Anda di halaman 1dari 158

BEBERAPA KASUS KASUS

‘GASTROINTESTINAL TRACT’
Invaginasi
Atresia ani
Fistel perianal
Hemoroid
Proktitis
Fisura anus
Abses Anorektal
Prolaps Rektum

By

SYAHFREADI SpB -KBD


FKIK UMJ
2019
I. INVAGINASI
(INTUSSUCEPTION)
Def : Masuknya segmen proksimal usus ke segmen distal.
Etiologi :
1. Idiopathic intussuception (90-95 %)
2. Invaginasi dengan etiologi spesifik
Menurut Gross :
a. Inverted Meckels Diverticulum
b. Colon polyps
c. Duplikasi intestinal
d. Ectopic gastric
e. Lymphoma
f. Hemangioma
g. Komplikasi inpissated feces di ileum terminal
pada cystic
h.Fibrosis dari pancreas
i. Lymphosarcoma (usia > 6 tahun)
Yang sering dijumpai pada Invaginasi
(idiopathic) ditemukan fakta sbb :

1. Lebih sering pada bayi laki laki


daripada wanita
2. Sering pada usia 3 (6) – 12 bulan
🡺 Perubahan diet mulai pada usia
ini. Usia : 3-6 bulan
5-9 bulan
3. Lokasi terjadinya sering 2 kaki (60 cm) dari valvula
bouchini
4. Peyers patch mengumpul pada ileum terminalis
Insiden bergantung kepada :

1. Sex : lk > pr
2. Iklim
3. Usia
4. Rasial : putih > berwarna
TEORI Yang Berkembang (sering dianut):
1. Perubahan diet menyebabkan perubahan
bakteri intestinal
2. Perubahan sifat bakteri merupakan faktor
predisposisi terjadinya inflamasi dari tractus
intestinalis
3. Inflamasi berlanjut dan melibatkan peyers
patch, peyers patch menebal
4. Penebalan ini menghasilkan penonjolan ke
arah lumen usus
5. Terjadilah invaginasi
TEORI LAIN :
Ileum terminalis mengalami kontriksi oleh Spasme
dari Intestinal Colik🡪INVAGINASI
PATOLOGI :

Invaginasi dibagi atas 3 bagian :


1. Entering, inner tube
2. Returning, middle tube
( 1 dan 2 disebut intussuception)
3. Sheath, outer tube (disebut intussucipiens)
Catt :
Invaginasi yang terjadi pada adult sering oleh
karena “papilli ferous Ca” dengan type
colocolica
Variasi / Type Invaginasi :
1. Ileo-ileal : 8 %
Ileum masuk ke ileum
2. Ileo-colic : 36 %
Ileo-ileal intussuception yang melewati ileo caecal
valve masuk ke colon
3. Ileocaecal : 46 %
Ileo-caecal valve merupakan puncak intussuception
4. Caecal-caput caecum : 2 %
5. Colo-colic : 9 %
Colon masuk ke colon
Gambaran Klinik :
• Laki-laki > perempuan
• Usia 3(6) – 12 bulan
• Sakit perut tiba-tiba, bersifat paroksimal, periodik,
berulang 5-30 menit
• Kedua kaki diangkat sambil menjerit
• Setelah serangan sakit perut bisa terjadi muntah. Muntah
akan berlanjut bila telahterjadi destruksi
• Wajah pucat, berkeringat
• Mulanya defekasi lancar/biasa, lambat laun feces
bercampur darah dan lendir disebut “Recurrent Jelly
Stool”
Pemeriksaan Fisik :
• Abdomen distensi (setelah 24-36 jam)
• Fossa iliaca kanan terasa kosong (disebut signe de
dance)
• Terasa teraba massa sub costal kiri/kanan, bisa
melengkung ke arah pusat
Massa :
- bisa berbentuk silinder (pada C. Transversum)
- sausage shaped
- banana like mass
Massa ini ada kalanya baru dapat diraba setelah pasien
dibawah nekrose (pembiusan umum)
Penemuan “Klinik’ yang penting pada
Invaginasi :
a. Rectal Toucher
Bila invaginasi terus berlanjut teraba massa apex, chronical mass, spt : cervix
uteri kadang berupa prolapsus recti
b. Muntah kopius
c. Telah disepakati di seluruh Indonesia jika ada tanda-tanda :
- sakit perut tiba-tiba
- teraba massa abdomen
- bab darah lendir
🡺 99 % invaginasi 🡪 segera dioperasi

Catatan :
Reposisi karena barium enema 🡪bisa terjadi peritonitis karena :
- feses tersebar
- barium chemical peritonitis
🡺 hal ini disebabkan telah terjadi Perforasi 🡪 sehingga tindakan Barium
Enema (Colon in Loop) merupakan Kontraindikasi.
DIAGNOSTIC :
1. Anamnesa
sakit perut tiba-tiba, muntah, bab darah dan
lendir
2. Pemeriksaan :
- physic diagnostic
- rectal toucher
- rontgen / Ro : ba enema 🡪 intussuception
dikelilingi Ba disebut coiled spring
appearance
DIFFERENTIAL DIAGNOSTIC :
1. Enterocolitis acuta
2. Syndroma Henoch’s purpura
3. Prolapsus recti (bisa dibedakan)
THERAPY :
1. Barium enema / tekanan hidrostatica (juga
dipakai dalam diagnostic)
2. Operasi
1. Reposisi ‘milking procedure’melawan arah
peristaltik
2. Reseksi 🡪 ‘eea’ end to end anastomose
🡪 stoma (demage control)
1. Reduksi Manual pada Akut
Invaginasi
2. Procedur Mikulicz, pada ileocolic
Invaginasi
3. End To End Anastomosis, pada
Type Ileoileal Invaginasi
II. ATRESIA ANI (IMPERFORANT
ANUS)
• Tergolong ke dalam ‘NAE’ (new born abdominal
emergencies)
• Sifatnya ‘segera’ 🡪 waktu operasi yang disegerakan
• Def : Keadaan tidak adanya atau tertutupnya
lubang anus secara kongenital.
Sering disebut juga ‘clausura’ (Dorland Dictionary)
note : kelainan lubang anus mudah terbukti saat lahir
🡪 kelainan bisa dan sering terlewatkan bila tidak
dilakukan pemeriksaan cermat atau pemeriksaan
perineum
• Secara fungsional dibagi atas 2 kelompok besar :
1. Atresia ani dengan fistel adekuat
🡪 terjadi dekompressi edekuat GI tract
ex: Bayi Pr dengan fistula rectovagina yang
cukup besar
2. Atresia ani tanpa fistel atau dengan fistel
yang tidak adekuat
🡪 tidak terjadi dekompressi GI tract
sehingga muncul obstruksi GI tract (acut
abdomen)
Pada kelompok ini; tidak terdapat mekanisme
apapun untuk dekompressi spontan colon 🡪
memerlukan tindakan intervensi bedah ‘segera’.
Pasien atresia ani tanpa fistel; secara anatomi :
1. Kantong rektum letak rendah
🡪 memungkinkan Ano-proktoplasti
(bedah transperineum)
2. Kantong rektum letak tinggi
🡪 hampir selalu disertai dengan fistula ke
urethra, vesika urinaria atau vagina
atas 🡺 menghalangi bedah
transperineum
Pada kelompok ini : sebagian besar (60%) bayi
laki-laki dengan anus imperforata
- paling baik dengan membuat stoma atau colostomi
disversi/peralihan sementara.
Jenis utama Atresia anus :
Pemeriksaan Klinik dan Pendukung :
• Inspeksi (evaluasi langsung daerah perineum)
- ada/tidak lubang anus
- ada/tidak fistel (jika perlu dengan alat bantu)
- fistel adekuat/tidak
• - Jika terdapat fistel; perlu diperiksa urin di lab 🡪 ada/tidak meconium
- Pada fistel perineum atau vagina 🡪 dapat menggunakan kateter kecil melalui fistel
dan menyuntikkan media kontras dan dievaluasi jenis fistelnya
• Pada atresia ani tanpa fistel; pemeriksaan Ro’ Wangensteen-Rice telah digunakan sejak
dulu 🡺 untuk menjelaskan secara anatomi posisi kantong rectum yang buntu.
Kekurangan teknik ini ; pada beberapa hari pertama kehidupan sering 🡪 udara usus
belum maksimal ke distal atau karena ada mekonium liat yang menghalangi udara ke
distal.
• Pada kasus tertentu; Gaiding USG pelvis (pemasangan jarum transperineum)🡪kontras
dimasukkan untuk menentukan posisi anatomi tepat dari kantong rectum (distal).
• Pemeriksaan lain seperti : BNO/IVP, Ro’ lumbo sacral 🡪 boleh dilakukan karena sering
Atresia ani disertai dengan kelainan kongenital yang lain.

PENATALAKSANAAN :


• Beberapa pendekatan teknik operasi yang sering dipakai
untuk memotong atau menutup fistula :
1. Pendekatan abdominosakroperineum
Kerugiannya :
- menetapnya/tingginya insiden
inkontinensia feses
- prolapsus mukosa anus
2. Pendekatan sagitalis posterior dari Pena
dan deVries
- hasil lebih baik dan perlu pengawasan jangka
panjang untuk tercapainya kontinensia feses
jangka panjang
Beberapa Teknik operasi :
1. Proktoplasty atau anoplasty tanpa
fistula pada pria dan wanita :
2. Proktoplasty pada wanita dengan
fistula :
A)
B)
3. Procedur bertahap pada Atresia Ani
letak tinggi :
A) Stoma
B) Full-through
III. FISTULA PERIANAL
Batasan :
Fistula perianal 🡺 Saluran abnormal yang
menghubungkan 2 permukaan berepitel yaitu
mukosa kanal anal atau rektum dengan kulit
perianal.
Sinus Perianal 🡺 saluran yang menghubungkan
sumber infeksi dengan permukaan kulit perianal
Patofisiologi :
Sebagian besar fistula perianal berasal dari
abses yang terbentuk dari infeksi interspincteric
anal gland.
Sebagian kecil lainnya berasal dari penyakit
Crohn’s, kolitis ulserativa, infeksi tuberkulosa
dan keganasan rektoanal.
Klasifikasi Fistula Perianal :
Berdasarkan letak dan hubungannya dengan m. spingter ani interna dan
eksterna.
Menurut Park dkk :
A. Intersphincteric
- Simple low tract
- High blid tract
- high tract with rectal opening
- rectal opening without perineal opening
- Extrarectal extension
- Secondary to pelvic desease

B. Transsphincteric
- Uncomplicated
- High blid tract
C. Suprasphincteric
- Uncomplicated
- High blind tract

D. Extrasphincteric
- Secondary to anal fistula
- Secondary to trauma
- Secondary to anorectal disease
- Secondary to pelvic inflammation
Gambar : Klasifikasi Fistel Perianal
GEJALA KLINIS :
- Biasa riwayat abses anorectal yang terdrainase
dan menyembuh spontan, disertai episode
infeksi ulangan dan keluarnya pus dari lubang
bekas abses.
PEMERIKSAAN DAN DIAGNOSIS :
1. Pemeriksaan Klinis
A. Anamnese
B. Pemeriksaan fisik (sederhana)
- Inspeksi : external opening (keluar pus,
jaringan granulasi atau sikatriks)

- Colok dubur (RT / DRE) & proktoskopi : internal opening


(banyak kasus jarang ditemukan), mencari penyebab fistula
lainnya.

🡺 Pada RT/DRE : Internal opening 🡪 berupa jaringan granulasi atau


cekungan dan saluran fistula berupa jaringan keras berbentuk
suatu garis (tract) antara external opening dengan internal
opening.

🡺 Dalam diagnosis fistula Perianal harus diperhitungkan (penting) :


Panjang fistel perianal dan hubungannya dengan m. sfingter ani.
Ini Penting untuk :
- Jenis tindakan
- Resiko operasi
Posisi, jarak dari anal verge dan jumlah external
opening 🡺 meperkirakan posisi Internal opening

Hukum GOODSAL “goodsal law” :


==> fistula dengan external opening yang terletak
posterior dari garis khayal transversal anus akan berasal
dari internal opening di posterior midline,

==> fistula dengan external opening yang terletak


anterior dari garis khayal transversal akan berasal dari
kripte terdekat
Gambar : ‘Goodsal law ‘
Gambar: External Opening
Gambar : Internal opening
2. Pemeriksaan Tambahan :
- Fistulografi
- ERUS
- MRI 🡪 walau tidak rutin dikerjakan;
Biasa pada kasus fistula perianal kompleks
1). Operasi berulang
2). External opening multipel atau letak jauh
dari anal verge
3). Internal opening letak tinggi
🡪🡪🡺🡺 Karena risiko terjadinya kekambuhan
atau Inkontinensia alvi pasca operasi sangat
besar.
Fistula Perianal Simple :
Fistula Perianal komplek :
DIAGNOSIS BANDING :
- Crohn’s desease
- Sinus pilonodal
- hidradenitis supurativa
- TBC
- Trauma
- Radiasi
- Fissura ani
PENATALAKSANAAN :

“ OPERASI”
Prinsif utamanya 🡪 menghilangkan saluran fistula, mencegah keambuhan
dan mempertahankanfungsi m. sfingter ani.

Pada fistula perianal simpel :


- Fistulotomi
- Fistulektomi
Pada fistulo perianal kompleks :
- Pemasangan seton / seton line technic
- advancement flap
- aplikasi bioprosthetic fistula plug, atau
- fibrin glue
Gambar : Operasi Fistulektomi
Gambar : Fistula Perianal mirip ‘Tabung’ dengan
‘Mukosa Patologi’ dan ‘Track’
IV. HEMORRHOID / ‘AMBEIEN’
Batasan / Defenisi :
Hemoroid 🡪 dilatasi vena varikosus dari pleksus
hemoroidal inferior atau superior akibat dari peningkatan
tekanan vena yang persisten.(Dorland Dictionary,edisi 26)
Defenisi lain :
Hemoroid 🡪 suatu pembesaran bantalan fibrovaskuler
yang terdapat dalam kanalis analis.

……merupakan kasus terbanyak di daerah ano-rectal selain


Kanker Recto-anal
7 MACAM PENYAKIT TERBANYAK PADA ANUS
SELAIN KANKER RECTO ANAL :

• Hemorrhoid (± 85%)
• Fissura Ani
• Fistula Ani
• Cryptitis / Papillitis
• Perianal Hematoma
• Perianal Exzema
• Polip
Anatomi Anal canal :
PATOFISIOLOGI :
Proses terjadi hemoroid terbagi 2 :
1. -Saat BAB mengejan (ex. Orang Tua)🡪 penebalan bantalan fibrovaskuler dan
pelebaran vaskuler.
-Mukosa jadi rapuh, vaskularisasi meningkat 🡪 prolaps jaringan hemoroid
dan perdarahan per rektum (merah segar).
-Terjadi berulang ulang🡪rusaknya jar ikat penunjang sekitar vasa
hemoroidalis.
-Tekanan yang berlebihan /tinggi dan lama (ex. konstipasi, kehamilan,
mengangkat beban, obesitas, diet rendah serat, diare kronis,vena
varikosa, posisi duduk tidak nyaman atau berdiri yang lama dan faktor
genetik) 🡺 Hemoroid >> dan dapat terdorong keluar dari posisinya oleh
kotoran (bab).

2. Peningkatan resting pressure dalam kanalis analis selama bab (ex. Orang
Muda)🡪aliran darah balik terhambat 🡪 dilatasi dan pemanjangan vena &
rusaknya jar ikat penunjang vena
KLASIFIKASI HEMOROID:
1. Berdasarkan Letaknya
- Hemoroid interna : berasal dari fleksus hemoroidalis superior

- Hemoroid eksterna : berasal dari pleksus hemorroidalis inferior

- Campuran

2. Berdasarkan gradasi prolaps


Derajat 1 : pelebaran vaskularisasi, dapat terjadi perdarahan,tetapi tidak
terjadi prolaps

Derajat 2 : dapat terjadi prolaps hemoroid saat defekasi, tetapi masih


dapat kembali spontan

Derajat 3 : terjadi prolaps, tetapi masih dapat dikembalikan dengan jari


tangan (ada yang memasukkan sbg derajat 2)

Derajat 4 : - terjadi prolaps , tidak dapat dikembalikan, biasanya disertai


strangulasi atau trombosis (ada yang memasukkan sbg derajat
3)
- sudah terjadi ulkus atau borok ( akibat trombosis yang
rusak🡪infeksi)
GEJALA KLINIS :
- Rasa tidak nyaman
- Gatal di anus
- Keluar cairan lendir dan perdarahan
- Bila berlanjut timbul prolaps dari hemoroid
(Massa/benjolan (?))
PEMERIKSAAN DAN DIAGNOSIS :
1. Pemeriksaan fisik yang meliputi kelainan
yang lain dan Colok Dubur / RT
2. Proktoskopi : 🡺 tampak benjolan berwarna
merah kebiruan
3. Sigmoidoskopi (sebaiknya sampai
Colonoscopi)
Anoscopi / Proctoscopi set :
Sigmoidoscopi/Colonoscopy :
“U-turn or Retroflexy Technic”
🡺 identifikasi Hemoroid
DIAGNOSIS BANDING :
1. Polip rekti
2. Fisura ani
3. Penyakit crohn’s
4. Abses anorectal
5. Kondiloma akuminata ataupun kondiloma lata
6. Karsinoma ano-rektum
7. Prolaps ani / rekti
8. Kutil perianal
Komplikasi :
• Perdarahan massif
• Stranggulasi
• Trombosis
• Ulserasi
• Ganggren
• Fibrosis
• Stenosis
• Phlebitis
PENATALAKSANAAN TERAPI :
1. Terapi suportif
- modifikasi diit dan pola hidup
- berendam duduk dalam air hangat selama 10
menit (bubuk VK atau Cairan Antiseptik ex. Dettol
- menggunakan kertas basah yang mengandung
witch hazel, suatu astringen alami
- terapi medikamentosa :
krim analgetik atau supositoria yang mengandung
anestesi lokal, astringen atau steroid, salep
antibiotika.
Tips : PENGATURAN GAYA HIDUP
Terdiri dari unsur :
• Olah raga
• Konsumsi minum air putih
• Konsumsi sayur dan buah-buahan terutama pepaya /
pisang
• Bila ada luka di dubur lakukan rendam duduk dengan
larutan kalium permanganat
• Sikap dan lama duduk waktu BAB (lebih baik jongkok
daripada duduk < 30 menit)
• Lama duduk di pekerjaan < 1,5 jam bangun, jalan, 5-10
menit 🡪 duduk lagi.
• Pengaturan kehamilan
• Menjaga Obesitas
• Menjaga makanan
OBAT PER ORAL .....

• HISPERIDIN + DI OSMIN
• DOSIS 1 GRAM/HARI
2. Skleroterapi
Dengan menyuntikkan fenol 5 % dalam almond oil 3-5 ml 🡪 pada hemoroid derajat I
dan II

3. Terapi Pembedahan
1) Untuk hemoroid grade III, IV atau gr I dan II yang gagal diterapi dengan metoda
konservatif (non pembedahan)
2) Eksisi trombus, jika trombus cukup besar dan menimbulkan nyeri
3) Ligasi rubber band
4) Hemoroidektomi teknik terbuka (contoh : teknik Milligan-Morgan)
5) Hemoroidektomi teknik tertutup (contoh : teknik Ferguson)
6) Stapled hemorrhoidopekxy (PPH Procedure)
7) HAL-RAR (Doppler Guided) 🡪 Perlu alat Khusus
8) Ligation “Vietnam’s Technic” 🡪 PPH modification with ligation
9) Laser Tehnik (terbaru dikembangkan)
Instrumen Ligasi ‘rubber band’
Teknik : STAPLED HEMORRHOIDECTOMY (PPH)

• Ditemukana oleh : Pescatori et all – Longo


• Less / minimal Painfull
• Minimal Hospitality
• Grade II, III, IV
• Sangat menjanjikan
• Harga alat cukup mahal (disposible)
• Resiko kambuh lebih lama dan kecil ( Has more long
term risk than surgical of recurrence )
Stappler ‘PPH ’ set :
Beberapa model Stappler
‘PPH dan EEA’ :
HOW PPH WORKS :
Case : Aplikasi PPH di Klinik :
Ilustrasi Hasil ‘PPH’ :
Case : Hasil Menggunakan PPH di Klinik :
Teknik : HEMORRHOIDAL ARTERY LIGATION and
RECTO ANAL REPAIR (HAL+RAR)

• Minimal Invasive (2005)


• Painless (the pile suture technique practice by Farag)
• Safe
• Effication Method (Grade III + IV)
• Main Complain – Bleeding
• Ligation dengan cromic cat gut 2 0 atraumatic :
- Jahitan pertama cross hechting pada pedicle
- Selanjutnya dengan jahitan delujur locking ke distal
sampai ± 5 mm dibawah linea dental.
- Tebal jahitan sampai menembus mukosa, sub
mukosa dan ½ tebalnya otot sphinter.
Hasil : Modifikasi Stappler PPH with Ligation
“Vietnam’s Technic”
Kesimpulan :
PILIHAN TEKNIK OPERASI SEMUA :
🡺 TERGANTUNG PADA
MODALITAS YANG
TERSEDIA DAN PADA
KEAHLIAN OPERATOR
Tujuan semua operasi Hemoroidektomi
adalah ……
REKOMENDASI TERAPI UNTUK HEMORRHOID TERGANTUNG
PADA DERAJAD YANG TELAH DISEPAKATI SEBAGAI PEDOMAN DI
KLINIK :
fo r A l l
a ka s i h
Te rim
Kalimat bijak :

……..Jika ada peluang berbuat kebaikan dan


kebajikan jangan selalu menggunakan kata-kata
“ ntar ntar ntaaaar” … tetapi bersegeralah
gunakan kata-kata “ enter enter enteeer /
masuk masuk masuuuk”🡺 bertindaklah
segera!!!
V. PROKTITIS
- “Proctitis “berasal dari kata ‘ proct- + -itis ‘
artinya peradangan atau infeksi yang mengenai organ rektum (Dorland Kamus)
- Radang rektum dan/atau anus dapat disebabkan oleh :
- bakteri
- jamur
- gonore
- sifilis
- amuba
- dan berbagai virus
- tindakan radiasi

- Proktitis gonore 🡪 iritasi, gatal, mengeluarkan mukus dan pus, dan nyeri.

- Proktitis sifilis 🡪 ulkus durum yang agak keras dan tidak nyeri
Pengobatan terhadap Proktitis :
- Pemberian obat-obatan anti inflamasi
seperti : salofalc 2x1

- Pemberian obat-obatan antibiotika (sesuai etiologinya :


seperti : gol. gram +, gram -, anaerob, anti jamur, anti
amoeba, anti virus

- Menangani kelainan yang terdapat


disekitar ano-rektal berhubungan/
menyebabkan proktitis, ex : colitis, abses perianal
Dengan Colonoscopi : proktitis 🡺
mukosa rektum tampak hiperemis
-Proktitis radiasi
- Pada penyinaran uterus, serviks, prostat,
dan buli-buli, mungkin usus,
termasuk rektum, dapat terpengaruh.
- Insidennya : antara 10 -15 %
- Rektum lebih peka daripada vagina
terhadap radiasi
- Gejala dan penyulit 🡪🡪 rata-rata 2 thn
post radiasi (bisa juga 10 - 20 thn)
- Hal lain pada proktitis radiasi :
- keluhan dan tanda di kulit
- pada rektum didapati spasme yang nyeri
- Minggu I ; udem, iritasi, dan kemerahan
mudah berdarah
- reaksi akut hilang 🡪 mukosa rata, pucat, dan
hipertrofik dgn teleangiektasia
- mungkin terbentuk ulkus (mirip malignansia),
fistel atau striktur
- Proktitis radiasi sering menimbulkan :
1. Perdarahan
2. Tenesmus (spasme sfincter anus yang sangat nyeri)
3. Spasme
4. Inkontinensia

- Pengobatan pada fase akut proktitis radiasi :


1. enema yang mengandung kortikosteroid
2. bila terbentuk fistel interna atau eksterna ( akan sangat
nyeri dan stenosis) 🡺 dipertimbangkan untuk Pembuatan
Kolostomi (stoma sementara)
Tujuan Kolostomi :
- mengistirahatkan rektum,dan
- menghindari kontaminasi oleh tinja
VI. FISURA ANI
Defenisi :
🡺 Kelainan ini disebut juga rekah anus atau “fisura in ano”
- Luka epitel memanjang sejajar sumbu anus
- Biasanya tunggal dan terletak di garis tengah posterior
- Kadang terjadi infeksi di sebelah oral di kripta antara kolumna rektum pada muara kelenjar rektum, dapat
timbul udem (hypertrofi papila)
(Udem yang terbentuk harus dibedakan dengan polyp rektum)

- Radang kronis dan bendungan lymf 🡺 fibrosis (umbai kulit)


atau skin tag🡪 tanda pengenal fisura anus

Fisura anus dengan : - papila hipertrofik (sebelah dalam)


- umbai kulit (sebelah luar)

TRIAS FISURA ANUS

- Fisura ani dapat terjadi karena : iritasi diare, penggunaan laksana, cedera partus, atau iatrogenik.
Sering penyebab tidak jelas
Gambar : Trias Fisura Ani
Gambaran Klinis dan Diagnosis :
- Anamnese : keluhan konstipasi, feses keras,
nyeri yang sangat tiap defekasi, darah segar
dipermukaan tinja.

Spasme sfincter 🡺 takut defekasi🡪 menunda defekasi terus


menerus

- Inspeksi : Umbai kulit dapat terlihat


- Colok Dubur : menekan sisi diseberang fisura / kontralateral
(dalam anestetik lokal)
- Proktoskopi : sama seperti Colok dubur
Diagnosis Banding :

- Luka atau rekah anus lainnya seperti : TBC,


sifilis,AIDS, atau proktitis.
- Kadang disertai hemoroid interna

Catt :
Penderita Hemoroid yang mengeluh nyeri
biasanya menderita Fisura
sebab :
“Hemoroid interna tidak menyebabkan nyeri”
Penatalaksanaan Fisura Anus :
I. Konservatif :
- Diet kaya serat dan banyak minum 🡪 defekasi
lancar dan feses lunak
- Anestetik lokal
II. Operatif :
- Sfingterotomi interna : dimana sfingter eksterna tetap utuh 🡪 mencegah inkontinensia

Catt :
Fisura anus adalah kelainan kronik yang sering kambuh / eksarsebasi 🡪 bila konservatif berhasil baik,

Operasi (sfingterotomi interna) 🡺 🡪 🡪


akan bermanfaat bila konservatif gagal….
VII. ABSES ANOREKTAL
Abses anorektal 🡺 oleh radang ruang para rektum akibat infeksi kuman
usus.
- Umumnya pintu infeksi terdapat di kelj. rektum di kripta antar kolumna
rektum.

Penyebab lain 🡺 infeksi dari kulit anus, hematom, fisura anus, dan
skleroterapi

Abses dinamai sesuai letak anatomik, seperti:


- a. pelvirektal
- a. iskiorektal
- a. antarsfingter
- a. marginalis (di saluran anus di bawah epitel)
- a. perianal
Gambaran Klinis :
- Nyeri timbul bila abses 🡪 terletak pada atau sekitar
anus atau kulit perianal.
- Gejala dan tanda sistemik radang 🡪 cukup jelas spt
Demam, Leukositosis dan Tanda toksik
- Gejala lokal 🡪 tergantung letaknya
- Pada Colok Dubur atau Vaginal Toucher :
dapat dicapai gejala dalam spt. Abses iskiorektal atau
pelvirektal
- Umumnya : tidak ada gangguan DEFEKASI
- Abses perianal 🡪 biasanya lebih jelas
Karena : - tampak pembengkakan mungkin berwarna
biru
- nyeri
- panas
- berfluktuasi (akhirnya)
Penderita Demam, sulit duduk pada sisi pantat yg sakit
(karena nyeri sangat)

Komplikasi : - perluasan ke ruang lain


- perforasi ke dalam ke ano rektum
- perforasi ke luar via kulit perianal
Penatalaksanaan :
- Tindakan utama pada Abses Matur adalah
Incisi Abses (penyaliran atau Drainase)
- Pemberian Antibiotik tanpa incisi, kurang
berguna 🡪 penyamaran keluhan dan tanda
- Rendam atau kompres dan analgetik 🡪 terapi
paliatif
Catt : Umumnya pasca perforasi spontan atau
insisi abses / drainase 🡺 TERBENTUK FISTEL…
Gambar : Abses Perianal
…….AKU tidak berusaha untuk menjadi
lebih baik dari orang lain,………..
Tetapi aku akan berusaha untuk
menjadi lebih baik dari diriku yang
dulu………
VIII. PROLAPSUS REKTUM
Disebut juga ‘prosidensia’ atau ‘prolaps’
🡺 Protrusio membran mukosa rektum melalui anus dengan derajat yang
beragam;
Digolongkan sebagai :
1. prolapsus rektum parsial atau tidak lengkap
🡪 tanpa pergeseran letak m. sfingter ani
2. a. prolapsus rektum lengkap dengan pergeseran m. sfingter
ani, dan
b. prolapsus rektum lengkap tanpa pergeseran letak m.
sfingter ani , tetapi biasanya disertai dengan herniasi
usus besar,
c. prolapsus rektum lengkap internal (tersembunyi) dengan
invaginasi rektosigmoid serta bagian atas rektum ke
dalam rektum sebelah bawah.
(sumb: Dorland Kamus, ed. 26)
• Eversi full-thickness dinding rektal melalui anus
• Keluarnya seluruh tebal dinding rektum
(harus dibedakan dari prolaps mukosa yang dapat terjadi pada hemoroid)
• Kasus jarang, etiologi tidak jelas
Pada dewasa; 🡺 kurangnya daya tahan jaringan penunjang rektum
dan peninggian tekanan Intra abdomen.
🡺 prolaps disebabkan cedera otot puborectalis atau
paralisis otot panggul

Pada anak–anak;🡺 ditemukan sebagai kelainan bawaan atau


karena kebiasaan menahan fesesnya

• Cenderung pada perempuan, mengejan berlebihan, penderita


gangguan mental kronik
Posisi Rectum di Rongga Pelvik :
Gbr : Prolapsus Rektum
Gbr :Full thickness rectal prolaps
• Awalnya kecil 🡪 makin besar makin sukar
untuk reposisi
• Prolaps bertambah berat karena Udema dan
makin besar (sukar dimasukkan), karena :
rangsangan dan bendungan mukus serta
keluarnya darah.
• Sfingter anus 🡺 Longgar dan Hipotonik 🡪
Inkontinensia Feses
Pemeriksaan Pendukung / Tambahan :
- Endoskopi dan/atau
- Roentgen Kolon
🡺🡪 Untuk menyingkirkan penyakit kolon kausal

- Pemeriksaan Neurologik 🡪 untuk Kausa


Neurologik
• Diagnosa Banding pada Prolapas Anak :
- Invaginasi

Cara membedakannya :
….dengan cara memasukkan jari diantara
dinding anus yang keluar dengan cincin anus
tempat adanya rongga yang dalam.
Gambar 37-12.
• Diagnosa Banding pada prolaps dewasa :
- Hemorrhoid grade III-IV
- Prolaps mukosa🡪 lipatan mukosa
menunjukkan gambaran Radier
- Prolaps polip yang bertangkai
- Papil rektum yang bertangkai
Bandingkan Prolaps Rekti di kiri dengan
Hemoroid gr.III/IV di kanan
Gbr. Incarcerated Gr. Four hemorrhoids;
bandingkan dengan Prolaps dikanan
Penatalaksanaan :
A. Prolaps pada Anak-anak
- Pemberian diet berserat dan pelunak feses 🡪
beberapa minggu 🡺 mengurangi tekanan
mengedan saat defekasi
- Perbaikan keadaan umum dan nutrisi
- Posisi defekasi sebaiknya jongkok jangan duduk 🡪
mengurangi tekanan saat mengedan

- Tindakan bedah (jarang)


Dapat dilakukan cara Thiersch (🡪 jahitan
melingkar subkutan pada sfingter eksterna 2
rangkap)
B. Prolaps pada Dewasa
- Pemberian diet berserat 🡪 defekasi lancar
- Latihan otot dasar panggul (dianjurkan)
- Koreksi Bedah

Terdapat 2 Pendekatan utama koreksi


bedah:
1. Pendekatan Perineal
2. Pendekatan Abdominal
• 1. Pendekatan Perineal (rectosigmoidectomy per perianal) :
- Prosedur Altemeier
- Prosedur Delome

• 2. Operasi Thiersch :
🡺 dipasang pita dari bahan sintetik atau benda lain (pernah digunakan Fascia Lata dari paha) 🡪 diikatkan
subkutan sekitar anus 🡪 kontriksi anus yang mencegah prolaps

Keuntungan :
- operasi ringan
- lebih tidak beresiko bagi pasien

Kerugiannya :
- Terdapat komplikasi; impaksi feses, infeksi dan erosi pita ke dalam
rektum
- Tingkat kekambuhan yang tinggi; ideal untuk yang resiko operasi
tinggi dan harapan hidup terbatas (misal pasien tua atau
Malignant)
• 2. Pendekatan Abdominal :
a. Reseksi Anterior (= sigmoidektomi 🡪 kolon descenden di
anastomosiskan dengan sisa rektum )
Reseksi Anterior dengan atau tanpa rektopeksi dan

b. Rektopeksi
🡺 Rektum dimobilisasi dari panggul dan dilepaskan dari jaringan
sekitarnya 🡪 ditarik ke atas dan 🡪 difiksasi ke Sakrum.
Fiksasi ke sakrum dapat dengan :
1. Jahitan benang Mersilen atau non absorbable
2. Dengan Mesh (bahan khusus seperti jaring2 yang tidak iritatif
terhadap dinding usus)

Catt: Operasi Pendekatan Abdominal (Laparotomi atau per Laparoskopi) :


- operasi yang berat
- ideal pada pasien yang muda dan sehat serta dapat menoleransi proses operasi
yang berat dan lebih lama
Gbr. Operasi Rektopeksi per Laparoskopi
(abdominal)
Gbr. Operasi Rektopeksi per Laparotomi
(abdominal)
Posisi rektum pada Rongga Pelvik
(Abdomen) :
Anterior Resection (Sigmoidectomy):
Rektopeksi rektum :
A. Fiksasi dengan Jahitan non-absorbable(suture
rectopexy, anterior view) :
Lateral view of the sacral fixation :
B. Fiksasi dengan Mesh (suturing the
mesh to the sacrum):
Case : operasi 3-10-2016 / RSU
Prolaps Rekti , Lk, 52 thn
…….Don’t wait till
tomorrow what You
can do today……
See You All…next time….Wss

Anda mungkin juga menyukai