Anda di halaman 1dari 13

VIKTIMOLOGI

M. AFRIZAL, SH., MH
VIKTIMOLOGI
 Victim (korban)
 Logi (pengetahuan) Ilmu Pengetahuan
* “Victima” (Korban)  Bahasa Latin
* “Logos” (ilmu pengetahuan) Bahasa Yunani

Victimology
Berarti Ilmu Pengetahuan Tentang Korban
 J.E.SAHETAPY:
VIKTIMOLOGI SECARA SINGKAT ADALAH ILMU ATAU DISIPLIN YANG
MEMBAHAS PERMASALAHAN KORBAN DALAM SEGALA ASPEK.

 ARIF GOSITA:
VIKTIMOLOGI ADALAH SUATU STUDI
PENGETAHUAN ILMIAH ATAU
MEMPELAJARI
YANG
MASALAH PENGORBANAN KRIMINAL SEBAGAI
SUATU MASALAH MANUSIA YANG MERUPAKAN
SUATU KENYATAAN
SOSIAL.
KEDUDUKAN VIKTIMOLOGI

Kedudukan Viktimologi sebagai ilmu baru, apakah hanya


merupakan bagian dari kriminologi atau sudah merupakan disiplin
yang mandiri (sejajar dengan ilmu lainnya)?
Separovic
Dasar pembedaan terletak pada ruang lingkup kajian. Apabila obyek
kajian Viktimologi hanya korban akibat kejahatan saja, maka viktimologi
hanya sebagian dari kajian masalah kejahatan dan sebagai akibatnya
menjadi bagian dari Kriminologi. (didukung oleh Schneider)
Apabila obyek Viktimologi meliputi semua korban, termasuk korban
bencana alam, maka viktimologi merupakan suatu disiplin ilmu tersendiri
(Didukung oleh Mandelshon)
Nagel seorang kriminolog yang berpendirian viktimologi sebagai bagian
kriminologi mencoba memberikan penjelasan kedudukan viktimologi.
 Apabila kriminologi tetap berpegang sebagai suatu ilmu pengetahuan tentang
kejahatan, berarti konsep kriminologi yang demikian itu sangat sempit hanya
mengkaji tentang etiologi kriminal.
 Kriminologi dalam arti etilogi kriminal, dengan tegas tidak dapat disetujui,
sebab hanya mempelajari penjahatnya berarti merupakan ilmu pengetahuan
yang sempit dan berat sebelah.
 Dengan demikian obyek kriminologi tidak sesuai dengan kenyataan, bahwa
kejahatan di samping penjahat terdapat korban.
Iswanto (1995, dalam Disertasinya)

Viktimologi sebagai suatu disiplin ilmu


pengetahuan yang Pandangan
berdasarkan pendapatmandiri. ini pidana
pakar hukum
(kriminolog) dan simposium
 Scafer (1968)
Viktimologi merupakan suatu disiplin ilmu pengetahuan yang mandiri atas
dasar hubungan antara penjahat-korban (criminal-victim relationship). Hal itu
berarti bahwa terjadinya kejahatan atas interaksi antara penjahat dan korban
sekaligus adanya pengakuan peranan dan tanggungjawab. Di samping itu,
viktimologi menuntut agar supaya pembuat kejahatan bertanggung jawab
terhadap kerugian pisik, morel maupun nyawa korban.
 Simposium

Simposium Internasional Pertama Tentang Viktimologi di


Yerusalem yang diselenggarakan pada tahun
1973, menyimpulkan bahwa :

1.Viktimologi dirumuskan sebagai suatu studi


ilmiah mengenai korban;
2.Kriminologi telah dipercaya dengan suatu orientasi
viktimologi (Gosita, 1977)
Seminar Kriminologi ke VI di Universitas Diponegoro
Semarang (tanggal 16-18 September 1991), secara tidak langsung
telah mengakui eksistensi viktimologi atau “Criminal-Victim
Relationship” dengan ...bahwa database statistik
kriminal yang merupakan
penjelasan: hasil analisis data
mengenai yang merupakan hal-hal yang
seperangkat
kejahatan
langsung dengan peristiwa
berkaitan
kejahatan yaitu:
1. bentuk tindak pidana yang meliputi (a) aturan pidana
yang
dilanggar dan ancaman pidananya, (b) waktu dan
tempat
tindak pidana;
2. pelaku tindak pidana termasuk (a) biodata, (b)
hubungan keluarga dengan korban;
3. penyelesaian perkara; dan
PEMBAGIAN VIKTIMOLOGI
A. Viktimologi Dalam Arti Sempit/Viktimologi Khusus
Ilmu pengetahuan empiris yang berkaitan dengan korban dari
kejahatan/perbuatan yang dapat dihukum  viktimimologi penal/kriminal
B. Viktimologi Dalam Arti Luas/ General Victimology
Mencangkup seluruh ilmu pengetahuan tentang korban pada umumnya  Termasuk dalam
lingkup ini meliputi korban dari perbuatan yang dapat dihukum/kecelakaan
(lalu-lintas/kerja/bencana alam), korban dari masyarakat, korban dari negara.
C. Viktimologi Baru/ NewVictimology
Ilmu pengetahuan korban yang mencangkup korban
tentang
penyalahgunaan kekuasaan dan pelanggaran HAM, dan korban yang dimaksud kriminologi
radikal (korban kejahatan konvensional dan yang dilakukan oleh khas yang berkuasa)
KRITIK YANG MEMUNCULKAN VIKTIMOLOGI BARU

(Tokoh R.Elias)
Penguasa hukum yang bertindak melalui aparat-
aparat telah mendefinisikan hukum lebih merupakan
kepentingan klas atau kelompoknya daripada
kepentingan masyarakat banyak.
Dengan demikian korban pelanggaran
HAM/Penyalahgunaan yang dilakukan
oleh para penguasa tidakkekuasaan
kelihatan. Baru terlihat
setelah hal tersebut dirumuskan
dalam undang/discourse. undang-
TUJUAN VIKTIMOLOGI

A. To Analize the manifold aspect of the victim’s problem


Menganalisis berbagai aspek masalah korban
 Kerugian/Penderitaan Korban (fisik, kerugian materiil,
sosial/psikologis, lamanya penderitaan)

B. To explain the causes for victimization

Menjelaskan sebab-sebab terjadinya pengorbanan (timbulnya korban)


C. Develop a system of measures for reducing human suffering

Menciptakan suatu sistem kebijakan dalam upaya untuk mengurangi


penderitaan manusia

Anda mungkin juga menyukai