PENORMAAN TINDAK PIDANA PEMILU &

EFEKTIVITAS PENERAPANNYA

OLEH :
Dr. H. UMAR MA’RUF, S.H., Sp.N., M.Hum.
Dosen FH UNISSULA
Disampaikan Dalam Webinar Penanganan Pelanggaran Pemilu dengan Tema:
“Efektivitas Penegakan Hukum Tindak Pidana Pemilu”
yang Diselengggarakan oleh BAWASLU Kabupaten Kebumen

Kebumen, 23 Maret 2023

 Umar Ma’ruf (Blora, 17-2-1968)
1991: - SH FH UNISSULA- Dosen FH UNISSULA; Pengacara/Advokat
1994-1996: Ketua BKBHM FH UNISSULA
1995-1999: Sekretaris Jurusan Hk. Acara FH UNISSULA
1996: Sp. N. (Spesialis Notariat) Program Notariat UNDIP
2000: M. Hum. (Magister Humaniora) Pasca Sarjana UGM
2000-2002: Ketua Bagian Hukum & Masyarakat UNISSULA
2001: Sekretaris LPPM UNISSULA, Pendiri MH UNISSULA
2001-2005: Sekretaris MH UNISSULA
2005-2009: Wakil Dekan I FH UNISSULA
2006-Skrng: Ketua Serikat Pengacara Indonesia (SPI) Smg
2008: Lulus Sertifikasi Dosen (Dosen Profesional Dikti)
2008: Lektor Kepala/Pembina Utama Muda/IV.C
2010: Doktor dari Program Doktor Ilmu Hukum UNDIP
2012-2016, 2016-2020: Dewan Penasihat PERADI Smg
2017-2021: Ketua Program Magister (S2) Ilmu Hukum UNISSULA
2018-2020: Sekretaris Senat UNISSULA
2019-2024: Ketua Bid. Partisipasi Sosial & Kebjkn Publik ICMI Jateng
2020-2022: Wakil Rektor I UNISSULA
2021-2026: Majelis Hkm & HAM MUI Jateng
2022-2027: Ketua Dewan Kehormatan Peradi Semarang Raya
 Politik Hukum IDIAL Pemilu
 Sila ke 4 & 5 Pancasila: Kerakyatan &
Keadilan Sosial; dgn Memperhatikan
Sila 1, 2, & 3;
 Makna: serangkaian proses demokrasi

untuk menyelenggarakan
Kesejahteraan Rakyat;
 Negara harus membuat regulasi agar

hal tsb berjalan dengan baik.

Politik Hukum Konstitusional Pemilu
Ps 1
(Kesatuan-Republik, Demokrasi, Nomokrasi)

Ps 2(1): Pil.MPR Ps. 6A: PilPres

Ps 19(1) Ps 22C(1) 18(3) 18(4)

Pil.DPR Pil.DPD Pil.DPRD Pil.Kepda

Ps 22E Ps 24C (1)

Pemilu PHPU
 Penyelenggaraan Pemilu
 Pasal 22E UUD NRI 1945:

 Penyelenggara Pemilu: KPU, Bawaslu & DKPP

 Sebagai satu kesatuan fungsi penyelenggara Pemilu (Vide
Putusan MK No 11/PUU-VIII/2010 & UU 7/2017)
 Politik Hukum Pemilu
Wujud Demokrasi Sirkulasi Kepemimpinan

Electoral Justice System

(Luber Jurdil)

Social Justice

Welfare State
 Politik Hukum Operasional Pemilu
 UU 7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum;
 PKPU;
 Perbawaslu No. 5 Tahun 2022 Tentang Pengawasan
Penyelenggaraan Pemilu;
 Perbawaslu No. 7 Tahun 2022 Tentang Penanganan Temuan dan
Laporan Pelanggaran Pemilu;
 Perbawaslu No. 8 Tahun 2022 Tentang Penyelesaian Pelanggaran
Administratif Pemilu
 Perbawaslu No. 9 Tahun 2022 Tentang Tata Cara Penyelesaian
Sengketa Proses Pemilu
 Perbawaslu No. 31 Tahun 2018 Tentang Sentra Gakkumdu (disusun
Bersama oleh Kapolri, Kajagung dan Bawaslu Sesuai Pasal 487 Ayat
1 UU 7/17)
 Perbawaslu lainnya terkait Pengawasan Tahapan dan Non Tahapan.
Desain Penegakan Hukum Pemilu
(Buku 4 & 5 UU 7/17)
 PELANGGARAN PEMILU (Ps. 455-465): Kode
Etik, Administratif, langgar PUU Lainnya;
 SENGKETA PROSES PEMILU (Ps. 466-472);
 PERSELISIHAN HASIL PEMILU (Ps. 473-475);
dan
 TINDAK PIDANA PEMILU (Ps. 476-487,488-
554).
 PELANGGARAN PEMILU
(Ps. 455-465 UU 7/17)
 Pelanggaran Kode Etik; -> Penyelenggara Tetap diadukan ke
DKPP; DKPP verifikasi & teliti admn aduan, slnjtnya disidangkan.
Penyelenggara adhoc: Panwas diproses Bawaslu Kab/Kota,
PPK/PPS/KPPS oleh KPU Kab/Kota
 Pelanggaran Administratif; -> BAWAS regist, sidang
pemeriksaan, & putuskan, (PL 14 HK)-> Rekom ke KPU. (PL 3
HK hrs di-TL). Untuk Plnggrn TSM bisa upaya Hkm ke MA;
Panwascam -> trima, priksa, kaji -> Rekom ke Bawas
utk diputus. (Ps. 461<2>)
 Pelanggaran PUU Lainnya. -> WAS proses & teruskan pada
instansi berwenang.
 SENGKETA PROSES PEMILU
(Ps. 466-472 UU 7/17, Perbawaslu 9/22)
1. Antar Peserta Pemilu:
Bersebab ada hak Peserta Pemilu ttt yang dirugikan scr
langsung oleh Peserta Pemilu lainnya;
Diajukan ke Jjrn Bawaslu dan diselesaikan (utk Panwascam

dgn mandat) dgn acr cepat hari itu (dlm kondisi ttt bisa 3 HK).
2. Peserta Pemilu dan Penyelenggara Pemilu
akibat dikeluarkannya Kep. KPU/Prov/Kab/Kot.
Diajukan ke BAWAS PL 3 HK sejak dikeluarkannya Kep.

KPU/KPU Prov/KPU Kab./Kota.

Bawas: Terima, Kaji, mediasi, (klau tdk berhasil) Adjudikasi.

PL 12 HK Putus & bersifat Final & Binding, kecuali: Verifikasi

Parpol, Tap DCT & Tap Paslon.

Thdp 3 hal tsb bisa aju gugat ke PTUN ( Final & Binding).
 PHPU (Ps. 473-475 UU 7/17)
 Peserta Pemilu Leg (DPR, DPD, DPRD) & Pilpres
dpt mengajukan pmbtln penetapan hasil Pemilu
oleh KPU kepada MK paling lama 3x 24 jam dan
Pilpres 3 H setelah penetapan hasil;
 Permohnn PHPU Leg bs diperbaiki paling lambat
3x 24 jam stlh diterima MK;
 MK memutus paling lama 30 HK (Pileg) & 14
HK (PilPres) sjk prmhnn diterima (BRPK);
 Putusan Final & Binding.
 Tindak Pidana Pemilu/TPP
(Ps. 476-487, 488-554 UU 7/17)
 Sbg TP Lex Spesialis;
 Subyek: Setiap orang (Delik Commun) & Terkualifikasi
(Delik Propria).
 Obyeknya: Semua hal yg dinyatakan sbg Tindak
Pidana terkait pelaksanaan Pemilu (Ps. 488-554 UU
7/17) sejumlah 77 Jenis TP dalam 66 Pasal.
 Penanganannya oleh Sentra GAKKUMDU.
 Dilanjutkan penyidikan, penuntutan, dan persidangan
PN dan PT (oleh Majelis Khusus) dgn waktu cepat.
 Acara sesuai KUHAP.
SUBYEK TPP
Penormaan TPP
 ACARA PENYELESAIAN TPP
TERUSKAN
BUKAN PELANGGARAN LU INSTANSI TERKAIT
PENGKAJIAN
PELANGGARAN LU TERUSKAN DKPP
LAPORAN BAWAS PERIKSA,
/TEMUAN
SENGKETA PEMILU PUTUS, Rekom KPU

TINDAK PIDANA PEMILU BAWAS MEDIASI/

ADJUDIKASI,
PUTUSKAN
SIDIK 14 H 1 X 24 Jam

SENTRA GAKKUMDU
KEPOLISIAN
Bawas/Polisi/Jaksa

Blm Lkp PU KPTS PL 7+7 H

sejak laporan diregister
Kembalikan (3 H), Ptsn PL 7H Sjk
Penyidik Perbaiki (3 H) Prmhnn Banding (final n binding)
PN
PT
PENUNTUT
(7 H sjk
UMUM Limpah:
Putus)
5 H sjk Berkas
Diterima Mhn Banding PL 3H ssd Pts, KPU Sdh Trima Salinan sesaat ssdh Put dibacakan &
Wajib TL yg pengaruhi suara PL 5 H sblm Pntpn Lehra
dilimpahkan Limpah PL 3H ssd register

Ptsn disampaikn kpd PU (3 H)

& Eksekusi (3 H)
 Efektivitas Penerapan TPP
 Sosialisasi ihwal TPP kepada masy., terutama jajaran
Bawaslu, pengawas partisipatif , Pemantau Pemilu
dan Peserta Pemilu;
 Mendorong Masy untuk melaporkan adanya TPP dan
siap sebagai saksi;
 Gakkumdu harus memahami secara benar dan tepat
Unsur2 TPP dimaksud;
 Adanya kesepahaman sejak awal antar Gakkumdu
terkait Unsur2 TPP dimaksud;
 Alat bukti harus valid;
 Kalau perlu hadirkan ahli dalam pembahasan
Gakkumdu dan persidangan.
 Hakim menghindari penjatuhan pidana percobaan.