Anda di halaman 1dari 162

PROGRAM

KESELAM A T AN D A N
KESEHATA N K E R J A ( K 3 )
DEFINISI

• KESELAMATAN KERJA ADALAH SEBUAH KONDISI DI MANA PARA


KARYAWAN TERLINDUNGI DARI CEDERA YANG DISEBABKAN OLEH
BERBAGAI KECELAKAAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN.

• KESEHATAN KERJA ADALAH SEBUAH KONDISI DI MANA PARA KARYAWAN


TERBEBAS DARI BERBAGAI PENYAKIT FISIK DAN EMOSIONAL YANG
DISEBABKAN OLEH PEKERJAAN.
PERLUNYA MENJALANKAN
PROGRAM KESELAMATAN KERJA
• MENCEGAH KERUGIAN FISIK DAN FINANSIAL YANG BISA DIDERITA
KARYAWAN.

• MENCEGAH TERJADINYA GANGGUAN TERHADAP PRODUKTIVITAS


PERUSAHAAN.

• MENGHEMAT BIAYA PREMI ASURANSI.


• MENGHINDARI TUNTUTAN HUKUM.
FOKUS PROGRAM KESELAMATAN
KERJA
• PROGRAM KESELAMATAN KERJA DIFOKUSKAN PADA DUA ASPEK:
•PERILAKU KERJA:
• MEMBENTUK SIKAP KARYAWAN YANG PRO-KESELAMATAN KERJA
• MENDORONG UPAYA SELURUH KARYAWAN UNTUK MEWUJUDKAN
KESELAMATAN KERJA, MULAI DARI MANAJEMEN PUNCAK HINGGA KARYAWAN
LEVEL TERENDAH
• MENEKANKAN TANGGUNG JAWAB PARA MANAJER DALAM MELAKSANAKAN
PROGRAM KESELAMATAN KERJA

•KONDISI KERJA:
• MENGEMBANGKAN DAN MEMELIHARA LINGKUNGAN KERJA FISIK YANG AMAN,
MISALNYA DENGAN PENYEDIAAN ALAT-ALAT PENGAMAN
BEBERAPA TEKNIK DALAM PROGRAM
KESELAMATAN DAN KESEHATAN
• ANALISIS BAHAYA PEKERJAAN
• PROSES YANG DIRANCANG UNTUK MEMPELAJARI DAN MENGANALISIS SEBUAH
TUGAS DAN BAHAYA-BAHAYA POTENSIAL YANG BISA TIMBUL DARI
PELAKSANAAN TUGAS TERSEBUT.
• SELANJUTNYADIRUMUSKAN LANGKAH-LANGKAH KERJA YANG LEBIH AMAN
GUNA MENCEGAH BAHAYA-BAHAYA POTENSIAL TERSEBUT.

• ERGONOMIKA
• STUDI MENGENAI HUBUNGAN ANTARA MANUSIA DENGAN PEKERJAANNYA, YANG
MELIPUTI TUGAS-TUGAS YANG HARUS DIKERJAKAN, ALAT-ALAT DAN PERKAKAS
YANG DIGUNAKAN, SERTA LINGKUNGAN KERJANYA.
• YANG PERLU DISESUAIKAN ADALAH MESIN-MESIN DAN LINGKUNGAN KERJANYA
TERHADAP KARAKTERISTIK PARA KARYAWAN, BUKAN SEBALIKNYA.
PENCEGAHAN CEDERA DAN PENYAKIT YANG
TERKAIT DENGAN PEKERJAAN

• MENYADARKAN PARA KARYAWAN MENGENAI BAHAYA-BAHAYA YANG


BERHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN MEREKA.

• MEMASANG ALAT-ALAT KONTROL PRODUKSI.


• MENYUSUN PROSEDUR-PROSEDUR KERJA YANG AMAN.
• MENDORONG PENGGUNAAN ALAT-ALAT PENGAMAN/PELINDUNG YANG
LAYAK.
PROGRAM K3
• PENYELIDIKAN ( INVESTIGASI) KECELAKAAN DAN NYARIS CELAKA.
• ANALISIS STATISTIC KECELAKAAN ( JENIS KECELAKAAN, PENYEBAB DLL)
• SAFETY MONITORING ( SUMBER / KONDISI / TINDAKAN / POTENSI
BAHAYA )

• SAFETY TALK ( SOSIALISASI, DIKUSI, PENYULUHAN DLL)


• SAFETY PAUSE ( BERUPA GAMBAR, PESAN, CERITA, UTK MENGINGATKAN
NAKER THD MAS K3 YG ADA DIPERUSAHAAN
• JOINT SAFETY INSPECTION ( ANT SAFETY, SECURITY DAN HEALTH
DEPARTMENT ) SEC BERKALA. UTK MENGIDENTIFIKASI SUMBER, KONDISI,
TINDAKAN TDK AMAN.

• PEMBUATAN SURAT IJIN KERJA DAN IJIN KERJA BERBAHAYA. UTK


MEMASTIKAN BHW PROSEDUR KERJA TELAH DIPENUHI.

• PELABELAN BAHAN KIMIA.


• PELATIHAN K3 DAN SERTIFIKASI.
• SERTIFIKASI PERALATAN. UTK KELAYAKAN PERALATAN BERDASAR SYARAT
DAN STANDAR
CONTOH PERALATAN YG WAJIB SERTIFIKASI :
PESAWAT ANGKAT ANGKUT / 1 THN
PENYALUR PETIR / 2 THN
BEJANA TEKAN / 3-5 THN

•EMERGENCY RESPONSE ( TIM, PROSEDUR)


•ALAT PELINDUNG DIRI
EVALUASI PROGRAM
KESELAMATAN & KESEHATAN
• KEBERHASILAN SEBUAH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN BISA
DILIHAT DARI BEBERAPA INDIKATOR BERIKUT INI:

• PENURUNAN TINGKAT KECELAKAAN DAN PENYAKIT YANG TERKAIT DENGAN


PEKERJAAN, BAIK SECARA KUANTITATIF (FREKUENSI KEJADIAN) MAUPUN
KUALITATIF (BERAT- RINGANNYA CEDERA/PENYAKIT).

• MENURUNNYA JUMLAH JAM KERJA YANG HILANG AKIBAT TERJADINYA


KECELAKAAN KERJA ATAU PENYAKIT YANG DISEBABKAN PEKERJAAN.
KELEMBAGAAN K 3 &
P2K3
LATAR BELAKANG

• Dominasi penggunaan teknologi tinggi di Persh. berpotensi


menimbulkan bahaya
• Perlu penanganan yang serius guna menjamin keamanan alat proses
produksi, B3, kondisi lingkungan kerja
• Disisi lain kemampuan dan ketrampilan operator/tenaga kerja yang
kurang memadai,dapat menimbulkan bahaya
• Oleh karena itu diperlukan langkah dengan :
• Pengendalian
• Pencegahan
•Penanggulangan
Sesuai dengan peraturan perundangan yang ada.
• Peraturan perundangannya adalah :
• UU No 13 thn 2003 Tentang Ketenagakerjaan
• UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
• Permenaker No. Per.04/MEN/1987 Tentang P2K3
• Permenakertrans No. Per.03/MEN/1982 Tentang P2K2
• Permenaker No. Per.02/MEN/1992 Tentang AK3
• Permenaker No. Per.04/MEN/1995 Tentang PJK3.
P2K3
Adalah suatu badan yang dibentuk disuatu
perusahaan untuk membantu melaksanakan
dan menangani usaha-usaha K 3 yang
keanggotaanya terdiri dari unsur pengusaha
dan tenaga kerja.
Syarat pembentukan
✔Mempekerjakan 100 orang atau lebih
✔< 100 orang, gunakan bahan , proses
dan instalasi yg memp resiko besar

Syarat keanggotaan
✔Unsur pengusaha dan tenaga kerja
✔Ketua, sekretaris dan anggota
✔Ketua pimpinan perusahaan
✔Sekretaris dari A K 3
LANGKA
H
PEMBEN
TUKAN
Pimpers menentukan
kebijakan K 3
PERSIAPAN Menggariskan & menjalankan
pokok2 kebijakan mengenai
K3 secara umum,maksud
membentuk P2K3
✹K3 merupakan salah satu faktor yg tdk dpt diabaikan dlm
kelancaran produksi
✹Pimpers bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan usaha K3
✹Semua kary. Eselon atas sampai bawah memahami & ikut aktif
sgl kegiatan K3
✹Dilakukan pembinaan terus menerus tentang K3
✹ Lembaga tsb sbg koordinator pelaksanaan kegiatan K3 di
perusahaan
✹Penyediaan anggaran untuk lembaga tsb
✹Penyusunan calon anggota berdasar pengajuan unit kerja
masing2
✹Penujukan AK3 yang dipersiapkan sbg Sekretaris.
Calon anggota P2K3 tersusun
Pembentukan P2K3 secara
PELAKSANAAN resmi oleh Pimpers
Melaporkan/mengajukan
pengesahan ke Disnakertrans
STRUKTUR ORGANISASI P2K3
KETUA

SEKRETARIS

ANGGOTA
KETUA….
• Pimpin semua rapat pleno P2K3
• Menentukan langkah, kebijakkan demi
tercapainya program-program P2K3
• Bertanggung jawab pelaksanaan K3 dipersh kpd
Kantor setempat
• Bertanggung jawab program2nya kpd atasan
• Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan
program-program K3 di perusahaan.
SEKRETARIS….
• Mempersiapkan rapat – rapat
• Mengelola administrasi surat – surat P2K3
• Mencatat data2 yang berhubungan dng K3
• Beri bantuan/saran kpd seksi2
• Buat laporan kepada Kantor setempat
adanya unsafe action & unsafe condition .
ANGGOTA….
✔Melaksanakan program – program
yang telah ditetapkan sesuai dengan
seksi masing-masing
✔Melaporkan kepada ketua atas
kegiatan yang telah dilaksanakan.
TUGAS DAN FUNGSI
P2K3

✔Sebagai badan pertimbangan baik diminta


maupun tidak
✔Menghimpun dan mengelola segala data
beserta permasalahannya
✔Membantu menunjukan & menjelaskan kpd
setiap TK berbagai faktor bahaya,pengaruh
efisiensi & produktifitas, perlunya APD, cara &
sikap yang benar & aman
✔Membantu pengusaha dlm mengevaluasi cara kerja,
menentukan tindakan koreksi, mengembangkan
sistem pengendalian bahaya, mengevaluasi penyebab
timbulnya kecelakaan,dsb
✔Membantu pimpers menyusun kebijakan manajemen
dalam rangka meningkatkan K3
TATA KERJA DAN
PELAPORAN
Buat program kerja yang terarah & kontinyu dgn
mengidentifikas & menginventarisasi sumber bahaya
& PAK dalam rangka perlindungan tenaga kerja
Adakan diklat K3 agar TK memahami cara kerja yang
selamat, sehat dan produktif.
Adakan sidang2 berkala & khusus
Buat rekomendasi kpd pimpers bila ada masalah
Selenggarakan audit K3 secara berkala
Pelaporan keluar sekurang2nya 3 bln sekali.
P2K2
Adalah suatu usaha kesehatan yang dilaksanakan
dengan tujuan :
Berikan bantuan kepada TK dlm penyesuaian diri
dgn pekerjaan baik Fisik, Mental
Lindungi TK terhadap gangguan kesehatan
Tingkatkan kesehatan badan, mental, fisik
(kemampuan)
Berikan pengobatan dan perawatan ( kuratif ).
TUGAS POKOK P2K2

Periksa kesehatan sebelum kerja, berkala, khusus


Pembinaan dan pengawasan :
💣 Atas penyesuaian pekerjaan
💣 Terhadap lingkungan kerja
💣 Perlengkapan sanitair
💣 Perlengkapan untuk kesehatan kerja
P3K, pencegahan & pengobatan peny.umum & PAK.
Diklat untuk petugas P3K
Memberikan nasehat :
💣 Perencanaan dan pembuatan tempat kerja
💣 Pemilihan APD & gizi
💣 Penyelenggaraan catering
💣 Memberikan laporan berkala.
PEMBENTUKAN P2K2

T K > 500 org

T K 200 - 500 org

T K 100 - 200 org

T K < 100 org


TENAGA KERJA > 500 ORG

• Berbentuk klinik
• Dipimpin oleh seorang dokter yang praktek tiap hari kerja
• Bila pekerjaan sift, tiap sift > 500 orang, poliklinik jaga
pada tiap sift.
NAKER 200-500 0RG

• DENGAN TINGKAT BAHAYA RENDAH


• Berbentuk klinik
• Buka tiap hari kerja
• Dilayani oleh paramedis
• Dipimpin oleh seorang dokter yang praktek 2hari sekali
• DENGAN TINGKAT BAHAYA TINGGI
• Berbentuk klinik
• Dipimpin oleh seorang dokter yang praktek tiap hari kerja.
NAKER 100-200 0RG

• DENGAN TINGKAT BAHAYA RENDAH


• Berbentuk klinik
• Buka tiap hari kerja (dilayani oleh paramedis)
• Dokter praktek sekali dalam 3 hari
• DENGAN TINGKAT BAHAYA TINGGI
• Berbentuk klinik
• Buka tiap hari kerja (dilayani oleh paramedis)
• Dipimpin oleh seorang dokter yang praktek sekali dalam 2 hari.
TENAGA KERJA <100 ORG

BERSAMA SAMA PERUSAHAAN LAIN.


AHL I K 3
Adl tenaga teknis berkeahlian khusus untuk mengawasi
ditaatinya undang2 keselamatan kerja

KRITERIA & TATA CARA PENUNJUKAN :

✔Tenaga kerja > 100 orang


✔Tenaga kerja < 100 orang, tetapi menggunakan bahan,
proses, alat dan/ instalasi yg besar resiko bhy terhadap
K3
✔Pendidikan S1,pengalaman kerja 2 tahun
✔Pendidikan D3, pengalaman kerja 4 tahun
✔Berlaku 3 tahun dan perpanjangan, dilampiri prestasi kerja
✔(Tidak berlaku lagi bila: pindah,undur diri atau meninggal).
KEWAJIBAN

Membantu mengawasi pelaksanaan peraturan K3 sesuai


dengan bidang yang ditentukan dalam keputusan
penunjukannya
Memberikan laporan :
Ï Untuk ahli K3 ditempat kerja satu kali dalam 3 bulan
Ï Untuk ahli K3 pada PJK3 setiap saat setelah selesai
melakukan kegiatanya
Merahasiakan segala keterangan tentang rahasia perusahaan.
WEWENANG

Memasuki tempat kerja


Meminta keterangan / informasi mengenai
pelaksanaan syarat2 K3 ditempat kerja
Memonitor, memeriksa, menguji, mengevaluasi
dan memberikan persyaratan serta pembinaan
K3.
P J K 3
Adalah perusahaan yang usahanya dibidang K3 untuk
membantu pelaksanaan pemenuhan syarat-syarat K3 sesuai
peraturan yang berlaku
JENIS JASA K3
>Jasa konsultasi K3
>Jasa pabrikasi, pemeliharaan, reparasi, dan instalasi teknik K3
>Jasa pemeriksaan dan pengujian teknik
>Jasa pemeriksaan/pengujian dan atau pelayanan kesehatan
kerja
>Jasa audit K3
>Jasa pembinaan K3.
SYARAT – SYARAT PENUNJUKAN

• Badan hukum mempunyai SIUP, NPWP, DLKP


• Memiliki alat yang memadahi sesuai usaha
jasanya
• Memiliki ahli K3 yang sesuai, bekerja penuh
• Memiliki tenaga teknis untuk jenis usaha jasa
pabrikasi, pemeliharaan, reparasi, instalasi teknis
K3 dan jenis usaha jasa pembinaan K3.
KOMUNIKASI K3
OLEH :
DANI NASIRUL HAQI
Pengertian
⦿ Menurut Onong Uchjana Effendy
komunikasi adalah proses
penyampaian pesan oleh seseorang
kepada orang lain untuk memberitahu,
mengubah sikap, pendapat, atau
perilaku, baik secara lisan (langsung)
ataupun tidak langsung (melalui media)
5 Unsur dalam Komunikasi
⦿ Komunikator (siapa yang mengatakan?)
⦿ Pesan (mengatakan apa?)
⦿ Media (melalui saluran/ channel/media
apa?)
⦿ Komunikan (kepada siapa?)
⦿ Efek (dengan dampak/efek apa?).
⦿ Paul Rankin (1929) mangatakan
bahwa 70 % dari waktu manusia
digunakan untuk komunikasi
• Membaca (16 %)
• Menulis (9%)
• Berbicara (30%)
• Mendengar (40%)
Tujuan Komunikasi
⦿ Mengantisipasi ketidaktahuan,
kesalahpahaman dan permasalahan di
dalam organisasi.
⦿ Bentuk partisipasi perusahaan dalam
sistem manajemen K3.
⦿ Semua personel yang ada dalam
perusahaan mendukung implementasi
K3.
Bagaimana Komunikasi
Efektif
⦿ Attention
⦿ Interest
⦿ Desire
⦿ Decission
⦿ Action
Jika ditinjau dari persyaratan manajemen K3,
pengelolaan komunikasi dalam sebuah perusahaan
mencakup:

Persyaratan OHSAS
18001/ISO 45001
•Konsultasi dan komunikasi

Persyaratan PP 50 tahun 2012


•Konsultasi,motivasi, dan
kesadaran
•Komunikasi
•Pelaporan
Tujuan Pengelolaan Komunikasi Agar semua personel perusahaan
memahami dan mendukung Sistem
manajemen K3
Pertimbangan Pengelolaan komunikasi

•Kebijakan dan sasaran K3


•Dokumentasi Sistem manajemen K3
yang relevan
•Prosedur identifikasi bahaya potensial,
penilaian dan pengendalian resiko
•Uraian jabatan
•Hasil tinjauan karyawan terkait K3
•Program Pelatihan

9
⦿ Dalam pengelolaan komunikasi, akan terjadi
proses konsultasi dan komunikasi. Sehingga
dalam perusahaan harus terdapat
prosedur/tata cara yang mengatur hal
tersebut.
⦿ Tujuan dari standarisasi prosedur proses
konsultasi dan komunikasi adalah :
untuk mengatur mekanisme konsultasi semua masalah K3 yang
ada di perusahaan dan memastikan bahwa setiap masalah yang
ada, diproses dan ditindaklanjuti dengan tindakan
perbaikan/penyelesaian masalah untuk peningkatan berkelanjutan
dari sistem manajemen K3 agar sesuai dengan tujuan dan sasaran
yang telah ditentukan.
Tahapan Prosedur

•Penyampaian isu masalah


•Verivikasi masalah
•Pembahasan masalah
•Penyelesaian masalah/perbaikan
Persyaratan OHSAS
18001/ISO 45001
Konsultasi dan Komunikasi

Organisasi harus mempunyai prosedur untuk memastikan bahwa


informasi yang berhubungan dengan K3 dikomunikasikan pada dan
dari karyawan dan pihak terkait lainnya. Susunan keterlibatan dan
konsultasi karyawan harus didokumentasikan dan diberitahukan ke
pihak terkait. Karyawan harus :

- Dilibatkan dalam pengembangan dan tinjauan kebijakan dan


prosedur untuk mengelola resiko
- Dikonnsultasikan bila terdapat berbagai perubahan yang dapat
mempengaruhi kesehatan dan keamanan tempat kerja
- Terwakilkan dalam urusan kesehatan dan keamanan
- Diberitahu siapa yang menjadi perwakilan K3 karyawan dan
wakil manajemen.

12
Persyaratan PP 50/2012
Konsultasi, Motivasi dan Kesadaran
Pengurus harus menunjukkan komitmennya terhadap keselamatan
dan kesehatan kerja melalui konsultasi dengan melibatkan tenaga
kerja maupun pihak lain yang terkait didalam penerapan Sistem
Manajemen K3, sehingga semua pihak merasakan ikut memiliki dan
merasakan hasilnya.

Tenaga kerja harus memahami serta mendukung tujuan dan sasaran


sistem manajemen K3 dan perlu disadarkan terhadap bahaya fisik,
kimia, ergonomist, radiasi, biologist dan psikologis yang mungkin
dapat mencederai dan melukai mereka pada saat bekerja .

Para pekerja harus memahami sumber bahaya tersebut sehingga


dapat mengenali dan mencegah tindakan yang dapat mengarah
terjadinya insiden.

13
Persyaratan PP 50/2012
Komunikasi

Komunikasi dua arah yang efektif dan pelaporan rutin


merupakan sumber penting dalam penerapan Sistem
Manajemen K3.

Penyediaan informasi yang sesuai bagi tenaga kerja dan


semua pihak yang terkait dapat dipergunakan untuk
memotivasi dan mendorong penerimaan serta pemahaman
umum dalam upaya perusahaan untuk meningkatkan kinerja
keselamatan dan kesehatan kerja.

Perusahaan harus mempunyai prosedur yang menjamin bahwa


informasi keselamatan dan kesehatan kerja terbaru
dikomunikasikan semua pihak dalam perusahaan.

14
Persyaratan PP 50/2012
Komunikasi

Ketentuan dalam prosedur tersebut harus dapat memenuhi


pemenuhan kebutuhan untuk mengkomunikasikan hasil dari
sistem manajemen, pemantauan, audit dan tinjauan ulang
manajemen pada semua pihak dalam perusahaan yang
bertanggung jawab dan memiliki andil dalam kinerja
perusahaan.

Melakukan identifikasi dan menerima informasi keselamatan


dan kesehatan kerja yang terkait diluar perusahaan.

Menjamin bahwa informasi yang terkait dikomunikasikan


kepada orang-orang diluar perusahaan yang
membutuhkannya.

15
Persyaratan PP 50/2012
Pelaporan
Prosedur pelaporan informasi yang terkait dapat tepat waktu
dan harus ditetapkan untuk menjamin bahwa sistem
manajemen K3 dipantau dan kinerjanya ditingkatkan.

Prosedur pelaporan internal perlu diterapkan untuk


menangani :
- Pelaporan terjadinya insiden
- Pelaporan ketidaksesuaian
- Pelaporan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja
- Pelaporan identifikasi sumber bahaya

Prosedur pelaporan eksternal perlu ditetapkan untuk


menangani :
- Pelaporan yang dipersyaratkan peraturan perundangan
- Pelaporan kepada pemegang saham
16
Program Konsultasi yang Melibatkan
Karyawan

⦿ Pengembangan dan tinjauan kebijakan


⦿ Pengembangan dan tinjauan sasaran
⦿ Keputusan pada penerapan proses dan
prosedur pengelolaan risiko
⦿ Identifikasi bahaya
⦿ Tinjauan penilaian dan pengendalian
risiko yang terkait dengan pekerjaan
⦿ Konsultasi perubahan tempat K3

17
Konsultasi Perubahan Tempat Kerja K3

⦿ Peralatan baru dan hasil modifikasi


⦿ Perubahan material
⦿ Perubahan teknologi
⦿ Perubahan Prosedur dan instruksi kerja

18
Types of Communications
⦿ HSE mission statement, policy and
strategic plan
⦿ HSE statistics
⦿ Safety Industion
⦿ Risk assessment
⦿ Manuals, checklist and operating
procedures
⦿ Hazard, incidents and ner-misses
⦿ Training
⦿ HSE website
⦿ Brocures, posters and videos
⦿ Safety week
⦿ Public report
⦿ HSE conferences
Elements of an affective
communications
⦿ Think before you speak
⦿ Mind your body language
⦿ Be effective in speaking to people and
don’t hide behind e- mails
⦿ Keep it simple
⦿ Put out a consistent message about
your expectations
⦿ Provide support
⦿ Reinforce the message
⦿ Express appreciation
⦿ Know your employees
⦿ Set an axample
Komunikasi K3 di tempat
kerja
⦿ komunikasi internal & ekternal
⦿ komunikasi internal antar bagian maupun
sesama bagian dalam struktur organisasi
Perusahaan
⦿ komunikasi eksternal dengan pihak lain
seperti kontraktor, pemasok, pengunjung,
tamu dan masyarakat luas maupun pihak
ke tiga yang bekerja sama dengan
Perushaaan berkaitan dengan K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja).
Informasi-informasi yang termasuk
dalam komunikasi internal antara lain :
⦿ Komitmen Perusahaan terhadap
Penerapan K3 di tempat kerja.
⦿ Program-program yang berkaitan
dengan Penerapan K3 di tempat kerja.
⦿ Identifikasi bahaya, penilaian dan
pengendalian resiko K3 di tempat kerja.
⦿ Prosedur kerja, instruksi kerja, diagram
alur proses kerja serta
material/bahan/alat/mesin yang
digunakan dalam proses kerja.
⦿ Tujuan K3 dan aktivitas peningkatan
berkelanjutan lainnya.
⦿ Hasil-hasil investigasi kecelakaan kerja.
⦿ Perkembangan aktivitas pengendalian
bahaya di tempat kerja.
⦿ Perubahan-perubahan manajemen
Perusahaan yang mempengaruhi
penerapan K3 di tempat kerja, dsb.
Informasi-informasi terkait komunikasi
eksternal dengan kontrakator antara
lain :
⦿ Sistem Manajemen K3 kontraktor individual.
⦿ Peraturan dan persyaratan komunikasi
kontraktor.
⦿ Kinerja K3 kontraktor.
⦿ Daftar kontraktor lain di tempat kerja.
⦿ Hasil pemeriksaan dan pemantauan K3.
⦿ Tanggap Darurat.
⦿ Hasil investigasi kecelakaan, ketidaksesuaian
dan tindakan perbaikan dan tindakan
pencegahan.
⦿ Persyaratan komunikasi harian, dsb.
Informasi-informasi terkait komunikasi
eksternal dengan pengunjung/tamu antara
lain :
⦿ Persyaratan-persyaratan K3 untuk tamu.
⦿ Prosedur evakuasi darurat.
⦿ Aturan lalu lintas di tempat kerja.
⦿ Aturan akses tempat kerja dan
pengawalan.
⦿ APD (Alat Pelindung Diri) yang
digunakan di tempat kerja.
TRIMAKASIH
PEMERIKSAAN KESEHATAN
TENAGA KERJA
Bekerja tetap sehat dan selamat
Bekerja dapat mengakibatkan
gangguan kesehatan
Prof. Bernardino
Ramazzini—pekerjaan dan
penyakit yang dideritanya
Diperlukan pemeriksaan
kesehatan untuk mengetahui
kondisi kesehatan
⚫ Pemeriksaan sebelum kerja
⚫ Pemeriksaan kesehatan berkala
⚫ Pemeriksaan kesehatan khusus
TUJUAN KESEHATAN KERJA
Meningkatkan & memelihara derajat kesehatan fisik,
mental &sosial sehingga bekerja lebih efisien dan
produktivitas yang tinggi dapat dicapai.
Mencegah terjadinya gangguan kesehatan tenaga
kerja disebabkan oleh kondisi kerja
Melindungi tenaga kerja dari faktor yang
membahayakan
Menempatkan tenaga kerja dalam lingkungan kerja
yang sehat.
Mencegah sejauh mungkin terjadinya kecelakaan
kerja
II. DASAR PERATURAN PERUNDANGAN
PEMERIKSAAN KESEHATAN TENAGA KERJA
1. UU No.1 thn 1970—tentang
keselamatan kerja.
BAB VI
Pasal 8
• Pengurus diwajibkan
memeriksa kesehatan
badan, kondisi mental, dan
kemampuan fisik dari
tenaga kerja yang akan
diterimanya maupun akan
dipindahkan sesuai dengan
sifat-sifat pekerjaan yang
diberikan kepadanya.
2. Pengurus diwajibkan memeriksa semua
tenaga kerja yang berada di bawah
pimpinannya secara berkala pada dokter
yang ditunjuk oleh pengusaha yang
dibenarkan oleh direktur
3. Norma-norma mengenai pengujian kesehatan
ditetapkan dengan peraturan perundangan
2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan
Transmigrasi No:
PER.02/MEN/1980—tentang pemeriksaan
kesehatan tenaga kerja dalam
penyelenggaraan keselamatan kerja
Pasal 1
Yang dimaksud adalah
a. Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja adalah
pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh
dokter sebelum seorang tenaga kerja diterima
untuk melakukan pekerjaan.
b. Dokter adalah dokter yang ditunjuk oleh
pengusaha dan telah memenuhi syarat sesuai
dengan peraturan Menteri Tenaga Kerja
Transmigrasi dan Koperasi
No.1/MEN/1976—(tentang kewajiban latihan
hiperkes bagi dokter perusahaan) dan syarat
lain yang dibenarkan oleh direktur Jenderal
Binawasker.
Pasal 2
1. Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja
ditujukan agar tenaga kerja yang diterima
berada dalam kondisi kesehatan yang
setinggi-tingginya, tidak mempunyai
penyakit menular yang akan mengenai
tenaga kerja lainnya dan cocok untuk
pekerjaan yang dilakukan sehingga
keselamatan dan kesehatan tenaga kerja
yang bersangkutan dan tenaga kerja
lainnya dapat dijamin
III. HAZARD / BAHAYA DI TEMPAT
KERJA
Pekerja dalam bekerja dapat sakit karena
adanya hazard di tempat kerja
Perlu pantauan kesehatan tenaga kerja dari
awal bekerja sampai akhir kerja
Perlu pantauan hazard di lingkungan kerja,
ada 5 hazard:
⚫ Fisika
⚫ Kimia
⚫ Biologi
⚫ Ergonomi
⚫ Psycososial
IV. PEMERIKSAAN KESEHATAN
SEBELUM KERJA
1. Kegunaan
• Dasar kondisi kesehatan awal
• Fit to the job
2. Cara permintaan pemeriksaan kesehatan
sebelum kerja
• Oleh bagian HRD/SDM
• Permintaan harus mencantumkan pekerjaan yang
akan dikerjakan tenaga kerja nantinya
3. Pemeriksa Kesehatan Pekerja Sebelum Kerja
• Dokter Pemeriksa kesehatan tenaga kerja
• Punya surat penunjukan sebagai dokter pemeriksa
kesehatan tenaga kerja dari Dirjen
4. Hasil Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Kerja
• Dokter menyatakan
Fit / Unfit – untuk pekerjaan yang diminta / tercantum
dalam surat permintaan pemeriksaan kesehatan
sebelum kerja
• Dokter tidak
menyampaikan data medis
kepada HRD / SDM
• Hasil pemeriksaan data
medis hanya disampaikan
kepada dokter perusahaan
V. PENTINGNYA PEMERIKSAAN
KESEHATAN SEBELUM KERJA

