ditolak oleh
pemerintah Belanda. DalamVolksraad praktik demokrasi yang dikembangkan
oleh Soetardjo, M.H. Tamrin, dkk mampu mendorong perkembangan
demokrasi di Indonesia menjelang runtuhnya Hindia Belanda. Beralihnya
kekuasaan dari Belanda ke Jepang menyebabkan bangsa Indonesia sulit
mengembangkan pemikiran maupun praktik demokrasi
Salah satu tonggak demokrasi di Indonesia muncul pada kongres pemuda kedua
yang membuahkan hasil kesepakatan seluruh komponen pemuda Indonesia yang
menyatakan untuk bersatu yang dikenal Sumpah Pemuda.
Sumpah Pemuda adalah salah satu kejadian penting dalam pergerakan untuk
kemerdekaan Indonesia
Sumpah atau ikrar sejumlah pemuda inilah yang menjadi penyemangat bangsa
demi cita-cita berdirinya negara Indonesia.
Para pemuda di masa itu sadar bahwa pergerakan organisasi yang bersifat
kedaerahan tidak pernah memberikan hasil berarti untuk kemerdekaan
Indonesia karena pergerakan seperti itu sangat mudah dipatahkan oleh
penjajah Belanda
Oleh sebab itulah organisasi-organisasi pemuda ini sepakat untuk melebur
menjadi satu dan membuat pergerakan secara serentak untuk melawan
penjajah.
Dari kesepakatan inilah para pemuda ini sepakat untuk mengadakan kongres
pemuda. Kongres ini bertujuan untuk menyatukan organisasi-organisasi yang pada
saat itu terpecah belah. Kongres pemuda diadakan sebanyak dua kali, yakni
Kongres Pemuda 1 yang berlangsung pada tanggal 30 April – 2 Mei 1926.
Sedangkan Kongres Pemuda Kedua diadakan pada tanggal 27 dan 28 Oktober
1928.
Ada tiga rapat yang dihadiri oleh para pemuda di Kongres Pemuda Kedua ini
1. Kedaulatan rakyat
2. Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah
3. Kekuasaan mayoritas
4. Hak-hak minoritas
5. Jaminan hak asasi manusia
6. Pemilihan yang bebas dan jujur
7. Persamaan di depan hukum
8. Proses hukum yang wajar
9. Pembatasan pemerintah secara konstitusional
10. Pluralisme sosial, ekonomi, dan politik
11. Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerjasama, dan mufakat
Jenis – Jenis Demokrasi
1. Demokrasi Langsung
Demokrasi langsung merupakan kebijakan secara langsung di mana tanpa
adanya perantara atau majelis parlemen.
Demokrasi langsung ini dipraktikkan dalam negara yang memiliki populasi kecil
dan berpendidikan secara politik yang memiliki kesamaan.
Contohnya di Swiss yang memiliki Landsgemeinde yang mana orang-orang akan
terbuka di waktu tertentu untuk memilih hukum yang berlaku di masyarakat.
2. Demokrasi Tak Langsung
Demokrasi tak langsung atau biasa disebut demokrasi representatif adalah
ketika orang memilih perwakilan untuk duduk di parlemen.
Kelemahan dari demokrasi tak langsung adalah pemerintah yang terpilih gagal
mengakomodasi kepentingan warga negara.
Negara yang menerapkan demokrasi perwakilan ini juga disebut sebagai
negara demokrasi liberal contohnya seperti Amerika Serikat dan India.
3. Demokrasi Presedensial
Demokrasi presedensial memiliki sejumlah besar kekuasaan atas pemerintah.
Yang mana presiden dipilih langsung oleh suatu negara.
Lembaga eksekutif pemerintahan dan presiden bertanggung jawab pada
legislatif yang bisa memberhentikan lembaga legislatif sepenuhnya.
Dalam demokrasi ini, kepala negara juga disebut sebagai kepala pemerintahan
contohnya di negara Amerika Serikat dan Sudan.
4. Demokrasi Parlamenter
Demokrasi parlementer adalah kedudukan lembaga legislatif yang lebih kuat.
Lembaga eksekutif memperoleh legitimasi demokrasi yaitu parlemen.
Legislatif terpilih akan memilih kepala pemerintahan dan mencopot perdana
menteri dengan memberi mosi tidak percaya.
Kepala negara dan kepala pemerintahan memiliki kekuasaan yang berbeda-
beda.
5. Demokrasi Otoriter
Demokrasi otoriter terjadi karena elit yang merupakan bagian dari proses
parlementer. Individu-individu tertentu enggak diizinkan memilih kandidiat.
Karena hal itu, hanya elit penguasa saja yang dapat memutuskan berbagai
kepentingan negara contohnya seperti di Rusia.
6. Demokrasi Partisipatif
Demokrasi partisipatif adalah kebalikan dari otoriter yang ada berbagai jenis
namun semua sama untuk menciptakan peluang bagi semua anggota populasi
untuk memberi keputusan.
Demokrasi ini juga menghargai musyawarah dan diskusi dan enggak sekedar
memilih.
Saat ini diketahui, enggak ada negara yang aktif untuk menggunakan demokrasi
ini.
7. Demokrasi partisipatif
Demokrasi partisipatif adalah kebalikan demokrasi otoriter. Ada berbagai
jenis demokrasi partisipatif tetapi semuanya sama yaitu untuk menciptakan
peluang bagi semua anggota populasi untuk memberikan kontribusi dalam
proses pengambilan keputusan. Dengan memecah negara menjadi jaringan
kecil dan memberdayakan politik akar rumput berbasis masyarakat.
Demokrasi ini menghargai musyawarah dan diskusi bukan sekadar memilih.
Saat ini, tidak ada negara yang secara aktif mempraktikkan bentuk demokrasi
ini. Meski teori-teorinya masuk akal, penerapan nyata dengan pendekatan ini
penuh komplikasi.
8. Demokrasi Islam
Bentuk demokrasi ini berupaya menerapkan hukum Islam ke dalam kebijakan
publik dengan tetap mempertahankan kerangka demokrasi.
Demokrasi Islam memiliki tiga karakteristik utama yaitu:
1. Para pemimpin dipilih oleh rakyat.
2. Semua orang tunduk pada hukum Syariah, termasuk para pemimpin.
3. Para pemimpin harus berkomitmen mempraktikkan syura.
Syura menandakan badan politik ada pada tempatnya untuk konsultasi
tentang masalah apa pun. Ini adalah prinsip dasar sistem politik Islam yang
direkomendasikan dalam Al-Quran.
Negara-negara yang memenuhi ketiga karakteristik ini Iran, Afghanistan dan
Pakistan. Negara Islam lain seperti Arab Saudi cenderung pada bentuk rezim
otoriter daripada negara demokasi.
9. Demokrasi sosial
Demokrasi sosial muncul sebagai reaksi terhadap kebijakan neoliberal
dalam ekonomi internasional. Demokrasi sosial bertujuan
memberdayakan negara atas pasar neoliberal. Pengeluaran negara untuk
memberikan layanan gratis daripada swasta yang terlalu mahal. Negara
fokus pada penyediaan pendidikan gratis atau layanan kesehatan gratis
sehingga orang tidak harus bergantung pada perusahaan.
3. Berdasarkan Tujuan
a. Demokrasi Formal
Demokrasi formal adalah demokrasi yang menjunjung tinggi persamaan dalam
bidang politik tanpa adanya pengurangan kesenjangan dalam bidang ekonomi.
Demokrasi formal dianut oleh negara-negara liberal.
b. Demokrasi Material
Demokrasi material adalah demokrasi yang fokus pada upaya untuk
menghilangkan perbedaan dalam bidang ekonomi, di mana persamaan dalam
bidang politik kurang diperhatikan. Demokrasi jenis ini dianut oleh negara-
negara komunis.
c. Demokrasi Gabungan
Macam-macam demokrasi selanjutnya adalah demokrasi gabungan yang
dianut oleh negara-negara non blok. Demokrasi gabungan berada pada jalur
tengah, yakni mengambil kebaikan dan membuang keburukan dari
pelaksanaan demokrasi formal dan material.
TAHAPAN PERKEMBANGAN DEMOKRASI
DI INDONESIA
Sejak bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus
1945, demokrasi sengaja di pilih menjadi sistem yang diperuntukkan bagi
pengelolaan negara dan pemerintahan. Dengan demokrasi, seluruh rakyat
bisa turut serta dalam proses pengelolaan negara dan pemerintahan. Dengan
demokrasi, seluruh rakyat bisa turut serta dalam proses pengelolaan negara.
Pada awal kemerdekaan ketika UUD 1945 menjadi hukum dasar tertulis bagi
setiap bangsa Indonesia, muncul pergeseran gagasan ketatanegaraan yang
mendominasi pemikiran segenap pemimpin bangsa. Semula gagasan
tentang peranan Negara dan peranan masyarakat dalam ketatanegaraan
lebih dikedepankan
Selanjutnya dengan melihat realita belum mungkin dibentuknya lembaga-
lembaga Negara seperti dikehendaki UUD 1945 sebagai aparatur demokrasi,
muncullah gagasan organisme. Gagasan tersebut memberikan legitimasi bagi
tampilnya lembaga MPR, DPR, DPA untuk sementara dilaksanakan Presiden
dengan bantuan Komite Nasional.
Selanjutnya pada tanggal 14 Nopember 1945 pemerintah telah mengeluarkan
Maklumat Pemerintah atas usul Badan Pekerja Komite Nasional Pusat. Dalam
Maklumat Pemerintah tersebut ditegaskan bahwa sistem pertanggungjawaban
Presiden kepada MPR menjadi Presiden bersama-sama Menteri-menteri
bertanggungjawab kepada parlemen (Komite Nasional Pusat). Akibatnya
sistem pemerintahan presidensiil berubah menjadi sistem pemerintahan
parlementer tanpa harus mengubah UUD 1945. Presiden tidak lagi menjadi
kepala pemerintahan melainkan hanya sebagai kepala negara.
Begitu kuatnya paham demokrasi pluralistik pada tahun 1945-1949 yang di
tandai system multi partai telah mampu meredam system politik politik yang
otoriter dengan dominasi peranan pemerintahan Negara. Hal itu terbukti
bahwa partai-partai politik telah mampu menjatuhkan kabinet yakni Kabinet
Syahrir I,II,III, Kabinet Syarifuddin sebagai pengganti Kabinet Syahrir II.
03/03/23 33
CIRI-CIRI SISTEM PRESIDENSIL
• Dikepalai seorang presiden selaku pemegang
kekuasaan eksekutif yang dijalankan sesuai
dengan kedaulatan rakyat
• Presiden memiliki hak prerogatif
• Menteri-menteri bertanggung jawab kepada
Presiden
• Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR
( keduanya tidak dapat saling menjatuhkan )
KABINET PERTAMA RI
Dibentuk tanggal 2 September 1945
03/03/23 35
BERAKHIRNYA SISTEM
PRESIDENSIL
• Kabinet Hatta II
( 4 Agustus 1949 – 20 Desember 1949)
03/03/23 46
KURUN WAKTU
17 AGUSTUS 1950 – 5 JULI 1959
03/03/23 60
MASA DEMOKRASI LIBERAL
03/03/23 61
• Bidang Politik
Partai-partai mementingkan
dirinya sendiri
Kondisi perekonomian
nasional semakin buruk
Masih ingat Merupakan bentuk pelaksanaan dari
khan Isi Dekrit dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959
Presiden??
EKONOMI
POL. LUAR
POLITIK NEGERI
03/03/23 74
Bidang Politik
Membubarkan DPR hasil pemilu
1955 dengan dasar Penpres no.
3/1959 dan membentuk DPR-GR
(Gotong Royong) dengan dasar
Penpres no 4/1960
Membubarkan MPR dan
membentuk MPRS dengan dasar
Penetapan Presiden nomor 2
tahun 1959
Melaksanakan sistem ekonomi terpimpin dimana
presiden terjun langsung mengatur ekonomi yang terpusat
pada pemerintah pusat, perekonomian terpusat pada satu
tangan Akibat : Perekonomian lesu bahkan terjadi inflasi
yang sangat tajam pada tahun 1965 yang
mencapai 650%
: Sebab-sebab kegagalan ekonomi terpimpin
Penanganan ekonomi tidak rasional dan .1
lebih bersifat politik tanpa kendali
Tak ada ukuran yang objektif dalam menilai .2
Politik Luar Negeri
Politik Luar negeri mengarah pada politik mercu suar antara
lain :
: A. Membagi kekuatan politik dunia menjadi dua yaitu
a. Oldefo ( Old Established Forces), yaitu kekuatan lama yang
telah
mapan yakni negara-negara kapitalis yang neokolonialis dan
imperialis ( Nekolim )
B. Menyelenggarakan
b. Nefo ( New Emergingpesta olah raga
Forces) negara-negara
, yaitu Nefoyang
kekuatan baru yang dikenal
sedangnama Ganefo ( Games of New Emerging Forces )
dengan
C. Membentuk
muncul poros Jakarta
yakni negara-negara – Peking
progresif ( Politik
revolus ionerporos )
D. Terjadinya konfrontasi dengan Malaysia, karena Malaysia dianggap
sebagai negara Nekolim ( antek-antek negara Barat ) dan menentang
.pembentukan negara federasi Malaysia
Periode Demokrasi Liberal (1945 - 1959)
Pengertian demokrasi liberal – Pada 1945 hingga 1959, Indonesia
sempat menganut sistem demokrasi liberal. Konsep ini dilaksanakan
agar mewujudkan demokrasi yang bebas. Pasalnya, model ini tidak
membatasi tiap individu untuk berpendapat. meski begitu,
demokrasi liberal di Tanah Air tak berjalan baik karena pandangan
dan aspirasi yang begitu banyak dari masyarakat Indonesia.
Dengan adanya hal tersebut, akhirnya justru menimbulkan berbagai
kekacauan sistem pemerintahan dan politik yang kurang maksimal.
Penting bagi kita untuk mengetahui sejarah pelaksanaan demokrasi
liberal yang pernah dianut dan menjadi bagian dari perjalanan
Indonesia, sebab tak bijak rasanya jika generasi penerus tidak
mengenal salah satu babak ini.
Pada kurun waktu ini Indonesia menganut sistem pemerintahan
parlementer. Sistem parlementer adalah system pemerintahan yang
parlemennya memiliki peranan penting dalam pemerintahan. Parlemen
memiliki wewenang dalam mengangkat perdana menteri dan parlemen
pun dapat menjatuhkan pemerintahan, yaitu dengan cara mengeluarkan
semacam mosi tidak percaya.
Pada masa demokrasi Liberal sering disebut sebagai zaman
pemerintahan partai- partai. Banyaknya partai dianggap
sebagai salah satu kendala yang mengakibatkan kabinet atau
pemerintahan tidak berusia panjang. Pada kurun waktu ini
partai politik saling berebut pengaruh untuk memegang
tampuk kekuasaan.
Hal tersebut berdampak pada terganggunya stabilitas nasional
di berbagai bidang kehidupan, baik politik, social, budaya,
maupun pertahanan keamanan. Sistem multi partai di
Indonesia diawali dengan munculnya Maklumat Pemerintah
tanggal 3 November 1945 dengan tujuan untuk memperkuat
perjuangan revolusi.
Dengan munculnya banyak partai baru kemudian system
pemerintahan Indonesia diganti dari presidensial menjadi
parlementer. Sistem parlementer diawali dengan munculnya
kabinet Sjahrir dengan Sutan Sjahrir sebagai Perdana
Menterinya.
Pada tahun 1950, Negara Kesatuan Republik Indonesia
mempergunakan Undang- Undang Dasar Sementara (UUDS)
atau juga disebut Undang-Undang Dasar 1950. Berdasarkan
UUD tersebut pemerintahan yang dilakukan oleh kabinet
sifatnya parlementer, artinya kabinet bertanggung jawab pada
parlemen. Jatuh bangunnya suatu kabinet bergantung pada
dukungan anggota parlemen.
Ciri utama masa Demokrasi Liberal adalah sering bergantinya
kabinet. Hal ini disebabkan karena jumlah partai yang cukup
banyak, tetapi tidak ada partai yang memiliki mayoritas
mutlak. Setiap kabinet terpaksa didukung oleh sejumlah
partai berdasarkan hasil usaha pembentukan partai ( kabinet
formatur ). Bila dalam perjalanannya kemudian salah satu
partai pendukung mengundurkan diri dari kabinet, maka
kabinet akan mengalami krisis kabinet. Presiden hanya
menunjuk seseorang ( umumnya ketua partai ) untuk
membentuk kabinet, kemudian setelah berhasil
pembentukannya, maka kabinet dilantik oleh Presiden.
Sistem kabinet parlementer menunjukkan adanya persaingan
antarpartai politik untuk menduduki kursi terbanyak dalam
parlemen. Pada masa Demokrasi Liberal telah terjadi pergantian
kabinet sebanyak tujuh kali.
Kabinet Moh Natsir
Kabinet Soekiman
Kabinet Wilopo
Kabinet Ali – Wongso
Kabinet Burhanuddin Harahap
Kabinet Alisastroamidjoyo
Kabinet Juanda
Periode Demokrasi Terpimpin(1959 – 1965)
Gagalnya usaha untuk kembali ke UUD 1945 dengan melalui
Konstituante dan rentetan peristiwa-peristiwa politik yang
mencapai klimaksnya dalam bulan Juni 1959, akhirnya
mendorong Presiden Soekarno untuk sampai kepada
kesimpulan bahwa telah muncul suatu keadaan kacau yang
membahayakan kehidupan negara. Atas kesimpulannya
tersebut, Presiden Soekarno pada tanggal 5 Juli 1959, dalam
suatu acara resmi di Istana Merdeka, mengumumkan Dekrit
Presiden mengenai pembubaran Konstituante dan berlakunya
kembali UUD 1945 dalam kerangka sebuah sistem demokrasi
yakni Demokrasi Terpimpin.
Dekrit yang dilontarkan oleh Presiden Soekarno
pada tanggal 5 Juli 1959 mendapatkan sambutan dari
masyarakat Republik Indonesia yang pada waktu itu
sangat menantikan kehidupan negara yang stabil.
Namun kekuatan dekrit tersebut bukan hanya berasal
dari sambutan yang hangat dari sebagian besar
rakyat Indonesia, tetapi terletak dalam dukungan
yang diberikan oleh unsur-unsur penting negara
lainnya, seperti Mahkamah Agung dan KSAD.
Dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden, Kabinet Djuanda dibubarkan dan
pada tanggal 9 Juli 1959, diganti dengan Kabinet Kerja. Dalam kabinet
tersebut Presiden Soekarno bertindak sebagai perdana menteri, sedangkan
Ir. Djuanda bertindak sebagai menteri pertama.
Demokrasi dalam pandangan Soekarno merupakan sistem yang paling
ideal ubtuk memerintah Indonesia. Walaupun Soekarno menghendaki satu
partai saja, Soekarno tetap memberikan perhatian Terhadap masalah
demokrasi. Namun perlu ditekankan lagi demokrasi yang Soekarno
maksudkan bukanlah demokrasi Barat yang menurut Soekarno hanya
menjamin hak rakyat pada persamaan bidang politik, sedangkan hak-hak
untuk persamaan ekonomi sama sekali ditinggalkan. Soekarno
menganggap demokrasi barat tidak cocok dengn Indonesia. Sehingga sikap
antipatinya itu bukan asal sikap yang tidak menggunakan pertimbangan
sama sekali.
Bentuk pemerintahan Indonesia Pada masa diberlakukan Undang-Undang
Dasar Sementara (UUDS) 1950, menganut sistem demokrasi liberal.
Demokrasi ini Merupakan sistem politik Secara tidak langsung kedaulatan
rakyat disalurkan melalui partai-partai. Kebijakan multipartai yang
tertancap di Indonesia mendapati sisi negatif. Sistem demokrasi liberal
dan kabinet parlementer berakibat pada pemerintahan tidak stabil atau
sering terjadi pergantian kabinet, pemerintah tidak sempat melaksanakan
program kerjanya, sebab setiap kabinet hanya mempunyai masa kerja
pendek dan kedudukan pemerintah tidak kuat karena sewaktu-waktu
dapat dibubarkan apabila tidak mendapat persetujuan DPR. Terdapat
empat partai besar yaitu Masyumi, PNI, NU dan PKI. Partai partai itulah
mengirimkan wakil-wakil rakyat dalam DPR (parlemen), sehingga
disebut dengan sistem kabinet parlementer.
Menurut Soekarno demokrasi terpimpin merupakan jalan keluar dari
kegagalan demokrasi liberal sejak tahun 1950, terbukti bahwa demokrasi
liberal ternyata tidak sesuai bagi kondisi di Indonesia sehingga tuntutan-
tuntutan maupun dukungan untuk kembali ke UUD 1945 semakin meluas
saat memasuki awal tahun 1959. PNI dan PKI sepakat dengan gagasan
Presiden Soekarno, ternyata dibalik sikap politik yang menyatakan
dukungan akan dikeluarkan dekrit merupakan bentuk pertarungan
ideologi bahwa inilah salah satu jalan untuk dapat menerobos
kekerasannya pendirian partai- partai Islam dalam Majelis Konstituante
yang bertugas merumuskan UUDS 1950 menginginkan isi dari Pancasila
digantikan dengan Piagam Jakarta serta dicantumkan dalam undang-
undang dasar yang baru.
Soekarno berusaha mengumpulkan seluruh kekuatan politik yang saling bersaing
dari Demokrasi Terpimpin dengan jalan turut membantu mengembangkan
kesadaran akan tujuan-tujuan nasional. Ia menciptakan suatu ideologi nasional
yang mengharapkan seluruh warga negara memberi dukungan kesetiaan
kepadanya. Pancasila ditekankan olehnya dan dilengkapi dengan serangkaian
doktrin seperti Manipol-Usdek dan Nasakom. Dalam usahanya mendapatkan
dukungan yang luas untuk kampanye melawan Belanda di Irian Barat dan Inggris
di Malaysia, ia menyatakan bahwa Indonesia berperan sebagai salah satu
pimpinan “kekuatan- kekuatan yang sedang tumbuh” di dunia, yang bertujuan
untuk menghilangkan pengaruh Nekolim (neokolonialis, kolonialis dan
imperialis). Sebagai lambang dari bangsa, Soekarno bermaksud menciptakan
suatu kesadaran akan tujuan nasional yang akan mengatasi persaingan politik yang
mengancam kelangsungan hidup sistem Demokrasi Terpimpin.
presiden selalu mengungkapkan bahwa revolusi Indonesia
memiliki lima gagasan penting. Pertama, Undang- Undang
Dasar 1945; kedua, Sosialisme ala Indonesia; Ketiga,
Demokrasi Terpimpin; keempat, Ekonomi Terpimpin; dan
yang terakhir kelima, kepribadian Indonesia. Dengan
mengambil huruf pertama masing-masing gagasan itu maka
muncullah singkatan USDEK. “Manifesto politik Republik
Indonesia” disingkat “Manipol”, dan ajaran baru itu dikenal
dengan nama “Manipol-USDEK”.
Manipol-USDEK benar-benar memiliki daya pikat bagi banyak
masyarakat politik. Masyarakat politik ini, yang didominasi pegawai
negeri, sudah lama mendukung apa yang selalu ditekankan presiden
mengenai kegotong-royongan, menempatkan kepentingan nasional diatas
kepentringan golongan dan kemungkinan mencapai mufakat melalui
musyawarah yang dilakukan dengan penuh kesabaran. Ada dua sebab
mengenai hal ini pertama, keselarasan dan kesetiakawanan merupakan
nilai yang dijunjung masyarakat-masyarakat Indonesia. Dan kedua,
bangsa Indonesia benar-benar menyadari betapa berat kehidupan yang
mereka rasakan akibat keterpecahbelahan mereka dalam tahun-tahun
sebelumnya.
KEMBALI
Periode Demokrasi di Era Orde Baru (1965-
1998)
Setelah Soeharto mejabat sebagai presiden,
pada 6 Juni 1968 diumumkan susunan
Kabinet Pembangunan. Tugas pokok kabinet
ini sebagaimana dalam Ketetapan MPRS No
XLI/MPRS/1968 disebut sebagai Pancakrida
Rinciannya adalah sebagai berikut.
a.Menciptakan stabilisasi politik dan ekonomi sebagai syarat mutlak berhasilnya
pelaksanaan Rencana Pembangunan Lima Tahun dan Pemilihan Umum;
b.Menyusun dan melaksanakan Rencana Pembangunan Lima Tahun;
c.Melaksanakan Pemilihan Umum selambat-lambatnya pada tanggal 5 Juli 1971;
d.Mengembalikan ketertiban dan keamanan masyarakat dengan mengikis habis
sisa-sisa G30S/PKI dan setiap rongrongan, penyelewengan, serta pengkhiatan
terhadap Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945; dan e.
e.Melanjutkan penyempurnaan dan pembersihan secara menyeluruh aparatur
negara baik di tingkat pusat maupun di tingkat rendah.
Dalam kabinet yang pertama ini, Soeharto menerapkan sistem reformasi
birokrasi. Reformasi dilakukan dengan menyederhanakan dan
penggabungan departemen. Pada masa itu, hanya terdapat 5 menteri
negara dan 18 manteri/pimpinan departemen yang duduk di dalam
kabinet. Sebagai tindak lanjut Pancakrida, pada 3 Maret 1969 dibentuk
Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib).
Lembaga ini bertugas (1) memulihkan keamanan dan ketertiban dalam
hubungan dengan sebab akibat pemberontakan G30S/PKI serta kegiatan-
kegiatan eksterm dan subversi lainnya; dan (2) mengamankan
kewibawaan pemerintah dan alat-alatnya dari pusat sampai dengan
daerah, untuk menjamin kelangsungan hidup Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945. Dari sini benih-benih kekuasaan militer semakin
mengemuka dan menjadi pendukung utama Orde Baru
Hakikat Orde
a.b.Suatu
Koreksi Baru.
totalseluruh
tatanan segala
penyelewengan
kehidupan rakyat, bangsa dan
negara terdahulu dan manyusun
yang diletakan kepada
kembali dan
pelaksanaan Pancasila kekuatan
UUD
bangsa
1945 secara guna
murni dan
mempercepat proses
konsekwen
pembangunan bangsa.
Landasan Orde
Baru.
•a. Landasan Idiil: Pancasila
b. Landasan Konstitusional : UUD 1945
•c. Landasan Operasional:
Tap MPRS/MPR
Kinerja
28Agustus
11
8
1957-1974
September
Agustus 1967
1966
1966
penghentian
Indonesia Pasukan
Mengirim
Orde Baru
Pembentukan
konfrontasi
kembali
Garuda ke berbagai
ASEAN
dengan
menjadidi dunia
tempat
Malaysia
anggota PBB
yang membutuhkan
Pembangunan pada Zaman Orde
Pembangunan ekonomi Indonesia
selama Orde Baru ditandai dengan
Baru
pertumbuhan ekonomi
Untuk mewujudkan pembangunan nasional,yangdisusun cukup
Pola Umum
Pembangunan Jangkatinggi dalam (25-30
Panjang jangka tahun)
waktu yang
yang cukup
dilakukan secara
Pelaksanaan
panjang. pembangunan pada
bertahap. Setiap tahap disebut dengan Pembangunan Lima Tahun (Pelita).
zaman Orde Baru bertumpu pada:
Dalam setiap Pelita, sasaran
Namun pembangunan
sebenarnya secaraterus-menerus
fundamental, meningkat
Upaya Mengisi Kemerdekaan
sesuai dengan perkembangan zaman. ekonomi rapuh.
pembangunan
Trilogi Pembangunan
Pelita I Penyelenggaraan negara sangat birokratis dan
Melalui Pembangunan
Pelita II cenderung
Pelita III
Titik
Titikserta
korup,
Pemerataan
berat
berattidak
Pelita
Pelitademokratis.
pembangunan
V
VI
III
IV
IIIadalah
adalah
adalah
nasional dan hasil-
hasilnya
Sektor
Bidang
Sektor
Ironisnya, untuk
itu menuju
pertanian
pertanian
pertanian
semua yang
untuk
telah pada
yang
dengan
dan terciptanya
telah
Pelita IV keadilan
menyebabkan sosial
memanfaatkan
mencapai
menuju
melanjutkan
meningkatkan
industri bagi
swasembada
yang
krisis swasembada
usaha seluruh
mendukung
moneterindustri pangan
dan yangrakyat.
Pelita V ekonomi, yang swasembada
beras
dan
mengolah
sektor
meningkatkan
terusdan
pertanian
sektor
bahan
pangan
berlanjut industri
mentah
industri
dan
Pertumbuhan ekonomi denganyang cukup tinggi
Pelita VI industri
yang
krisis moral.menjadi
Halmenghasilkan
mengolah
yang
bahan
tersebut banyak
bahan
baku
menjadiminyak
baku
Stabilitas
penyebab nasional
menyerap
dan
menjadi
gas. barang
timbulnya yang
tenaga
krisis jadi sehat dan dinamis
kerja
nasional
yang berkepanjangan dan
Masa Keruntuhan Orde Baru
pukul
PresidenOrde
10.00
Baru…
Soeharto
WIB
mengundurkan diri.
Sepanjang periode Orde Baru, berhasil disenggarakan
pemilihan umum sebanyak enam kali. Pemilihan umum
pertama dilakukan pada 1971. Selanjutnya pemilihan
dilakukan secara rutin setiap lima tahun semenjak 1977,
1982, 1987, 1992, dan 1997. Pada pemilihan umum pertama
tahun 1971, peserta sejumlah 10 partai politik/organisasi.
Peserta ini merupakan yang terbanyak selama Orde Baru.
Pemungutan suara dilaksanakan pada 3 Juli 1971. Pada
pemilu ini, partai-partai politik mendapat 124 kursi di DPR
dan Golongan Karya mendapat 261 kursi. Sementara itu,
ABRI mendapat 75 kursi.
• Pada pemilu kali ini untuk pertama kalinya Golongan
Karya berpartisipasi dan secara luar biasa berhasil keluar
sebagai pemenang. Keluarnya Golongan Karya sebagai
pemenang Pemilu disebabkan larangan bagi pegawai negeri
untuk bergabung dalam partai politik sebagaimana tertuang
dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12
• tahun 1969. Hal ini kemudian ditindaklanjuti dengan
keluarnya Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 1970 dan
Kepres Nomor 82 tahun 1971 yang melarang seluruh
pegawai negeri termasuk ABRI terlibat dalam kegiatan
partai, dan menuntut loyalitas tunggal terhadap pemerintah.
Dengan demikian, suara pegawai negeri tertampung di dalam
Golongan Karya (Golkar) sebagai organisasi non-partai politik.
Masyarakat desa diajak untuk apolitik dan tidak terikat secara
ketat pada organisai-organisasi politik. Akibatnya, aspirasi
politik mereka ditampung melalui organisasi profesi
fungsional. Dalam konteks ini, Golkarlah yang kemudian
mengambil peran karena lebih leluasa bergerak melalui
Karakterdes (Kader Penggerak Teritorial Desa). Inilah yang
membedakan Golkar dengan partai politik lain. Pembatasan
gerak partai bertujuan untuk memudahkan tercapainya
stabilitas politik yang menjadi prasyarat pembangunan pada
masa Orde Baru. KEMBALI
Periode Demokrasi di Era Reformasi (1998-Sekarang)
- Lahirnya Tritura :
- Bubarkan PKI
- Pembersihan Kabinet Dwikora
- Turunkan Harga
Visi
Misi
Tujuan
Landasan
- Pemb. Nas.
Asas
Modal Dasar
Wawasan Nusantara
Ketahanan Nasional
Dampak
(+) Modernisasi
(- ) Westernisasi
Gagal :?
. Bidang Politik
Menata kehidupan politik berbangsa dan
bernegara
tanggal 7-12 Maret 1967 mPRS sidang Istimewa dan menghasilkan 4 ketetapan Pemerintah Orde Baru juga menetapkan Penataran P-4 bagi warga negara .
Sasaran pembangunan menurut Repelita : Sandang, pangan,perbaikan prasarana, perumahan rakyat, lapangan kerja, kesejahteraan rohani
embangunan nasional : pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya. Berdasarkan pola dasar pembangunan nasional
disusun pola umum pembangunan jangka panjang (kurun 25-30 tahun).Selain itu disusun pula pola umum jangka Pendek yaitu 5 tahun terpusat pada pertanian.
idang Sosial Budaya
-Meningkatnya
pelayanan kesehatan
-Fasilitas
pendidikan dasar sudah semakin merata Pemerataan pendidikan.
idang kesehatan
ntuk mengendalikan jumlah penduduk Indonesia, Soeharto memulai kampanye Keluarga Berencana yang menganjurkan
setiap pasangan untuk memiliki secukupnya 2 anak. Hal ini dilakukan untuk menghindari ledakan penduduk yang
nantinya dapat mengakibatkan berbagai masalah, mulai dari kelaparan, penyakit sampai kerusakan lingkungan hidup.
idang pendidikan
b)
Kekuasaan Eksekutif (melaksanakan undang-undang).
c)
Kekuasaaan yudikatif (mengadili bila terjadi pelanggaran atas undang-undang).
Era Orde Baru tahun 1966 – 1998
rde Baru pada hakikatnya merupakan kristalisasi dari upaya Presiden Soeharto untuk melakukan koreksi
terhadap era orde lama. Koreksi yang dimaksud adalah mengembalikan kekultusan Pancasila dalam
sendi-sendi kehidupan bangsa dan negara. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, banyak terjadi
penyimpangan-penyimpangan yang justru menjadi pembenaran penguasa. Kondisi lembaga eksekutif di
era Orde Baru cenderung mengikuti pendahulunya, meskipun dengan beberapa modifikasi. Meskipun
diadakan pemilu dan ragam pola demokratisasi yang sebenarnya hanya rekayasa belaka, tidak membuat
Soeharto turun dari tahta penguasa, hal ini menandai tidak adanya rotasi eksekutif di era Orde Baru.
R
ekayasa politik atau seringnya pemerintah mengemas kepemimpinan otoriter ke dalam ruang
demokratisasi tampaknya berjalan mulus. Hanya ada 3 partai yang mengikuti pemilu dengan
kontrol penuh dari Soeharto bersama ABRI.
A
BRI layaknya menjadi alat utama lembaga eksekutif saat itu dalam menjaga dan mempertahankan
stabilitas keamanan dan pertahanan negara, baik yang bersifat internal negara maupun eksternal
negara. Kekuasaan eksekutif menjadi absolut seiring dengan pasifnya legislatif.
3. Jalannya Pemilu Pada Masa Order Baru dan Parpol Pada Masa itu
Selama masa Orde Baru telah berhasil melaksanakan pemilihan umum sebanyak enam kali yang
diselenggarakan setiap lima tahun sekali, yaitu: tahun
-1971
-1977
-1982
-1987
-1992
-1997
Lembaga eksekutif di era kepemimpinan Soeharto memiliki peran yang strategis. Hal ini sebagai
salah satu upaya Soeharto menjaga stabilitas politik. Selama tiga puluh dua tahun lembaga legislatif
mem-backup dan memberi ruang gerak seluas-luasnya kepada Soeharto. Komposisi lembaga
legislatif saat itu agak berbeda bahkan cenderung aneh, hal ini terbukti dengan diakomodirnya
ABRI dalam komposisi parlemen, dimana ABRI diberikan jatah satu fraksi. Golkar sebagai salah
satu motor penggerak Soeharto beserta ABRI didalamnya menjadi settingan terkuat Soeharto
selama beliau memimpin. Tak heran jika beliau dapat bertahan lama di kursi penguasa.
PARPOL PADA MASA ITU
P
EMILU PADA TAHUN 1971 DI IUKUT OLEH 10 ORGANISASI :
G
olkar ( 236 kursi), Partai Nahdlatul Ulama (58 kursi), Partai Muslimin (24kursi),
Partai nasional indonesia (20 kursi), Partai Kristen Indonesia ( 7 kursi ), Partai
Katolik (3kursi ), partai islam perti (2kursi), Partai Murba dan Partai IPKI (tak
satupun kursi).
PENYEDERHANAAN PARTOL
etelah pemilu 1971 maka dilakukan penyederhanakan jumlah partai tetapi bukan berarti menghapuskan partai tertentu sehingga
dilakukan penggabungan (fusi) sejumlah partai. Sehingga pelaksanaannya kepartaian tidak lagi didasarkan pada ideologi tetapi
atas persamaan program. Penggabungan tersebut menghasilkan tiga kekuatan sosial-politik, yaitu :
artai Persatuan Pembangunan (PPP) merupakan fusi dari NU, Parmusi, PSII, dan Partai Islam Perti yang dilakukan pada tanggal
5 Januari 1973 (kelompok partai politik Islam)
artai Demokrasi Indonesia (PDI), merupakan fusi dari PNI, Partai Katolik, Partai Murba, IPKI, dan Parkindo (kelompok partai
politik yang bersifat nasionalis).
P
ada Masa Orde Baru, walaupun Pancasila begitu diagung-agungan namun banyak terjadi pelanggaran dalam
pelaksanaan Pancasila itu sendiri. Pancasila dibuat kaku oleh Pemerintah sehingga dalam penerapannya lebih
kepada disatutafsirkan pemikiran masyarakat oleh Pemerintah. Sikap politik masyarakat yang kritis dan berbeda
pendapat dengan negara, dalam prakteknya dilakukan dikriminalisasi. Masyarakat yang tidak sependapat ataupun
tidak sesuai dengan keinginan Pemerintah tidak boleh mengemukakan pendapatnya, sehingga banyak terjadi
pelanggaran HAM oleh aparat pemerintah ataupun negara.
Beberapa penyimpangan konstitusi pada Masa Orde Baru yaitu:
Kekuasaan Presiden dijalankan secara sewenang-wenang
Hal ini terjadi karena kekuasaan MPR, DPR, dan DPA yang pada waktu itu belum dibentuk dan dilaksanakan oleh Presiden.
MPRS menetapkan Presiden menjadi Presiden seumur hidup
Hal ini tidak sesuai dengan ketentuan mengenai masa jabatan Presiden.
Pimpinan MPRS dan DPR diberi status sebagai menteri
Dengan demikian, MPR dan DPR berada di bawah Presiden.
Pimpinan MA diberi status menteri
Peyimpangan terhadap prinsip bahwa kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka.
Presiden membuat penetapan yang isinya semestinya diatur dengan undang-undang
Dengan demikian, Presiden melampaui kewenangannya yang seharusnya undang-undang dibuat bersama dengan DPR.
Pembentukkan lembaga negara yang tidak diatur dalam konstitusi
Presiden membubarkan DPR
Menurut konstitusi, Presiden tidak bisa membubarkan DPR.
Penyimpangan Pancasila yang terjadi bila dibandingan dengan masing-masing
sila dan butir-butir Pancasila, yaitu:
ada Masa Orde Baru, Agama Khonghucu tidak diakui di Indonesia. Segala bentuk aktivitas yg berbau
kebudayaan dan tradisi Thionghoa dilarang di Indonesia. Hal ini menyebabkan pemeluk kepercayaan Thionghoa
menjadi tidak berstatus sebagai pemeluk dari 5 agama yang diakui di Indonesia. Etnis Thionghoa ataupun
pemeluk agama Khonghucu dianggap komunis dan atheis sehingga dilarang keberadaannya. Untuk pemeluk
agama Khonghucu diwajibkan untuk memeluk agama dianatar 5 agama yang diakui. Mayoritas menjadi
pemeluk agama Kristen dan Buddha. Klenteng yang menjadi tempat peribadatan pemeluk Khonghucu juga
terpaksa mengubah nama dan menaungkan diri menjadi vihara yang merupakan tempat peribadatan orang
Buddha.
emanusiaan Yang Adil dan Beradab
P
ada butir ke 4 disebutkan “Tidak Semena-mena terhadap Orang Lain”. Butir tersebut sangat bertentangan
dengan penerapannya oleh Pemerintah. Pemerintah yang sewenang-wenang terhadap rakyat yang mempunyai
pandangan lain tentang kebijakan Pemerintah. Banyak terjadi pelanggaran HAM karena hal tersebut. Tidak ada
penerapan bagi Demokrasi Pancasila oleh masyarakat. Keputusan lebih cenderung hanya dipegang oleh
Pemerintah tanpa adanya peran masyarakat. Badan Legislatif Negara dan Mahkamah pun dijadikan sebagai
menteri yang berarti berada dibawah Pemerintah padahal seharusnya Legislatif atau Mahkamah berdiri sendiri
tanpa adanya campur tangan Pemerintah.
ersatuan Indonesia
enempatkan kesatuan, persatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi
merupakan butir pertama dari sila ketiga. Hal tersebut sangat bertentangan dengan sifat Pemerintahan pada Masa
Orde Baru yang penuh dengan korupsi. Korupsi yang sangat merajalela pada masa itu karena tidak adanya badan
pengawasan atas Pemerintah. Kesejahteraan Rakyat yang semu membuat kekacauan tersendiri. Korupsi yang
merajalela dilakukan oleh semua lapisan Pemerintahan. Uang yang seharusnya menjadi kepentingan rakyat dan
negara digunakan oleh Pemerintahan yang juga menjadikan kedok hutang Internasional sebagai hutang negara yang
digunakan untuk kesejahteraan rakyat.Yang jelas terlihat adalah nepotisme yang jelas ditunjukkan oleh Presiden
pada masa itu. Pimpinan dari organisasi-organisasi besar negara dipimpin oleh anggota-anggota keluarga Presiden.
erakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/
Perwakilan
Pemerintah pada
Masa Orde Baru yang terlalu otoriter dapat menjadi penyimpangan pada sila ke 4 ini. Seharusnya Pemerintah menerapkan sistem yang sesuai dengan
undang-undang dan tidak menjadikan sistema pemerintahan yang berlebihan terhadap masyarakat yang tidak sesuai dengan kehendak Pemerintah saja.
erkembangan politik pada masa orde baru diawali dari penataan politik dalam negeri yaitu setelah sidang MPRS 1968 menetapkan Suharto sebagai presiden dan
dibentuklah Kabinet Pembangunan, penyederhanaan dan pengelompokan partai politik, pemilihan umum serta mengadakan Perpera di Irian Barat pada 2 Agustus
1969. Kedua, melakukan penataan politik luar negeri yaitu dengan kembali menjadi anggota PBB serta normalisasi hubungan dengan beberapa negara.
ada masa awal Orde Baru pembangunan ekonomi di Indonesia maju pesat mulai dari pendapatan perkapita, pertanian, pembangunan ini rastruktur dll. Upaya
pembangunanekonomi dilaksanakan melalui REPELITA (Rencana Pembangunan Lima Tahun) yangdimulai pada tanggal 1 April 1969. Namun pada akhir tahun 1997
Indonesia dilandakrisis ekonomi. Kondisi kian terpuruk ditambah dengan KKN yang merajalela.
alam bidang social budaya pada masa orde baru telah mengalami kemajuan. Antara lainmakin meningkatnya pelayanan kesehatan bagi masyarakat dan fasilitas
pendidikan dasar sudah makin merata dengan adanya program wajib belajar 9 tahun. Ditetapkan tentang P-4 yaitu Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila
(Eka Parasetia Pancakarsa)untuk menuju masyarakat yang adil dan makmur.
PROSES MUNCULNYA REFORMASI DAN
JATUHNYA PEMERINTAHAN ORDE BARU
03/03/23 148
Perubahan radikal untuk perbaikan dalam
suatu masyarakat atau negara (Kamus
Bahasa Indonesia, Drs. Adam Normiet SAE,
dkk)
Kesimpulan :
Suatu perubahan tatanan perikehidupan lama
dengan tatanan perikehidupan yang baru dan
secara hukum menuju ke arah perbaikan
Back
FAKTOR MUNCULNYA REFORMASI
A. Adanya ketidakadilan di bidang perekonomian dan hukum selama pemerintahan orde
baru selama 32 tahun
B. Krisis Politik
Ditujukan pada terbitnya lima paket undang- undang politik yang dianggap menjadi
sumber ketidakadilan yaitu :
a. UU No. 1 tahun 1985 tentang pemilihan umum
b. UU No. 2 tahun 1985 tentang susunan, kedudukan, tugas dan wewenang DPR/MPR
c. UU No. 3 tahun 1985 tentang Parpol dan golongan karya
d. UU No. 5 tahun 1985 tentang referendum
e. UU No. 8 tahun 1985 tentang organisasi massa
C. Krisis Hukum
Pelaksanaan hukum pada masa orde baru terdapat banyak ketidakadilan terutama yang
menyangkut hukum bagi keluarga pejabat.
D. Krisis Ekonomi
Faktor penyebab krisis ekonomi yang melanda Indonesia antara
E. Krisis Kepercayaan
Puncak aksi rakyat dan mahasiswa terjadi pada 12 Mei 1998 dimana terjadi
peristiwa penembakan terhadap Mahasiswa Trisakti oleh aparat yaitu :
1. Elang Mulia Lesmana
2. Heri Hertanto
3. Hendriawan Lesmana
4. Hafidhin Royan
03/03/23 152
AGENDA GERAKAN REFORMASI 1998
Adili Soeharto dan
Kroni-kroninya
Amandemen UUD Hapus Dwi Fungsi
1945 ABRI
Pemerintahan yang
bersih dari KKN
Kronologis Reformasi 1998
Awal Maret 1998 Memasuki bulan Mei 1998
Soeharto terpilih lagi menjadi Mahasiswa mulai turun ke jalan
Presiden untuk ketujuh menyuarakan tuntutan
kalinya reformasi
Elang Mulia Lesmana
Mei 1998 12 Heri Hertanto
03/03/23 155
Kerusuhan Mei ‘98
03/03/23 156
03/03/23 157
TRAGEDI TRISAKTI,12 MEI 1998
03/03/23 158
MAHASISWA MENGUASAI
GEDUNG DPR / MPR, 19 MEI 1998
03/03/23 159
Soeharto Ketika sakit
03/03/23 160
Soeharto mengundurkan diri
21 Mei 1998
03/03/23 161
Pelantikan Habibie Sebagai Presiden
03/03/23 162
Perkembangan Politik Setelah 21 Mei 1998
Pengangkatan Habibie sebagai Presiden Republik Indonesia
BJ Habibie diangkat menjadi presiden menggantikan Soeharto pada 21 Mei 1998.
Upaya-upaya yang dilakukan Habibie :
A. Bidang Ekonomi
Ada beberapa hal yang dilakukan oleh pemerintahan Habibie antara lain :
A. Merekapitulasi perbankan
B. Merekonstruksi perekonomian Indonesia
C. Melikuidasi beberapa bank bermasalah
D. Menaikkan nilai tukar rupaih terhadap dollart hingga dibawah Rp 10.000
E. Mengimplementasikan reformasi ekonomi yang diisyaratkan oleh IMF
B. Bidang Politik
Habibie mulai memberikan kebebasan bagi rakyat untuk berbicara dengan dikeluarkannya
UU No. 9 tahun 1998 tentang kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum.
( Lihat ERLANGGA hal :160)
C. Masalah Dwi Fungsi ABRI
Konsep Dwi Fungsi ABRI mulai diperkenalkan pertama kali oleh Jenderal AH
Nasution dimana disebutkan bahwa selain sebagai kekuatan negara ABRI juga memiliki
hak politik. Reformasi dibidang militer dilakukan dengan mengurangi anggoita ABRI di
Dilaksanakan Sidang Istimewa MPR
( 10-13 Nopember 1998)
Hasil Sidang Istimewa MPR 1998 antara lain :
A. TAP MPR No. X/MPR/1998 tentang pokok-pokok reformasi pembangunan dalam rangka
penyelamatan dan normalisasi kehidupan nasional sebagai haluan negara
B .TAP MPR No. XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan
bebas KKN
C. TAP MPR No. XIII/MPR/1998 tentang pembatasan jabatan presiden dan wakil presiden
RI
D. TAP MPR No. XV/MPR/1998 tentang penyelenggaraan ototnomi daerah
Dilaksanakan pada 7 Juni 1999 yang diikuti oleh48 Partai Politik.
Pemilu tahun 1999 merupakanpemilu yang sangat penting setelah
reformasi. Dilaksanakan oleh Komisi Pemilihan Umum ( KPU ).
Setelah diadakan pemilihan umum, maka muncul lima partai besar
pemenang pemilu yaitu :
A. PDI Perjuangan
B. Partai Golkar
C. Partai Persatuan Pembangunan ( PPP )
03/03/23 PESERTA PEMILU 1999 166
Sidang Umum MPR Hasil Pemilihan Umum 1999
Dilaksanakan sejak tanggal 1 – 21 Oktober 1999.