Dampak/Risiko : T
1. Tenaga Kerja : U
- Kecelakaan Masalah terkait :
J
kerja NARKOBA
U •
- Peny. Umum &
Akibat Kerja A • HIV & AIDS
2. Perusahaan : A • Tuberculosis
- Loss (TB)
- Kualitas & N
kuantitas • Flu Burung dll.
produk
- Kelangsungan
usaha
3. Lingkungan : PRODUKTIVITAS
- Pencemaran KERJA
- Global Warming
LATAR BELAKANG
2. Permennakertrans No.Per.03/Men/1982
Pasal 2: Tugas pokok Pelayan Kesehatan
Kerja;
Pelaksanaan P3K
Pendidikan petugas P3K
Peraturan Perundangan Yang Terkait
3. Undang-undang No. 3 Tahun 1969
Pasal 19 : Setiap badan , lembaga atau dinas pemberi jasa, atau
bagiannya yang tunduk kepada konvensi ini, dengan
memperhatikan besarnya dan kemungkinan bahaya harus :
Menyediakan Apotik atau pos P3K sendiri atau
Memelihara apotik atau pos P3K bersama-sama dengan badan,
lembaga atau kantor pemberi jasa atau bagiannya.
Mempunyai satu atau lebih lemari, kotak atau perlengkapan P3K
Pengertian-pengertian :
• P3K di tempat kerja
• Petugas P3K
• Fasilitas P3K di tempat kerja
• Pekerja/buruh
• Tempat Kerja
• Pengusaha
• Pengurus
KETENTUAN
UMUM
Pengertian-pengertian :
• Ruang P3K
• Kotak P3K dan isi
• Alat Evakuasi dan alat tranportasi
• Fasilitas tambahan berupa APD
dan/atau peralatan khusus di tempat
kerja yang memiliki potensi bahaya
yang bersifat khusus.
Ruang P3K
Wajib menyediakan ruang P3K di tempat kerja, bila mempekerjakan :
• 100 orang atau lebih;
• kurang dari 100 orang dengan potensi bahaya
tinggi .
Persyaratan ruang P3K, meliputi :
a. lokasi ruang P3K :
• dekat dengan toilet/kamar mandi;
• dekat jalan keluar;
• mudah dijangkau dari area kerja; dan
• dekat dengan tempat parkir kendaraan.
b. Luas minimal : menampung satu tempat tidur pasien dan ada
ruang gerak petugas P3K serta fasilitas P3K lainnya;
c. bersih dan terang, ventilasi baik, memiliki pintu dan jalan yang
cukup lebar untuk memindahkan korban;
d. diberi tanda dengan papan nama jelas dan mudah dilihat;
Ruang P3K
Ruang P3K di tempat kerja, sekurang-
kurangnya dilengkapi dengan :
– wastafel dengan air mengalir;
– kertas tisue/lap;
– usungan/tandu;
– bidai/spalk;
– kotak P3K dan isi;
– tempat tidur dengan bantal dan selimut;
– tempat untuk menyimpan alat-alat, seperti :
tandu dan/atau kursi roda;
– sabun dan sikat;
– pakaian bersih untuk penolong;
– tempat sampah; dan
– kursi tunggu bila diperlukan.
Kotak P3K
Catatan :
1. 1 kotak B setara dengan 2 kotak A.
2. 1 kotak C setara dengan 2 kotak B
Alat Evakuasi dan Transportasi
• Tujuan Umum
– Memberikan pedoman pelaksanaan pelatihan dan
pemberian lisensi Petugas P3K di Tempat Kerja
bagi instansi pemerintah, pemerintah provinsi,
pemerintah kabupaten//kota, penyelenggara
pelatihan dan masyarakat industri
• Tujuan Khusus
– Tersedianya pedoman dalam pelaksanaan
pelatihan dan pemberian lisensi Petugas P3K di
tempat kerja yang seragam di seluruh Indonesia.
LINGKUP PEDOMAN
1. Pelaksanaan pelatihan
petugas P3K di Tempat Kerja
JUMLAH : 28 JP + 2 JP EVALUASI = 30 JP
INSTRUKTUR
• Materi dasar diberikan oleh instruktur yang
berasal dari instansi yang bertanggung jawab
dibidang pengawasan ketenagakerjaan
• Materi inti dapat diberikan oleh instruktur
yang berasal dari praktisi, akademisi atau
instansi pemerintah terkait.
• Evaluasi dilakukan oleh penyelenggara
pelatihan bersama instansi yang membidangi
pengawasan ketenagakerjaan.
PENERBITAN SERTIFIKAT
• Setelah mengikuti pelatihan dan telah mengikuti
evaluasi akan memperoleh sertifikat yang dikeluarkan
oleh Dirjen Binwasnaker c.q Direktur PNK3
• Dalam hal petugas P3K di tempat kerja yang telah
mengikuti pelatihan sebelum pedoman ini
dikeluarkan dan telah memilki sertifikat dari
penyelenggara pelatihan, maka dapat diproses untuk
mendapatkan sertifikat yang dikeluarkan oleh Dirjen
Binwasnaker c.q Direktur PNK3 dengan terlebih
dahulu dilakukan evaluasi.
•
Proses penerbitan sertifikat sebagaimana skema berik
ut :
PEMBERIAN LISENSI PETUGAS P3K DI
TEMPAT KERJA
1. Pedoman tindakan
Prinsip P-A-T-U-T
P = Penolong mengamankan diri sendiri lebih dahulu
sebelum bertindak
A = Amankan korban dari gangguan di tempat
kejadian, sehingga bebas dari bahaya.
T = Tandai tempat kejadian sehingga orang lain tahu
bahwa di tempat itu ada kecelakaan.
U = Usahakan menghubungi ambulan, dokter, rumah
sakit atau yang berwajib
T = Tindakan pertolongan terhadap korban dalam
urutan yang paling tepat.
Pemberian Pertolongan
1. Menilai situasi
a. Mengenali bahaya diri sendiri dan orang lain
b. Memperhatikan sumber bahaya
c. Memperhatikan jenis pertolongan
d. Memperhatikan adanya bahaya susulan
Pemberian Pertolongan
3. Memberikan pertolongan
a. Menilai kondisi korban dan tentukan status korban dan
prioritas tindakan
Periksa kesadaran, pernafasan, sirkulasi darah dan
gangguan lokal
b. Berikan pertolongan sesuai status korban
Baringkan korban dengan kepala lebih rendah dari
tubuh
Bila ada tanda henti nafas dan jantung berikan resusitasi
Jantung paru
Selimuti korban
Bila luka ringan obati seperlunya (luka bakar ringan).
Bila luka berat carikan pertolongan ke RS/dokter.
Prinsip Dasar Tindakan Pertolongan
2. Ciri-ciri gangguan
Mengenali ciri-ciri gangguan pada korban
Gangguan Umum
Gangguan Lokal
Gangguan Umum
• Fasilitas :
– Kotak P3K
– Isi kotak P3K
– Buku pedoman
– Ruang P3K
– Perlengkapan P3K (alat perlindungan, alat
darurat, alat angkut dan transportasi)
• Personil :
– Penanggung Jawab : dokter pimpinan PKK, Ahli
K3
– Petugas P3K : Sertifikat pelatihan P3K di tempat
kerja
Pembinaan Pengawasan Pelaksanaan P3K
Di Tempat Kerja
Internal Perusahaan
Pengurus Perusahaan
Dokter Perusahaan/DPKTK
Ahli K3, Ahli K3 Kimia
Auditor Internal
External Perusahaan
Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan
Auditor External
Penanganan P3K dalam K3
1. LUKA BAKAR
Ada 3 tingkatan, yaitu:
a. Tingkat I
Luka bakar biasa, kulit tidak melepuh
→ obati dg obat merah / salep
b. Tingkat II
Kulit melepuh (ada gelembung)
→ tutup bagian gelembung dengan perban steril
yang diolesi salep
c. Tingkat III
Terbakar parah / hangus (jaringan sampai rusak)
→ tutup dengan perban steril, minta bantuan dokter
Penanganan luka bakar tingkat II:
1. Bagian kulit yang melepuh diolesi
mercuchrome / dilap dg alkohol 94%
2. Tutup dengan kain kasa steril
3. Dilarang menusuk bagian yang melepuh
untuk mengeluarkan cairan lepuhan
4. Bila lepuhan pecah, bersihkan dari kuman
5. Gunting bagian kulit yang terkelupas karena
lepuhan
6. Tutup dengan kain pembalut yang steril
2. LUKA TERSAYAT
Penanganan: bersihkan luka dengan kain
tipis/perban yang steril, olesi dengan Iodium tincture 3,5% pada
daerah sekeliling luka
• Tindakan:
1. Jika korban tidak sadar, korban jangan disuruh muntah/
minum.
2. Jika korban sadar, beri minum 2-4 gelas air/susu kemudian
korban disuruh muntah dengan cara memasukkan telunjuk jauh
ke dalam mulut (kecuali jika yang termakan bensin, pelumas,
asam/basa).
3. Korban disuruh muntah hingga muntahnya jernih. Untuk
menghindari kekurangan cairan, korban diberi minum 1 gelas air
garam (1 sendok dalam 1 liter air)
4. Penawar racun:
a. susu
b. putih telur yang sudah dikocok
c. penawar racun universal (campuran arang tulang : MgO :
asam tanin = 2 : 1 : 1) sebanyak 1 sendok campuran dalam 1
gelas air
d. proses netralisasi dengan memberikan bahan kimia tertentu,
tergatung dari jenis racun.
Keracunan Akibat Bahan Kimia
Keracunan melalui mulut (termakan)
No Jenis bahan kimia Pertolongan
- alkohol: NAHCO3
3 Air raksa, fosfor, fosfor organik, fenol, senyawa - Bila termakan dimuntahkan
hidroksil, timbal, brom, sianida dg diberi minum air garam
- Diberi susu / putih telur
Keracunan melalui Pernafasan
1. Penolong menggunakan gas masker untuk
menolong korban
2. Pindahkan korban ke tempat aman dan
berhawa segar
3. Lakukan pernafasan buatan jika pernafasan
terhenti
4. Siapkan gas O2
5. Dibawa ke rumah sakit untuk perawatan
lebih lanjut
Keracunan melalui kulit:
• Lepaskan pakaian / jauhkan peralatan yang
terkena racun
• Bagian kulit yang terkena racun dibilas
dengan air selama 15 menit
3. Memberikan pertolongan
a. Menilai kondisi korban dan tentukan
status korban dan prioritas tindakan
b. Berikan pertolongan sesuai status korban
dengan memperhatikan instruksi P3K di
MSDS.
c. Prinsip : Mencegah / menghentikan
penyerapan
• Encerkan bahan kimia di kulit dengan air
atau di lambung dengan air /susu
PEMBERIAN PERTOLONGAN
TERHADAP KORBAN KECELAKAAN
YANG KONTAK DENGAN BAHAN KIMIA
3. Memberikan pertolongan
d. Bahan kimia tertelan :
• Encerkan racun yang ada di lambung
sekaligus menghalangi penyerapan
dengan air atau susu atau telur
mentah.
• Kosongkan lambung dengan
dimuntahkan (Kontra indikasi : zat
korosif; asam/basa kuat , hidro
karbon; minyak tanah, bensin,
penurunan kesadaran, kejang)
PEMBERIAN PERTOLONGAN
TERHADAP KORBAN KECELAKAAN
YANG KONTAK DENGAN BAHAN KIMIA
3. Memberikan Pertolongan
e. Bahan kimia melalui kulit / mata
• Menghilangkan kontak & mendinginkan.
• Terkontaminasi kulit & pakaian diguyur
dengan air waktu melepas pakaian.
• Kena kulit cuci/bilas dengan air dan
sabun. Dapat digunakan asam cuka
encer atau natrium bicarbonat encer
• Penolong jangan sampai terkontaminasi
• Kena mata cuci dengan boor water/air
PEMBERIAN PERTOLONGAN
TERHADAP KORBAN KECELAKAAN
YANG KONTAK DENGAN BAHAN KIMIA
3. Memberikan pertolongan
f. Racun terinhalasi / terhirup
• Pindahkan korban ke tempat yang aman dan
udara bersih
• Sesak nafas longgarkan pakaian dan bila ada
beri O2
• Bila nafas berhenti lakukan Resusitasi paru
• Untuk mengeluarkan udara beracun yang
terhisap lakukan nafas buatan dengan alat
bantu pernafasan (ambubag/artificial
respiration), jangan secara mulut ke mulut
PEMBERIAN PERTOLONGAN
TERHADAP KORBAN KECELAKAAN
PADA PEKERJAAN DALAM RUANGAN
TERTUTUP DAN TERBATAS
1. Menilai situasi
a. Mengenali bahaya diri sendiri dan orang
lain
b. Memperhatikan sumber bahaya (fisik,
kimia)
c. Memperhatikan jenis pertolongan
d. Memperhatikan adanya bahaya susulan
PEMBERIAN PERTOLONGAN
TERHADAP KORBAN KECELAKAAN
PADA PEKERJAAN DALAM RUANGAN
TERTUTUP DAN TERBATAS
2. Mengamankan Tempat Kejadian
a. Memperhatikan penyebab kecelakaan
b. Utamakan keselamatan diri sendiri dengan
menggunakan APD
c. Singkirkan sumber bahaya yang ada
d. Hilangkan faktor bahaya (misal dengan
menghidupkan exhaus ventilasi)
e. Singkirkan korban dengan cara aman dan
memperhatikan keselamatan diri sendiri.
f. Beri tanda bahaya untuk pertolongan
PEMBERIAN PERTOLONGAN
TERHADAP KORBAN KECELAKAAN
PADA PEKERJAAN DALAM RUANGAN
TERTUTUP DAN TERBATAS
3. Memberikan pertolongan
a. Menilai kondisi korban dan tentukan status
korban dan prioritas tindakan
b. Berikan pertolongan sesuai status korban
• Baringkan korban dengan kepala lebih rendah
dari tubuh
• Bila ada tanda henti nafas dan jantung berikan
resusitasi Jantung paru
• Bila luka ringan obati seperlunya
• Bila luka berat carikan pertolongan ke rujukan
PRINSIP RESUSITASI
OTAK SELALU MENDAPATKAN O2
Oksigen
SEL
TUBUH ENERGI
(MLL DARAH)
Zat Lain
(Makanan, Air)
ABC KEHIDUPAN
Letak tangn kurang tepat, arah, Patah tulang, luka dalam paru
tekanan kurang
Tekanan terlalu dalam atau Jumlah yang dialirkan kurang
terlalu cepat
Rasio RJP dan pernafasan buatan Oksigenasi darah kurang
tidak baik