Anda di halaman 1dari 33

Pengawasan Distribusi Obat dan

Penerapan CDOB dalam Pengelolaan Produk Rantai Dingin

AFRIZAL, S,Farm, Apt


Koordinator Penilaian dan Bimbingan Teknis
Fasilitas Distribusi dan Pelayanan Obat, Bahan Obat dan NPP

Disampaikan pada
Supervisi Pengelolaan Vaksin dan Distribusi Obat di Provinsi Sulawesi Barat
Mamuju, 1 Juli 2022 1
Outline
01 Latar Belakang & Sistem
Pengawasan

02 Regulasi Pengawasan
Pengelolaan Produk Rantai
03 Dingin/ Cold Chain Products

04 Penutup
Latar Belakang &
Sistem Pengawasan
BISNIS PROSES PENGAWASAN OBAT
Keterangan: PRE MARKET POST MARKET Data dari: Industri
Data sbg input: Farmasi & Saryanfar
Dalam Proses Pre Market
Dari Pre ke Post Market
FARMAKOVIGILANS
Dari Post ke Pre Market

PRODUK REGISTRASI
SAMPLING PRODUK MONITORING
OBAT
& PENGUJIAN LAB IKLAN, PROMOSI & KONSUMEN
NOMOR LABEL PRODUK
RnD INDUSTRI
IJIN EDAR

FASILITAS SERTIFIKAT
PRODUKSI CPOB

SARANA SARANA
PRODUKSI SARANA
DISTRIBUSI
PELAYANAN
Online Single PENGAWASAN SARANA
Submission (OSS) : Pengawasan Berbasis
Audit komprehensif
e-Registrasi Digital :
e-GMP SIPT
e-CDOB Dashboard Tracking DIGITALISASI Smart POM
e-BPOM (Export-Import) Identifikasi Dashboard Tracking BPOM Mobile
Halo BPOM
Otentifikasi

• Ease of Doing Business


• Digital Signature Pencegahan Produk illegal
JALUR DISTRIBUSI OBAT
Sumber Bahan Baku/
Industri Farmasi Distributor Sarana Pelayanan
Obat Jadi

Industri Farmasi luar Pedagang Besar Farmasi


Apotek
negeri (Jalur Swasta)

Industri Farmasi Bahan


Toko Obat
Baku Obat dalam Industri Farmasi
negeri
RS/Klinik/
Pedagang Besar Farmasi
Puskesmas

Instalasi Sediaan Farmasi Rumah Sakit/


(Jalur Pemerintah) Puskesmas
PENGAWALAN VAKSIN DI PEREDARAN
Indonesia merupakan negara
Badan POM telah menerbitkan kepulauan, dibutuhkan usaha yang
EUA besar untuk mendistribusikan vaksin
untuk vaksin COVID-19
ke titik penyuntikan
Suhu Vaksin harus dijaga sesuai
persyaratan untuk mencegah
kerusakan vaksin

PNDAHULUAN UPT BADAN POM


Kawal CDOB

Sesuai tugas dan fungsinya melakukan Dinkes Provinsi


pengawalan terhadap aspek mutu vaksin
di jalur distribusi dimana sarana harus UPT BADAN POM
Kawal CDOB
menerapkan Cara Distribusi Obat yang
Baik (CDOB) UPT BADAN POM
Kawal CDOB

Dinkes Kota/
Kabupaten
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Pengawalan Kedatangan Vaksin oleh (Fasyankes)
Badan POM
REGULASI PENGAWASAN
REGULASI PENGAWASAN PEREDARAN OBAT
IMPOR PENYALURAN PENYERAHAN
• ORDONANSI OBAT KERAS (Sterkwekende Geneesmiddlent Ordonnantie, Staatsblad 1949:419)
• UU NO 5 TAHUN 1997 TENTANG PSIKOTROPIKA
• UU NO 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA
PERATURAN

• UU NO 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN


PAYUNG

• UU NO 11 TAHUN 2020 TENTANG CIPTA KERJA


• PP NO 72 TAHUN 1998 TENTANG PENGAMANAN SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN
• PP NO 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN
• PP NO 44 TAHUN 2010 TENTANG PREKURSOR
• PP NO 40 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UU NO 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA
• PP NO 5 TAHUN 2021 TENTANG PENYELENGGARAAN PERIZINAN BERUSAHA BERBASIS RESIKO

PERMENKES NO 3 TAHUN 2015 TENTANG PEREDARAN, PENYIMPANAN, PEMUSNAHAN DAN PELAPORAN NARKOTIKA,
ERATURAN PELAKSANAAN

PSIKOTROPIKA DAN PREKURSOR FARMASI


PERMENKES NO 26 TAHUN PERMENKES NO • PERMENKES NO 167 TAHUN 1972 TENTANG PEDAGANG ECERAN OBAT
2014 TENTANG RENCANA 1148 TAHUN 2011  KEPMENKES NO 1331 TAHUN 2002
KEBUTUHAN TAHUNAN TENTANG • PERMENKES NO 9 TAHUN 2014 TENTANG KLINIK
NARKOTIKA, PSIKOTOPIKA PEDAGANG BESAR • PERMENKES NO 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSKESMAS
DAN PREKURSOR FARMASI • PERMENKES NO 9 TAHUN 2017 TENTANG APOTEK
SEBAGAIMANA • PERMENKES NO 72 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR YAN FAR DI
PERMENKES NO 10 TAHUN TELAH DIUBAH RUMAH SAKIT
2013 TENTANG IMPOR DAN TERAKHIR DENGAN • PERMENKES NO 73 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR YAN FAR DI
EKSPOR NARKOTIKA, PERMENKES NO 30 APOTEK
PSIKOTROPIKA DAN TAHUN 2017 • PERMENKES NO 74 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR YAN FAR DI
PREKURSOR FARMASI PUSKESMAS sebagaimana diubah dengan Permenkes 26 Tahun
2020

PERMENKES NO 14 TAHUN 2021 TENTANG STANDAR KEGIATAN USAHA DAN PRODUK PENYELENGGARAAN PERIZINAN
REGULASI PENGAWASAN PEREDARAN OBAT
IMPOR PENYALURAN PENYERAHAN
1. Per BPOM No 32 Tahun 2013 Tentang Persyaratan dan Tata 1. Per BPOM No 9 Tahun 2019 tentang Pedoman Per BPOM No 24 Tahun 2021
Cara Permohonan AHP Dalam Rangka Impor dan Ekspor Teknis CDOB yang telah diubah dengan Per tentang Pengawasan
Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi  Per BPOM BPOM No 6 Tahun 2020 Pengelolaan Obat, Bahan
No 20 Tahun 2016 2. Per BPOM No 26 Tahun 2018 tentang Pelayanan Obat, Narkotika, Psikotropika,
PERATURAN TEKNIS PELAKSANAAN

2. Per BPOM No 29 Tahun 2017 Tentang Pengawasan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik dan Prekursor Farmasi di
Pemasukan Bahan Obat dan Makanan ke Dalam Wilayah Sektor Obat dan Makanan Fasilitas Pelayanan
Indonesia  Per BPOM No 14 Tahun 2020 3. Per BPOM No 25 Tahun 2017 tentang Tata Cara Kefarmasian
3. Per BPOM No 30 Tahun 2017 Tentang Pengawasan Sertifikasi Cara Distribusi Obat Yang Baik
Pemasukan Obat dan Makanan ke Dalam Wilayah Indonesia
 Per BPOM No 15 Tahun 2020
4. Kep Ka BPOM No. HK.02.02.1.2.0821.348 Tahun 2021
tentang Pelaksanaan Pengawasan Pemasukan Obat ke dalam
Wilayah Indonesia pada Masa Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat COVID-19

1. Per BPOM No 14 Tahun 2019 tentang Penarikan dan Pemusnahan Obat Yang Tidak
Memenuhi Standar dan/atau Persyaratan Keamanan, Khasiat, Mutu, dan Label
2. Per BPOM No 8 Tahun 2020 tentang Pengawasan Obat dan Makanan Yang
Diedarkan Secara Daring
3. Per BPOM No 33 Tahun 2018 tentang Penerapan 2D Barcode Dalam Pengawasan
Obat dan Makanan

Per BPOM No 5 Tahun 2020 tentang Integrasi Pelayanan Perizinan Berusaha Secara Elektronik Sektor Obat dan
Makanan
Per BPOM No 10 Tahun 2021 tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha
Berbasis Risiko Sektor Obat dan Makanan
Per BPOM No 10 Tahun 2019 tentang Pedoman Pengelolaan Obat-obat Tertentu Yang Sering Disalahgunakan
REGULASI TERKAIT VAKSINASI
• Peraturan Presiden No. 50 tahun 2021 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Atas Peraturan Presiden
No. 99 tahun 2020 tentang Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan
Peraturan Payung

Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid 19)  Perubahan di Perpres ini terkait Pengambilalihan
tanggung jawab hukum oleh Pemerintah terhadap penyedia vaksin. (Tanggung jawab hukum dilakukan
sepanjang waktu penyediaan, produsen telah dilakukan sertifikasi cara pembuatan obat yang baik. Selain
itu, Vaksin Covid - 19 telah disetujui penggunaannya oleh BPOM .

• Permenkes 10 tahun 2021 tentang Pelaksanaan Vaksinasi dalam rangka Penanggulangan Pandemi Corona
Peraturan Pelaksanaan

Virus Disease 2019 (Covid 19) (vaksin gotong royong)  mencabut Permenkes 84 tahun 2020
• Permenkes No. 79 tahun 2020 tentang Perubahan atas Permenkes No. 28 tahun 2020 tentang Pelaksanaan
Pengadaan Vaksin dalam rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid 19)
• Permenkes No. 12 tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi

• PerBPOM No. 6 tahun 2020 tentang perubahan atas PerBPOM No. 9 tahun 2019 tentang Pedoman Teknis
Cara Distribus Obat yang Baik (Bab XI ketentuan Khusus Produk Rantai Dingin (CCP)
• PerBPOM No. 24 tahun 2021 tentang Pengawasan Pengelolaan Obat, Bahan Obat, Narkotika, Psikotropika
dan Prekursor Farmasi di Fasilitas Pelayanan Kefarmasian (Lampiran A)
Teknis
an
REGULASI PENGAWASAN PEREDARAN OBAT
PP 5 Tahun 2021 Peraturan Rujukan Lain
PP 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN
KEFARMASIAN
Pasal 129 ayat (2): Pasal 1:
Setiap orang yang mengedarkan obat dan bahan obat Fasilitas Distribusi atau Penyaluran Sediaan Farmasi
wajib memenuhi standar dan/atau persyaratan adalah sarana yang digunakan untuk mendistribusikan atau
pengelolaan obat dan bahan obat yang baik menyalurkan sediaan farmasi, yaitu Pedagang Besar
Pasal 129 ayat (3): Farmasi dan Instalasi Sediaan Farmasi.
Standar dan/atau persyaratan sebagaimana dimaksud Pasal 15:
pada ayat (2) terdiri dari: Pekerjaan Kefarmasian dalam Fasilitas Distribusi atau
a. Cara distirbusi yang baik untuk kegiatan Penyaluran Sediaan Farmasi harus memenuhi ketentuan
penyaluran obat dan bahan obat; dan Cara Distribusi yang Baik yang ditetapkan oleh Menteri.
b. Standar pelayanan kefarmasian dan pengelolaan
obat dan bahan obat yang baik untuk kegiatan PERBPOM 6 TAHUN 2020 TENTANG PERUBAHAN
penyerahan obat dan bahan obat. PERBPOM 9 TAHUN 2019 TENTANG PEDOMAN
CDOB
Pasal 2 ayat (1):
PBF, PBF Cabang, dan Instalasi Sediaan Farmasi dalam
menyelenggarakan pengadaan, penyimpanan, dan
penyaluran Obat dan/atau Bahan Obat wajib menerapkan
pedoman teknis CDOB
REGULASI PENGAWASAN PEREDARAN OBAT

WHO NRA BENCHMARKING


REGULATORY INSPECTION
RI04.06:
The same criteria are used for the
inspection of domestic, foreign, public
and private facilities.

Pemerintah = Swasta

Sebagai National Regulatory Authority (NRA) di bidang Pengawasan Obat dan Makanan, Badan POM
tidak menetapkan standar ganda dalam pengawasan, baik ke fasilitas distribusi swasta maupun pemerintah

WHO NRA Benchmarking menilai apakah regulator suatu negara memiliki kecukupan sistem dalam
menjamin obat berkualitas, efektif dan aman termasuk menentukan apakah produsen obat termasuk vaksin
di Indonesia dapat mensuplai obat dan vaksin secara global untuk program kesehatan dunia
Pengelolaan Produk
Rantai Dingin/
Cold Chain Products
(CCP)
Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB)
Cara distribusi/penyaluran obat dan/atau bahan obat yang bertujuan
Definisi untuk memastikan mutu sepanjang jalur distribusi/penyaluran sesuai
persyaratan dan tujuan penggunaannya

PerBPOM No 6 Tahun 2020 tentang CDOB

Menjaga mutu obat yang dihasilkan industri tetap stabil


sepanjang jalur distribusi hingga pasien
Fungsi

Menjaga jalur distribusi dari masuknya obat ilegal


dan obat tidak terdiversi ke jalur ilegal
ASPEK – ASPEK CDOB

BAB KHUSUS

X. Bahan Baku obat

I. Manajemen II. Organisasi, III. Bangunan IV. Operasional


Mutu Manajemen, dan Peralatan
dan Personalia

Recall XI. Cold Chain


Product

V. Inspeksi Diri
VI. Keluhan, VII. Transportasi VIII. Fasilitas IX. Dokumentasi
Kembalian, Distribusi
Diduga palsu, XII. Narkotika,
berdasarkan Psikotropika
Recall 15 &
Kontrak Prekursor
Rantai Dingin/Cold Chain

 Sistem penyimpanan dan pengangkutan obat atau vaksin pada suhu yang
direkomendasikan sesuai hasil persetujaun pendaftaran dari produsen sampai ke
pengguna.

 Sistem untuk menjaga potensi vaksin atau mempertahankan mutu dan


keamanan sampai digunakan

 Persyaratan penyimpanan produk suhu -200 C atau, suhu 2-80 C dan jika terlalu
dingin atau panas akan mengakibatkan kerusakan produk serta akan membahayakan
jika digunakan

 Produk rantai dingin/Cold Chain Product adalah produk yang membutuhkan suhu
penyimpanan khusus selama penyaluran dan penyimpanan antara lain Vaksin,
produk darah, insulin, beberapa obat kanker dll,

16
Rantai Dingin/Cold Chain

Rantai dingin terdiri dari


 Mengapa vaksin perlu disuplai melalui rantai dingin? serangkaian proses yang
 Vaksin adalah produk biologi yang sensitive pada beberapa kondisi, mencakup semua
seperti: suhu beku, cahaya, suhu panas peralatan dan prosedur
 Vaksin dapat kehilangan potensi jika sebelum digunakan telah terpapar terkait penanganan vaksin
kondisi dimana vaksin tersebut sensitif. Jika potensi telah turun maka yang
tidak dapat dinaikkan kembali dan tidak dapat digunakan menjadikan vaksin tetap
• Kualitas vaksin harus dipertahankan menggunakan rantai dingin berada dalam suhu sesuai
sepanjang jalur suplainya sejak diproduksi sampai digunakan persyaratan simpannya ,
• Sistem rantai dingin harus tervalidasi dan dipelihara terus menerus untuk mempertahankan
mutu
KERUSAKAN VAKSIN

Kerusakan Pada suhu dingin Kerusakan Pada suhu Panas

Jika vaksin dilengkapi dengan


VVM
Aspek CDOB dalam Pengelolaan Produk Rantai Dingin
Personil dan Pelatihan

Bangunan dan Fasilitas

Operasional (Penerimaan, Penyimpanan,


Pengiriman)

Pemeliharaan

Kualifikasi, Kalibrasi dan Validasi

19
1 PERSONIL DAN PELATIHAN

Prosedur Tertulis

Respon terhadap Peraturan Perundang-


Kedaruratan dan Masalah undangan
Keselamatan

20
Monitoring Suhu dan Cara Distribusi Obat
Dokumentasinya yang Baik (CDOB)

3/2/2021
2 BANGUNAN DAN FASILITAS

 Cold room / chiller / freezer room / freezer


 Harus dapat mempertahankan suhu pada rentang 2-8oC dan/atau -25 s/d -15oC
sepanjang waktu
 Kapasitas memadai, tidak terlalu penuh agar sirkulasi udara berjalan baik

Dilengkapi dengan:
 Termometer yang dapat merekam suhu secara terus menerus dan telah
dikalibrasi dengan bukti kalibrasinya
 Alarm yang memberi peringatan pada suhu kritis (suhu bawah < 2oC dan suhu
atas >8oC
 Mempunyai generator otomatis/ manual dengan petugas 24 jam atau UPS yang
memadai untuk chiller atau refrigerator
 Mempunyai catatan monitoring suhu dan diunduh secara regular untuk direview
3 OPERASIONAL - PENERIMAAN
1. Nama produk
2. Jumlah
3. Kondisi fisik
Pemeriksaan 4. Nomor bets
5. Tanggal kedaluwarsa
6. Kondisi alat pemantauan suhu
Penerima segera
7. Kondisi VVM jika ada
menyerahkan kepada
Menyerahkan
pengantar barang bukti Pemantauan
dokumen
penerimaan yang sudah
penerimaan Suhu Vaksin
ditandatangani, diberi Sesuai SOP Pemantauan
identitas penerima, dan Suhu Vaksin COVID-19
distempel.
PENERIMAAN
Jumlah yang diterima
Tanda harus sama dengan
Sebagai pernyataan Kesesuaian jumlah yang tertera pada
tangani
bahwa produk Jumlah faktur atau surat
faktur/
diterima dalam Produk pengantar barang
dokumen
kondisi baik dan utuh.
Segera
Penerima harus segera
simpan menyimpan produk ke tempat
penyimpanan yang sesuai dengan
suhu yang dipersyaratkan.
22
3 OPERASIONAL - PENYIMPANAN

Tempat penyimpanan minimal Penyimpanan tidak


chiller untuk suhu +2 s/d +8 C terlalu padat, jarak
dan freezer untuk suhu -25 antara produk sekitar 1-2
s/d -15 C cm.

Harus dilakukan pemantauan Dilengkapi dengan generator


suhu tempat penyimpanan otomatis atau generator manual
selama 3 kali sehari dengan yang dijaga personil khusus
rentang waktu yang memadai

Dilengkapi SOP
Penanganan Situasi Darurat
Menghindari penyimpanan
produk langsung di bawah
evaporator
Beberapa Kelalaian Dalam Penyimpanan !!!

Cold chain product Menyimpan makanan CCP di”dinginkan” di Lupa menutup rapat Tidak ada emergency
dibiarkan menunggu minuman bersama CCP tempat sayuran, dibagian pintu lemari plan bila terjadi “mati
proses pengepakan di atau CCP disimpan dalam bawah lemari pendingin, pendingin setelah listrik” atau bencana
luar suhu standard dan freezer karena barang di pintu atau dekat dibuka
waktu jam istirahat dalam kulkas penuh saluran keluar udara
dingin
3 OPERASIONAL - PENGIRIMAN

• Pengiriman vaksin harus menggunakan kontainer yang


sudah tervalidasi atau vaccine carrier yang memenuhi
• Mematuhi kaidah FIFO atau FEFO standar pengiriman vaksin, dapat dilengkapi dengan
thermometer yang telah dikalibrasi

• Tersedia pencatatan pengiriman yang isinya • Pengiriman vaksin dilengkapi dengan


meliputi tujuan pengiriman, jenis barang, jumlah, form monitoring suhu
nomor bets dan tanggal kedaluwarsanya

• Dalam faktur/surat pengantar barang harus • Pemantauan suhu vaksin saat pengiriman,
mencantumkan tujuan pengiriman, jenis barang, dilakukan sesuai tatacara yang tercantum
jumlah, nomor bets dan tanggal kedaluwarsanya pada SOP

• Pengepakan vaksin sebelum pengiriman


• Langkah-langkah dalam pengiriman
dilakukan secara cepat dan tepat, menggunakan vaksin harus dilakukan berdasarkan
metode yang tervalidasi SOP

25
4 PEMELIHARAAN TEMPAT PENYIMPANAN

• Suhu chiller/cold • Pastikan tidak ada bunga • Bersihkan bagian


room/freezer harus es pada chiller/cold dalam chiller/cold
dimonitor dan dicatat room/ freezer;

Bulanan
room/freezer
minimal setiap 2 (dua) • Bersihkan bagian luar
Harian

kali sehari.
• Periksa kerapatan karet
chiller/cold room/freezer

Mingguan
• Hindarkan sering untuk menghindari karat; pintu
membuka dan menutup • Periksa sambungan listrik • Periksa engsel pintu,
chiller/cold room/freezer; pada stop kontak, jika perlu beri pelumas
• Jika suhu sudah stabil upayakan pastikan tidak • Bersihkan karet pintu
antara +2 s/d +8°C pada longgar; • Semua kegiatan
chiller/cold room atau - • Semua kegiatan tersebut
15 s/d - 25°C pada freezer, tersebut harus dicatat
di atas harus dicatat dan
posisi termostat jangan didokumentasikan dan didokumentasikan
diubah dan jika mungkin
disegel.

26
5 Kalibrasi, Kualifikasi, dan Validasi
Kalibrasi
Tindakan untuk membuktikan dan mendokumentasikan bahwa alat ukur yang digunakan dalam
mengukur suatu kondisi/bahan, menunjukkan angka yang sebenarnya dengan menggunakan alat ukur
standar.
Misal : Kalibrasi Termometer

Kualifikasi
Tindakan untuk membuktikan dan mendokumentasikan bahwa sistem atau peralatan terpasang
dengan benar, bekerja dengan benar, dan benar-benar mengarah ke hasil yang diharapkan.
Kualifikasi adalah bagian dari validasi, tetapi langkah-langkah individu kualifikasi sendirian tidak
merupakan proses validasi.
Misal : Kualifikasi Chiller/Cold Room

Validasi
Tindakan untuk membuktikan dan mendokumentasikan bahwa peralatan tertentu, proses, prosedur,
metode, kegiatan, sistem, atau peralatan akan secara konsisten mencapai atau menghasilkan hasil yang
memenuhi kriteria penerimaan ditentukan.
Misal : Validasi Proses Pengiriman
27
CONTOH

Contoh Contoh Contoh


Kalibrasi Kualifikasi Validasi

Termometer Chiller/cold Validasi proses


dikalibrasi room/freezer pengiriman yang
sekurang- dikualifikasi pada dilakukan untuk
kurangnya satu awal penggunaan memastikan suhu
kali dalam satu atau terjadi pengiriman tidak
perubahan kondisi menyimpang
tahun

28

3/2/2021
Aspek Validasi Pengiriman

Kondisi jumlah kecil dan


kapasitas maksimal box
pengiriman

Rute, model transportasi dan


suhu lingkungan selama
pengiriman

Periode pengiriman dihitung


mulai produk selesai dikemas
hingga produk dibuka untuk
diserahkan kepada penerima

Contoh validasi pengiriman:


https://www.youtube.com/watch?v=_z_GGi4BkPA
Contoh Validasi Pengiriman Vaksin
1. Susun protokol validasi
2. Tetapkan tujuan pengiriman terjauh yang biasa dilakukan,
Misal 2 jam pengiriman maka waktu validasi dilebihkan
menjadi 3 jam.
3. Tetapkan cold box/vaccine carrier yang akan dipakai dan
konfigurasi serta jumlah ice pack (misal 4 ice pack)
4. Siapakan dummy vaksin (misal kemasan vaksin pentabio)
5. Vaksin dikemas dengan konfigurasi yang sudah ditetapkan
dan ditempatkan termometer
6. Di cek suhu sebelum dikirim.
7. Coldbox dan isinya yang sudah dikemas dikirimkan ke
alamat tujuan sesuai waktu yang ditetapkan.
8. Cek suhu vaksin pada saat diterima/setelah waktu yang
ditetapkan
9. Lakukan pengulangan 3 kali
10. Cold box, jumlah ice pack dan konfigurasi peletakan jadi
acuan pengiriman
Penutup
PENUTUP
Diperlukan peran aktif Penerapan CDOB secara
semua pihak termasuk konsisten dapat meminimalisir
tenaga profesi dalam risiko penurunan mutu sepanjang
mewujudkan obat dan vaksin yang jalur distribusi dan mencegah
aman, bermutu dan berkhasiat potensi diversi serta masuknya
obat ilegal

Jalur distribusi Vaksin di


Indonesia panjang dan
Vaksin merupakan komoditi yang
melibatkan banyak pihak serta
sangat rentan terjadinya
banyak risiko sehingga perlu
penurunan mutu dan akan
peran dan tanggungjawab
berdampak pada kesehatan jika
semua pihak terlibat baik
tidak dikelola dengan memadai
pemerintah dan swasta untuk
mengawalnya
32
33

Anda mungkin juga menyukai