Anda di halaman 1dari 17

Ketuban Pecah Dini Aterm

Oleh:
Ni Made Ayu Adnyani (1902612155)
I Gusti Bagus Lulut Premana Mulia (1902612177)
Putri Alifah Mawaddah (1902612187)

<<
Penguji : dr. I Wayan Artana Putra, Sp.OG(K)
Pendahuluan
• Ketuban Pecah Dini (KPD) adalah salah satu permasalah
obstetrik yang dapat menyebabkan komplikasi pada ibu
seperti infeksi intrauterine yang bisa menjadi
chorioamnionitis, plasenta abrupsio, dan sepsis
• Di Indonesia pada tahun 2013 insidensi ketuban pecah dini
terjadi 35% pada semua kehamilan. Pada kehamilan aterm
insidensinya bervariasi 6-19%
• Pada kehamilan aterm atau kehamilan lebih dari 37 minggu
sebanyak 8-10% ibu hamil akan mengalami KPD
Ketuban pecah dini merupakan pecahnya
selaput ketuban sebelum persalinan, dalam
keadaan normal, selaput ketuban pecah dalam
proses persalinan.

Definisi
Epidemiologi
● Penelitian kejadian KPD di RSUP Sanglah Bali tahun 2013
Terdapat pasien KPD pada kehamilan aterm, dengan usia 20 – 35 tahun sebanyak 131 orang dari 160 orang
pasien yang mengalami KPD

● Di RSU Bahagia Makassar pada tahun 2016 jumlah ibu bersalin sebanyak 873 ibu bersalin dan jumlah
KPD sebanyak 155 ibu bersalin

● Di Rumah Sakit Jogja yang mengalami Ketuban Pecah Dini selama Tahun 2016 adalah sebanyak 427
kasus
Etiologi (Faktor Penyebab)

Usia

Pekerjaan dan Aktivitas Fisik

Faktor Risiko Paritas

Riwayat KPD

Kehamilan Kembar
Patofisiologi
● Selaput ketuban terdiri dari amnion dan korion yang merupakan lapisan yang melekat erat
dandipisahkan oleh jaringan ikat yang mana lapisan ini menjadi penentu integritas selaput
ketuban lainnya.

● Pecahnya selaput ketuban merupakan akibat dari berbagai macam faktor yang pada
akhirnya menyebabkan melemahnya selaput ketuban secara cepat.

● Mekanisme pecahnya ketuban berawal dari perubahan struktur dari jaringan ikat yang
dipengaruhi oleh MMP dan TIMP. Degradasi kolagen yang terjadi diperantarai oleh MMP
yang dihambat kerjanya oleh TIMP serta penghambat protease. Keutuhan selaput ketuban
dapat terjadi karena kombinasi dari aktivitas MMP yang rendah dan konsentrasi dari TIMP
yang cenderung lebih tinggi. Mendekati waktu persalinan, akan terjadi ketidakseimbangan
antara MMP dan TIMP yang menyebabkan terjadinya degradasi proteolitik dan berujung
pada selaput ketuban yang ketegangannya melemah dan jadi lebih mudah pecah..
Patofisiologi
● Ketuban pecah dini terjadi bila ada gangguan pada keseimbangan mekanisme
MMP dan TIMP yang fisiologis. Gangguan yang terjadi pada mekanisme MMP
dan TIMP berupa terjadinya peningkatan MMP sementara konsentrasi TIMP
rendah sehingga kekuatan jaringan ikat pada selaput ketuban menurun.
Peningkatan MMP ini juga dipengaruhi oleh peningkatan sitokin lokal terutama
IL-1 dan IL-6, TNF-α, dan Prostaglandin.

● ketuban pecah dini dapat terjadi pula bila selaput amnion mengalami peregangan
secara berlebihan
Diagnosis
2. Pemeriksaan Fisik 
1. Anamnesis speculum vagina
- Usia gestasi Temuan yang diharapkan :
- Waktu dan kuantitas cairan yang keluar - Genangan (pooling) air
- Riwayat KPD sebelumnya ketuban pada forniks
- Faktor risiko terjadinya KPD posterior dari vagina atau
pun kebocoran cairan dari
os serviks
- Dilatasi dan /atau
menipisnya serviks
- Terlihatnya tali pusat atau
bagian tubuh dari janin
Diagnosis
3. Pemeriksaan Penunjang
- Tes Nitrazine mengukur pH cairan yang keluar (pH ketuban 7,0-7,3), lakmus berubah
warna menjadi biru
- Pemeriksaan Mikroskopis air ketuban akan menunjukkan pola ferning halus yang
dapat dibedakan dengan mucus vagina yang memiliki pola ferning lebih tebal.
- USG  bukan untuk diagnosis namun untuk mengetahui indeks cairan ketuban yang
tersisa
- Doppler atau kardiotokografi (CTG)  bukan untuk diagnosis namun untuk
mengetahuin keadaan janin setelah diagnosis KPD ditetapkan
Tatalaksana
● Prinsip : mencegah mortalitas dan morbiditas pada ibu dan bayi.
• Penatalaksanaan dibedakan berdasarkan usia gestasi

Terdapat 2 manajemen dalam tatalaksana KPD


• Manajemen ekspektatif  tanpa intervensi
• Manajemen aktif  intervensi aktif berupa persalinan
• Pada usia kehamilan di atas 34 minggu mempertahankan kehamilan akan
meningkatkan risiko terjadinya korioamnionitis dan sepsis, sehingga akan lebih
baik bila segera dilakukan persalinan daripada mempertahankan kehamilan
• Pemberian antibiotic dipertimbangkan bila terjadi KPD memanjang (>24 jam)
1. Komplikasi Ibu
Infeksi Intrauterine  endomyometritis,
korioamnionitis atau bahkan hingga sepsis.

2. Komplikasi Janin
- malpresentasi,
- oligohidramnion,
- kompresi tali pusat,
- gangguan neurologi,
- necrotizing enterocolitis,
- sindrom distress pernapasan
- perdarahan intraventrikel.

Komplikasi - prolaps tali pusat  dapat menyebabkan


hipoksia dan asfiksia pada janin serta masalah
yang melibatkan plasenta

3. Komplikasi Persalinan
- persalinan yang terjadi lebih awal
Prognosis

● MATURITAS = prognosis bayi yang beratnya di bawah 2500 gram mempunyai


prognosis yang lebih buruk dibanding bayi lebih besar.
● PRESENTASI BOKONG
● INFEKSI INTRAUTERIN = meningkatkan mortalitas janin.
● LAMA KEHAMILAN BERLANGSUNG DENGAN PECAH KETUBAN
Kesimpulan
• KPD ditandai dengan keluarnya cairan dari vagina setelah
kehamilan berusia 22 minggu dan dapat dinyatakan pecah dini jika
terjadi sebelum proses persalinan berlangsung

• Bisa terjadi akibat melemahnya selaput ketuban secara fisiologis


disertai dengan kontraksi uterus dan peregangan yang terjadi
berulang dan juga proses biokimia berupa meningkatnya
degradasi proteolitik dari struktur kolagen dan matriks
ekstraseluler

• Faktor risiko dari Ketuban Pecah Dini antara lain Usia, Pekerjaan
dan aktivitas fisik, factor risiko paritas, riwayat ketuban pecah dini,
dan kehamilan kembar
Kesimpulan
• Pasien umumnya datang dengan keluhan berupa adanya
semburan cairan yang tiba-tiba dan keluarnya cairan yang terus
menerus dari vagina.

• Terdapat dua manajemen dalam penatalaksanaan KPD, yaitu


manajemen aktif dan ekspektatif

• Terdapat beberapa upaya mencegah KPD namun sampai saat ini,


belum ditemukan cara yang efektif untuk mencegah terjadinya
Ketuban Pecah Dini
Kesimpulan
Penentuan prognosis Ketuban Pecah Dini bergantung pada cara
penatalaksanaan dan komplikasi-komplikasi kehamilan yang terjadi.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai