NIM. P07124523032
Latar Belakang
• Ketuban Pecah Dini (KPD) merupakan kejadian paling sering sebelum persalinan prematur
dan terjadi pada 37-40% kasus.6 Komplikasi KPD mengarah pada persalinan prematur (37-
40%), hal ini tentunya akan meningkatkan risiko prematuritas dan komplikasi perinatal
serta neonatal, termasuk 1-2% risiko kematian bayi.
• Berdasarkan Laporan Puskesmas Sruwohrejo Purworejo Tahun 2023 menyebutkan jumlah
ANC sebanyak 720 orang, persalinan sebanyak 121 orang, ibu nifas sebanyak 121 orang
dan bayi baru lahir sebanyak 121 orang. Dari 720 ibu yang ANC sebanyak 60 yang dirujuk
ke RS dengan tanda bahaya kehamilan, 6 diantaranya dengan KPD. Sedangkan 121 ibu
melahirkan ada sebanyak 21 orang merupakan persalinan dengan komplikasi sehingga
memerlukan rujukan ke Rumah Sakit
Tujuan umum
Pada kehamilan aterm, kelemahan dari membran janin merupakan salah satu
penyebab terjadinya pecahnya selaput ketuban. Prosedur pemeriksaan
invasif yang dilakukan selama persalinan (amniosintesis, chorionic villus
sampling, fetoskopi, dan sirklase) dapat merusak membran ketuban, dan
menyebabkan pecahnya selaput ketuban, namun hal ini sangat jarang
dilakukan
Patofisiologi
Pada janin dengan infeksi, peningkatan aktivasi pada hipotalamus fetus
dan produksi corticotropin-releasing hormone (CRH) menyebabkan
meningkatnya sekresi kortikotropin janin, yang kembali meningkatkan
produksi kortisol adrenal fetus. Meningkatnya sekresi kortisol akan
menyebabkan meningkatnya produksi prostaglandin. Ketika fetus
terinfeksi, produksi sitokin fetus meningkat dan waktu persalinan
berkurang. Kontribusi relatif kompartemen maternal dan fetal terhadap
respons peradangan secara keseluruhan belum diketahui
Penegakan Diagnosa
• Anamnesa
• Konfirmasi usia kehamilan
• Inspeksi
• Pemeriksaan dengan speculum: Pemeriksaan dengan spekulum pada
KPD akan tampak keluar cairan dariorifisium uteri eksternum (OUE),
• Pemeriksaan dalam
• Deteksi infeksi cairan amnion dilakukan dengan amniosentesis
• Pemeriksaan USG
Komplikasi
1. Persalinan premature
2. Infeksi fetal / neonatal (septicemia, pneumonia, omfalitis)
3. Infeksi maternal:korioamnionitis
4. Kompresi tali pusat/prolapse
5. Failed induction resulting in caesarean section
6. Pulmonary hypoplasia (early, severeoligohydramnions)
7. Feta; deformation
Pathway
Kewenangan Bidan
Dalam melaksanakan profesinya bidan memiliki peran sebagai pelaksana yang
mempunyai tugas mandiri yaitu memberi asuhan kebidanan kepada klien selama
kehamilan normal, serta tugas kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain yaitu
memberi asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan risiko tinggi dan pertolongan
pertama pada kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi dengan
menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi
kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga.14
Pengkajian
•Pengkajian data subjektif dilakukan tanggal 21 Februari 2024 jam 16.00 WIB, Ny E, umur 25 tahun ibu
mengeluh keluar cairan bening dari jalan lahir sejak jam 09.00 WIB dan belum merasakan kenceng –
kenceng. Ibu mengatakan tadi malam berhubungan seksual dengan suami. Pasien mengatakan ini merupakan
kehamilan yang kedua, umur kehamilannya 9 bulan. HPHT: 3 Juni 2023 HPL: 10 Maret 2024. Ibu
mengatakan persalinan anak pertama juga dengan ketuban pecah terlebih dahulu
•Pada data obyektif ditemukan bahwa keadaan umum baik, tanda vital normal, LILA 27 Cm, palpasi
abdominal didapatkan TFU 32 Cm, presentasi kepala, sudah masuk panggul, DJJ 140 kali permenit dan
teratur, his belum ada. Pemeriksaan dalam didapatkan dinding vagina licin, portio belum ada pembukaan,
mencucu, kepala masih floating, selaput ketuban sulit dinilai, air ketuban mengalir, lendir darah -. Tes lakmus
didapatkan hasil positif serta tidak ada keputihan
Setelah dilakukan pemeriksaan maka ditegakkan diagnosa
kebidanan yaitu Ny E, 25 tahun, G2 P1 A0 hamil 37 minggu 3
hari, janin hidup, intra uteri dengan Ketuban Pecah Dini.
• Yang menarik dari kasus tersebut adalah:
- Ny S mengatakan bahwa ia merasa cemas karena air ketuban
telah keluar sedangkan ibu belum merasakan kenceng.
• Ibu juga khawatir kalau nanti akan bersalin secara induksi lagi
diRS.
Emosi Pribadi terhadap Kasus