Anda di halaman 1dari 19

HIGH FLOW NASAL THERAPY

Ns.A.Mapppacelle,S.Kep
PENDAHULUAN
High-flow nasal cannula (HFNC)
bukan sekedar standard nasal
cannula yg mempunyai flow sangat
tinggi
• Mampu membuat gasoyg dialirkan
berada pada suhu 37 C
dgn kelembaban 100%
• Dapat memberikan fraksi
O2 0.21 - 1.00% dgn flow rate 60
inspirasi
liters (L)/min
• Flow rate dan FiO2 dapat dititrasi
secara terpisah berdasarkan
kebutuhan pasien dan FiO2 yg
dibutuhkan
SEJARAH
• Dlm 20 thn terakhir telah berkembang high flow nasal cannula ( HFNC ) yg dpt memberikan O2 yg
dihangatkan dan dilembabkan pada flow yg sangat tinggi sebagai terapi
• HFNC memberikan aliran sampai 8 L/min pada infant dan sampai 60 L/min pd dewasa. Alat HFNC
terdiri dari air/oxygen blender yg kemudian dihubungkan dgn active heated humidifier , dialirkan ke
nasal melalui tubing yg fleksibel yg dpt mencegah timbulnya kondensasi . Alat ini mampu mengatur
FiO2 terpisah dari flow rate
• HFNC pertama kali digunakan pada preterm neonatus dan pediatric care. Pada kelompok umur ini
peranan HFNC terus diteliti dan dikembangkan terutama pada kondisi respiratory distress syndrome,
apnea of prematurity, pada postextubation period untuk mencegah kegagalan ekstubasi .
• Beberapa peneliti menganjurkan penggunaan HFNC pd neonatus sebagai alternatif terapi CPAP, karena
mempunyai kemampuan membuat positive end-expiratory pressure (PEEP) dan ditoleransi lebih baik
karena mampu menghangatkan dan melembabkan gas yg diberikan
KOMPONEN HIGH
FLOW NASAL
OXYGEN THERAPY
SYSTEM
HFNC terdiri dari :
• oxygen/ air blender yg berfungsi mengatur control
flow dan pemberian FiO2
• heater-humidifier (menghangatkan gas sampai 37°C
dan absolute humidity sampai 44mgH2O/liter. )
• sistem delivery yang terdiri dari reservoir air steril,
sirkuit nonkondensasi dan interface pasien ( nasal
cannula ) , Ada beberapa perangkat yang tersedia
dengan laju aliran hingga 80 liter / menit.
• Pemberian high flow nasal oxygen therapy
memerlukan high pressure gas supply udara air dan
oxygen
MEKANISME KERJA
Ada beberapa mekanisme yg membuat HFNC dapat dipakai pada
kondisi respiratory failure pada pasien dewasa dan anak

Tidak jelas faktor mana yg paling berperan dan paling penting,


tergantung etiologi penyebab respiratory failure

Mekanisme kerja berikut ini bukan berdasarkan seberapa pentingnya


tapi agar mudah diingat mekanisme kerja HFNC yaitu HIFLOW
• Optiflow ( F&P), stand alone,
Beberapa alat simple, harus sterilasi alat ± 50
menit, flow max 60 L/menit
HFNC yg ada di • Hi-Flow Star ( Draeger ), tdk perlu
sterilisasi, bisa menggunakan
Indonesia berbagai heater- humidifier lain,
flow max 85 L/menit, automatic
FiO2 adjustment. Beberapa
ventilator juga mempunya mode
High Flow ( Oxigent Therapy)
• LIPI : Gerlink LIPI High Flow Nasal
Cannula ( buatan dalam negeri ,
Juni 2020 )
HI FLOW
• HEATED & HUMIDIFIED : mempunyai kemampuan menghangatkan dan
melembabkan gas yg diberikan
• INSPIRATORY DEMAND : dapat memenuhi kebutuhan peak
inspiratory flow pasien
• FUNCTIONAL RESIDUAL CAPACITY : meningkatkan FRC melalui
mekanisme PEEP
• LIGHTER : lebih mudah ditoleransi dibandingkan CPAP dan BiPAP
• OXYGEN DILUTION : mengurangi kemungkinan dilusi oksigen karena
mampu memenuhi peak inspiratory flow pasien
• WASHOUT OF DEAD SPACE : aliran yang tinggi akan mengurangi ruang rugi
dan pada akhirnya akan membuang CO2
Heated and Humidified
• Flow tinggi yg diberikan HFNC juga akan menyebabkan nasal mucosa dryness
dan menyebabkan rasa tidak nyaman
• progressive airway dryness akan menyebabkan gangguan fungsi sel silia di
respiratory epithelium berupa reaksi inflamasi , kongesti, dan meningkatnya
airway resistance
• Alat HFNC saat ini dilengkapi dgn air warmer dan humidifier yg dihubungkan
ke sirkuit. Kondisi ideal yg dibutuhkan agar fungsi mukosa normal adalah
100% relative humidity apada temperature 37°C
• clearance sel silia akan menunjukkan perbaikan yg signifikan dgn
humidifikasi, yg akan mencegah timbulnya infeksi berulang karena
mucociliate clearance merupakan mekanisme pertahanan utama pada jalan
napas
• Beberapa HFNC devices hampir mencapai BTPS yg ideal (body temperature
and pressure saturated), dgn 99.9% relative humidity pada temperature
setting 37°C (flows antara 5 sd 40 L/min)
Inspiratory Demands
• Salah satu keunggulan high-flow nasal cannula adalah dapat memberikan flow rates gas yg
sangat tinggi dalam upaya memenuhi patient's inspiratory flow demands
• Hal ini sangat penting, karena pada kondisi acute respiratory failure, pasien dapat
bernapas secara cepat dgn ekstrim, dan peak inspiratory flows (PIF) yg normalnya 30
L/min - 60 L/min saat istirahat dapat mencapai 120 L/min pada kondisi acute respiratory
failure
• Jika pasien dgn respiratory failure (PIF rate 60 - 120 L/min dan high minute volume (> 20
L/min pd orang dewasa ) kemudian diberikan terapi oksigen 15 L/min NRB mask, tentu tidak
akan memenuhi kebutuhan
• Mekanisme utama untuk meningkatkan work of breathing pasien adalah dengan
mencapai peak inspiratory flow demands dengan menggunakan HFNC

Katz JA, Marks JD. Anesthesiology. 1985;63:598–607


Flow Rate / Peak flow
Adalah kecepatan gas untuk menghantarkan Volume Tidal (VT)
yang diset. Biasanya setting antara 10-100 L/mnt

 Inspiratory flow rate merupakan fungsi dari RR, VT dan I:E


ratio
 Flow = Liter/menit
VT/T.inspirasi x 60
 Rumus =
Contoh :
Jika RR 20x/mnt maka Ttotal = 60/20 = 3 dtk,
jika I:E ratio 1:2, Tinspirasi = 1 dtk.

Dan untuk menghantarkan VT 500 cc diperlukan


Insp.flow rate = 0,5/1 x 60 = 30 Ltr/mnt
Functiona
l Residual
Capacity
• Penelitian Riera et al. : penggunaan HFNC akan
meningkatkan end-expiratory lung impedance (EELI),
sehingga akan mempengaruhi FRC
FRC (Functional Residual Capacity)
adalah jumlah udara yang ada di
dalam paru-paru pada akhir
Konsentrasi O2
• Diasumsikan 1 ltr/menit O2 melalui nasal cannula
akan memberikan 4% FiO2 di atas udara ruangan,
yg berarti jika diberikan O2 1 ltr /menit via nasal
cannula maka akan memberikan fraksi 25% , jika
diberikan 2 ltr/menit akan memberikan FiO2 29%
• Hal ini dikenal sebagai rule 1:4, dan konsep ini
diterima secara luas
• Untuk memberikan FiO2 yg efektif kepada
pasien, maka ventilasi pasien semenit dan
kebutuhan inspirasi tidak saja harus sama tapi
harus melebihi efek oksigen
Lebih Ringan
 Pasien lebih memilih menggunakan
HFNC dari pada CPAP/BPAP karena
sebagian besar pasien kurang
nyaman atau kurang pas
 Pasien juga lebih memilih HFNC
daripada standard nasal cannula
karena gas yg dialirkan hangat dan
lembab sehingga tidak
menyebabkan mukosa laluraan
napas kering
 Kondisi diatas menyebabkan
kepatuhan pasien menggunakan
terapi O2 dengan HFNC lebih tinggi
dibandingkan NIV lain , yg juga akan
meningkatkan oksigenasi dan
menurunkan WOB
Kenyamanan Pasien
• HFNC dari berbagai penelitian juga lebih nyaman untuk pasien dibandingkan NIV klasik seperti CPAP,
NRM ataupun RM
• Peneliti lain mendapatkan keunggulan HFNC dalam hal toleransi pasien terhadap terapi oksigen yg
diberikan dibandingkan dengan terapi oksigen lain . Hal ini terlihat pada pasien dgn acute respiratory
failure , juga pada pasien pasca ekstubasi
• Ini juga bisa memberikan bantuan dan perawatan paliatif kepada pasien yang sebelumnya menolak
perawatan dan / atau intubasi yang mempertahankan hidup
• HFNC juga bermanfaat pada pasien demensia yg tdk nyaman dgn facemask
• Rasa nyaman pasien ini sangat penting khususnya ketika terapi berkepanjangan diperlukan, karena
masker wajah klasik kadang-kadang tidak praktis, menghambat pemberian makan dan berbicara , atau
menyebabkan claustrophobia, sehingga menyebabkan kurang patuh terhadap terapi.
Calvano T. P., Sill J. M., Kemp K. R., Chung K. K., Use of a High-Flow Oxygen Delivery System in a Critically Ill Patient
With Dementia, Respir. Care, 53 (12), 1739-1743, 2008
Tiruvoipati R., Lewis D., Haji K., Botha J., High-flow nasal oxygen vs high-flow face mask : A randomized crossover trial in extubated patients, J. Crit. Care, 25 (3
463-468, 2010
Berbagai tipe interface
CPAP/BiPAP
Monitoring Pasian 𝑆 𝑝𝑂 2/ 𝐹 𝑖𝑂2
selama penggunaan = 𝑅 𝑂𝑋 𝐼 𝑛𝑑𝑒𝑥
𝑅 𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟𝑦 𝑅 𝑎𝑡𝑒
HNFC Contoh disamping, skor yang
dihasilkan sebesar 4,48 lebih
 Lakukan monitoring ROX besar dari skor prediksi
kegagalan pada jam 6 (3,47 Contoh pada 6 jam
Index seperti terlihat pada tabel skor 8 8 / .7 0
SpO2 = 88 % =4 , 4 8
ROX dibawah ini), oleh FiO2 = 70 % 28
 HFNC memberikan karena itu, kelanjutan RR 28xper menit

pemasangan NHF perlu


oksigen dengan PEEP
dipertimbangkan/dihentikan
yang telah dilembabkan
dan dihangatkan
 Jika hypoxemia berlanjut
dan peningkatan kerja
napas (WOB), maka
lakukan intubasi
Pemberian HFNC
 Batasi Flow agar tidak melebihi 30 liter/menit.
 1 jam pertama pemberian HFNC, lakukan evaluasi :

• Jika indeks ROX >4.88, menandakan perbaikan dan


ventilasi aman pada jam ke-2, 6, dan 12, maka pasien
tidak membutuhkan ventilasi invasif.

• Jika indeks ROX <3.85, menandakan risiko tinggi untuk


kebutuhan intubasi.

Sumber:
Burhan, E., Susanto, A. D., Nasution, S. A., et al (2020). Protokol Tatalaksana Covid-19. Jakarta: PDPI,
PERKI, PAPDI, PERDATIN, IDAI
 Beberapa fitur High Flow Nasal Therapy seperti heated & humidified, memenuhi inspiratory
demand pasien, meningkatkan Functional Residual Capacity, lighter ( simple, ringkas , mudah
digunakan ), mencegah O2 dilution serta menghilangkan ruang rugi ( washout dead space )
merupakan keunggulan dibandingkan Conventional Oxygen Therapy lainnya
 High Flow Nasal Therapy dapat diaplikasikan pada pasien di ICU, PICU,NICU, Post Operasi,
UGD dan ruang perawatan
 Penilaian awal pasien yg akan diberikan High Flow Nasal Therapy merupakan kunci
kebehasilan terapi
 ROX index bisa menjadi predictor keberhasilan / kegagalan terapi High Flow Nasal
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai