Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

RESIKO PERILAKU
KEKERASAN
Kelompok 1
PENGERTIAN
Perilaku kekerasan merupakan suatu keadaan
dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat
membahayakan secara fisik baik terhadap diri
sendiri, orang lain, maupun lingkungan (fitria,
2009). Ancaman atau kebutuhan yang tidak
terpenuhi mengakibatkan seseorang stress berat,
membuat orang marah bahkan kehilangan kontrol
kesadaran diri.
ETIOLOGI
A. FAKTOR PREDISPOSISI

(Towsend, 1996 dalam Purba, dkk., 2008)

1) Teori Biologik
Teori biologik terdiri dari beberapa pandangan yang
berpengaruh terhadap perilaku:
a. Neurobiologik
b. Biokimia
c. Genetik
d. Gangguan Otak

2) Teori Psikologik
a. Teori Psikoanalitik
b. Teori Pembelajaran
c. Teori Sosiokultural
ETIOLOGI B. FAKTOR PRESIPITASI

(Yosep, 2009):

• Ekspresi diri, ingin menunjukkan eksistensi diri atau simbol


solidaritas seperti dalam sebuah konser, penonton sepak bola, geng
sekolah, perkelahian masal dan sebagainya.
• Ekspresi dari tidak terpenuhinya kebutuhan dasar dan kondisi sosial
ekonomi.
• Kesulitan dalam mengkomunikasikan sesuatu dalam keluarga serta
tidak membiasakan dialog untuk memecahkan masalah cenderung
melalukan kekerasan dalam menyelesaikan konflik.
• Ketidaksiapan seorang ibu dalam merawat anaknya dan
ketidakmampuan dirinya sebagai seorang yang dewasa.
• Adanya riwayat perilaku anti sosial dan alkoholisme dan tidak
mampu mengontrol emosinya pada saat menghadapi rasa frustasi.
• Kematian anggota keluarga yang terpenting atau kehilangan
pekerjaan dan sebagainya.
MANIFESTASI
KLINIS
Yosep (2009) mengemukakan bahwa tanda dan gejala perilaku
kekerasan adalah sebagai berikut:

A. FISIK B. VERBAL

1) Muka merah dan 1) Bicara kasar C. PERILAKU


tegang 2) Suara tinggi,
2) Mata melotot/ membentak atau 1) Melempar atau memukul
pandangan tajam berteriak benda/orang lain
3) Tangan mengepal 3) Mengancam secara 2) Menyerang orang lain
4) Rahang mengatup verbal atau fisik 3) Melukai diri sendiri/orang
5) Postur tubuh kaku 4) Mengumpat dengan lain
6) Jalan mondar-mandir kata-kata kotor 4) Merusak lingkungan
5) Suara keras 5) Amuk/agresif
6) Ketus
MANIFESTASI
D. EMOSI E.
KLINIS
F. SPIRITUAL
INTELEKTUAL
Tidak adekuat, tidak Mendominasi, Merasa diri berkuasa, merasa
aman dan nyaman, rasa cerewet, kasar, diri benar, mengkritik
terganggu, dendam dan pendapat orang lain,
berdebat, menyinggung perasaan orang
jengkel, tidak berdaya,
meremehkan, lain, tidak perduli dan kasar.
bermusuhan, mengamuk,
ingin berkelahi, sarkasme.
menyalahkan dan
menuntut.

G. SOSIAL H. PERHATIAN

Menarik diri, pengasingan,


Bolos, mencuri,
penolakan, kekerasan,
melarikan diri,
ejekan, sindiran.
penyimpangan seksual.
Yang diberikan pada klien yang mengalami gangguan jiwa amuk
ada 2 yaitu:

a. Psikofarmakologi
PENATALAKSANA Penggunaan obat-obatan untuk gangguan jiwa berkembang dari
penemuan neurobiologi.

AN mengatasi perilaku kekerasan adalah sebagai berikut.


• Antianxiety dan Sedative Hipnotics : Obat-obatan ini dapat
mengendalikan agitasi yang akut
• Antidepressant : Penggunaan obat ini mampu mengontrol
impulsif dan perilaku agresif klien yang berkaitan dengan
perubahan mood.

b. Psikoterapi
Terapi kesehatan jiwa telah dipengaruhi oleh perubahan terkini dalam
perawatan kesehatan dan reimbursement, seperti pada semua area
kedokteran, keperawatan, dan disiplin ilmu keshatan terkait
1) Terapi lingkungan
2) Terapi Kelompok
3) Terapi keluarga
4) Terapi individual
RENTANG
Marah merupakan perasaan jengkel yang timbul sebagai respons
RESPON
terhadap kecemasan (kebutuhan yang tidak terpenuhi) yang
dirasakan sebagai ancaman.

Respon Adaptif ​​Respon Maladaptif

Asertif Frustasi Pasif Agresif Amuk

Keterangan :

Asertif​ : Kemarahan yang diungkapkan tanpa menyakiti orang lain.


​Frustasi : Kegagalan mencapai tujuan karena tidak realistis/
terhambat.
​Pasif ​ : Respon lanjutan dimana pasien tidak mampu
mengungkapkan ​perasaannya.
Agresif : Perilaku destruktif namun masih terkendali.
Amuk ​ : Perilaku destruktif dan tidak terkendali.
POHON Resiko Mencederai Diri Sendiri, Orang
Lain dan Lingkungan

MASALAH

PERILAKU KEKERASAN

Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

Anda mungkin juga menyukai