Anda di halaman 1dari 99

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

(P3K) KIMIA DI TEMPAT KERJA


OLEH :
ZAMRONI Z S, SE, MSi
BIODATA :
• Nama : ZAMRONI Z S, SE, MSi
• NIP. 19680426 199003 1 003
• TTL ; Kudus, 26 April 1968
• Status : Menikah
• Istri : 1
• Anak : 3
• No. HP : 08156953425
• Jab : Pengawas Ketenagakerjaan Spesialis K3 Lingkungan
Kerja
• Unit Organisasi : Bidang Wasnaker Disnakertrans Prov
Jateng
• Riwayat pekerjaan :
• Kantor Depnaker Kab. Bungo Tebo Prov. Jambi th. 1990-1996
• Kantor Depnaker Kab. Kudus th. 1996-1999
• Kantor Depnaker Kab. Cilacap th.1999-2000
• Kantor Depnaker Pekalongan th. 2000
• Kantor Nakertrans Kab Pekalogan th. 2000-2008
• Dinsosnakertrans Kab. Pekalongan 2008-2016
• Satuan Pengawasan Ketenagakerjaan Wilayah Pekalongan
Disnakertrans Prov Jateng Januari 2017 – 30 Maret 2019
• Bidang Wasnaker Disnakertrans Prov. Jawa Tengah 1 April
2019 sd Sekarang.
Industrialisasi
Penggunaan mesin, peralatan,
Bahan, lingkungan dan sistem kerja

Dampak/Risiko : T
1. Tenaga Kerja : U
- Kecelakaan Masalah terkait :
J
kerja NARKOBA
U •
- Peny. Umum &
Akibat Kerja A • HIV & AIDS
2. Perusahaan : A • Tuberculosis
- Loss (TB)
- Kualitas & N
kuantitas • Flu Burung dll.
produk
- Kelangsungan
usaha
3. Lingkungan : PRODUKTIVITAS
- Pencemaran KERJA
- Global Warming
LATAR BELAKANG

• Sumber bahaya di tempat kerja


• Disadari tapi tidak dimengerti
• Dapat mengakibatkan cedera terhadap pekerja
(manusianya)
• Adanya kecelakaan dan kematian akibat
kecelakaan kerja.
• Belum diselenggerakan P3K di tempat kerja
• Perlunya P3K di tempat kerja
Kecelakaan Industri
 Jatuh Dari Ketinggian
 Kejatuhan Benda
 Terantuk, Tersandung, Tergelincir
 Terjepit Diantara Benda
 Terlanggar, Tertumbuk, Tertabrak, Tergilas Benda
 Terpotong
 Terkilir
 Terbakar Akibat/Berhubungan Dengan Suhu
Tinggi/Korosif/Radiasi
 Tersengat Arus Listrik
 Lain-lain
Peraturan terkait P3K di tempat Kerja

 Ketentuan P3K di tempat kerja :


• UU No. 3 tahun 1969
• UU No. 1 tahun 1970
• Permnenakertrans No. Per. 03/Men/1982
• Peraturan Khusus AA.
• Permennakertrans No. Per.
15/Men/VIII/2008 ttg P3K di tempat kerja.
PENGATURAN PELAKSANAAN P3K
DI TEMPAT KERJA
Penyempurnaan peraturan khusus AA berkaitan
dengan :
a. Isi kotak disesuaikan dengan perkembangan bidang
kesehatan (tidak semua terdapat lagi di pasaran, ada
yang sudah di larang)
b. Jenis kotak P3K disesuaikan jumlah pekerja dan unit
kerja
c. Jumlah petugas disesuaikan dengan jumlah pekerja dan
potensi bahaya
d. Petugas P3K mempunyai lisensi dan buku kegiatan.
e. Ruang P3K
f. APD dan alat evakuasi
Peraturan Perundangan Yang Terkait

1. Undang-undang No. 1 tahun 1970


 Pasal 3: syarat-syarat Keselamatan Kerja
untuk memberikan P3K yang berisikan
aspek teknis dan medis, aspek prosedural,
aspek SDM (kompetensi)
 Pasal 9 ayat (3): kewajiban pengurus untuk
membina tenaga kerja dalam pemberian
P3K
Peraturan Perundangan Yang Terkait

2. Permennakertrans No.Per.03/Men/1982
 Pasal 2: Tugas pokok Pelayan Kesehatan
Kerja;
 Pelaksanaan P3K
 Pendidikan petugas P3K
Peraturan Perundangan Yang Terkait
3. Undang-undang No. 3 Tahun 1969
 Pasal 19 : Setiap badan , lembaga atau dinas pemberi jasa, atau
bagiannya yang tunduk kepada konvensi ini, dengan
memperhatikan besarnya dan kemungkinan bahaya harus :
 Menyediakan Apotik atau pos P3K sendiri atau
 Memelihara apotik atau pos P3K bersama-sama dengan badan,
lembaga atau kantor pemberi jasa atau bagiannya.
 Mempunyai satu atau lebih lemari, kotak atau perlengkapan P3K

4. Peraturan Khusus AA (sudah tidak berlaku)


 Dragbar/Bale-bale
 Peti P3K/Peti khusus dokter
 Petugas P3K yang sudah dilatih
PERMENNAKERTRANS
NO. PER. 15/MEN/VIII/2008
TENTANG
PERTOLONGAN PERTAMA
PADA KECELAKAAN
DI TEMPAT KERJA
MENIMBANG
a) Dalam rangka memberikan perlindungan bagi
pekerja/buruh yang mengalami kecelakaan di
tempat kerja perlu dilakukan pertolongan
pertama secara cepat dan tepat
b) sebagai pelaksanaan Pasal 3 ayat (1) huruf e UU
No. 1/1970, perlu menetapkan ketentuan
mengenai pertolongan pertama pada kecelakaan
di tempat kerja
c) berdasarkan pertimbangan huruf a dan b, perlu
ditetapkan dengan Peraturan Menteri;
MENGINGAT
• UU No. 3/1951 tentang Pernyataan Berlakunya UU
Pengawasan Perburuhan Tahun 1948 Nomor 23 Dari Republik
Indonesia Untuk Seluruh Indonesia
• UU No. 3/1969 tentang Persetujuan Konvensi ILO Nomor 120
mengenai Hygiene Dalam Perniagaan dan Kantor-kantor
• UU No. 1/1970 tentang Keselamatan Kerja
• UU No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan
• UU No. 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah
• PP No. 38/2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
Antara Pemerintah, Pemda Provinsi dan Pemda Kab./Kota
• Keppres No. 187/M Tahun 2004 tentang Pembentukan Kabinet
Indonesia Bersatu sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 31/P 2007;
• Permennakertraans No. PER. 01/MEN/I/2007 tentang
Pedoman Pemberian Penghargaan K3.
KETENTUAN UMUM

Pengertian-pengertian :
• P3K di tempat kerja
• Petugas P3K
• Fasilitas P3K di tempat kerja
• Pekerja/buruh
• Tempat Kerja
• Pengusaha
• Pengurus
KETENTUAN
UMUM
Pengertian-pengertian :

• P3K di tempat kerja :


adalah upaya memberikan
pertolongan pertama secara cepat
dan tepat kepada pekerja/buruh
dan/atau orang lain yang berada
di tempat kerja, yang mengalami
sakit atau cidera di tempat kerja.
KETENTUAN UMUM
Pengertian-pengertian :
• Petugas P3K di tempat kerja :
adalah pekerja/buruh yang ditunjuk oleh
pengurus/pengusaha dan diserahi tugas
tambahan untuk melaksanakan P3K di
tempat kerja.
• Fasilitas P3K di tempat kerja :
adalah semua peralatan, perlengkapan,
dan bahan yang digunakan dalam
pelaksanaan P3K di tempat kerja.
KETENTUAN UMUM

Kewajiban pengusaha dan


pengurus :

• Pengusaha wajib menyediakan


petugas P3K dan fasilitas P3K di
tempat kerja.
• Pengurus wajib melaksanakan
P3K di tempat kerja.
PETUGAS P3K DI
TEMPAT KERJA
 Petugas P3K di tempat kerja harus memiliki lisensi
dan buku kegiatan P3K dari Kepala instansi yang
bertanggung di bidang ketenagakerjaan
 Syarat mendapatkan lisensi dan buku kegiatan
• bekerja pada perusahaan yang
bersangkutan;
• sehat jasmani dan rohani;
• bersedia ditunjuk menjadi petugas P3K; dan
• memiliki pengetahuan dan keterampilan
dasar di bidang P3K di tempat kerja yang
dibuktikan dengan sertifikat pelatihan.
PETUGAS P3K DI TEMPAT KERJA
 Petugas P3K di tempat kerja harus memiliki
lisensi dan buku kegiatan P3K dari Kepala
instansi yang bertanggung di bidang
ketenagakerjaan
 Syarat mendapatkan lisensi dan buku kegiatan
• bekerja pada perusahaan yang
bersangkutan;
• sehat jasmani dan rohani;
• bersedia ditunjuk menjadi petugas P3K;
dan
• memiliki pengetahuan dan keterampilan
dasar di bidang P3K di tempat kerja yang
dibuktikan dengan sertifikat pelatihan.
PETUGAS P3K DI
TEMPAT KERJA
 Pedoman tentang pelatihan dan
pemberian lisensi diatur lebih
lanjut dengan Keputusan Direktur
Jenderal Pembinaan Pengawasan
Ketenagakerjaan
 Petugas P3K dalam melaksanakan
tugasnya dapat meninggalkan pekerjaan
utamanya untuk memberikan
pertolongan bagi pekerja/buruh
dan/atau orang lain yang mengalami
sakit atau cidera di tempat kerja.
PETUGAS P3K DI
TEMPAT KERJA

 Petugas P3K di tempat kerja


ditentukan berdasarkan
jumlah pekerja/buruh dan
potensi bahaya di tempat
kerja.
 Pengurus wajib mengatur
tersedianya Petugas P3K
RASIO JUMLAH PETUGAS P3K DI
TEMPAT KERJA DENGAN JUMLAH
PEKERJA BERDASARKAN KLASIFIKASI
TEMPAT KERJA
Jumlah Jumlah Petugas P3K
Pekerja
Tempat Kerja 25 - 150 1 orang
Dengan Potensi > 150 1 orang untuk setiap 150 orang atau
Bahaya rendah kurang

Tempat Kerja ≤ 100 1 orang


Dengan Potensi 1 orang untuk setiap 100 orang atau
Bahaya Tinggi > 100 kurang
Petugas P3K di Tempat
Kerja
Pengurus wajib mengatur tersedianya Petugas
P3K :
• tempat kerja dengan unit kerja berjarak 500
meter atau lebih sesuai jumlah pekerja/buruh
dan potensi bahaya di tempat kerja;
• tempat kerja di setiap lantai yang berbeda di
gedung bertingkat sesuai jumlah pekerja/buruh
dan potensi bahaya di tempat kerja;
• tempat kerja dengan jadwal kerja shift sesuai
jumlah pekerja/buruh dan potensi bahaya di
tempat kerja.
PETUGAS P3K DI
TEMPAT KERJA
TUGAS :
• melaksanakan tindakan P3K di tempat
kerja;
• merawat fasilitas P3K di tempat kerja;
• mencatat setiap kegiatan P3K dalam buku
kegiatan; dan
• melaporkan kegiatan P3K kepada
pengurus.
PETUGAS P3K DI
TEMPAT KERJA
• Pengurus wajib memasang pemberitahuan
tentang nama dan lokasi petugas P3K di
tempat kerja pada tempat yang mudah
terlihat.
• Petugas P3K di tempat kerja dapat
menggunakan tanda khusus yang mudah
dikenal oleh pekerja/buruh yang
membutuhkan pertolongan
Fasilitas P3K di Tempat Kerja

• Ruang P3K
• Kotak P3K dan isi
• Alat Evakuasi dan alat tranportasi
• Fasilitas tambahan berupa APD
dan/atau peralatan khusus di tempat
kerja yang memiliki potensi bahaya
yang bersifat khusus.
Ruang P3K
 Wajib menyediakan ruang P3K di tempat kerja, bila mempekerjakan :
• 100 orang atau lebih;
• kurang dari 100 orang dengan potensi bahaya
tinggi .
 Persyaratan ruang P3K, meliputi :
a. lokasi ruang P3K :
• dekat dengan toilet/kamar mandi;
• dekat jalan keluar;
• mudah dijangkau dari area kerja; dan
• dekat dengan tempat parkir kendaraan.
b. Luas minimal : menampung satu tempat tidur pasien dan ada
ruang gerak petugas P3K serta fasilitas P3K lainnya;
c. bersih dan terang, ventilasi baik, memiliki pintu dan jalan yang
cukup lebar untuk memindahkan korban;
d. diberi tanda dengan papan nama jelas dan mudah dilihat;
Ruang P3K
 Ruang P3K di tempat kerja, sekurang-
kurangnya dilengkapi dengan :
– wastafel dengan air mengalir;
– kertas tisue/lap;
– usungan/tandu;
– bidai/spalk;
– kotak P3K dan isi;
– tempat tidur dengan bantal dan selimut;
– tempat untuk menyimpan alat-alat, seperti :
tandu dan/atau kursi roda;
– sabun dan sikat;
– pakaian bersih untuk penolong;
– tempat sampah; dan
– kursi tunggu bila diperlukan.
Kotak P3K

Persyaratan Kotak P3K :


– terbuat dari bahan yang kuat dan mudah
dibawa, berwarna dasar putih dengan
lambang P3K berwarna hijau;
– tidak boleh diisi bahan atau alat selain
yang dibutuhkan untuk pelaksanaan
P3K di tempat kerja;
– penempatan kotak
– isi kotak P3K
Penempatan Kotak P3K di Tempat Kerja

• Mudah dilihat, dijangkau, diberi tanda arah yang


jelas, cukup cahaya, mudah diangkat
• disesuaikan dengan jumlah pekerja/buruh, jenis
dan jumlah kotak P3K
• Dalam hal tempat kerja dengan unit kerja
berjarak 500 meter atau lebih masing-masing
unit kerja harus menyediakan kotak P3K sesuai
jumlah pekerja/buruh;
• Dalam hal tempat kerja pada lantai yang
berbeda di gedung bertingkat, maka masing-
masing unit kerja harus menyediakan kotak P3K
sesuai jumlah pekerja/buruh
ISI KOTAK P3K

No. ISI Kotak A Kotak B Kotak C


(Untuk 25 (untuk 50 (untuk 100
Pekerja atau Pekerja atau Pekerja atau
kurang) kurang) kurang)
1. Kasa steril terbungkus 20 40 40
2. Perban (lebar 5 cm) 2 4 6
3. Perban (lebar 10 cm) 2 4 6
4. Plester (lebar 1,25 cm) 2 4 6
5. Plester Cepat 10 15 20
6. Kapas (25 gram) 1 2 3
7. Kain segitiga/mittela 2 4 6
8. Gunting 1 1 1
9. Peniti 12 12 12
10. Sarung tangan sekali pakai (pasangan) 2 3 4
11. Masker 2 4 6
12. Pinset 1 1 1
13. Lampu senter 1 1 1
14. Gelas untuk cuci mata 1 1 1
15 Kantong plastik bersih 1 2 3
16 Aquades (100 ml lar. Saline) 1 1 1
17. Povidon Iodin (60 ml) 1 1 1
18. Alkohol 70% 1 1 1
19. Buku panduan P3K di tempat kerja 1 1 1
20. Buku catatan 1 1 1
21. Daftar isi kotak 1 1 1
CACAT ANATOMI
JELAS HARUS ADA BAGIAN TUBUH YANG HILANG
BERAPA % KEHILANGANNYA
Traumatic
amputation
Thumb injury
JUMLAH DAN JENIS KOTAK
P3K

Jumlah Pekerja Jenis Jumlah Kotak


Kotak P3K Tiap 1 (satu) Unit Kerja
Kurang 26 A 1 Kotak A
26 s.d 50 A/B 1 Kotak B atau 2 kotak A
51 s.d 100 A/B/C 1 kotak C atau,
2 kotak B atau,
4 kotak A atau,
1 kotak B dan 2 kotak A
Setiap 100 A/B/C 1 kotak C atau,
2 kotak B atau,
4 kotak A atau,
1 kotak B dan 2 kotak A

Catatan :
1. 1 kotak B setara dengan 2 kotak A.
2. 1 kotak C setara dengan 2 kotak B
Alat Evakuasi dan Transportasi

• tandu atau alat lain untuk


memindahkan korban
• mobil ambulance atau kendaraan
yang dapat digunakan untuk
pengangkutan korban.
Alat Perlindungan dan Peralatan khusus

• APD yang disesuaikan dengan


potensi bahaya di tempat kerja yang
digunakan dalam keadaan darurat.
• Peralatan khusus berupa alat untuk
pembasahan tubuh cepat (shower)
dan pembilasan/pencucian mata.
KETENTUAN PERALIHAN

• Dengan ditetapkannya Peraturan


Menteri ini, maka Surat Ketetapan
Kepala Djawatan Pengawasan
Perburuhan Nomor 1/Bb3/P tanggal
1 Oktober 1956 tentang Peraturan
Khusus Untuk Pertolongan Pada
Kecelakaan (Peraturan Khusus AA),
dinyatakan tidak berlaku lagi).
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL
PEMBINAAN PENGAWASAN
KETENAGAKERJAAN
TENTANG
PEDOMAN PELATIHAN DAN
PEMBERIAN
LISENSI PETUGAS
PERTOLONGAN PERTAMA PADA
KECELAKAAN
DI TEMPAT KERJA
Menimbang

• pelaksanaan pasal 3 ayat (4) Peraturan


Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
R.I. No. Per.15/MEN/VIII/2008 tentang
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di
Tempat Kerja perlu ditetapkan Pedoman
Pelatihan dan Pemberian Lisensi Petugas
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
(P3K) di Tempat Kerja dengan
Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan
Pengawasan Ketenagakerjaan.
TUJUAN

• Tujuan Umum
– Memberikan pedoman pelaksanaan pelatihan dan
pemberian lisensi Petugas P3K di Tempat Kerja
bagi instansi pemerintah, pemerintah provinsi,
pemerintah kabupaten//kota, penyelenggara
pelatihan dan masyarakat industri

• Tujuan Khusus
– Tersedianya pedoman dalam pelaksanaan
pelatihan dan pemberian lisensi Petugas P3K di
tempat kerja yang seragam di seluruh Indonesia.
LINGKUP PEDOMAN

1. Pelaksanaan pelatihan
petugas P3K di Tempat Kerja

2. Pemberian lisensi petugas


P3K di Tempat Kerja.
PELAKSANAAN PELATIHAN PETUGAS
P3K DI TEMPAT KERJA
• Penyelenggara Pelatihan.
– Pihak-pihak yang dapat menyelenggarakan
pelatihan adalah :
• Instansi yang bertanggung jawab dibidang
pengawasan ketenagakerjaan
• Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja
bidang pembinaan yang telah disahkan sesuai
peraturan perundangan yang berlaku
• Pusat K3 dan balai-balainya
• Palang Merah Indonesia (PMI) atau pihak lain yang
mengadakan kerjasama dengan Instansi yang
bertanggung jawab dibidang pengawasan
ketenagakerjaan
PELAKSANAAN PELATIHAN PETUGAS
P3K DI TEMPAT KERJA

• Pihak-pihak yang akan


melaksanakan pelatihan petugas
P3K di tempat kerja bekerjasama
dan berkoordinasi dengan Instansi
yang membidangi pengawasan
ketenagakerjaan setempat.
KURIKULUM PELATIHAN P3K
DI TEMPAT KERJA
Materi Dasar :
• Dasar-dasar kesehatan kerja dan Peraturan Perundangan
P3K di Tempat Kerja (3 JP)
• Dasar-dasar P3K di tempat kerja (3 JP)
Materi Inti :
• Anatomi dan Fisiologi Manusia (2 JP)
• Bahaya dan Penanganan Terhadap Kejang, Pajanan Suhu
Lingkungan dan Bahan Kimia. (4 JP)
• Pertolongan pertama pada gangguan Lokal (5 JP)
• Pertolongan pertama pertama pada gangguan umum (4 JP)
• Evakuasi Korban dan Praktek (3 JP)
• P3K Keadaan khusus (2 JP)
• Resusitasi Jantung Paru (4 JP)

JUMLAH : 28 JP + 2 JP EVALUASI = 30 JP
INSTRUKTUR
• Materi dasar diberikan oleh instruktur yang
berasal dari instansi yang bertanggung jawab
dibidang pengawasan ketenagakerjaan
• Materi inti dapat diberikan oleh instruktur
yang berasal dari praktisi, akademisi atau
instansi pemerintah terkait.
• Evaluasi dilakukan oleh penyelenggara
pelatihan bersama instansi yang membidangi
pengawasan ketenagakerjaan.
PENERBITAN SERTIFIKAT
• Setelah mengikuti pelatihan dan telah mengikuti
evaluasi akan memperoleh sertifikat yang dikeluarkan
oleh Dirjen Binwasnaker c.q Direktur PNK3
• Dalam hal petugas P3K di tempat kerja yang telah
mengikuti pelatihan sebelum pedoman ini
dikeluarkan dan telah memilki sertifikat dari
penyelenggara pelatihan, maka dapat diproses untuk
mendapatkan sertifikat yang dikeluarkan oleh Dirjen
Binwasnaker c.q Direktur PNK3 dengan terlebih
dahulu dilakukan evaluasi.

Proses penerbitan sertifikat sebagaimana skema berik
ut :
PEMBERIAN LISENSI PETUGAS P3K DI
TEMPAT KERJA

• Pengurus harus mengajukan permohonan


kepada Instansi yang bertanggung jawab
dibidang ketenagakerjaan setempat disertai
lampiran:
– Surat keterangan penunjukkan dari perusahaan
sebagai Petugas P3K di Tempat Kerja
– Surat keterangan sehat jasmani dan rohani dari
dokter
– Surat pernyataan bersedia ditunjuk sebagai
Petugas P3K di Tempat Kerja
– Salinan sertifikat
– Pasfoto 2x3 berwarna sebanyak 2 lembar
PEMBERIAN LISENSI PETUGAS P3K DI
TEMPAT KERJA

• Lisensi petugas P3K di tempat


kerja berlaku selama 3 (tiga) tah
un sejak tanggal diterbitkan dan
dapat diperpanjang dengan me
ngajukan permohonan
• Bentuk dan ukuran lisensi Petug
as P3K di Tempat Kerja sebagai
berikut:
• Skema penerbitan lisensi:
BUKU KEGIATAN PETUGAS P3K DI
TEMPAT KERJA
• Petugas P3K di Tempat Kerja yang ditunjuk ole
h pengusaha/pengurus dan telah mendapatkan lis
ensi wajib memiliki Buku Kegiatan Petugas P3K
di Tempat Kerja.
• Buku Kegiatan Petugas P3K di Tempat Kerja di
gunakan untuk mencatat semua kegiatan dalam
melakukan pertolongan pertama, latihan pertolo
ngan pertama ataupun dalam pemeliharaan kotak
P3K
• Buku kegiatan
petugas P3K dikeluarkan oleh Instansi yang bert
anggung jawab dibidang ketenagakerjaan setem
pat.
• Bentuk dan ukuran Buku Kegiatan Petugas P3K
di Tempat Kerja sebagai berikut
:
Prinsip Dasar Tindakan Pertolongan

1. Pedoman tindakan
Prinsip P-A-T-U-T
 P = Penolong mengamankan diri sendiri lebih dahulu
sebelum bertindak
 A = Amankan korban dari gangguan di tempat
kejadian, sehingga bebas dari bahaya.
 T = Tandai tempat kejadian sehingga orang lain tahu
bahwa di tempat itu ada kecelakaan.
 U = Usahakan menghubungi ambulan, dokter, rumah
sakit atau yang berwajib
 T = Tindakan pertolongan terhadap korban dalam
urutan yang paling tepat.
Pemberian Pertolongan

1. Menilai situasi
a. Mengenali bahaya diri sendiri dan orang lain
b. Memperhatikan sumber bahaya
c. Memperhatikan jenis pertolongan
d. Memperhatikan adanya bahaya susulan
Pemberian Pertolongan

2. Mengamankan Tempat Kejadian


a. Memperhatikan penyebab kecelakaan
b. Utamakan keselamatan diri sendiri
c. Singkirkan sumber bahaya yang ada (putuskan
aliran dan matikan sumber )
d. Hilangkan faktor bahaya misal dengan
menghidupkan exhaus ventilasi, jauhkan sumber
e. Singkirkan korban dengan cara aman dan
memperhatikan keselamatan diri sendiri (dengan
alat pelindung ).
Pemberian Pertolongan

3. Memberikan pertolongan
a. Menilai kondisi korban dan tentukan status korban dan
prioritas tindakan
 Periksa kesadaran, pernafasan, sirkulasi darah dan
gangguan lokal
b. Berikan pertolongan sesuai status korban
 Baringkan korban dengan kepala lebih rendah dari
tubuh
 Bila ada tanda henti nafas dan jantung berikan resusitasi
Jantung paru
 Selimuti korban
 Bila luka ringan obati seperlunya (luka bakar ringan).
 Bila luka berat carikan pertolongan ke RS/dokter.
Prinsip Dasar Tindakan Pertolongan

2. Ciri-ciri gangguan
 Mengenali ciri-ciri gangguan pada korban
 Gangguan Umum
 Gangguan Lokal
Gangguan Umum

1. Gangguan pernafasan (sumbatan jalan nafas,


menghisap asap/gas beracun, kelemahan atau
kekejangan otot pernafasan).
2. Gangguan kesadaran (gegar/memar otak,
sengatan matahari langsung, kekurangan zat
asam/oksigen).
3. Gangguan peredaran darah (perdarahan hebat,
luka bakar yang luas, rasa nyeri yang hebat,
kekuarangan cairan tubuh secara cepat,
keadaan allergi atau tidak tahan obat).
Gangguan lokal

1. Perdarahan atau luka yang disebabkan karena


adanya pembuluh darah terputus atau robek.
2. Patah tulang yang disebabkan karena adanya
benturan atau pukulan.
3. Luka bakar yang disebabkan karena panas
kering, kontak dengan aliran listrik, gesekan
dari roda yang berputar, asam dan basa kuat,
panas yang basah.
Prinsip Dasar Tindakan Pertolongan

3. Kesiapan Fasilitas Pertolongan


 Personil.
 Buku petunjuk/buku pedoman P3K
 Kotak P3K & kotak khusus dokter
 Ruang P3K
 Alat angkut & transportasi
 Alat perlidungan
 Peralatan darurat
Personil / Petugas P3K
Jumlah personil
Seleksi personil
Training personil
Tanggung jawab
PETUGAS P3K
Jumlah Jumlah Petugas
Pekerja
Tempat Kerja 25 – 150 1
Dengan Faktor > 150 1 untuk setiap 150 orang
Risiko Rendah : (2 orang untuk 300 orang,
Toko, Kantor, dst)
Perpustakaan
Tempat Kerja 25 – 100 1 untuk setiap 100 orang
Dengan Faktor > 100 (2 untuk 200 orang, dst)
Risiko Tinggi:
kontruksi, Industri
kimia, galangan
kapal
JUMLAH DAN JENIS KOTAK P3K

Jumlah Jumlah Kotak Tiap 1 (satu) Unit Kerja


Pekerja Tempat Kerja dengan Tempat Kerja dengan
Faktor Risiko Rendah Faktor Risiko Tinggi
0 s.d 25 Minimal 1 Kotak P3K Minimal 1 Kotak P3K
Bentuk IA Bentuk IIA
26 s.d 50 Minimal 1 Kotak P3K Minimal 1 Kotak P3K
Bentuk IB Bentuk IIB
51 s.d 100 Minimal 1 Kotak P3K Minimal 1 Kotak P3K
Bentuk IC Bentuk IIC
REKOMENDASI MINIMUM
ISI KOTAK P3K BENTUK I
No. ISI Kotak A Kotak B Kotak C
(Untuk 25 (untuk 50 (untuk 100
Pekerja) Pekerja) Pekerja)
1. Kasa steril terbungkus 20 40 40
2. Perban (lebar 5 cm) 1 2 4
3. Perban (lebar 7,5 cm) 1 3 6
4. Plester (lebar 1,25 cm) 1 1 2
5. Plester cepat 10 15 20
6. Kapas (25 gram) 1 2 3
7. Perban segitiga/mettela 4 4 6
8. Gunting 1 1 1
9. Peniti 4 4 6
10. Sarung tangan sekali pakai 2 2 4
11. Masker 1 1 2
12. Aquades (100 ml lar saline) 1 2 4
13. Povidon Iodin (60 ml) 1 2 2
14. Alkohol 70% 1 1 1
15 Buku panduan P3K umum 1 1 1
16 Buku Catatan 1 1 1
17. Daftar isi kotak 1 1 1
REKOMENDASI MINIMUM
ISI KOTAK P3K BENTUK II
No. ISI Kotak A Kotak B Kotak C
(Untuk 25 (untuk 50 (untuk 100
Pekerja) Pekerja) Pekerja)
1. Kasa steril terbungkus 20 40 40
2. Perban (lebar 5 cm) 1 2 4
3. Perban (lebar 7,5 cm) 1 3 6
4. Plester (lebar 1,25 cm) 1 1 2
5. Plester cepat 10 15 20
6. Kapas (25 gram) 1 2 3
7. Perban segitiga/mettela 4 4 6
8. Gunting 1 1 1
9. Peniti 4 4 6
10. Sarung tangan sekali pakai 2 2 4
11. Masker 1 1 2
12. Bidai 2 4 6
13. Pinset 1 1 1
14. Lampu senter 1 1 1
15 Sabun 1 1 1
16 Kerta pembersih (Cleaning Tissue) 1 1 1
17. Aquades (100 ml lar saline) 1 2 4
18. Povidon Iodin (60 ml) 1 2 2
19. Alkohol 70% 1 1 1
20. Buku panduan P3K umum 1 1 1
21. Buku Catatan 1 1 1
22. Daftar isi kotak 1 1 1
Faktor Yang Perlu Diperhatikan Dalam
Penyediaan Fasilitas
 Sifat Pekerjaan
 Jumlah bahan/sumber bahaya
 Pelayanan kesehatan terdekat
 Lokasi tempat kerja
 Jenis industri
 Jumlah pekerja
 Shift kerja
 Ukuran dan lay out perusahaan
Pengawasan Pelaksanaan P3K di Tempat Kerja

• Fasilitas :
– Kotak P3K
– Isi kotak P3K
– Buku pedoman
– Ruang P3K
– Perlengkapan P3K (alat perlindungan, alat
darurat, alat angkut dan transportasi)
• Personil :
– Penanggung Jawab : dokter pimpinan PKK, Ahli
K3
– Petugas P3K : Sertifikat pelatihan P3K di tempat
kerja
Pembinaan Pengawasan Pelaksanaan P3K
Di Tempat Kerja

Internal Perusahaan
 Pengurus Perusahaan
 Dokter Perusahaan/DPKTK
 Ahli K3, Ahli K3 Kimia
 Auditor Internal

External Perusahaan
 Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan
 Auditor External
Penanganan P3K dalam K3
1. LUKA BAKAR
Ada 3 tingkatan, yaitu:
a. Tingkat I
Luka bakar biasa, kulit tidak melepuh
→ obati dg obat merah / salep
b. Tingkat II
Kulit melepuh (ada gelembung)
→ tutup bagian gelembung dengan perban steril
yang diolesi salep
c. Tingkat III
Terbakar parah / hangus (jaringan sampai rusak)
→ tutup dengan perban steril, minta bantuan dokter
Penanganan luka bakar tingkat II:
1. Bagian kulit yang melepuh diolesi
mercuchrome / dilap dg alkohol 94%
2. Tutup dengan kain kasa steril
3. Dilarang menusuk bagian yang melepuh
untuk mengeluarkan cairan lepuhan
4. Bila lepuhan pecah, bersihkan dari kuman
5. Gunting bagian kulit yang terkelupas karena
lepuhan
6. Tutup dengan kain pembalut yang steril
2. LUKA TERSAYAT
Penanganan: bersihkan luka dengan kain
tipis/perban yang steril, olesi dengan Iodium tincture 3,5% pada
daerah sekeliling luka

• Luka kecil : - cuci dengan sabun dan air


- tutup dengan perban steril
- ikat dengan tali pembalut/plester
• Luka dalam, besar, mengeluarkan banyak darah:
- dibalut diantara bagian sisi yang luka dan bagian
tengah luka agar darah tidak banyak keluar
- tutup luka dengan perban steril
- minta pertolongan dokter
3. TERSENGAT ARUS LISTRIK
• Bila korban masih berhubungan dengan kontaknya,
matikan sumber arus listrik atau tolong korban dengan
cara mengisolasi diri dari tanah. Kemudian tarik korban
pada pakaiannya
• Bila korban tidak pingsan, beri minum larutan NaHCO3
(1 sendok teh dalam 1 gelas air)
• Bila korban pingsan, lakukan langkah penyadaran, jika
pernafasan terhenti beri pernafasan buatan.
Tidak memberi minum pada saat korban pingsan.
• Korban segera dibawa ke rumah sakit untuk penanganan
lebih lanjut.
4. KECELAKAAN PADA MATA

Penanganan: setetes minyak jarak (castor oil) dapat diteteskan


pada mata, tutup dg kapas tebal, lalu balut perlahan-lahan
untuk untuk mencegah cahaya masuk.

Zat padat pada mata


• Bila zat padat tidak berbahaya, dapat dihilangkan dengan
sapu tangan yang dibasahi air dengan membuka kelopak
mata bagian bawah.
• Bila kotoran ada di bagian kelopak mata bagian atas, kedip-
kedipkan mata dalam air di atas piring kecil.
Pecahan kaca
• Jangan berusaha untuk mengeluarkannya
karena berbahaya
• Tutup mata dengan kapas yang tebal, balut
perlahan-lahan
• Segera bawa ke rumah sakit

Zat korosif (asam/basa)


• Cuci mata dengan air yang banyak
• Bila masih terasa sakit, tutup mata dengan kapas tebal,
kemudian balut pelan-pelan
• Bawa ke rumah sakit
5. KERACUNAN
• Gejala: pusing, sesak nafas, muntah, sakit perut, diare, kejang-
kejang, kram perut, air liur berlebih, nyeri otot, koma, dan pingsan

• Tindakan:
1. Jika korban tidak sadar, korban jangan disuruh muntah/
minum.
2. Jika korban sadar, beri minum 2-4 gelas air/susu kemudian
korban disuruh muntah dengan cara memasukkan telunjuk jauh
ke dalam mulut (kecuali jika yang termakan bensin, pelumas,
asam/basa).
3. Korban disuruh muntah hingga muntahnya jernih. Untuk
menghindari kekurangan cairan, korban diberi minum 1 gelas air
garam (1 sendok dalam 1 liter air)
4. Penawar racun:
a. susu
b. putih telur yang sudah dikocok
c. penawar racun universal (campuran arang tulang : MgO :
asam tanin = 2 : 1 : 1) sebanyak 1 sendok campuran dalam 1
gelas air
d. proses netralisasi dengan memberikan bahan kimia tertentu,
tergatung dari jenis racun.
Keracunan Akibat Bahan Kimia
Keracunan melalui mulut (termakan)
No Jenis bahan kimia Pertolongan

1 Arsen, kadmium, kromat, dikromat, klorat, Bila termakan jangan


hipoklorit, eter, hidrokatbon aromatik, aldehid, dimuntahkan, korban diberi
keton, halusinogenia (ganja, heroin), insektisida, minum penawar racun
salisilat, cat dan pelarutnya universal
2 Bahan kimia khusus: Tidak dimuntahkan
- Asam mineral organik Korban diberi zat penetral
- Alkali kemudian minum susu/putih
- Alkaloida (kokain, morfin, nikotin) telur. Zat penetral:
- Alkohol - asam: gel Al(OH)3
- basa: CH3COOH 1%, HNO3
1%, air jeruk
- alkaloida: KMnO4 1 o/oo

- alkohol: NAHCO3
3 Air raksa, fosfor, fosfor organik, fenol, senyawa - Bila termakan dimuntahkan
hidroksil, timbal, brom, sianida dg diberi minum air garam
- Diberi susu / putih telur
Keracunan melalui Pernafasan
1. Penolong menggunakan gas masker untuk
menolong korban
2. Pindahkan korban ke tempat aman dan
berhawa segar
3. Lakukan pernafasan buatan jika pernafasan
terhenti
4. Siapkan gas O2
5. Dibawa ke rumah sakit untuk perawatan
lebih lanjut
Keracunan melalui kulit:
• Lepaskan pakaian / jauhkan peralatan yang
terkena racun
• Bagian kulit yang terkena racun dibilas
dengan air selama 15 menit

Keracunan melalui mata:


1. Usahakan mata tetap terbuka
2. Dibilas dengan air hangat selama 15 menit
3. Bibir mata tidak menghalangi proses
pembilasan
6. PINGSAN
Penanganan
• Penderita dibaringkan dan tidak dikerumuni banyak
orang
• Telentangkan korban di atas lantai dan biarkan
menghirup uap amonia encer atau garam-garam yang
berbau
• Stimulasi kulit korban dengan menggosok
menggunakan sikat berbulu keras
• Bila korban dapat menelan, beri air kopi
• Bila pernafasan pendek / tertahan-tahan, dilakukan
pernafasan buatan / menghembuskan oksigen 6%
dengan CO2
PERNAFASAN BUATAN
Pernafasan buatan diberikan bila:
1. Tidak ada gerak bernafas
2. Tidak ada uap hasil pernafasan
3. Kuku, bibir, muka mulai membiru
PEMBERIAN PERTOLONGAN
TERHADAP KORBAN KECELAKAAN
YANG KONTAK DENGAN BAHAN KIMIA
• Hal-hal yang perlu dipertimbangkan :
– Sifat, jumlah,bahaya, jalan masuk dari bahan kimia
– Tersedianya tenaga pertolongan pertama
– Jarak ke fasilitas kesehatan terdekat
– Tersedianya transportke fasilitas kesehatan
– Kemampuan berkomunikasi untuk mendapat bantuan
dari luar seperti adanya telepon, radio panggil
– Peralatan darurat di dalam pabrik.
– Pelatihan dasar keadaan darurat bagi pekerja
PEMBERIAN PERTOLONGAN
TERHADAP KORBAN KECELAKAAN
YANG KONTAK DENGAN BAHAN KIMIA
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Menilai situasi
a. Mengenali bahaya bahan kimia yang
mengancam penolong dan orang lain.
b. Memperhatikan sumber bahaya bahan
kimia
c. Memperhatikan jenis pertolongan
d. Memperhatikan adanya bahaya susulan
PEMBERIAN PERTOLONGAN
TERHADAP KORBAN KECELAKAAN
YANG KONTAK DENGAN BAHAN KIMIA

2. Mengamankan Tempat Kejadian


a. Memperhatikan penyebab kecelakaan
b. Bahan kimia bentuk gas atau uap,
penolong memakai alat pernafasan.
c. Singkirkan sumber bahaya yang ada atau
singkirkan korban dengan cara aman.
PEMBERIAN PERTOLONGAN
TERHADAP KORBAN KECELAKAAN
YANG KONTAK DENGAN BAHAN KIMIA

3. Memberikan pertolongan
a. Menilai kondisi korban dan tentukan
status korban dan prioritas tindakan
b. Berikan pertolongan sesuai status korban
dengan memperhatikan instruksi P3K di
MSDS.
c. Prinsip : Mencegah / menghentikan
penyerapan
• Encerkan bahan kimia di kulit dengan air
atau di lambung dengan air /susu
PEMBERIAN PERTOLONGAN
TERHADAP KORBAN KECELAKAAN
YANG KONTAK DENGAN BAHAN KIMIA

3. Memberikan pertolongan
d. Bahan kimia tertelan :
• Encerkan racun yang ada di lambung
sekaligus menghalangi penyerapan
dengan air atau susu atau telur
mentah.
• Kosongkan lambung dengan
dimuntahkan (Kontra indikasi : zat
korosif; asam/basa kuat , hidro
karbon; minyak tanah, bensin,
penurunan kesadaran, kejang)
PEMBERIAN PERTOLONGAN
TERHADAP KORBAN KECELAKAAN
YANG KONTAK DENGAN BAHAN KIMIA

3. Memberikan Pertolongan
e. Bahan kimia melalui kulit / mata
• Menghilangkan kontak & mendinginkan.
• Terkontaminasi kulit & pakaian diguyur
dengan air waktu melepas pakaian.
• Kena kulit cuci/bilas dengan air dan
sabun. Dapat digunakan asam cuka
encer atau natrium bicarbonat encer
• Penolong jangan sampai terkontaminasi
• Kena mata cuci dengan boor water/air
PEMBERIAN PERTOLONGAN
TERHADAP KORBAN KECELAKAAN
YANG KONTAK DENGAN BAHAN KIMIA

3. Memberikan pertolongan
f. Racun terinhalasi / terhirup
• Pindahkan korban ke tempat yang aman dan
udara bersih
• Sesak nafas longgarkan pakaian dan bila ada
beri O2
• Bila nafas berhenti lakukan Resusitasi paru
• Untuk mengeluarkan udara beracun yang
terhisap lakukan nafas buatan dengan alat
bantu pernafasan (ambubag/artificial
respiration), jangan secara mulut ke mulut
PEMBERIAN PERTOLONGAN
TERHADAP KORBAN KECELAKAAN
PADA PEKERJAAN DALAM RUANGAN
TERTUTUP DAN TERBATAS

1. Menilai situasi
a. Mengenali bahaya diri sendiri dan orang
lain
b. Memperhatikan sumber bahaya (fisik,
kimia)
c. Memperhatikan jenis pertolongan
d. Memperhatikan adanya bahaya susulan
PEMBERIAN PERTOLONGAN
TERHADAP KORBAN KECELAKAAN
PADA PEKERJAAN DALAM RUANGAN
TERTUTUP DAN TERBATAS
2. Mengamankan Tempat Kejadian
a. Memperhatikan penyebab kecelakaan
b. Utamakan keselamatan diri sendiri dengan
menggunakan APD
c. Singkirkan sumber bahaya yang ada
d. Hilangkan faktor bahaya (misal dengan
menghidupkan exhaus ventilasi)
e. Singkirkan korban dengan cara aman dan
memperhatikan keselamatan diri sendiri.
f. Beri tanda bahaya untuk pertolongan
PEMBERIAN PERTOLONGAN
TERHADAP KORBAN KECELAKAAN
PADA PEKERJAAN DALAM RUANGAN
TERTUTUP DAN TERBATAS

3. Memberikan pertolongan
a. Menilai kondisi korban dan tentukan status
korban dan prioritas tindakan
b. Berikan pertolongan sesuai status korban
• Baringkan korban dengan kepala lebih rendah
dari tubuh
• Bila ada tanda henti nafas dan jantung berikan
resusitasi Jantung paru
• Bila luka ringan obati seperlunya
• Bila luka berat carikan pertolongan ke rujukan
PRINSIP RESUSITASI
OTAK SELALU MENDAPATKAN O2

Oksigen

SEL
TUBUH ENERGI
(MLL DARAH)

Zat Lain
(Makanan, Air)
ABC KEHIDUPAN

3 Unsur masuknya O2 ke otak


• Jalan nafas (Air Way)
• Pernafasan (Breathing)
• Aliran Darah (Circulation)
ABC RESUSITASI

• Membuka jalan nafas (Air Way)


• Mempertahankan pernafasan
(Breathing)
• Mempertahankan aliran Darah
(Circulation)
RESUSITASI PARU
• Baringkan korban terlentang
• Longgarkan pakaian
• Bersihkan mulut, hidung dan tenggorokan
• Bebaskan jalan nafas dengan menengadahkan
kepala
• Pada Mulut ke mulut, tutup hidung korban dan
Pada mulut ke hidung, gunakan ibu jari tangan
untuk menahan dagu dan menekan bibir bawah
agar mulut tertutup.
• Ambil nafas dan berikan 4 kali hembusan dengan
cepat sehingga dada korban mengembang
• Lanjutkan pertolongan nafas 12 – 15 kali
permenit
• Jika sudah bernafas awasi pernafasan
RESUSITASI JANTUNG PARU
• Baringakan korban terlentang diatas dasar yang keras dan
kuat
• Kepala korban ditengadahkan
• Tentukan titik kompresi (2 jari diatas ujung tulang
dada/titik temu lengkung iga).
• Letakkan tumit tangan diatas titik kompresi
• Kuncilah jari-jari tangan satu dengan jari tangan lainnya.
• Dengan kedua tangan tegak lurus terhadap tulang dada
lakukan tekanan dengan bantuan BB 80 x/menit kedalaman 4
– 5 cm.
• Bila penolong 1 orang : lakukan 2 x nafas buatan dan disusul
30 x pijatan jantung
• Bila penolong 2 orang : lakukan bersama-sama dengan
perbandingan 1 : 5.
• Lakukan 4 siklus, bila nadi (-) teruskan RJP.
RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)

• Kapan tidak dilakukan RJP :


– Ada lebam mayat
– Ada kaku mayat
– Ada pembusukan
– Korban terpotong-potong
• Kapan menghentikan RJP :
– Korban pulih
– Diganti tenaga terlatih
– Kelelahan
– Dokter mengatakan untuk menghentikan
– Henti jantung lebih 30 menit
KESALAHAN DALAM RJP
SEBAB AKIBAT

Penderita tidak berbaring Pada RJP Kurang efektif


Bidang keras
Penderita tidak horizontal Bila kepala lebih tinggi, darah ke
otak akan kurang
Tekan dahi tekan dagu kurang Jalan nafas terganggu
baik
Kebocoran saat melakukan Pernafasan buatan tidak efektif
pernafasan buatan
Lubang hidung kurang tertutup Pernafasan buatan tidak efektif

Letak tangn kurang tepat, arah, Patah tulang, luka dalam paru
tekanan kurang
Tekanan terlalu dalam atau Jumlah yang dialirkan kurang
terlalu cepat
Rasio RJP dan pernafasan buatan Oksigenasi darah kurang
tidak baik

Anda mungkin juga menyukai