JULI 2019
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA
1
PENDAHULUAN
Perka BPOM No. 2 tahun 2015 tentang
Renstra Badan POM 2015-2019
VISI
Obat dan Makanan aman meningkatkan kesehatan masyarakat
dan daya saing bangsa
MISI
1.Meningkatkan sistem pengawasan Obat dan Makanan berbasis
risiko untuk melindungi masyarakat.
2.Mendorong kemandirian pelaku usaha dalam memberikan jaminan
keamanan Obat dan Makanan serta memperkuat kemitraan dengan
pemangku kepentingan.
3.Meningkatkan kapasitas kelembagaan Badan POM
Sistem Pengawasan Obat
Pengaturan Regulasi dan
Standarisasi
Penilaian Keamanan,
Khasiat/Manfaat dan Mutu Produk
sebelum Beredar
Pengawasan Produk di Peredaran
Komunikasi, Informasi dan
Edukasi
Jejaring Nasional dan
Internasional Industri
Menjamin Mutu, Keamanan
Peningkatan Kesadaran dan Farmasi
dan Kemanfaatan Produk
Pengetahuan tentang proaktif
Menerapkan Cara
Kualitas Produk dan Cara atau
Pembuatan Obat yang Baik
Penggunaan Produk yang mandiri
(CPOB) agar Setiap Bentuk
Rasional (self
Penyimpangan dari Standar
Pengawasan Sendiri dalam assessmen
Mutu dapat dideteksi Sejak
t) terhadap
Memilih dan Menggunakan awal
peraturan
Produk yang Terjamin Mutu, Melakukan Monitoring Efek
Keamanan dan Kemanfaatan Samping
Melaporkan Efek Samping Melakukan Penanganan
Keluhan
Melakukan Penarikan
Produk TMS
PRE-MARKET
CONTROL
PRODUK
REGISTRASI
NOMOR IZIN
EDAR DISTRIBUSI
INDUSTRI
SERTIFIKAT GMP
Fasilitas Produksi
) TUGAS BADAN POM
DALAM PENGAWASAN
POST-MARKET OBAT
CONTROL
SAMPLING PRODUK
INSPEKSI FASILITAS & Pengujian Laboratorium
PRODUKSI & DISTRIBUSI
MONITORING KONSUMEN
IKLAN,
PROMOSI &
LABEL
KOMUNIKASI & INFORMASI PRODUK JAMINAN KEAMANAN
6
Pengawasan Pre-market
PRE-MARKET
CONTROL
• Penilaian registrasi obat
untuk mendapatkan izin
PRODUK REGISTRASI edar (NIE) atau persetujuan
OBAT registrasi.
NOMOR IJIN • Penilaian permohonan
EDAR
INDUSTRI
FARMASI
pemasukan obat melalui
jalur khusus (SAS).
Fasilitas
Produksi
• Pengawalan/pendampingan
pengembangan obat di
Indonesia
Kawalan Regulasi dalam
Pengembangan Obat
Perka Bpom No, 16 Tahun 2015 Tentang Tata
Laksana Dan Penilaian Obat Pengembangan Baru
GCP
- Undang-Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 - Perka Bpom No. 21 Tahun 2015
- Permenkes 1010/Menkes/Per/XI/2008 Registrasi Obat
Tentang Tata Laksana Persetujuan
- Perka Bpom No. 24 tahun 2017 Kriteria Dan Tata Laksana
Uji Klinik
Registrasi Obat - Perka Bpom HK.00.05.3.1818/2005
- Perka Bpom No. 17 Tahun 2015 Tentang Pedoman
Tentang Pedoman Uji Bioekivalensi
Penilaian Produk Biosimilar
- ACTD (ASEAN Common Technical Documents) & ACTR
(ASEAN Common Technical Requirements)
1. UU Kesehatan 36/2009, Obat yang diedarkan di
2. Permenkes 1010/2008 wilayah Indonesia,
sebelumnya harus dilakukan
registrasi untuk memperoleh
Izin Edar,
Bertujuan
Melindungi masyarakat dari
obat yang berisiko terhadap
kesehatan dengan menjamin
obat yang beredar di
Indonesia aman, bermanfaat
dan bermutu.
OBAT :
Bahan atau paduan bahan yang digunakan
untuk tujuan diagnosis, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan dan
peningkatan kesehatan, kontrasepsi
PERLINDUNGAN
vs. MASYARAKAT
KESEHATAN
REGISTRASI
REGISTRASI BARU REGISTRASI
BARU REGISTRASI VARIASI
VARIASI REGISTRASI
REGISTRASI ULANG
ULANG
2 Tahap
TAHAP PRA-REGISTRASI
Penapisan registrasi obat
Penentuan kategori registrasi
Penentuan jalur evaluasi
Penentuan biaya evaluasi
Menentukan kelengkapan dokumen
registrasi Biaya PNBP
TAHAP REGISTRASI
Pembayaran biaya evaluasi,
penyerahan dokumen registrasi,
PP No.32/2017
dan dimulainya proses evaluasi.
Jalur Evaluasi Registrasi Obat
• Kelengkapan
dokumen yang
diserahkan;
• Kebenaran dan
keabsahan informasi
yang tercantum
dalam dokumen
registrasi; dan
• Perubahan data dan
Informasi Produk
yang sedang dalam
proses Registrasi atau
sudah memiliki Izin
Edar.
Persyaratan Registrasi Obat (2)
Nama Obat
•nama generik; merupakan
nama sesuai International
Nonproprietary Names
Modified (INN) yang
ditetapkan WHO atau nama
yang ditetapkan dalam
program kesehatan nasional.
•nama dagang, merupakan
nama yang diberikan oleh
Pendaftar sebagai identitas
Obat. https://youtu.be/efjbk5o_xBk
http://www.who.int/medicines/services/inn/en/
Pedoman Umum Nama Dagang Obat
• Obat Kontrak
– Obat yang pembuatannya dilimpahkan kepada Industri
Farmasi lain.
• Pendaftar
– Pemberi kontrak
• Pembuatan Obat Kontrak produksi dalam negeri berupa:
– seluruh tahapan pembuatan; atau
– sebagian tahapan pembuatan.
• Formula Obat Kontrak produksi dalam negeri dapat berupa:
– Formula dari Pemberi Kontrak; atau
– Formula dari Penerima Kontrak.
Registrasi Obat Kontrak Produksi Dalam Negeri
• Registrasi obat generik pertama dapat mulai diajukan 5 (lima) tahun sebelum
berakhirnya perlindungan paten.
• Pendaftar Registrasi Obat Generik Pertama, harus menyerahkan dokumen
sebagai berikut:
– informasi tanggal berakhirnya masa perlindungan paten dari instansi yang
berwenang; dan
– data ekivalensi dan/atau data lain untuk menjamin kesetaraan khasiat,
keamanan dan mutu.
• Izin Edar terhadap pengajuan Registrasi Obat Generik Pertama diterbitkan
setelah habis masa perlindungan paten.
Registrasi Obat Generik
• Registrasi Narkotika
– Harus ada izin khusus untuk
memproduksi/ mengimpor Narkotika
dari Menteri Kesehatan.
Ya
ALUR PROSES REGISTRASI DAN
Memenuhi
Syarat?
EVALUASI OBAT Keterangan
Tidak PANITIA
PANITIA PENILAI
PENILAI OBAT
OBAT &
& Pra Registrasi
KOMNAS
KOMNAS POJ
POJ
Registrasi
Penilaian Efikasi dan Keamanan
Konsultasi -Non klinik Evaluasi SMF
Penerbitan - Farmakodinamik
Hasil Pra - Farmakokinetik Penolakan/Appeal
Registrasi - Toksisitas
Proses (HPR) - Imunogenisitas
Tambahan Data
Pra Registrasi - Klinik
- Fase I, II, III
Obat Baru & - Fase IV (optional)
Pendaftaran ProdukBiologi:
Pendaftar Obat - Informasi established terkait
(Industri efikasi dan keamanan obat
- Data ekivalensi termasuk BE Ya
Farmasi) Tidak Memenuhi Penilaian
Syarat? Informasi
lengkap Penilaian Mutu Produk
• zat aktif
• Sumber
• Proses sintesa Tidak Approvable
Pemeriksaan • Spesifikasi Letter
Appeal
Ya
Data SMF Evaluasi Dok Memenuhi
Ya
Inspeksi
untuk Obat Pre Inspeksi Syarat?
Impor *) Tidak
Tidak *) Industri Farmasi perlu diinspeksi
Alur Praregistrasi Online
Alur Registrasi Online
IZIN EDAR
Izin Edar obat berlaku paling lama 5 (lima) tahun selama
memenuhi ketentuan yang berlaku
Obat yang telah habis masa berlaku izin edarnya dan tidak
diperpanjang dinyatakan sebagai obat yang tidak memiliki izin
edar
41
KODE IZIN EDAR (1)
. . . . . 15 DIGIT . . . . .
