Anda di halaman 1dari 33

Penerapan Aplikasi SMARTPOM sebagai

Tindak Lanjut Rekomendasi Pengawasan dan


Pelaporan DAK NonFisik POM TA 2021

Syamsidar Thamrin, ST, MBA


Kepala Pusat Pusat Data dan Informasi Obat dan Makanan

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia


9 Maret 2021 1
Otoritas Pengendalian Obat Dan Makanan: Pencegahan, Pengawasan, Penindakan
PERIZINAN PENGAWASAN/PENINDAKAN Khusus Obat,
Keterangan:
Data sbg input: Data dari: Industri
Dalam Proses Pre Market Farmasi &
Dari Pre ke Post Market Saryanfar
Dari Post ke Pre Market FARMAKOVIGILANS

PRODUK REGISTRASI
SAMPLING PRODUK MONITORING
OBAT &
& PENGUJIAN LAB IKLAN, PROMOSI & KONSUMEN
MAKANAN
LABEL PRODUK
RnD INDUSTRI NOMOR
IJIN EDAR
FASILITAS SERTIFIKAT
PRODUKSI CPOB/CPOTB/
CPKB/CPPOB
SARANA SARANA
PRODUKSI SARANA
DISTRIBUSI
PELAYANAN
Online Single
Submission (OSS) : INSPEKSI SARANA
e-Registrasi Pengawasan Berbasis
e-GMP Digital :
e-CDOB Dashboard DIGITALISASI SIPT
e-BPOM (Export-Import) Tracking Identifikasi SMARTPOM
Dashboard BPOM Mobile
QR CODE Tracking Halo BPOM
Otentifikasi
• Ease of Doing Business 2
• Digital Signature
Pencegahan Produk illegal
Outline Latar Belakang
01 Aplikasi
SMARTPOM

Aplikasi SMART POM


02 sebagai Tindak
Lanjut
Rekomendasi

03
Pengawasan OM
sebagai Pelaporan
DAK NonFisik TA
2021

Fitur Rencana Kinerja


Anggara (RKA) 2021
04
Outline Latar Belakang
01
01 Latar Belakang
1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, Kewenangan
Kab/Kota Untuk : a). Penerbitan Izin Apotek, Toko Obat; b). Penerbitan Izin UMOT; c).
Penerbitan Sertifikat Alkes & PKRT Kelas I; d) Penerbitan Izin PIRT; e). Pengawasan Post
Market IRT.
2. Inpres No. 3 Tahun 2017 tentang Peningkatan Efektivitas Pengawasan Obat dan Makanan
mengamanatkan Badan POM mengkoordinasikan pelaksanaan pengawasan obat dan
makanan dengan instansi terkait
3. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 22 Tahun 2018 Tentang Pedoman
Pemberian Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT)
4. Surat Edaran Sestama No. HK.06.2.22.08.19.2947 Tahun 2019 tentang Penerapan Aplikasi
SMARTPOM di Lingkungan BPOM
5. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 3 Tahun 2020 Tentang Petunjuk
Operasional Penggunaan Dana Alokasi Khusus Non Fisik Bidang Kesehatan Sub Bidang
Pengawasan Obat dan Makanan Tahun 2020
6. Surat Edaran Sestama No. HK.02.02.2.81.06.20.52 Tahun 2020 tentang Penggunaan
Aplikasi SMARTPOM untuk Pelaporan Kegiatan Dana Alokasi Khusus Non Fisik
5
Dukungan Kementerian Dalam Negeri

• Surat Menteri Dalam


Negeri Nomor
440/9987/SJ tentang
Pemanfaatan Aplikasi
Smart POM tanggal 27
September 2019
kepada Gubernur di
Seluruh Provinsi
6
Dukungan Kementerian Dalam Negeri
(lanjutan)
• Surat Menteri Dalam Negeri
Nomor 440.05/9987/SJ
tentang Pembentukkan Tim
Koordinasi Pengawasan
Obat dan Makanan tanggal
27 September 2019 kepada
Gubernur di Seluruh Provinsi

7
Amanah dalam Inpres No 3 th 2017
1. menyusun dan menyempurnakan regulasi terkait 1. melakukan sinergi, kolaborasi, dan kerja sama
untuk melakukan koordinasi dan sinergi pengawasan obat dan makanan sesuai dengan
dalam menyusun dan menyempurnakan dalam pemeriksaan sarana produksi untuk
tugas dan fungsinya. pemberian Sertifikat Kelayakan Pengolahan,
regulasi di bidang pengawasan sediaan 2. melakukan sinergi dalam menyusun dan
farmasi serta tata kelola dan bisnis proses Sertifikat Penerapan Program Manajemen Mutu
menyempurnakan tata kelola dan bisnis proses Terpadu, dan Sertifikat Kesehatan Produk
pengawasan sediaan farmasi yang transparan pengawasan obat dan makanan.
dan akuntabel untuk meningkatkan Pengolahan Ikan terhadap pelaku usaha industri
3. mengembangkan sistem pengawasan obat dan pengolahan ikan.
keamanan, kemanfaatan, dan mutu sediaan makanan.
farmasi. 2. meningkatkan pengawasan produk obat ikan
4. menyusun pedoman untuk peningkatan efektivitas yang menggunakan bahan berbahaya yang
pengawasan obat dan makanan. berpotensi disalahgunakan sampai ke tingkat
1. Meningkatkan pengawasan
5. melakukan pemberian bimbingan teknis dan peredaran.
terhadap pengadaan impor dan MENTERI PANRB
supervisi di bidang pengawasan obat dan makanan.
distribusi bahan berbahaya yang untuk melaksanakan percepatan reformasi birokrasi
6. mengoordinasikan pelaksanaan pengawasan obat
berpotensi disalahgunakan melalui penataan kelembagaan, perbaikan bisnis
dan makanan dengan instansi terkait.
sampai ke pengguna akhir. proses dan kinerja, serta peningkatan kapasitas dan
2. Melakukan sanksi administrative : • SIUP-B2 : Surat Izin Usaha Perdagangan kompetensi SDM pada instansi yang menangani bidang
Pencabutan SIUP-B2, IP-B2, IT-B2 Bahan Berbahaya pengawasan obat dan makanan.
• IP-B2 : Importir Produsen Bahan
Berbahaya
1. melakukan sinergi, kolaborasi, dan kerja sama • IT-B2 : Importir Terdaftar Bahan MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
dalam pemeriksaan sarana produksi terkait Berbahaya untuk melakukan pemblokiran situs yang
CPPOB untuk pangan olahan Standar Nasional mempromosikan dan/atau menjual obat dan makanan
Indonesia (SNI) wajib ilegal secara on line berdasarkan rekomendasi dari
2. meningkatkan pengawasan produksi dan
Peningkatan Efektifitas instansi terkait.
penggunaan bahan berbahaya yang berpotensi Pengawasan Obat dan MENKO BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN
disalahgunakan melalui penyusunan dan
penetapan NSPK. Makanan KEBUDAYAAN
3. Melakukan pengkajian ulang dan harmonisasi 1. melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
standar kemasan pangan. Instruksi Presiden ini.
2. melaporkan pelaksanaan Instruksi Presiden ini
kepada Presiden secara berkala setiap 6 (enam)
1. melakukan sinergi, kolaborasi, dan kerja sama bulan atau sewaktu-waktu apabila diperlukan.
dalam pemeriksaan sarana produksi terkait
CPPOB untuk pangan olahan asal hewan dan
asal tumbuhan PARA BUPATI dan WALIKOTA
2. meningkatkan pengawasan produk obat hewan, 1. meningkatkan koordinasi pengawasan obat dan makanan.
pupuk, dan pestisida yang menggunakan bahan PARA GUBERNUR 2. melakukan sanksi administratif.
berbahaya yang berpotensi disalahgunakan 1. meningkatkan koordinasi pengawasan obat dan makanan. 3. melakukan pengkajian ulang terhadap fasilitas pelayanan
sampai ke tingkat peredaran. 2. melakukan pengawasan bahan berbahaya dan penerbitan SIUP B2. kesehatan/fasilitas kefarmasian sesuai standar dan persyaratan.
3. melakukan pengkajian ulang terhadap penerbitan pengakuan PBF 4. melakukan pengkajian ulang sertifikasi produksi industri rumah
cabang dan izin usaha kecil OT sesuai standar dan persyaratan. tangga sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
4. melakukan sanksi administratif. 5. menerapkan sistem informasi database dan pelaporan pemberian
MENTERI DALAM NEGERI 5. menerapkan sistem informasi database dan pelaporan pemberian sertifikasi/perizinan fasilitas pelayanan kesehatan/fasilitas
untuk meningkatkan pembinaan dan pengawasan pengakuan PBF cabang dan izin usaha kecil obat tradisional. kefarmasian dll mengacu pada sistem informasi yg dikembangkan
kepada Gubernur, Bupati dan Walikota terkait 6. melaporkan pelaksanaan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam Keminfo.
pelaksanaan urusan sediaan farmasi, alat Instruksi Presiden ini kepada Menteri Koordinator Bidang 6. melaporkan pelaksanaan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam
kesehatan, dan makanan dan minuman, serta Pembangunan Manusia dan Kebudayaan dengan tembusan Instruksi Presiden ini kepada Menteri Koordinator Bidang
pembinaan terhadap produk hukum daerah yang Mendagri, Menkes, dan Kepala BPOM. Pembangunan Manusia dan Kebudayaan dengan tembusan
berkaitan dengan urusan dimaksud.
Mendagri, Menkes, Kepala BPOM, dan Gubernur.

8
Pendahuluan
1. Inpres No. 3 Tahun 2017 tentang
Peningkatan Efektivitas Pengawasan
Obat dan Makanan

1.SMA
1. Peraturan Menteri Dalam Negeri
1. Dalam melakukan pengawasan Republik Indonesia No. 41 Tahun
Badan POM tidak dapat bertindak 2018 tentang Peningkatan Koordinasi
sebagai single player Pembinaan dan Pengawasan Obat

RT
dan Makanan di Daerah

POM
Belum ada sistem informasi pengawasan 1. Masih banyak rekomendasi hasil
obat dan makanan yang bersifat pengawasan Badan POM yang belum
multisektor pemerintahan ditindaklanjuti.

9
Fungsi Aplikasi
1. Sebagai sarana untuk melakukan pelaporan hasil
pengawasan obat dan makanan yang direkomendasikan
Badan POM kepada Kementerian/Lembaga dan
Pemerintah Daerah. (Mendukung Amanah Inpres 3/2017)

2. Untuk membantu monitoring dan evaluasi alokasi DAK


Non Fisik yang dilaksanakan Dinas Kesehatan di daerah,
Aplikasi SMARTPOM dikembangkan agar dapat
mengakomodir pelaporan tersebut. (Mendukung
Implementasi UU No. 23/2014).

10
Outline
Aplikasi
SMARTPOM

02 sebagai Tindak
Lanjut
Rekomendasi
Pengawasan OM
Alur Aplikasi Tindak Lanjut Rekomendasi
Pengawasan

Peyampaian
rekomendasi dari
Badan POM • Rekomendasi yang sudah
Pemberitahuan ditindaklanjut oleh Kementerian/
Lembaga/ Dinas dapat dimonitor
tindaklanjut dari oleh Bupati/ Walikota/ Gubernur,
Dinas ke Badan Menteri dan Kepala Badan
POM • Tindaklanjut Dinas/ Kementerian/
Monitoring oleh Lembaga yang sesuai dan tidak
Instansi Pembina sesuai dengan Rekomendasi Badan
POM akan tampil pada menu
laporan
12
Rekomendasi Tindak Lanjut
sampai dengan Feb tahun 2021

Rekomendasi Tindak Lanjut

20 Dinkes Sudah TL
24%

63 Dinkes Belum
TL; 76%

Dinkes Sudah Tindak Lanjut Dinkes Belum Tindak Lanjut

13
Dashboard Timeline • Warna pada peta akan menyesuaikan kecepatan
Tindak Lanjut tindaklanjut rekomendasi BPOM yang dikirimkan ke
Rekomendasi BPOM instanstansi terkait

14
Dashboard
Rekapitulasi Tindak
Lanjut Rekomendasi
BPOM

15
Rekomendasi BPOM yang sudah di Tindak Lanjuti
10 Balai yang mengirim Rekomendasi Ke Dinkes Terkait
400 372
350

300

250

200 171
150
111
100
45 33
50 27
18 11 0
0 5 0 4 1 2 0 1 1 1 0
0
BBPOM BBPOM BBPOM BBPOM BBPOM Loka Toba BPOM BPOM BBPOM BBPOM
Bandung Medan Jakarta Palembang Denpasar Samosir Jambi Bengkulu Serang Semarang

Rekomendasi Tindak Lanjut Oleh Dinkes

16
Outline

Aplikasi SMART POM


sebagai Pelaporan
DAK NonFisik TA
2021
03
Mekanisme Pelaporan BOK POM TA 2021

Upload pada
Pengumpula menu Verifikasi Kirim ke
Login oleh Balai /
n Pelaporan BPOM Pusat
DAK Loka

18
Menu Pelaporan DAK
19
Pelaporan Dinas terkait DAK Obat 2020

Jumlah Dinkes Melakukan Pelaporan DAK Nonfisik Obat


84
83 Dinkes
83
82
81
80
79
78
77 Dinkes
77
76
75
74
Pengawasan Sarana Bimtek

DAK Nonfisik Obat

20
Pelaporan Dinas terkait DAK Pangan 2020
Jumlah Dinkes Melakukan Pelaporan DAK Nonfisik Pangan
160
148 Dinkes
140

120 116 Dinkes

100
79 Dinkes 76 Dinkes
80
67 Dinkes 65 Dinkes 69 Dinkes
60

40

20

0
Bimtek PKP Pengawasan Kaji Ulang Inventarisasi Pengawasan Sampling KIE Keamanan

Pre-Market Post-Market
21
Realisasi DAK Nonfisik Obat Wilayah Bali
Tahun 2020
No. Kab/Kota Triwulan Realisasi Pagu
Kab. Badung Triwulan 1 Rp 10.604.000
1 Kab. Badung Triwulan 2 Rp 17.354.000 Rp 55.839.000
Kab. Badung Triwulan 3 Rp 30.854.000
Kab. Badung Triwulan 4 Rp 54.849.000
Kab. Buleleng Triwulan 1 Rp -
Kab. Buleleng Triwulan 2 Rp -
2 Rp 55.839.000
Kab. Buleleng Triwulan 3 Rp -
Kab. Buleleng Triwulan 4 Rp 9.203.000
Kab. Gianyar Triwulan 2 Rp 800.000
3 Kab. Gianyar Triwulan 3 Rp 800.000 Rp 55.839.000
Kab. Gianyar Triwulan 4 Rp 39.580.000
Kab. Karang Asem Triwulan 3 Rp 4.220.200
4 Rp 55.839.000
Kab. Karang Asem Triwulan 4 Rp 5.220.200
Kab. Klungkung Triwulan 2 Rp 3.860.000
5 Rp 55.839.000
Kab. Klungkung Triwulan 4 Rp 20.911.827
Kab. Tabanan Triwulan 1 Rp -
Kab. Tabanan Triwulan 2 Rp 3.435.000
6 Rp 55.839.000
Kab. Tabanan Triwulan 3 Rp 17.835.000
Kab. Tabanan Triwulan 4 Rp 50.258.000
Kota Denpasar Triwulan 3 Rp 7.390.000
7 Rp 55.839.000
Kota Denpasar Triwulan 4 Rp 7.390.000

22
Realisasi DAK Nonfisik Pangan Wilayah Bali
Tahun 2020
No. Kab/Kota Triwulan Realisasi Pagu

Kab. Jembrana Triwulan 1 Rp 1.230.000


Kab. Jembrana Triwulan 3 Rp -
1 Rp 175.552.000
Kab. Jembrana Triwulan 4 Rp -
Kab. Jembrana Triwulan 2 Rp -
2 Kab. Karang Asem Triwulan 4 Rp 73.695.700 Rp 159.328.000
Kab. Klungkung Triwulan 2 Rp 41.353.000
3 Rp 159.328.000
Kab. Klungkung Triwulan 4 Rp 91.036.658
Kab. Tabanan Triwulan 1 Rp 4.065.000
Kab. Tabanan Triwulan 2 Rp 7.140.000
4 Rp 175.552.000
Kab. Tabanan Triwulan 3 Rp 72.990.000
Kab. Tabanan Triwulan 4 Rp 166.367.000
Kota Denpasar Triwulan 1 Rp -
Kota Denpasar Triwulan 2 Rp 4.920.000
5 Rp 191.776.000
Kota Denpasar Triwulan 3 Rp -
Kota Denpasar Triwulan 4 Rp 13.630.000

23
Rincian Dana BOK POM TA 2021
Jumlah Target Kegiatan
Ikhtisar RAB
No. Kode / Rincian Menu Kegiatan Rincian Kegiatan (Aktivitas) Kab/Kota Minimal
per kegiatan
Penerima per Kab/Kota
1 1.02.03.2.03.01 A. Bimbingan Teknis kepada petugas pengelola 413 Rp 80 orang peserta
Pengembangan Mutu dan fasilitas kefarmasian Kab/Kota 46.640.000 Bimtek
Peningkatan Kompetensi Teknis
SDM Kesehatan B. Peningkatan Kompetensi Petugas 413 Rp 30 orang DFI/PKP
Pengawas* Kab/Kota 150.000.000

2 1.02.04.2.01.02 A. Pelaksanaan pengawasan apotek, toko obat 239 Rp Validitas perizinan


Penyediaan dan Pengelolaan dan UMOT terhadap pemenuhan standar dan Kab/Kota 20.449.000 36 sarana (Apotek,
Data Perizinan dan Tindak persyaratan Toko Obat dan
Lanjut Pengawasan Izin Apotek UMOT)
Toko Obat dan UMOT
3 1.02.04.2.03.01 A. Penyelenggaraan BIMTEK keamanan 413 Rp 70 orang peserta
Pengendalian dan pengawasan pangan bagi pelaku usaha Industri Rumah Kab/Kota 68.920.000 Bimtek
serta tindak lanjut pengawasan Tangga Pangan (IRTP)
sertifikat produksi PIRT dan B. Pengawasan dalam rangka penerbitan 413 Rp 30 sarana
Nomor P-IRT sebagai izin Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Kab/Kota 24.405.000
produksi untuk produk makanan Tangga (SPP-IRT)
minuman tertentu yang dapat
diproduksi oleh IRT C. Pengkajian ulang Sertifikat Produksi 413 Rp 1 dokumen
Kab/Kota 4.420.000 pengkajian

24
Rincian Dana BOK POM TA 2021
Jumlah Target Kegiatan
Kode / Rincian Menu Ikhtisar RAB
No. Rincian Kegiatan (Aktivitas) Kab/Kota Minimal
Kegiatan per kegiatan
Penerima per Kab/Kota
4 1.02.04.2.06.01 A. Inventarisasi sarana Industri Rumah Tangga 413 Rp 1 dokumen
Pemeriksaan post market pada Pangan (IRTP) Kab/Kota 4.095.000 inventarisasi
produk makanan minuman B. Pengawasan sarana Industri Rumah Tangga 413 0 s.d 0 s.d 168 sarana
industri rumah tangga yang Pangan (IRTP) Kab/Kota Rp52.416.000 (target dan
beredar dan pengawasan serta anggaran sesuai
tindak lanjut pengawasan clusterisasi daerah)
C. Sampling dan pengujian Pangan Industri 413 Rp29.500.000 12 s.d 60 sampel
Rumah Tangga (PIRT) Kab/Kota s.d (target dan
Rp147.500.000 anggaran sesuai
clusterisasi daerah)
D. Monitoring tindak lanjut hasil pengawasan 413 Rp 2 dokumen
sarana Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP) Kab/Kota 8.190.000 monitoring evaluasi

5 1.02.05.2.01.01 A. KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) 413 Rp 200 orang peserta
Peningkatan Upaya Promosi Keamanan Pangan Kab/Kota 125.452.000 KIE
Kesehatan, Advokasi,
Kemitraan dan Pemberdayaan
Masyarakat

25
Peran Dinas Kesehatan
(Feedback Rekomendasi
BPOM – Entry Laporan DAK)

• Melakukan pengiriman
feedback rekomendasi hasil
pengawasan yang telah dikirim
oleh BBPOM/Loka POM
melalui aplikasi.
• Melakukan pengisian laporan
kegiatan DAK Non Fisik pada
Aplikasi SMARTPOM.
• Melakukan pengisian RK
Anggaran. 26
Outline

Fitur Rencana Kinerja


Anggara (RKA) 2021
04
Alur Proses Rencana Kerja
04
Alur Proses Bisnis
Anggaran

28
Berita Acara Rencana Kerja Anggaran

29
Monitoring Pemanfaatan Fitur RKA
Sudah Melakukan Pelaporan RKA 2021 Sudah Upload berita Acara Final RKA 2021

Rencana Kerja Anggaran


2021 Rencana Kerja Anggaran
2021
6 Dinkes Belum Up-
load BA; 1%

419 Dinkes Sudah


Melaporkan 100% 413 Dinkes Sudah
Upload BA99%

Sudah Melaporkan Belum Melaporkan


Sudah Upload BA Final Belum Upload BA Final
30
Monitoring Pemanfaatan Akun

Akun Dinkes di SMART Akun Dinkes yang Telah


POM Mengakses Aplikasi SMART
POM
Akun Dinkes di
SMART POM Tidak
Terdaftar
Sejumlah 67 Akun Tidak pernah Login
12% 49 Dinkes 10%

Akun Dinkes di Melakukan Akses Se-


SMART POM jumlah 432 Dinkes
Terdaftar 90%
Sejumlah : 481 Akun
88%

Terdaftar Tidak Terdaftar Melakukan Akses Tidak pernah Login

31
Site Map Pengembangan Aplikasi SmartPOM
33

Anda mungkin juga menyukai