1.

TIPE PENDEKAT
2. LEBAR PENDEKAT EFEKTIF
3. ARUS JENUH DASAR
4. FAKTOR-FAKTOR PENYESUAIAN
5. RASIO ARUS DENGAN ARUS JENUH (Q/S)
6. WAKTU SIKLUS DAN WAKTU HIJAU
MERAH SEMUA i = [ ( ( LEV + Lev ) / VEV ) – ( LAV / VAV ) ] MAKS

DIMANA:
LEV, LAV = JARAK DARI GARIS HENTI
KETITIK KONFLIK UNTUK
MASING-MASING KENDARAAN
YANG BERANGKAT DAN YANG
DATANG (M)
lev = PANJANG KEND YG BERANGKAT (LV
DAN HV = 5 M, MC= 2 M )
VEV, VAV= KECEPATAN MASING MASING
UNTUK KENDARAAN
BERANGKAT DAN YANG DATANG
( = 10 M/DET)
TIPE PENDEKAT:
1. TIPE “P” (TERLINDUNG)
2. TIPE “O” (TERLAWAN)
 KELUARKAN LALU LINTAS BELOK
KIRI LANGSUNG SEHINGGA:
Q = QST + QRT

PERIKSA LEBAR KELUAR (HANYA

UNTUK PENDEKAT TIPE P):
JIKA:
WEXIT < We x ( 1 – Ρrt ) = We = WEXIT

DAN ANALISA PENENTUAN WAKTU

SINYAL UNTUK PENDEKAT INI, Q = Q ST
 KONDISI INI DIANGGAP KENDARAAN
LTOR TIDAK DAPAT MENDAHULUI
ANTRIAN KENDARAAN LAINNYA
DALAM PENDEKAT SELAMA SINYAL
MERAH:
MAKA: Q= QST + QRT + QLTOR

PERIKSA LEBAR KELUAR (HANYA UNTUK

PENDEKAT TIPE P):
JIKA:
WEXIT < We x ( 1 – ρrt - ρLTOR ) = We = WEXIT

DAN == Q = QST

UNTUK TIPE PENDEKAT TERLINDUNG (P):
SO = 600 x WE
UNTUK TIPE PENDEKAT TERLAWAN (O):
SO DITENTUKAN DARI GAMBAR-GAMBAR:
1. FAKTOR PENYESUAIAN UKURAN KOTA (FCS)
PENDUDUK KOTA FAKTOR PENYESUAIAN
(JUTA JIWA) (FCS)
> 3,0 1,05
1,0 – 3,0 1,00
0,5 – 1,0 0,94
0,1 – 0,5 0,83
< 0,1 0,82

2. FAKTOR PENYESUAIAN KELANDAIAN (FG)

3. FAKTOR PENYESUAIAN LINGKUNGAN JALAN,
HAMBATAN SAMPING DAN UNMOTORICE (FSF):
RASIO KENDARAAN TAK BERMOTOR
LING HAMBATAN TIPE
JLN SAMPING FASE 0,00 0,05 0,10 0,15 0,20 >0,20

COM TINGGI O 0,93 0,88 0,84 0,79 0,74 0,70

P 0,93 0,91 0,88 0,87 0,85 0,81
SEDANG O 0,94 0,89 0,85 0,80 0,75 0,71
P 0,94 0,92 0,89 0,88 0,86 0,82
RENDAH O 0,95 0,90 0,86 0,81 0,76 0,72
P 0,95 0,93 0.90 0,89 0,87 0,83
RES TINGGI O 0,96 0,91 0,86 0,81 0,78 0,72
P 0,96 0,94 0,92 0,89 0,86 0,84
SEDANG O 0,97 0,92 0,87 0,82 0,79 0,73
P 0,97 0,95 0,93 0,90 0,87 0,85
RENDAH O 0,98 0,93 0,88 0,83 0,80 0,74
P 0,98 0,96 0,94 0,91 0,88 0,86
RA T/S/R O 1,00 0,95 0,90 0,85 0,80 0,75
P 1,00 0,98 0,95 0,93 0,90 0,88
4. FAKTOR PENYESUAIAN PENGARUH PARKIR (FP):
•BISA DITERAPKAN PADA PENDEKAT DENGAN PANJANG
LAJUR BELOK KIRI TERBATAS
• TIDAK DITERAPKAN BILA WE = WEXIT
5. FAKTOR PENYESUAIAN BELOK KANAN (FRT):
FRT = 1,0 + 0,26x ρRT
5. FAKTOR PENYESUAIAN BELOK KIRI (FLT):
FRT = 1,0 - 0,16x ρLT
S = SO x FCS x FSF x FG x FP x FRT x FLT (smp/jam hijau)

Dimana:
SO = ARUS JENUH DASAR
FCS= FAKTOR PENYESUAIAN UKURAN KOTA
FSF= FAKTOR PENYESUAIAN HAMBATAN SAMPING
FG = FAKTOR PENYESUAIAN KELANDAIAN
FP = FAKTOR PENYESUAIAN PARKIR
FRT= FAKTOR PENYESUAIAN BELOK KANAN
FLT= FAKTOR PENYESUAIAN BELOK KIRI
C = S x (g/c)
DIMANA:
S = ARUS JENUH (smp/jam hijau)
g = WAKTU HIJAU (DETIK)
c = WAKTU SIKLUS (DETIK)
gi = ( c - LTI ) x FCRIT / Σ (FRCRIT )
DIMANA:

LTI = Σ (MERAH SEMUA + KUNING )i = ΣIGi

c = ( 1,5 x LTI + 5 ) / ( 1 – ΣFRCRIT )

 CONTOH SOAL:
HITUNG WAKTU HIJAU, KAPASITAS SIMPANG JIKA DIKETAHUI
DISTRIBUSI ARUS LALU LINTAS SUATU PERSIMPANGAN (smp/jam)
DAN PENGATURAN FASENYA, SERTA DATA GEOMETRIK SIMPANG
SEBAGAI BERIKUT:
828

187 279

89 161
751 749
161 221

181 266
FASE A FASE B
831
LEBAR PENDEKAT (METER)
KODE PENDEKAT/ADA /TDK
ADA MEDIAN PENDEKAT MASUK LTOR KELUAR HAMBATAN
(WA) (WENTRI) (WEXIT) SAMPING
U /ADA 11 9 2 6 RES/T
S/ADA 11 9 2 6 RES/R
T/TDK ADA 11 9 2 6 COM/T
B/TDK ADA 11 9 2 6 COM/R
PENYELESAIAN:
1.HITUNG WAKTU MERAH SEMUA:
FASE 1:
ARAH UTARA – TIMUR:
JARAK BERANGKAT – DATANG= 16,5 + 5,0 – 6,5 = 15 MTR
WAKTU BERANGKAT- DATANG= 1,65 +0,5 – 0,65= 1,5 DETIK ~ 2 DETIK

ARAH SELATAN – BARAT:

JARAK BERANGKAT – DATANG= 16,5 + 5,0 -6,5= 15 MTR
WAKTU BERANGKAT – DATANG= 1,65+0,5-0,65= 1,5 MTR ~ 2 DETIK

FASE 2:
ARAH TIMUR - SELATAN:
JARAK BERANGKAT – DATANG= 16,5 + 5,0 – 6,5 = 15 MTR
WAKTU BERANGKAT- DATANG= 1,65 +0,5 – 0,65= 1,5 DETIK ~ 2 DETIK

ARAH BARAT - UTARA:

JARAK BERANGKAT – DATANG= 16,5 + 5,0 -6,5= 15 MTR
WAKTU BERANGKAT – DATANG= 1,65+0,5-0,65= 1,5 MTR ~ 2 DETIK
2. PENENTUAN WAKTU HILANG TOTAL (LTI):

FASE A KE FASE B = 2 DETIK

FASE B KE FASE A = 2 DETIK
WAKTU KUNING = 3 DETIK
WAKTU HILANG (LTI)= 2 + 2 + 2 x 3 = 10 DETIK
3. PERHITUNGAN RASIO KENDARAAN BERBELOK:

RASIO BELOK KIRI LANGSUNG (ρLTOR)

ARAH UTARA: ρLTOR = 279 / (187 + 828 + 279 )= 0,22
ARAH SELATAN: ρLTOR = 181/ (181+831+266) = 0,14
ARAH TIMUR: ρLTOR = 221 / (161+749+221) = 0,20
ARAH BARAT: ρLTOR = 89 / (89+751+161) = 0,09

4. PERHITUNGAN ARUS JENUH DASAR BERDASARKAN ARUS LALU

LINTAS BELOK KANAN ARAH DIRI (QRT) DAN ARAH LAWAN (QRTO):
UNTUK ESTIMASI NILAI ARUS JENUH DASAR (SO) MENGGUNAKAN
GRAFIK C-3-2 DAN C-3-3 MKJI 1997:
ARAH UTARA: SO = 3200 smp/jam
ARAH SELATAN: SO = 3650 smp/jam
ARAH TIMUR: S0 = 3450 smp/jam
ARAH BARAT: SO = 3450 smp/jam
5. PENENTUAN WAKTU PENYESUAIAN:

A. UKURAN KOTA (FCS) = 1,00 (PENDUDUK 1,1 JUTA JIWA)

B. HAMBATAN SAMPING
ARAH UTARA:
(FSF)= 0,93 (TIPE LING RES, MISAL UM=0,03 )

ARAH SELATAN:
(FSF)= 0,95 (TIPE LING RES, MISAL UM=0,03 )

ARAH TIMUR:
(FSF)= 0,90 (TIPE LING COM, MISAL UM=0,03 )

ARAH BARAT:
(FSF)= 0,91 (TIPE LING RES, MISAL UM=0,03 )

C. KELANDAIAN ( MISAL KELANDAIAN DAERAH SIMPANG= 0%)

FG = 1,00 (GRAFIK FG )

D. PARKIR (MISAL DAERAH SIMPANG TIDAK PERUNTUKAN

PARKIR) MAKA FP = 1,00
5. PENENTUAN PENYESUAIAN BELOK KANAN (F RT):
ARAH UTARA:
FRT = 1,0 + 0,26 x 0,14 = 1,0
ARAH SELATAN:
FRT = 1,0 + 0,26 x 0,21 = 1,0
ARAH TIMUR:
FRT = 1,0 + 0,26 x 0,14 = 1,0
ARAH BARAT:
FRT = 1,0 + 0,26 x 0,16 = 1,0

6. PENENTUAN PENYESUAIAN BELOK KIRI (FLT):

ARAH UTARA:
FLT = 1,0 – 0,16 x 0 = 1,00 (KARENA Q LT TDK DIMASUKKAN)

ARAH SELATAN:
FLT = 1,0 – 0,16 x 0 = 1,00 (KARENA QLT TDK DIMASUKKAN)
ARAH TIMUR:
FLT = 1,0 – 0,16 x 0 = 1,00 (KARENA QLT TDK DIMASUKKAN)

ARAH BARAT:
FLT = 1,0 – 0,16 x 0 = 1,00 (KARENA QLT TDK DIMASUKKAN)
7. PENENTUAN NILAI ARUS JENUH PENYESUAIAN (S):
PENDEKAT UTARA:
S= 3200 x 1,00 x 0,93 x 1,00 x 1,00 x 1,00 x 1,00= 2976 smp/jam
PENDEKAT SELATAN:
S= 3650 x 1,00 x 0,95 x 1,00 x 1,00 x 1,00 x 1,00= 3468 smp/jam
PENDEKAT TIMUR:
S= 3450 x 1,00 x 0,90 x 1,00 x 1,00 x 1,00 x 1,00= 3105 smp/jam
PENDEKAT BARAT:
S= 3450 x 1,00 x 0,91 x 1,00 x 1,00 x 1,00 x 1,00= 3140 smp/jam

8. PENENTUAN RASIO ARUS DGN ARUS JENUH (FR=Q/S):

PENDEKAT UTARA:
FR = (187+128)/2976= 0,341
PENDEKAT SELATAN:
FR = (831+266) / 3468= 0,316
PENDEKAT TIMUR:
FR = (161+749)/3105 = 0,293
PENDEKAT BARAT:
FR = (751+161) / 3140 = 0,290
 9. PENENTUAN FRCRITIS DAN ΣFRCRITIS:

UTARA – SELATAN==== FRCRITIS = 0,341 (FASE A)

TIMUR – BARAT =====FRCRITIS = 0,293 (FASE B)

ΣFRCRITIS = 0,341 + 0,293 = 0,634

10. PENENTUAN RASIO FASE (FR= FRCRITIS / ΣFRCRITIS:

UTARA – SELATAN (FASE A), FR = 0,341/0,634= 0,538

TIMUR – BARAT (FASE B), FR = 0,293/0,634= 0,462

11. ESTIMASI WAKTU SIKLUS (c):

c = (1,5 x 10 + 5 )/ (1 – 0,634)= 54,60 DETIK

12. ESTIMASI WAKTU HIJAU SETIAP FASE (gi):

FASE A (UTARA-SELATAN)= (54,60 – 10 ) x 0,538 = 24 DETIK

FASE B (TIMUR-BARAT) = (54,60 – 10 ) x 0,462 = 21 DETIK

13. ESTIMASI WAKTU SIKLUS PENYESUAIAN:

c = Σgi + LTI = 24 + 21 + 10 = 55 DETIK

14. ESTIMASI KAPASITAS SETIAP PENDEKAT SIMPANG:

PENDEKAT UTARA:
CUTARA = 2976 x (24/55) = 1299 smp/jam

PENDEKAT SELATAN:
CSELATAN = 3468 x ( 24/55 ) = 1513 smp/jam

PENDEKAT TIMUR:
CTIMUR = 3105 x (21/55 ) = 1186 smp/jam

PENDEKAT BARAT:
CBARAT = 3140 x ( 21/55 ) = 1199 smp/jam
15. ESTIMASI DERAJAT KEJENUHAN (DS= Q/S) SETIAP PENDEKAT:

PENDEKAT UTARA:
DS = (187 + 828 ) / 1299 = 0,781

PENDEKAT SELATAN:
DS = (831 + 266)/ 1513 = 0,725

PENDEKAT TIMUR:
DS = (161 + 749 ) / 1186 = 0,767

PENDEKAT BARAT:
DS = (751 + 161 ) / 1199 = 0,761
HITUNGLAH PANJANG WAKTU SIKLUS JIKA DIKETAHUI DATA ARUS
JENUH DAN VOLUME LALU LINTAS SUATU PERSIMPANGAN SEPERTI
TERLIHAT PADA TABEL. PENGATURAN FASE PERGERAKAN TERDIRI
DARI 3 FASE SEPERTI PADA GAMBAR.