1. Bagi perusahaan
• Mempunyai data dasar kesehatan pekerja
• Mencocokkan / serasikan kondisi kesehatan pekerja
dengan pekerjaannya (fit the man to the job)
• Diharapkan pekerja tetap menjaga dan meningkatkan
kondisi kesehatannya
2. Bagi pekerja
• Mengetahui kondisi kesehatannya
• Kesesuaian antara kesehatan dan pekerjaannya
• Mempunyai data kesehatan untuk dipertahankan dan
ditingkatkan dengan melaksanakan perilaku hidup
sehat
Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja penting
untuk perusahaan dan pekerja dalam upaya
menciptakan tenaga kerja yang sehat dan
produktif
pemeriksaan kesehatan pada waktu-waktu
tertentu terhadap tenaga kerja yang
dilakukan oleh dokter
Biasanya anually ( setiap tahun)
mempertahankan derajat kesehatan tenaga
kerja sesudah berada dalam pekerjaannya,
menilai kemungkinan adanya pengaruh dari
pekerjaan seawal mungkin 🡪 upaya
pencegahan.
deteksi dini gangguan kesehatan baik oleh
faktor di luar maupun dari pekerjaan dan
lingkungan kerja
CAKUPAN PEMERIKSAAN BERKALA
⚫ riwayat penyakit atau gangguan kesehatan
dan riwayat pekerjaan yang dikumpulkan
adalah riwayat sejak tenaga kerja mulai
bekerja atau selama jangka waktu antara
dua pemeriksaan kesehatan berkala.
⚫ Pemeriksaan fisik, kesegaran jasmani, rontgen
paru, laboratorium disesuaikan menurut
keperluan guna menilai kondisi kesehatan
yang dibandingkan dengan hasil pemeriksaan
kesehatan sebelumnya dan sejauh mana
pekerjaan mempengaruhi kondisi kesehatan
tenaga kerja.
Rekomendasi
⚫ Pekerja masih bisa bekerja di posisi sekarang, atau
perlu dipindah, atau perlu modifikasi pekerjaan atau
kondisi lingkungan
⚫ Pemeriksaan lebih lanjut bila ada kecurigaan PAK

Pelaporan
⚫ Individual 🡪 laporan kasus
⚫ Epidemiologis 🡪 statistik
PEMERIKSAAN KESEHATAN KHUSUS

Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan kepada


tenaga kerja setelah sembuh dari kecelakaan dan
penyakit yang agak lama dengan maksud untuk
mengetahui dan menguji kemampuan bekerja dari
tenaga kerja tersebut supaya ia bekerja sesuai
dengan kondisi badannya.
WHAT
pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh
dokter secara khusus terhadap tenaga kerja
tertentu
Jenis pemeriksaan tergantung atas indikasi
(ditentukan oleh dokter)
WHEN
menilai adanya pengaruh dari pekerjaan
tertentu terhadap tenaga kerja atau kelompok
tenaga kerja tertentu.
menilai kondisi kesehatan tenaga kerja yang
telah mengalami kecelakaan atau penyakit
yang memerlukan perawatan yang lebih dari
2(dua) minggu;
tenaga kerja yang berusia di atas 40 tahun
atau
WHEN
tenaga kerja cacat serta tenaga kerja muda
yang melakukan pekerjaan tertentu;
tenaga kerja yang padanya terdapat dugaan
tertentu mengenai gangguan kesehatan
terdapat keluhan-keluhan gangguan kesehatan
atau penyakit pada kelompok tenaga kerja,
atau
atas dasar pengamatan atau penilaian dari
pihak yang berwenang / berwajib atau atas
dasar pendapat umum di masyarakat
CAKUPAN PEMERIKSAAN
cakupan pemeriksaan difokuskan kepada
hal-hal yang menjadi alasan
diselenggarakannya pemeriksaan kesehatan
khusus.
⚫ suspek adanya pengaruh pekerjaan atau
lingkungan kerja kepada kesehatan tenaga kerja,
⚫ kecelakaan kerja yang memerlukan perawatan
lebih dari dua minggu,
⚫ usia lebih dari 40 tahun,
⚫ kembali bekerja sesudah sakit yang lama,
dsbnya.
CAKUPAN PEMERIKSAAN

