Alat Kesehatan adalah instrument, apparatus, mesin, perkakas, dan/atau implant, reagen in vitro dan kalibrator,
perangkat lunak, bahan atau material yang digunakan tunggal atau kombinasi, untuk mencegah, mendiagnosis,
menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan Kesehatan pada manusia
dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh, menghalangi pembuaha, desinfeksi alat
Kesehatan dan pengujian in vitro terhadap specimen dari tubuh manusia, dan dapat mengandung obat yang
tidak dapat mencapai kerja utama pada tubuh manusia melalui proses farmakologi, imunologi dan metabolism
untuk dapat membantu fungsi/kinerja yang diinginkan.
CPAKB adalah Pedoman yang digunakan dalam rangkaian kegiatan pembuatan Alat Kesehatan dan
pengendalian mutu yang bertujuan untuk menjamin agar produk alat Kesehatan yang diproduksi memenuhi
persyaratan sesuai dengan tujuan penggunaannya
Regulasi alat kesehatan
Penelitian dan Penggunaan
Pengembangan Packaging oleh
Produksi Iklan Distribusi Pemusnahan
Produk dan Labelling Pasien/End
User
• Pengendalian bahan baku & produk yang tidak sesuai perlu dilakukan
untuk menjaga produk yang dihasilkan kualitasnya tetap terjaga
PJT
Produksi
Departemen yang bertanggung
jawab atas pengendalian bahan Logistik
baku dan produk
QA
QC
Marketing
Prosedur pengkajian mutu produk :
PJT
QC
Prosedur Pelulusan produk jadi :
1. Pastikan ketersediaan :
1. Catatan Pengolahan Produk dan Catatan Pengemasan Produk dari Produk yang akan
diluluskan.
2. Sertifikat analisis berkaitan (CoA) dari Pengawasan Mutu.
3. Satu sampel produk jadi.
4. Dokumen Izin produk
2. Periksa pada Catatan Produk, apakah:
1. Terjadi penyimpangan Produk atau penyimpangan non Produk dan apakah telah
mendapat status “CLOSED”.
2. Komposisi dari Produk bersangkutan sesuai dengan yang tercantum dalam dokumen izin.
3. Bahan – bahan pengemas cetak yang dilampirkan pada Catatan Pengemasan Produk,
sesuai / sama / identis dengan contoh produk jadi serta dengan yang terlampir pada
dokumen izin.
3. Apabila ada penyimpangan terhadap ketentuan / spesifikasi, sebelum melakukan keputusan
lanjut, lakukan:
1. Penanganan Penyimpangan sesuai dengan Prosedur.
2. Pengkajian Risiko Mutu sesuai Prosedur Tetap Pengkajian Mutu.
Prosedur Pelulusan produk jadi :
4. Beri pelulusan dengan stampel yang tersedia khusus "LULUS" pada halaman
depan Catatan Produk, apabila aspek - aspek di atas dipenuhi dan / atau di
mana diperlukan, hasil pengkajian risiko mutu mengizinkan pelulusan.
5. Beri tanda dengan stempel yang tersedia khusus "DITOLAK" pada halaman
depan Catatan Produk, apabila aspek - aspek di atas tidak sesuai dengan
spesifikasi serta hasil pengkajian risiko mutu di mana perlu, tidak mengizinkan
pelulusan.
QA
Departemen yang bertanggung
jawab atas Produk Recall QC
Marketing
Logistik
PPIC
Produksi
Penarikan Produk/Recall
1. Dept. Quality Control, Quality Assurance dan PJT sebagai Ketua tim recall
memiliki wewenang untuk menginisiasi proses penarikan produk.
2. Tim Recall (PJT, sales & marketing, gudang, logistik, produksi dan PPIC) akan
melakukan penelusuran terhadap produk yang diidentifikasi produk rusak atau
tidak layak pakai untuk mengetahui penyebab, jumlah, dan lokasi
pendistribusian.
3. Dalam proses penarikan produk, Tim Recall akan berkoordinasi dengan
distributor terkait untuk mempercepat proses penarikan produk.
4. Tim Recall harus memastikan bahwa semua produk sudah berhasil ditarik.
Penarikan Produk/Recall
Prosedur :
1. Menerima informasi mengenai produk yang 6. Melakukan pemeriksaan terhadap data / informasi.
rusak atau tidak layak pakai atau berpotensi 7. Menginstruksikan Tim Recall untuk melakukan
tidak aman. penelusuran terkait produk yang bermasalah.
2. Melakukan verifikasi terhadap produk yang akan 8. Tim Retur/ recall melakukan pengumpulan data terkait
diretur atau recall. produk yang akan ditarik/retur meliputi: nama produk,
3. Memutuskan bahwa harus dilakukan penarikan jumlah, lokasi produk dan distribusi produk
terhadap produk yang rusak dan atau 9. Menghubungi unit terkait untuk menghentikan proses
berpotensi tidak layak pakai. distribusi dan produksi produk yang rusak dan tidak
4. Menghubungi ketua tim Recall untuk melakukan layak pakai.
penarikan produk yang rusak atau berpotensi 10. Unit terkait Menghentikan proses distribusi dan
tidak layak pakai. menarik semua produk yang diinformasikan tidak aman
5. Ketua tim recall / retur menerima informasi oleh Tim Recall.
mengenai produk yang rusak atau tidak layak
pakai.
Penarikan Produk/Recall
Prosedur :
11. Memastikan bahwa produk yang ditarik aman hingga
Tim Recall mendatangi lokasi dan mengambil produk.
12.Pastikan produk yang diretur / recall disimpan ditempat
yang sudah disediakan terpisah dari produk lainnya
untuk mengantisipasi terjadinya kontaminasi produk.
13.Perlakukan produk tersebut seperti produk yang baik,
dengan mencatat suhu dan kelembaban serta
kebersihannya.
14.Tim produksi ( teknisi ) melakukan pengecekan produk
untuk dapat dilakukan perbaikan agar berfungsi
Kembali.
15.Jika produk tidak dapat di perbaiki Kembali maka
dilakukan proses pemusnahan sesuai dengan prosedur
yang berlaku di perusahaan.
Penarikan Produk/Recall
Tantangan yang dihadapi terkait Penarikan produk/Recall :
Operating Lamp
all variant
Syringe Pump
Anaesthesia
Pendant All
Variant
Pengurusan Perizinan AKD
AKD dan Suket yang sudah terbit
Meja Mayo
Suket No FR.03.02/VA/14233/2022
Pengurusan Perizinan SUKET
Nilai
Import
Pajak
Persentase self assessment
yang didapatkan
Pengurusan Perizinan
1. Pengajuan CPAKB terkendala pada sarana dan prasarana yang belum memadai,
produksi yang belum jalan, sistem yang belum jalan sehingga menyulitkan untuk
rekayasa kondisi yang seharusnya
2. Pemahaman tiap departemen terkait yang belum sepenuhnya paham akan
sistem dan SOP yang akan dijalankan terkait CPAKB kedepanya
3. Pengajuan AKD yang masih berbasis produk import dimana kandungan lokal
masih sangat sedikit
4. Pemahaman tugas pada pengajuan AKD tiap departemen yang harus ditekankan
Kembali sehingga dokumen yang dipersiapkan bukan hanya oleh 1 departemen
saja
5. Nilai TKDN yang masih minim dikarenakan pada produk yang masih berbasis
import, waktu riset yang sangat minim untuk mencari supplier – supplier lokal
Pengurusan Perizinan
Perencanaan terkait pengurusan perizinan :
1. Pengajuan CPAKB akan dilanjutkan Kembali setelah sarana dan prasarana selesai
2. Harus diadakan sosialisasi dari tiap departemen dan personel yang terkait terhadap sistem dan SOP yang
akan dijalankan terkait CPAKB
3. Lay out pabrik harus sudah fix
4. Kandungan lokal yang diperbanyak sebelum pengajuan AKD oleh departemen RnD
5. Bill of material antara AKD dan TKDN harus sama
Sistem Pelaporan E-report
Sistem pelaporan dari produsen kepada Kemenkes dibagi mejadi 2 yaitu E-report dan E-Watch
E Report : untuk melaporkan hasil produksi dan pemusnahan barang dan dilakukan setiap 6 bulan
E-Watch : untuk melaporkan KTD dan Recall produk dilakukan setiap ada KTD pada produk dan recall dari
produk
Terimakasih