Anda di halaman 1dari 10

Negara, Tata Kelola Pemerintah,

dan Korupsi di Malaysia

1. Nandyo Dwi Kndy


2. Nurhamimi
3. Renika fulialza
4. Sri Risna Dewi
Sejarah / Latar belakang/History / Background

Penelitian ini menganalisis negara, pemerintahan, dan korupsi di Malaysia dalam konteks kawasan Asia
Timur. Studi ini mengeksplorasi bagaimana korupsi dipandang sebagai bagian integral dari proses politik,
terutama di negara-negara industri baru (NIC) di mana terdapat aliansi yang erat antara partai-partai yang
berkuasa dan bisnis. Studi ini juga mengkaji hubungan antara korupsi dan otoritarianisme, serta dampak
demokratisasi terhadap korupsi di negara-negara seperti Thailand, Korea Selatan, dan Filipina. Perubahan
pola kekuasaan antara modal dan negara di negara-negara demokratis diidentifikasi sebagai faktor yang
berkontribusi terhadap munculnya politik uang. Studi ini menyoroti perlunya memahami politik negara dan
perkembangan sektor korporasi untuk menganalisis hubungan antara negara dan modal, yang disebut
sebagai "bisnis politik".
AWAS
KORUPSI
Untuk mencegah dan menindak korupsi di Malaysia, ada
beberapa kegiatan yang dapat dilakukan. Hal ini
termasuk memperketat peraturan dan kontrol atas
pendanaan pemerintah, lisensi, kontrak, dan konsesi lain
yang dikendalikan oleh negara. Upaya-upaya harus
dilakukan untuk mengekang perdagangan orang dalam,
manipulasi harga saham, dan situasi konflik
kepentingan. Para pemimpin dan partai politik harus
bertanggung jawab atas tindakan mereka, dan langkah-
langkah harus dilakukan untuk mencegah politisasi
ekonomi.
Efektivitas atau
01
ketidakefektifan strategi
pemberantasan korupsi bervariasi di berbagai
negara. Di Malaysia, Pemberantasan korupsi di
Malaysia tidak efektif karena kurangnya kehendak
politik dan kebebasan dari ibukota, serta kelemahan
dalam pemisahan kekuasaan dan regulasi. korupsi
adalah masalah serius dalam sistem politik.
Sebaliknya, korupsi bukanlah masalah di Singapura
yang otoriter. Di Asia Timur, korupsi dipandang
sebagai masalah struktural, yang melekat pada
hubungan erat antara negara dan modal. Masalah
korupsi di wilayah ini dikaitkan dengan
otoritarianisme. Namun, bahkan setelah transisi
menuju demokrasi, korupsi tetap ada.
Metodologi penelitian ini melibatkan analisis hubungan antara
negara dan modal di Asia Timur, khususnya di Malaysia.
Penulis bertujuan untuk memahami politik negara dan
perkembangan sektor korporasi untuk mengetahui sifat
hubungan antara modal dan negara. Konsep "bisnis politik"
digunakan untuk mendefinisikan hubungan ini. Kajian ini
melibatkan analisis distribusi uang sewa yang dibuat oleh
negara oleh para politisi kepada anggota partai atau rekan
bisnis, penggunaan dana dari para pengusaha yang memiliki
koneksi kuat untuk mendapatkan uang sewa tersebut, dan
manuver perusahaan yang digunakan oleh penerima uang
sewa tersebut untuk menguasai kendali publik.
Studi ini menyoroti isu korupsi di negara-negara
Asia Timur, khususnya yang berkaitan dengan
hubungan negara-bisnis dan dampak
demokratisasi. Temuan menunjukkan bahwa
korupsi dipandang sebagai masalah struktural
yang melekat pada keterkaitan erat antara negara
dan modal dalam mencapai pertumbuhan
ekonomi yang pesat. Studi ini juga menunjukkan
bahwa korupsi terjadi baik dalam sistem otoriter
maupun demokratis, sehingga membantah
anggapan bahwa korupsi hanya tumbuh subur di
negara-negara non-demokratis. Penelitian lebih
lanjut mengungkapkan bahwa demokratisasi telah
menyebabkan peningkatan politik uang dan
pengaruh bisnis dalam politik
Praktik ini mengarah pada konsentrasi kekayaan perusahaan,
korupsi, skandal bisnis, dan konflik kepentingan yang
melibatkan para pemimpin senior pemerintahan. Studi ini
juga akan mengkaji peran pendanaan politik oleh dunia usaha
dalam fenomena politik uang, yang meningkat secara
signifikan pasca demokratisasi di negara-negara Asia Timur.
Secara keseluruhan, studi ini bertujuan untuk memahami
bentuk dan implikasi hubungan antara negara dan modal di
Malaysia serta dampaknya terhadap tata kelola dan korupsi
- Studi ini berfokus secara khusus pada negara-negara Asia
Timur dan mungkin tidak dapat diterapkan pada wilayah lain.
- Analisis ini terutama berfokus pada hubungan antara negara
dan modal dan tidak mempertimbangkan faktor-faktor lain
yang dapat mempengaruhi korupsi. - Studi ini mengandalkan
data historis dan mungkin tidak memberikan pemahaman
komprehensif mengenai kondisi korupsi saat ini di negara-
negara tersebut. Pekerjaan di masa depan: - Penelitian lebih
lanjut dapat mengeksplorasi mekanisme dan proses spesifik
terjadinya korupsi di berbagai negara Asia Timur.
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai