Anda di halaman 1dari 32

SKILL LAB

HEMATOCHEZIA

Disusun oleh:
Kadek Mirah Delima
NIM 16710277

Dokter Pembimbing:
dr. Arief Suseno, Sp.PD

SMF/LAB ILMU PENYAKIT DALAM


RSD DR. SOEBANDI JEMBER
2016
Pendahuluan

Perdarahan saluran cerna akut merupakan keadaan


gawat darurat yang harus ditangani secara cepat
dan tepat karena dapat menyebabkan kematian.

Dahulu, angka mortalitas sangat tinggi disebabkan


oleh kesulitan untuk menemukan sumber
pendarahan.

Perdarahan saluran cerna bagian bawah yang


kronik terjadi secara bertahap dan sebentar-
sebentar, sehingga seringkali pasien tidak
menyadarinya dan membutuhkan rawat inap di
rumah sakit.
Definisi
Hematochezia diartikan sebagai darah segar atau berwarna
merah maroon yang keluar melalui anus dan merupakan
manifestasi tersering dari perdarahan saluran cerna bagian
bawah.
Perdarahan saluran cerna bagian bawah umumnya berasal
dari usus di sebelah bawah ligamentum Treitz
Sumber perdarahan biasanya berasal dari anus, rektum,
atau kolon sinistra (sigmoid atau kolon descendens)
dapat berasal dari SCBA bila perdarahan berlangsung masif
(sebagian volume darah tidak sempat kontak dengan asam
lambung) dan masa transit usus yang cepat.
Melena
Tinja berwarna hitam seperti petis dengan bau khas.

Warna hitam Berasal dari hemoglobin yamg dikonversi


menjadi hematin/hemokrom lainnya oleh bakteri setelah
14 jam.

Umumnya menunjukkan perdarahan di saluran cerna


bagian atas atau usus halus, dapat juga berasal dari
colon ascenden dengan perlambatan mobilitas.

Darah Samar
Perdarahan ringan yang tidak merubah warna feses.
Anatomi
Etiologi
Perdarahan saluran cerna
bagian bawah

Perdarahan divertikel AV Malformation


Angiodisplasia
kolon

Kolitis Penyakit perianal Neoplasia Kolon

Divertikulum Meckel
Perdarahan Divertikel Colon

Diet tidak atau kurang


berserat

Tinja keras, volume kecil

Kolon berkontraksi lebih


keras

Menekan celah lemah pada


dinding usus

Divertikulosis

Divertikulitis

Pecahnya Usus
Perdarahan Divertikel Colon

Perdarahan dari divertikulum,


tidak nyeri dan tinja berwarna
merah marun, perdarahan
berhenti spontan dan tidak
berulang.
yang mengakibatkan
Angiodisplasia kerusakan pembuluh darah.
-Biasanya pada usia tua, dan
sering terpapar radiasi.

54 % dari angiodisplasia
kronis menyebabkan
perdarahan di dalam
usus.
Lesi degeneratif yang
berkaitan dengan
penuaan (> 70th)
Patogenesis
angiodisplasia tidak
diketahui

parsial, obstruksi
intermiten
dilatasi vena submukosa
AV Malformation
AVM ==> kelainan
kongenital
Suatu kelainan pada
mukosa dan
submukosa pembuluh
darah memiliki
komunikasi langsung
antara arteri dan vena
tanpa campur tangan
kapiler.
47% pasien
mengalami
hematochezia
Proses peradangan atau
Kolitis
inflamasi pada kolon
diawali dengan infeksi,
toksin, produk bakteri,
yang terjadi pada individu
yang rentan.

Pelepasan bahan toksin


menimbulkan reaksi
inflamasi yang
menyebabkan perubahan
mukosa dan dinding.
Penyakit Perianal

Hemoroid dan fissura


ani, biasanya
menimbulkan
perdarahan dengan
warna merah segar
tetapi tidak bercampur
dengan feces.

membedakan Polip dan


karsinoma dilakukan
anoskopi dan
kolonoskopi.
Neoplasia Colon
Tumor kolon yang jinak atau
ganas biasanya terdapat pada
usia lanjut dan ditemukannya
perdarahan berulang atau darah
samar.
Pada keganasan dapat ditepukan
Anemis, Kahexia, dan ditemukan
massa.
Divertikulum Meckel

suatu kelainan
bawaan, yang
merupakan suatu
kantung (divertikula)
yang menonjol dari
dinding usus halus.
Divertikula bisa
mengandung
jaringan lambung
maupun jaringan
pankreas.
Manifestasi Klinis
Perdarahan Akut
-Sinkop : takikardia, kepala
pusing,melayang Perdarahan Kronis
Anemia defisiensi Fe
-Syok : - tekanan darah turun
(sistolik< 90 mmHg atau turun > 30
mmHg dari semula)
Palpitasi

takikardi, nadi cepat (> 100x/mnt) Lemas


denyut kecil, lemah atau tidak
teraba.
Sesak napas
-Muka (kulit, mukosa) pucat
Anoreksia
-Akral dingin
Insomnia.
-Berkurangnya produksi urin

-Berkurangnya aliran darah ke otak


(bingung, disorientasi, rasa
mengantuk dan syok)
Diagnosis
1)Anamnesis
RPS :
Evaluasi perdarahan tersebut apakah
bercampur dengan feses (seperti terjadi pada
kolitis atau lesi di proksimal rektum) atau
terpisah/menetes (hemoroid)
Evaluasi apakah perdarahan bersifat
akut : infeksi shigella, amoeba
kronis : IBD, keganasan, divertikulitis, polip.
pertama kali, berulang, atau terdapat gejala
sistemik seperti demam lama (colitis, iskemia
mesenterial)
Nyeri Abdomen, Diare & Demam (dapat

menunjukkan colitis/neoplasma)

Penurunanberat badan dan pola defekasi, anoreksia,

Kahexia, limfadenopati atau massa yang teraba,

Anemia (menandakan kemungkinan adanya

Keganasan)

Perdarahan tanpa rasa sakit (hemoroid interna,

angiodisplasia)

Tanesmus ani (fisura, disentri).


RPD :
Memiliki riwayat Hemoroid atau Irritable Bowel
Disease (IBD)
Riwayat kolonoskopi sebelumnya

RPO :
Riwayat penggunaan NSAID atau penggunaan obat
antikoagulan

RPK :
Riwayat penyakit keluarga berupa keganasan kolon.
2)Pemeriksaan fisik

a. Tanda vital
b.Mata : ada tidaknya anemis

c.Turgor kulit menurun

d.Ekstremitas : akral dingin, ujung-ujung jari sianotik


e.Auskultasi Jantung : irama cepat atau lambat

f.Abdomen : teraba massa atau tidak, ukuran hepar,


splenomegali.
Auskultasi : peristaltik usus menurun atau tidak

g.Colok dubur : darah (+/-), palpasi massa (+/-),


identifikasi feses, dan lakukan tes Guaiac
3) Pemeriksaan Penunjang :
Darah : cito dan pemeriksaan darah lengkap .
Selanjutnya perlu dicek Hb dan Ht tiap 6 jam
Elektrolit

BUN / serum creatinin

Liver Function Test

Faktor pembekuan : Prothrombin Time (PT)


activated Partial Thrombin Time (aPTT)
Pemeriksaan Penunjang
a. Kolonoskopi
untuk mengetahui sumber perdarahan di seluruh
bagian kolonoskopi sampai ileum terminal.

b. Urgent Colonoscopy

c. Flexible Sigmoidoskopi
untuk mengetahui perdarahan dari sigmoid
misalnya tumor sigmoid dan menggunakan
persiapan laksan enema (YAL) atau klisma.

d. Anoskopi
untuk mengetahui sumber perdarahan bila berasal
dari hemoroid interna atau adanya tumor rektum.
Dapat dikerjakan tanpa persiapan yang optimal.
e. Barium Enema
pada keadaan efektif mampu mengidentifikasi berbagai
lesi yang dapat diperkirakan sebagai sumber
perdarahan.
Lihat adanya gambaran : filling deffect, apple core
appearance.

h. Angiography
injeksi zat kontras lewat a.femoralis dan a.mesenterika
superior atau inferior, memungkinkan visualisasi lokasi
sumber perdarahan. Perdarahan arterial dapat
terdeteksi bila >0,5 ml/menit.
Komplikasi

Shock Hipovolemi Gagal Ginjal


Akut

Efek samping transfusi darah :


reaksi hemolitik, infeksi.
TATALAKSANA
1. Resusitasi pemberian cairan kristloid
seperti NaCl 0,9% ataupun koloid (menstabilkan
hemodinamik)

2. Medikamentosa Pada angiodisplasia,


kombinasi estrogen dan progesteron bisa
mengurangi perdarahan. IBD cukup dengan
obat antiinflamasi.
3. Endoskopi Kolonoskopi (untuk melakukan
ablasi dan reseksi polip yang berdarah atau
mengendalikan perdarahan yang timbul pada
kanker kolon) dan Sigmoidoskopi (mengatasi
perdarahan hemoroid internal dengan ligasi
maupun tehnik termal)

4. Angiografi terapeutik Embolisasi angiografi


pilihan terakhir karena dapat menimbulkan
infark kolon sebesar 13-18%.

5. Terapi bedah
Hemoroid
Tumor kolon
Tujuan :
- stabilisasi
Tatalaksana
hemodinamik
- stop perdarahan aktif
- cegah perdarahan
ulang. Perdarahan Ringan Perdarahan Berat

Tidak

Ya
tanda
Kehilangan kehilangan
cairan / HD tdk cairan
stabil berkurang,
perdarahan
aktif berkurang
perdarahan
aktif
berkurang

kemungkinan lokasi
perdarahan perdarahan
di SCBA tdk
teridentifikas
i

Normal

Lokasi perdara
ditemukan han
brulang

perdarahan
cukup banyak
perlu tranfusi
darah
Tidak
berhasil,
lokasi tdk d
temukan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai