Anda di halaman 1dari 10

BIOGRAFI

LIMA PAHLAWAN ACEH


“KITA TIDAK AKAN MENANG BILA KITA MASIH TERUS MENGINGAT KEKALAHAN.”
PERANG ACEH
(1873-1904)
Perang Aceh berlangsung selama 29
Tahun.
Perang Aceh dilaksanakan dengan
taktik gerilya, pasukan Aceh kalah dari
pasukan Belanda.
PAHLAWAN ACEH

1. DAUD BEUREUEH
Muhammad Daud lahir di Desa Beureueh, bagian
dari uleebalangschap Keumangan, sehingga ia
bergelar Teungku Muhammad Daud Beureueh yang
maksudnya adalah Kiai Muhammad Daud dari
Beureueh. Ayahnya bernama Tjoet Ahmad atau
dikenal juga dengan Keuchik Ahmad yang
merupakan keturunan Pattani dan ibunya bernama
Tjut Manyak. Pada tahun 1914 menikah dengan
seorang perempuan janda anak saudara kandung
ayahnya sendiri bernama Halimah di Usi Meunasah
Dayah Kecamatan Mutiara Kabupaten Pidie.
Ia merupakan pendiri Persatuan Ulama Seluruh
Aceh (PASU).
2. TEUKU UMAR
Ketika perang Aceh meletus pada 1873 Teuku Umar ikut serta
berjuang bersama pejuang-pejuang Aceh lainnya, umurnya baru
menginjak 19 tahun. Mulanya ia berjuang di kampungnya sendiri,
kemudian dilanjutkan ke Aceh Barat. Pada umur yang masih muda
ini, Teuku Umar sudah diangkat sebagai keuchik gampong (kepala
desa di daerah Daya) Meulaboh.
Ketika bergabung dengan Belanda, Teuku Umar menundukkan pos-
pos pertahanan Aceh, Taktik tersebut berhasil, sebagai kompensasi
atas keberhasilannya itu, pemintaan Teuku Umar untuk menambah
17 orang panglima dan 120 orangprajurit, termasuk seorang Pang
Laot (panglima Laut) sebagai tangan kanannya, dikabulkan.
3. CUT NYAK MEUTIA
Tjoet Nyak Meutia atau Cut Meutia merupakan ,
anak dari hasil perkawinan antara Teuku Ben Daud
Pirak dengan Cut Jah. Dalam perkawinan tersebut
mereka dikaruniai 5 orang anak. Cut Meutia
merupakan putri satu-satunya di dalam keluarga
tersebut, sedangkan keempat saudaranya adalah
laki-laki.
Ia menyerang dan merampas pos-pos kolonial
sambil bergerak menuju Gayo melewati hutan
belantara. Namun pada tanggal 24 Oktober
1910,Tjoet Meutia bersama pasukannya bentrok
dengan Marechausée di Alue Kurieng. Dalam
pertempuran itu Tjoet Njak Meutia gugur.
“ “kita tidak akan menang bila kita masih terus mengingat
kekalahan.”

Cut Nyak Dhien



Setelah ditangkap, Cut Nyak Dhien dibawa ke Banda
4. CUT NYAK DHIEN aceh dan dirawat di situ. Penyakitnya seperti rabun
dan encok berangsur-angsur sembuh. Namun, Cut
Teuku Umar dan Cut Nyak Dhien pergi dengan Nyak Dien akhirnya dibuang ke Sumedang ,Jawa
semua pasukan dan perlengkapan berat, senjata, dan Barat, karena ketakutan Belanda bahwa
amunisi Belanda, lalu tidak pernah kembali. kehadirannya akan menciptakan semangat
Penghianatan ini disebut Het verraad van Teukoe perlawanan dan juga karena ia terus berhubungan
Oemar (pengkhianatan Teuku Umar). dengan pejuang yang belum tunduk.
5. TEUKU NYAK ARIEF
Ia diangkat menjadi ketua National Indische Partij cabang
Kutaraja pada tahun 1919. Setahun kemudian
menggantikan Ayahnya sebagai Panglima Sagi 26 Mukim.
Kemudian pada tahun 1927 Ia diangkat menjadi
anggota Dewan Rakyat Volksraad sampai dengan tahun
1931.
Teuku Nyak Arif aktif dalam kegiatan-kegiatan
peningkatan pendidikan di Aceh, ia bersama Mr. Teuku
Muhammad Hasan mendirikan Perguruan Taman Siswa di
Kutaraja pada tanggal 11 Juli 1937. Dalam kepengurusan
lembaga yang diprakarsai oleh Ki Hajar Dewantara ini, T.
Nyak Arif menjadi sekretaris dengan ketuanya Mr. Teuku
Muhammad Hasan.
KESIMPULAN

• Kesimpulan yang dapat dipetik dari sejarah hari • 1. DAUD BEUREUEH


pahlawan adalah..
• 2. TEUKU UMAR
"Dengan meluapnya rasa persatuan dan
kesatuan dalam diri masing-masing individu, • 3. CUT NYAK MEUTIA
kemerdekaan dan kebebasan akan dapat kita • 4. CUT NYAK DHIEN
raih, yang pastinya dengan semangat kerja
keras dan perjuangan juga" • 5. TEUKU NYAK ARIEF
SEKIAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai