Anda di halaman 1dari 73

PSMBB + ANEMIA

Pembimbing

dr. Anita Rosari Dalimunthe, Sp.PD,KGER,


FINASIM
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR
ILMU PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT UMUM HAJI MEDAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA
UTARA
Dokter Pembimbing

dr. Anita Rosari Dalimunthe, Sp.PD,KGER, FINASIM


CO-ASS
STASE
INTERNA

Kelly Tara Andina Tri Mila


PENDAHULUAN
PSMBB adalah perdarahan yang berasal dari usus di sebelah bawah ligamentum treitz. Gambaran klinis dari PSMBB
dapat berupa darah segar atau dikenal dengan hematoskezia atau dapat berupa feses hitam, lengket dan berbau yang
dikenal dengan melena, PSMBB dapat bersifat kronik, ringan atau berat dan mengancam jiwa.

Investigasi utama dari PSMBB adalah sigmoidoskopi dan kolonoskopi. Secara keseluruhan tatalaksana tersering adalah
transfusi PRC.
TINJAUAN PUSTAKA
PSMBB
DEFINISI DAN INSIDEN

Perdarahan saluran cerna bagian bawah (PSMBB) akut didefinisikan sebagai


perdarahan yang berasal dari bagian bawah ligamentum treitz dan menyebabkan
ketidakstabilan dari tanda vital dan terkadang ditandai dengan anemia dengan atau
tanpa transfusi darah.

Pasien dengan perdarahan saluran cerna bagian bagian bawah datang dengan
keluhan darah segar sewaktu buang air besar. Perdarahan saluran cerna bagian
bawah lebih sering terjadi pada pria dibandingkan pada wanita, yang dikarenakan
penyakit pembuluh darah dan divertikulosis lebih sering terjadipada pria.
ETIOLOGI
Diverticulosis

Diverticulosis adalah kondisi dimana ditemukan satu atau lebih divertikel dalam kolon. Divertikel adalah
suatu kelainan pada dinding kolon dimana terjadi herniasi mukosa/submukosa dan hanya dilapisi oleh
tunika serosa pada lokasi dinding kolon yang lemah dimana vasa rekta menembus dinding kolon.

Diverticulosis colon merupakan penyebab yang paling


umum dari perdarahan saluran cerna bagian bawah,
penyebab dari perdarahan ialah pecahnya secara asimetris
cabang intramural (di vasa recta) dari arteri marginal pada
kubah divertikulum atau pada margin antimesenterikus.
ETIOLOGI
Arterioνenous Malformation
(Angiodysplasia)

Angiodisplasia, yang juga disebut sebagai malformasi arteriovenosa,


adalah distensi atau dilatasi dari pembuluh darah kecil pada submukosa
saluran pencernaan. Angiodisplasia dapat terjadi sepanjang saluran
pencernaan dan merupakan penyebab paling umum dari perdarahan
dari usus kecil pada pasien berusia di atas 50 tahun. Angiodisplasia
cenderung menyebabkan pendarahan dengan episode lambat tetapi
berulang. Oleh karena itu, pasien dengan angiodisplasia muncul dengan
anemia dan episode pingsan.
ETIOLOGI
Inflammatory Bowel Disease (IBD)

Inflammatory Bowel Disease adalah penyakit inflamasi kronik yang melibatkan


saluran cerna, bersifat remisi, dan relaps/kambuhan dan penyebab pastinya
sampai saat ini belum jelas.
ETIOLOGI
Hemoroid
Hemoroid merupakan pelebaran dan inflamasi pembuluh darah di daerah anus yang berasal dari plexus
hemoroidalis. Hemoroid muncul akibat dilatasi dari pembuluh darah pembengkakan atau inflamasi vena
hemoroidalis yang disebabkan oleh faktor risiko pencetus. Gejala dan tanda dari hemoroid antara lain: buang air
besar sakit dan sulit, dubur terasa panas, serta adanya benjolan di dubur

• Derajat 1: bila terjadi pembesaran hemoroid yang tidak


prolaps ke luar kanal anus
• Derajat 2: pembesaran hemoroid yang prolaps dan
menghilang atau masuk sendiri ke dalam anus atau
spontan
• Derajat 3: pembesaran hemoroid yang prolaps dapat
masuk lagi dengan bantuan jari
• Derajat 4: prolaps hemoroid permanen
ETIOLOGI
Neoplasma
Neoplasma kolon, termasuk polip adenomatosa, polip juvenile, dan karsinoma, muncul
dalam bentuk dan sifat yang bermacam-macam. Biasanya, perdarahan dari lesi ini lambat,
ditandai dengan pendarahan samar dan anemia sekunder.
ETIOLOGI
Penyakit νascular
Penyebab vaskuler dari pendarahan saluran cerna bagian bawah akut meliputi vasculitides
(polyarteritis nodosa, granulomatosis Wegener's, rheumatoid arthritis, dan lain-lain), yang
disebabkan oleh ulserasi punktata dari usus besar dan usus kecil.
Klasifikasi
Klasifikasi Perdarahan saluran cerna bagian bawah dibagi menjadi 3 jenis,
berdasarkan jumlah perdarahan, yaitu massiνe bleeding, moderate bleeding, occult bleeding.

Massive Bleeding Ocult Bleeding

Moderate
Bleeding
MANIFESTASI KLINIS
• Anamesis, riwayat penggunaan NSAID atau obat antikoagulan, adanya sakit perut atau tidak, adanya diare
dan demam yang dialami sebelumnya yang dapat mengarah pada colitis baik infeksi atau iskemi.
• Riwayat penyakitkeluarga berupa sindrom poliposis atau keganasan kolon.
• erusia kurang dari 30 tahun biasanya berhubungan dengan polip usus dan Meckel diverticulum.
• Pemeriksaan fisik luka bekas operasi terdahulu, adanya masa di abdominal, lesi.
• Pemeriksaan rectum diperlukan untuk mengetahui adanya kelainan pada anorectal, yaitu tumor, ulser, atau
polip. Warna pada daerah anorectal, dan adanya bentuk atau gumpalan darah.
• Nasogastric tube (NGT) harus dipasang untuk menyingkirkan penyebab perdarahannya bukan dari saluran
cerna atas yang menunjukkan adanya gambaran coffee ground.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Colonoscopy

Kolonoskopi dapat dilakukan Setelah episode perdarahan berhenti


secara spontan dan tidak didapatkan stigmata perdarahan. kolonoskopi
dapat dilakukan setelah proses pembersihan kolon. Kolonoskopi pada
PSMBB diantaranya adalah daerah sumber perdarahan aktif, bekuan
darah yang menempel pada orificium divertikel yang mengalami
ulserasi, bekuan darah yang menempel pada focus dan mukosa atau
darah segar yang berada pada segmen kolon.5
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Selectiνe Visceral Angiography

Mesenteric arteriography telah banyak digunakan dalam evaluasi dan pengobatan pasien dengan perdarahan
gastrointestinal bagian bawah.

Technetium 99m-Red Blood Cell Scintigraphy

99m Tc-red blood cell scintigraphy merupakan prosedur pencitraan nuklir yang non inνasiνe dengan cara menempelkan
sel darah merah pasien dengan isotop techtenium yang kemudian akan beredar ke dalam sirkulasi darah.
DIAGNOSA
BANDING
Diverticulosis
e n o u s Inflammatory
r t e r i oν
A t i o n Bowel
lf o rm a
M a s i a )
d ys p l a Disease (IBD)
(A n g i o Hemoroid

k it
ya
Neo e n la r
P cu
p la s
sm
a Va
TATALAKSANA

Endoscopy

Colonoscopic bipolar cautery, monopolar cautery, heater probe application, organ plasma coagulation dan Nd:YAG
laser bermanfaat untuk mengobati angiodisplasia.

Endoscopy

ngiograpfi dipakai sebagai metode perioperatif, terutama pada pasien-pasien dengan risiko gangguan vascular,
sementara menunggu terapi bedah definitive. Metode ini dilakukan katerisasi selektif dari pembuluh darah
mesentrika yang langsung menuju ke lokasi sumber perdarahan yang akan dilanjutkan dengan pemberian
vasokontriktor intra- arteri. Tiga aspek utama yang berperan dalam penanganan PSMBB adalah perawatan initial
syok, mecari lokasi sumber perdarahan, dan rencana intervensi.
PROGNOSIS
10-20% dari pasien dengan perdarahan
saluran cerna bagian bawah tidak dapat
dibuktikan sumber pendarahannya. Oleh
karena itu, masalah yang kompleks ini
membutuhkan evaluasi yang sistematis dan
teratur untuk mengurangi persentase kasus
perdarahan saluran cerna yang tidak
terdiagnosis dan tidak terobati.
ANEMIA
ANEMIA DEFINISI

Anemia secara fungsional didefinisikan sebagai penurunan jumlah massa eritrosit (red cell mass) sehingga tidak
dapat memenuhi fungsinya untuk membawa oksigen dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer. Anemia
ditunjukkan oleh penurunan kadar hemoglobin, hematokrit atau hitung eritrosit (red cell count).
ETIOLOGI
Anemia hanyalah suatu kumpulan gejala yang disebabkan oleh
bermacam penyebab. Klasifikasi Anemia Menurut Etiopatogenesis
PATOFISIOLOGI
GEJALA KLINIS
Gejala Umum Gejala Khas Masing-masing Anemia Gejala Penyakit Dasar
• Anemia defisiensi besi: disfagia, atrofi papil
Sindrom anemia meliputi lemah, lesu, cepat lidah, stomatitis angularis, dan kuku sendok
Lelah, telinga mendenging (tinnitus), mata (koilonychia).
berkunang-kunang, kaki terasa dingin, sesak • Anemia megaloblastic: glositis, gangguan
nafas dan dispepsia. Pasien tampak pucat, neurologic pada defisiensi vitamin B12 Gejala yang timbul akibat penyakit dasar yang
yang mudah dilihat pada konjungtiva, mukosa • Anemia hemolitik: ikterus, splenomegaly menyebabkan anemia sangat bervariasi
mulut, telapak tangan dan jaringan di bawah dan hepatomegaly tergantung dari penyebab anemia tersebut.
kuku. • Anemia aplastik: perdarahan dan tanda-
tanda infeksi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
WHO menetapkan cut off point anemia yaitu:

normositer, bila MCV 80-95 fldan MCH 27-34 pg: 3.) Anemia makrositer, bila MCV > 95 fl.

klasifikasi ini anemia dibagi menjadi tiga golongan: 1.) Anemia hipokromik mikrositer bila MCV <
80fl dan MCH < 27 pg; 2.) Anemia normokromik normositer, bila MCV 80-95 fldan MCH 27-34 pg:
3.) Anemia makrositer, bila MCV > 95 fl.
DIAGNOSA BANDING
Anemiia Normokrom Normositik

Anemia Defisiensi Besi


Anemia Penyakit Kronis

Thalasemia
Anemia Aplastik
TATALAKSANA

Indikasi transfusi darah:


• Hb <7 g/dl dengan atau tanpa gejala anemia
• Hb <8 g/dl dengan gangguan kardiovaskular yang nyata
• Perdarahan akut dengan gejala hangguan hemodinamik
• Pasien yang akan menjalani operasi
PROGNOSIS
Prognosis anemia tergantung pada penyebab anemia. Kekurangan nutrisi
memiliki prognosis yang baik jika ditangani secara dini dan memadai. Anemia
akibat kehilangan darah akut, jika diobati dan dihentikan sejak dini, memiliki
prognosis yang baik.
KOMPLIKASI
Hipoksia

Hiperparatiroidisme Osteodistrofi ginjal.


sekunder

Sindrom anemia kardiorenal.


TELAAH KASUS
IDENTITAS
PASIEN
ANAMESIS
Keluhan Utama : BAB Berdarah merah segar

Riwayat Penyakit Sekarang:

Pasien perempuan berusia 77 tahun datang ke IGD Rumah Sakit Umum Haji Medan dengan keluhan BAB berdarah merah segar seperti darah
menstruasi, menggumpal dan berbau busuk yang sudah dirasakan pasien sejak 5 hari ini, dengan saat darah keluar tempat tidur pasien sudah basah dan
pampers sudah penuh. Sebelumnya pasien pernah mengalami keluhan yang sama dalam 1 tahun ini sebanyak 4 kali dan keluhan hilang sendiri. Pasien
menyangkal adanya nyeri saat darah keluar. Pasien juga menyangkal adanya BAB hitam, berlendir dan berbusa. Pasien juga mengeluhkan adanya
pusing, oyong, dan lemas sejak 1 minggu iniPasien suka mengonsumsi cabe. Pasien menyangkal muntah berdarah dan seperti kopi. Pasien juga
menyangkal adanya demam dan menggigil.
Pasien memiliki riwayat persalinan pervaginam sebanyak 13 kali, dan terkahir kali melahirkan saat usia kurang lebih usia 40 tahun. Pasien megaku suka
mengkonsumsi jamu. Pasien menyangkal adanya riwayat hipertensi dan Diabetes Mellitus.
BAB : berdarah merah segar menggumpal seperti menstruasi
BAK : Dalam batas normal
RPT :-
RPK :-
RPO :-
ANAMNESA
UMUM
ANAMNESA
ORGAN
COR
ANAMNESA
ORGAN
TRACTUS
SIRKULASI PERIFER REPIRATORUS

• Batuk : Tidak ada


• Claudio Intermitten : Tidak ada
• Berdahak : Tidak ada
• Sakit waktu istirahat : Tidak ada
• Haemaptoe : Tidak ada
• Rasa mati di ujung jari : Tidak ada
• Sakit dada waktu bernafas : Tidak ada
• Stidor : Tidak ada
• Sesak :Tidak ada napas
• Pernafasan cuping: Tidak ada
• Suara Parau : Tidak ada
ANAMNESA
ORGAN
TRACTUS DIGESTIVUS

USUS
LAMBUNG
ANAMNESA
ORGAN
HATI DAN SALURAN EMPEDU GINJAL

• Muka sembab : Tidak ada


• Kolik : Tidak ada
• Sakit perut kanan : Tidak • Miksi (warna,sebelum/
• Kolik : Tidak ada sesudahmiksi) : Normal
• Icterus : Tidak ada • Anuria : Tidak ada
• Gatal di kulit : Tidak ada • Polyuria : Tidak
• Asites : Tidak ada • Sakit pinggang : Tidak ada
• Oedema : Tidak ada • Oliguria : Tidak ada
• BAB Dempul : Tidak ada • Polakisuria : Tidak ada
ANAMNESA
ORGAN
TULANG
SENDI

• Sakit. : Tidak ada


• Sakit : Tidak ada
• Sakit di gerakan : Tidak ada
• Fraktur spontan : Tidak ada
• Sendi kaku : Tidak ada
• Bengkak : Tidak ada
• Bengkak : Tidak ada
• Deformitas : Tidak ada
• Merah : Tidak ada
• Stand abnormal : Tidak ada
ANAMNESA
ORGAN
ENDOKRIN

PANCREAS TIROID HIPOFISIS

• Polidipsi : Tidak
• Polifagia : Ya • Nervositas : Tidak
• Akromegali : Tidak
• Poliuria : Tidak • Exoftalmus : Tidak
• Distrifi Adipos : Tidak
• Pruritus : Ya • Struma : Tidak
• Pyorrhea : Tidak • Miksudem : Tidak
ANAMNESA
ORGAN
SUSUNAN SARAF
FUNGSI GENITAL
• Menarche :14 than
• Siklus haid :21-35 dari • Hipoastesia : Tidak ada
• Menopause :Ya • Parastesia : Tidak ada
• G/P/Ab : : 13/11/2 • Paralisis : Tidak ada
• Ereksi : - • Sakit kepala : Tidak ada
• Libido seksual : - • Gerakan Tics : Tidak ada
• Coitus : -
ANAMNESA
ORGAN
PANCA INDRA PSIKIS KEADAAN SOSIAL

• Penglihatan : Normal • Mudah tersinggung : Tidak ada


• Pendengaran : Normal • Pekerjaan : Mengus Rumah
• Takut : Tidak ada
• Penciuman : Normal Tangga
• Gelisah : Tidak ada
• Pengecapan : Normal • Hygiene : Baik
• Pelupa : Tidak ada
• Perasaan : Normal • Lekas marah : Tidak ada
ANAMNESA PENYAKIT TERDAHULU :- ANAMNESA MAKANAN
• Nasi : Freq 3x/hari
• Ikan : Ya
ANAMNESA PEMAKAIAN OBAT :- • Sayuran : Ya
• Daging : Ya
ANAMNESA PENYAKIT VENERIS
• Bengkak kelenjar : Tidak ada
• Luka-luka di kemaluan : Tidak ada ANAMNESA FAMILY
• Pyuria : Tidak ada • Penyakit-penyakit family : Tidak ada
• Bisul-bisul : Tidak ada • Penyakit seperti orang sakit : Tidak ada
• • Anak-anak : 13, Hidup 11, Mati 2.

ANAMNESA INTOKSIKASI : Tidak ada


STATUS PRESENS
KEADAAN UMUM KEADAAN PENYAKIT

1. Anemia : Ya
Sensorium : Mentis
2. Icterus : Tidak ada
Tekanan darah : 183/89 mmHg
3. Sianosis : Tidak ada
Temperatur : 36,7°C
4. Dispnoe : Tidak ada
Pernafasan : 22x/menit, reg, tipe
5. Edema : Tidak ada
pernafasan (abdomino-torakal)
6. Eritema : Tidak ada
Nadi : 90x/menit, equal, teg/vol (sedang)
7. Turgor : Baik
8. Gerakan aktif: Hipoaktif
9. Sikap tidur paksa : Tidak ada
STATUS PRESENS
KEADAAN GIZI

• BB : 55 kg
• TB : 155 cm
• RBW = 100 %
• Kesan : Normal
• IMT= 22,9 kg/m2
• Kesan : Normal
PEMERIKSAAN
FISIK
Kepala Muka Mata

Stand Mata : Tidak ada


• Pertumbuhan rambut : Normal • Sembab : Tidak ada
• Gerakan : Segala arah
• Sakit kalau dipegang :Tidak • Parese : Tidak ada
• Exoftalmus : Tidak ada
• Perubahan lokal :Tidak • Pucat : Ya
• Ptosis : Tidak ada
• Kuning : Tidak ada
• Icterus : Tidak
• Gangguan Lokal : Tidak ada
• Anemia : Tidak
• Rekasi pupil : Isokor, reflex
(+/+)
• Gangguan lokal : Tidak
PEMERIKSAAN
FISIK
Telinga Hidung Bibir

• Sekret : Tidak ada


• Radang : Tidak ada • Pucat : iya
• Sekret : Tidak dijumpai
• Bentuk : Normal • Sianosis : Baik
• Bentuk : Normal
• Atrofi : Tidak ada
Benjolan : Tidak ada
PEMERIKSAAN
FISIK
Gigi Lidah Tonsil

• Merah : Tidak
• Karies : Tidak ada • Bengkak : Tidak
• Pertumubuhan : Normal • Kering : Tidak • Kering : Tidak
• Besiag : Tidak ada • Pucat :Iya • Radang : Tidak
• Jumlah : Tidak dihitung
• Beslag : Tidak
• Tremor : Tidak
• Membran : Tidak
• Angina lacunaris : Tidak
PEMERIKSAAN
FISIK
Inspeksi
Palpasi

• Struma : Tidak • Posisi trachea : Medial


• Kelenjar bengkak: Tidak • Sakit/nyeri tekan : Tidak
• Pulsasi vena : Tidak ada • TVJ : Tidak
• Torticolis : Tidak • Kosta servicalis : Tidak
• Venektasi : Tidak
PEMERIKSAAN FISIK
THORAX DEPAN

Inspeksi Palpasi
• Bentuk : Fusiformis • Nyeri tekan : Tidak
• Simetris/asimetris : Simetris kanan = kiri, • Fremitus suara : Peningkatan suara fremitus
kesan = normal ditengah kedua paru
• Bendungan vena : Tidak • Fremissement : Tidak ada
• Ketinggalan bernafas : Tidak • Iktus : Tidak Teraba
• Venektasi : Tidak a. Lokalisasi : Tidak ada
• Pembengkakan : Tidak b. Kuat angkat : Tidak ada
• Pylsasi verbal : Tidak c. Melebar : Tidak ada
• Mammae : Normal d. Ictus negative : Tidak ada
PEMERIKSAAN FISIK
THORAX DEPAN

Perkusi a. Paru-paru
•Suara perkusi paru : Sonor memendek di keduaparu • Suara pernafasan : Vesikuler
• Batas paru hati • Suara tambahan : Tidak ada
a.Relatif : ICS V Linea Midclavicularis dextra 1. Ronchi basah : -
b.Absolut : ICS VI Linea Midclavicularis dextra 2. Ronchi kering : -
•Gerakan bebas : 2 cm 3. Krepirtasi : -
•Batas jantung 4. Gesek pleura : -
a.Atas : ICS III Linea Parasternalis dextra b.Cor
b. Kanan : ICS IV Linea Parasternalis dextra • Heart rate : 90x/menit
c. Kiri : ICS IV 1 jari ke medial midclavicularis sinistra • Suara katup : M1 > M2 A2 > A1
P2 > P1 A2 > P2
PEMERIKSAAN FISIK
THORAX BELAKANG

PInspeksi
•Bentuk : Fusiformis Palpasi
•Simetris/asimteris : Simetris kanan = kiri, kesan = •Nyeri tekan : Tidak ada
normal •Fremitus suara : peningkatan
•Benjolan : Tidak ada suara fremitus di tengah
•Scapula alta : Tidak ada kedua paru
•Ketinggalan bernafas : Tidak ada •Penonjolan : Tidak ada
•Venektasi : Tidak ada

Perkusi Auskultasi
•Suara perkusi paru : Sonor •Suara pernafasan : Bronchial ditengah
memendek pada bagian tengah kedua lapangan paru
kedua paru •Suara tambahan : Ronki basah
•Gerakan bebas : 2 cm sedang pada tengah kedua lapangan
•Batas bawah paru paru
a.Kanan : IX Proc. Spin Vert. Thoracal
b.Kiri : X Proc. Spin Vert. Thoracal
PEMERIKSAAN FISIK
ABDOMEN
Inspeksi
Palpasi
• Bengkak : Tidak ada
- Defens Muscular : Tidak ada
• Venektasi/Pembentukan vena: Tidak ada
- Nyeri tekan : Tidak ada
• Gembung : tidak ada
- Lien : Tidak Teraba
• Sirkulasi collateral : Tidak ada
- Ren : Tidak Teraba
• Pulsasi : Tidak teraba
- Hepar : Tidak Teraba

Perkusi
Auskultasi
•Pekak hati : ya
•Peristaltik usus : meningkat
•Pekak beralih : Tidak
PEMERIKSAAN FISIK
GENITALIA EKSTREMITAS
Luka : Tidak dilakukan pemeriksaan • Atas
Sikatri : Tidak dilakukan pemeriksaan • Bengkak : Tidak
Nanah : Tidak dilakukan pemeriksaan •Tes rumpelit : Tidak ada
Hernia : Tidak dilakukan pemeriksaan • Merah : Tidak
• Gangguan fungsi : Tidak Bawah
• Stand abnormal : Tidak • Bengkak : Tidak
• Reflex • Merah : Tidak
1. Biceps : +/+ • Oedema : Tidak
2. Triceps : +/+ • Pucat : Tidak
Radio periost : :+/+ • Gangguan fungsi :
Tidak
• Luka/Gangren: Tidak
• Varises : Tidak
• Reflex
1. KPR : +/+
2. APR : +/+
3. Struple : +/+
LABORATORIUM
28/12/2023
LABORATORIUM
28/12/2023
LABORATORIUM
30/12/2023
PEMERIKSAAN
Cor : RADIOLOGI
Kesan membesar, tampak kalsifikasi aortic knob
Pulmo : tak tampak infiltrat
Trachea ditengah
Hemidiafragma kanan kiri tampak baik
Sinus phrenicocostalis kanan kiri tajam Tulang-tulang
tampak baik
Sof tissue tampak baik
Kesan : Cardiomegaly disertai aortasclerosis
RESUM
Anamnesa
Keluhan utama
E
: BAB Berdarah merah segar
Telaah :
·BAB berdarah merah segar seperti darah menstruasi, menggumpal dan berbau busuk
yang sudah dirasakan pasien sejak 5 hari ini dengan saat darah keluar tempat tidur
pasien sudah basah dan pampers sudah penuh. Pasien pernah mengalami keluhan
yang sama dalam 1 tahun ini sebanyak 4 kali dan keluhan hilang sendiri.
·Pasien juga mengeluhkan adanya pusing, oyong, dan lemas sejak 1 minggu ini.
·Pasien suka mengonsumsi cabe dan jamu.
·Pasien memiliki riwayat persalinan pervaginam sebanyak 13 kali, dan terkahir kali
melahirkan saat usia kurang lebih usia 40 tahun.
·BAB : Berdarah merah segar menggumpal seperti menstruasi
·BAK : Dalam batas normal
·RPK :-
·RPO :-
·RPT :-
RESUM
E
RESUM
PEMERIKSAAN FISIK
E
•Kepala : Muka: pucat, mata: berkunang kunang, mata: anemis,lidah: pucat
•Leher : Dalam Batas Normal
•Thorak :
Inspeksi : Simetris fusiformis pada kedua paru
Paplasi : Fremitus sama kanan dan kiri
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Sp:vesikuler, ST: -
Abdomen : inspeksi: simetris,palpasi: soepel,perkusi: timpani, auskultasi: peristaltic
meningkat
•Ekstremitas : Pucat, CRT < 2 detik
RESUM
E
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

•Darah : Hemoglobin menurun, hematokrit menurun, eritrosit menurun, RDW

.. meningkat, PDW meningkat


•Fungsi Ginjal : creatinin menurun
•Lain-lain :-
RESUM
E
DIAGNOSA BANDING

1. PSMBB + Anemia Normokrom Normositik


2. Diverticulosis + Anemia Hemolitik
3. Arterioνenous Malformation (Angiodysplasia) + Anemia Aplastik
4. Inflammatory Bowel Disease (IBD)+ Thalasemia
5. Hemoroid + Anemia Penyakit Kronik
RESUM
TERAPI E
·Aktifi tas : Tirah Baring PEMERIKSAAN ANJURAN
· Diet : Diet M2
·Medikamentosa • Darah rutin
1.Transfusi darah • SGOT, SGPT
2.Cor RL infus lanjut IVFDRL 20 gtt/i • Ureum, Creaitinin
3.Inj. Tranexamat 1amp/8 jam • Foto Thorax
4.Inj. Omeprazole 1 vial/12jam • Test HIV
5.Sucralfate 3x1cc
6.Amlodipine 10 mg 1x1
DISKUSI KASUS
DISKUSI KASUS
PSMBB
DISKUSI KASUS
PSMBB
DISKUSIS KASUS
ANEMIA
DISKUSIS KASUS
ANEMIA
KESIMPULA
N
Telah dilaporkan satu kasus PSMBB + Anemia
Normokrom Normositik. Diagnosa telah dilakukan
dengan gejala klinis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang. Saat ini tanggal 01/01/2024
pasien sudah pulang dengan perbaikan klinis dan
BAB berdarah tidak dijumpai.
DAFTAR PUSTAKA

• Babakhanlou R. Lower Gastrointestinal Bleeding. Abernathy’s Surg Secrets Seventh Ed.


2018;11(3):138—42.
• Lubis M, Zain LH. Etiology Profile of Lower Gastrointestinal Bleeding. Indones J Gastroenterol
Hepatol Dig Endosc. 2012;8:94—6.
• Ahmed HO, Ahmed SH. Etiology of lower gastrointestinal bleeding in Sulaimani governorate-
Kurdistan region-Iraq- retrospective cross-sectional study. Int J Surg Open. 2019;20(October):1
—6.
• Setiani S, Idrus A, Sudayana AW. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi VI. Jakarta: Interna
Publishing; 2015.
• Oakland K, Chadwick G, East JE, Guy R, Humphries A, Jairath V, et al. Diagnosis and
management of acute lower gastrointestinal bleeding: Guidelines from the British Society of
Gastroenterology. Gut. 2019;68:776—89.
• Whitehurst BD. Lower Gastrointestinal Bleeding. Surg Clin North Am. 2018;98(5):1059—72.
• Akil HA. Penyakit Divertikular. In: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 6th ed. Jakarta: Interna
Publishing; 2015. p. 1864—7.
• Vargo JJ. Clinical Gastrointestinal Endoscopy. Vol. 81, Mayo Clinic Proceedings. 2018. 134 p.
.
DAFTAR PUSTAKA

9. Kumar P, Rizwan T, Pingale S, George G, Raj M, Rizwan T. Chapter-050 Lower Gastrointestinal


Bleeding. Third Edit. ICU Manual. Elsevier Inc.; 2018. 385—388 p.
10. Djojodiningrat D. Inflammatory Bowel Disease. In: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 6th ed.
Jakarta: Interna Publishing; 2015. p. 1814—22.
11. Simadibrata M. Hemoroid. In: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 6th ed. Jakarta: Interna
Publishing; 2015. p. 1868—72.
12. Suprijono MA. Hemoroid. Sultan Agung. 2009;44:23—8.
13. Padilla BE, Moses W. Lower Gastrointestinal Bleeding & Intussusception. Surg Clin North Am.
2017;97(1):173—88.
14. Oakland K. Changing epidemiology and etiology of upper and lower gastrointestinal bleeding.
Best Pract Res Clin Gastroenterol. 2019;
15. Abdullah M. Perdarahan Saluran Cerna Bagian Bawah (Hematoskezia) dan perdarahan Samar
(Occult). In: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 6th ed. Interna Publishing; 2015. p. 1881—7.
16. Aru S, Bambang S, Idrus A, Setiati S, Simadibarata M. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. kelima.
Jakarta: InternaPublishing; 2010.
17. Kumar V, Abbas A, Aster J. Robbins Basic Pathology. 9th ed. Philadelphia: Elsevier; 2015.
18. Gafter-Gvili A, Schechter A, Rozen-Zvi B. Iron Deficiency Anemia in Chronic Kidney Disease.
Acta Haematol [Internet]. 2019;142(1):44–50. Available from: https://doi.org/10.1159/000496492
t H A N K
YO

Anda mungkin juga menyukai