Digit 1 : D : menunjukkan nama dagang
G : menunjukkan nama generik
Digit 2 : K : golongan Obat Keras
T : golongan Obat Bebas Terbatas
B : golongan Obat Bebas
N : golongan Obat Narkotika
P : golongan Obat Psikotropika
Digit 3 : I : Obat Jadi Impor
L : Obat Jadi Produksi Lokal
KODE IZIN EDAR (2)
. . . . . 15 DIGIT . . . . .
43
PEMBATALAN IZIN EDAR
KETERKAITAN KEGIATAN
PENGAWASAN PRE DAN POST MARKET
Konsistensi Mutu
Pengembangan produk :
Formulasi, Stabilitas, Pemenuhan Pemeriksaan Sarana Produksi.
BA/BE CPOB dan Distribusi.
Sampling dan Pengujian
Konsistensi Keamanan
Khasiat,
Admin Dossier Keamanan Monitoring ESO dan KIPI
dan Mutu Pelaksanaan studi keamanan
Post Market Jangka Panjang
(PMS)
Evaluasi
Konsistensi Informasi
Approvable Letter
Monitoring Penandaan
insitu jika perlu Was Iklan/Promosi
•• Penarikan
Penarikandari
dariperedaran
Pasa
peredaran
•• Perubahan
Perubahanpenandaan
penandaan
•• Pembatasan
Pembatasanbesar
besarkemasan
kemasan
•• Pembatasan
Pembatasanperedaran
peredaran
•• Pembekuan
Pembekuanizin
izinedar
edar
•• Pembatalan
Pembatalanizin
izinedar
edar
PEMBATALAN IZIN EDAR
DOSSIER Format-in line with ACTD
Country-specific
administrative data.
Not part of ACTD
Part I
Administrative Data
& Product Information
ACTD
Part II Part III Part IV
Quality Non-clinical Clinical
Overview, Overview,
Overall Summary
& Reports Summary Summary,
& Study Reports* Assessment Reports,
& Study Reports*
* Upon Request
Kriteria Evaluasi Obat
(Penilaian berbasis risiko)
Informasi
Khasiat dan Obat/Penandaan Kriteria
Mutu Spesifik
Keamanan
Bahan
BahanBaku
Baku
Proses
ProsesProduksi
Produksi
Produk
ProdukObat
Obat
6
51
Dokumen Mutu
RINGKASAN DOKUMEN MUTU
D
O
K
U
M
E
N In Situ
M
U
T
U
52
STANDAR PENILAIAN MUTU OBAT
Uji Stabilitas
U SP
Farmakope
Indonesia
Validasi MA an
Pedom
e k ivalensi
Validasi Proses Uji Bio
BP
O Pedoman
TH
ER ASEAN
S
JAMINAN EKIVALENSI (INTERCHANGEABLE)
Ekivalensi
farmaseutik,
ekivalensi terapeutik
Obat Obat
Copy Inovator
( in vivo / invitro)
Nama
NamaDagang
Dagang
dan
danNama
Nama
Generik
Generik
Jaminan khasiat, keamanan dan mutu obat
KOMITE NASIONAL
PENILAI OBAT
55
Pertimbangan Risiko-Kemanfaatan untuk
persetujuan obat termasuk produk biologi
Dapat menjamin
penggunaan obat secara
tepat, rasional dan aman
Ringkasan Karakteristik Produk
Dapatkah obat
diberikan untuk
anak-anak? Berapa
dosisnya?
Informasi Produk untuk Pasien
(Patient Information Leaflet)
Bagaimana
Apa yang harus saya menggunakan
lakukan jika gejala obat ini?
tidak berkurang atau
bertambah parah?
BLISTER/STRIP
• ETIKET AMPUL/VIAL
MENGANDUNG BABI
3 PENILAIAN PEMASUKAN OBAT
MELALUI KHUSUS
Special Access Scheme (SAS)
Pemasukan obat yang tidak memiliki izin edar namun sangat
diperlukan dalam kondisi tertentu ke dalam wilayah Indonesia
melalui mekanisme jalur khusus untuk tujuan penelitian,
pengembangan produk, dan penggunaan sendiri/ pribadi.
Tidak untuk
Tujuan Komersial Bersifat
Sementara
Dalam jumlah
terbatas sesuai
kebutuhan
Dasar Hukum Permenkes SK Menkes No.
1379A/2002
1010/2008
Pengelolaan dan
Penggunaan Obat, Alat
dan Makanan Kesehatan
Khusus.
Ruang lingkup :
obat, alkes dan makanan
kesehatan khusus
Per BPOM
SK Ka Badan No. 27 Th.
SK Ka Badan POM No. HK.00.05.3.00914/2002 POM No.
Pemasukan obat jalur khusus : 2018
HK.00.05.3.0
a. obat untuk uji klinik 0914/2002
b. obat dalam rangka donasi Standar
c. Obat untuk penggunaan terapi khusus Pelayanan Publik
di Lingkungan
• Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Badan Pengawas
No.24 Tahun 2017 tentang Kriteria dan Tatalaksana Obat dan
Registrasi Obat Makanan
• Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
No.30 Tahun 2017 tentang Pengawasan Pemasukan
Obat dan Makanan ke dalam Wilayah Indonesia.
Ketentuan Regulasi
• Kelengkapan dokumen:
– Protokol penelitian atau pengembangan produk
– Rincian penggunaan bahan baku obat/ baku
pembanding/ obat jadi
– Rincian penggunaan produk hasil trial
– Surat pernyataan (bermaterai)
– Certificate of Analysis
– Certificate GMP Produsen
– Invoice
– Laporan Realisasi Penggunaan/ Copy tanda terima
laporan realisasi yang sudah diserahkan (jika sudah
pernah diajukan sebelumnya).
SAS untuk Penelitian/ Pengembangan Produk
• Kriteria:
– untuk mengatasi penyakit yang mengancam jiwa atau serius, atau
– produk yang tersedia tidak dapat mengatasi atau mengontrol kondisi pasien secara
memadai, atau
– produk tidak tersedia karena produksi/ suplai peredaran produk yang sama (sejenis)
yang mempunyai izin edar, terhenti.
• Kelengkapan dokumen :
‒ justifikasi dokter penanggung jawab untuk produk yang dibutuhkan oleh pasien
‒ informasi khasiat dan keamanan produk yang memadai, yang dapat menunjang aspek
keamanan pengunaan obat
‒ informasi mutu produk yang akan didatangkan
‒ informasi jumlah kebutuhan produk (tidak melebihi 12 bulan penggunaan normal)
‒ informed consent dari pasien yang membutuhkan
‒ informasi status peredaran produk di negara lain,
‒ Invoice
Kode SAS Vaksin/ Produk Biologi
• Dicantumkan pada kemasan terkecil vaksin/produk biologi yang didatangkan.
• Kode SAS terdiri dari 6 digit angka dan diawali dengan huruf SAS, misalnya SAS
080203, sebagai berikut :
– Huruf kapital SAS menunjukan pemasukan obat melalui SAS.
– 2 digit pertama menunjukkan tahun persetujuan misalnya 08 untuk tahun
2008
– 2 digit selanjutnya menunjukkan urutan pemohon yang pernah memperoleh
persetujuan SAS vaksin
– 2 digit terakhir menunjukkan permohonan yang ke-berapa kali dari pemohon
yang bersangkutan
Pemasukan obat untuk keperluan pribadi yang
bersifat mendesak
PENGUJIAN IN
SINTESIS ZAT FORMULASI, UJI
VITRO DAN PROTOKOL UJI KLINIK
AKTIF BARU STABILITAS, SCALE-
PREKLINIK OBAT
UP Tim
Tim MTA,
MTA, Kemenkes
PPUK
Kemenkes
UJI KLINIK
REGISTRASI OBAT •FASE I
PENERBITAN IZIN
PRODUKSI EDAR
BARU KE BPOM •FASE II
•FASE III
Tujuan Pedoman:
Mengawal pelaksanaan proses obat pengembangan baru yang
dilakukan oleh institusi riset maupun industri farmasi yang akan diregistrasi
di Indonesia.
Data sesuai dengan
Komunikasi yang lebih ke hulu antara persyaratan registrasi
regulator dan pengembang produk
PEDOMAN CARA UJI KLINIK YANG BAIK
DI INDONESIA
Adopsi ICH E6
Good Clinical Practices (GCP)
• Keputusan Kepala BPOM Nomor
02002/SK/KBPOM Tahun 2001 yang
direvisi menjadi Peraturan Kepala
BPOM No. 21 Tahun 2015 (edisi 2).
Dilengkapi dengan pedoman uji klinik
untuk pangan olahan (edisi 3)
UJI KLINIK
Setiap penelitian pada subjek manusia yang dimaksudkan untuk menemukan
atau memastikan efek klinik, farmakologik dan/atau farmakodinamik lainnya
dari produk yang diteliti, dan/atau untuk mengidentifikasi setiap reaksi yang
tidak diinginkan terhadap produk yang diteliti, dan/atau untuk mempelajari
absorbsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi dari produk yang diteliti dengan
tujuan untuk memastikan keamanan dan/atau efikasi.
Cara Uji Klinik Yang baik (CUKB)
84
KERANGKA REGULATORI PENGAWASAN UJI KLINIK
Mekanisme
Verifikasi/Pemantauan
ligh Peraturan Kepala Badan No.21/2015
H ig h
t Tata Laksana Persetujuan Uji Klinik
Peran Badan POM: Persetujuan Pelaksanaan Uji Klinik & Importasi Obat Inspeksi Uji Klinik
Persyaratan :
a. Persetujuan Etik sebelum memperoleh Persetujuan Pelaksanaan Uji Klinik
b. Peneliti harus memiliki sertifikat CUKB
Laporan dari Sponsor ke Badan POM:
a.Efek Samping Produk Serius
b.Kemajuan Uji Klinik (setiap 6 bulan, di akhir uji klinik, pada saat penghentian uji klinik)
c.Amandemen
Laporan SAE dipercepat dari Investigator ke Sponsor dalam 24 jam dan Komisi Etik dalam 3 hari
UK Pra-Pemasaran
(Fase I, II, III) Badan POM
Tambahan
data/
Sponsor / Organisasi
KE PPUK / Ijin
Riset Klinik(CRO) Impor
Obat UK
20 HK
Notifikasi
UK Pasca Pemasaran Badan POM
Sponsor / Organisasi UK dapat
Riset Klinik (CRO) dilaksanakan
KE jika tidak ada
Tanggapan
dlm 20 HK
Dokumen Persyaratan Pengajuan
PPUK
• Persetujuan Komisi Etik • Summary batch protocol (3
• Protokol uji klinik bets berurutan) untuk
• Brosur produk biologi termasuk
vaksin
peneliti/investigator’s
• Lot release untuk vaksin
brochure
• Sertifikat GCP dan CV
• Informed consent form
peneliti
• Form UK-1 • Kontrak ORK (Organisasi
• Dokumen Produk Uji Klinik Riset Kontrak)
(Obat uji dan • Asuransi (bila ada)
pembanding) • Sertifikat laboratorium
• Informasi produk uji klinik • CV peneliti
• Sertifikat analisis • Iklan rekrutmen subjek (bila
• Sertifikat GMP ada)
PELAPORAN
• Kejadian Tidak Diinginkan Serius (KTDS) dan Efek Samping Produk yang Serius
(Uji Klinik di Indonesia)
PENELITI
KTDS 24 jam 3 HKal
SPONSOR KOMISI ETIK
7 Hkal : ES mengancam jiwa/kematian (lap
ES Produk awal) lap susulan : 8 Hkal
Serius
BADAN POM15 Hkal : ES serius lainnya
• Efek Samping Produk yang Serius dan Tidak Diduga (Terjadi dalam Uji Klinik di
Luar Negeri, melibatkan center Indonesia)
SPONSOR
ES Produk Serius
& Tidak terduga
BADAN POM KOMISI ETIK
PELAPORAN
• Perkembangan Pelaksanaan Uji Klinik
Sanksi Administratif
Pelanggaran terhadap ketentuan dapat
dikenai sanksi :
a.Peringatan
b.Penangguhan Uji Klinik; dan/atau
c.Penghentian Pelaksanana Uji Klinik
4 PENUTUP
KESIMPULAN
• Direktorat Registrasi Obat merupakan salah satu
Unit Eselon II di lingkungan Kedeputian I Badan
POM RI yang bertugas melakukan pengawasan pre-
market obat, meliputi registrasi obat dan produk
biologi serta penilaian uji klinik dan pemasukan
khusus.
• Pengawasan pre-market obat bertujuan untuk
melindungi masyarakat dari obat dan makanan yang
berisiko terhadap kesehatan dengan menjamin obat
yang beredar di Indonesia aman, bermanfaat dan
bermutu.