Dalam hal terdapat dugaan kuat adanya


pengaruh pekerjaan terhadap kesehatan,
pemeriksaan khusus perlu diadakan tidak
saja terhadap keadaan kesehatan melainkan
juga kepada faktor-faktor dalam pekerjaan
atau lingkungan kerja.
PELAKSANAAN PEMERIKSAAN
KESEHATAN TENAGA KERJA
Tahap Persiapan
Perusahaan memberikan kartu pemeriksa, utk
diserahkan kepada dokter yang ditunjuk
Tahap Pelaksanaan
Anamnesa
Pemeriksaan mental
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan kesegaran jasmani
Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan tambahan
KESIMPULAN HASIL PEMERIKSAAN
KESEHATAN TENAGA KERJA
Memenuhi syarat untuk jenis pekerjaan ringan
dan sedang
Memenuhi syarat untuk jenis pekerja berat
Memenuhi syarat untuk jenis pekerjaan ringan
atau berat dengan bersyarat
Ditolak sementara, karena untuk sementara
belum memenuhi syarat kesehatan dan
memerlukan pengobatan
Tenaga kerja cacat dan dinyatakan mampu
untuk melakukan pekerja terbatas.
TUGAS
Jelaskan yang dimaksud dengan
pemeriksaan sebelum kerja, berkala
dan khusus!
Uraikan masing-masing tujuan
pemeriksaan sebelum kerja, berkala
dan khusus
Jelaskan pelaksanaan pemeriksaan
kesehatan tenaga kerja
TERIMA KASIH
GANGGUAN KESEHATAN
AKIBAT LINGKUNGAN KERJA
FISIK
◻ Definisi tempat kerja
◻ Jenis-jenis tempat kerja
◻ Potensi bahaya di tempat kerja
◻ Pengertian bahaya fisik
◻ Jenis-jenis bahaya fisik
◻ Gangguan kesehatan akibat faktor fisik ditempat
kerja
Definisi Tempat Kerja
Tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan
tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana
tenaga kerja bekerja atau yang sering dimasuki
tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan
terdapat sumber-sumber bahaya termasuk semua
ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang
merupakan bagian atau yang berhubungan dengan
tempatkerja tersebut.
Bangunan tempat kerja
Bangunan tempat kerja adalah bagian dari tempat
kerja berupa gedung atau bangunan lain, gedung
tambahan, halaman beserta jalan, jembatan atau
bangunan lainnya yang menjadi bagian dari tempat
kerja tersebut dan terletak dalam batas halaman
perusahaan.
Potensi bahaya di tempat kerja
Bahaya di tempat kerja di dalamnya mencakup
faktor fisika, kimia, biologi, ergonomi dan psikologi
yang keberadaannya di tempat kerja dapat
mempengaruhi keselamatan dan kesehatan kerja.
Pengertian bahaya fisik
Faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas tenaga
kerja yang bersifat fisika, disebabkan oleh
penggunaan mesin, peralatan, bahan dan kondisi di
lingkungan di sekitar tempat kerja yang dapat
menyebabkan gangguan dan penyakit akibat pekerja
pada tenaga kerja
Jenis-jenis bahaya fisik
◻ Iklim kerja
◻ Kebisingan
◻ Getaran
◻ Radiasi (gelombang mikro, ultra ungu / ultra violet,
medan magnet statis)
◻ Tekanan udara
◻ pencahayaan
Iklim kerja
Iklim kerja adalah hasil perpaduan
antara suhu, kelembaban, kecapatan
gerakan udara dan panas radiasi dengan
tingkat pengeluaran panas dari tubuh
tenaga kerja sebagai akibat
pekerjaannya meliputi tekanan panas dan
dingin.
Tekanan panas terdapat di tempat kerja
yang memiliki sumber panas atau ventilasi
yang tidak memadai. Sedangkan tekanan
dingin tedapat di tempat kerja yang
memiliki sumber dingin atau dikarenakan
persyaratan operasi.
Kebisingan
Kebisingan adalah semua suara yang tidak
dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses
produksi dan/atau alat-alat kerja yang pada tingkat
tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran.
Sumber kebisingan di tempat kerja berupa kebisingan
terus menerus, terputus-putus,implusif, dan implusif
berulang.
Getaran
Getaran adalah gerakan
yang teratur dari benda atau
media dengan arah
bolak-balik dari kedudukan
keseimbangannya. Sumber
getaran dapat berupa
getaran pada lengan dan
tangan, serta getaran seluruh
tubuh.
Radiasi ultra ungu (ultra
Radiasi gelombang
violet) adalah radiasi Radiasi medan magnet
mikro adalah radiasi
elektromagnetik statis adalah suatu
elektromagnetik
dengan panjang medan atau area yang
dengan frekuensi 30
gelombang 180 nano ditimbulkan oleh
kilo hertz sampai 300
meter sampai 400 pergerakan arus listrik.
giga hertz.
nano meter.

RADIASI
Tekanan udara
Tekanan udara ekstrim adalah
tekanan udara yang lebih tinggi
atau tekanan udara yang lebih
rendah dari tekanan udara normal
(1 atmosphere).
Tempat kerja yang memiliki
bahaya tekanan udara adalah
tempat kerja yang kedap air, di
perairan yang dalam, pekerjaan
dibawah tanah atau di bawah air.
Pencahayaan
Pencahayaan adalah sesuatu yang memberikan
terang (sinar) atau yang menerangi, meliputi
pencahayaan alami dan pencahayaan buatan.
Tempat kerja yang menggunakan pencahayaan alami
maka disain gedung harus menjamin intensitas
cahaya. Pencahayaan buatan digunakan apabila
pencahayaan alami tidak memenuhi standar intensitas
cahaya.
GANGGUAN KESEHATAN AKIBAT LINGKUNGAN KERJA FISIK

• Cold stress • Penurunan ambang • Whole body


• Heat stress dengar vibration
• Noise induced • Localized vibration
hearing loss

IKLIM KERJA KEBISINGAN GETARAN

• Katarak • Hyperbaric : • Kelelahan mata


• Kanker squeeze, penyakit • Kelelahan syaraf
• Sterilitas decompresi • asthenopia
• eritema • Hypobaric :
hipoksia, sembab
paru
TEKANAN
RADIASI PENCAHAYAAN
UDARA
PENYAKIT AKIBAT KERJA
BAHAN KIMIA
Pendahuluan
◆ Beribu-ribu jenis bahan kimia
dihasilkan untuk meningkatkan mutu
kehidupan
cth: bahan kimia pestisida sebagai
pembasmi hama di sektor pertanian,
pupuk urea dan sejenisnya untuk
meningkatkan produksi makanan
dan sebagainya
◆ Dalam merencanakan, memproduksi,
menyimpan dan menggunakannya,
bila tidak dikelola dengan baik,
maka akan dapat menimbulkan
penyakit atau bahaya malapetaka
◆ Bahaya yang dapat ditimbulkannya
antara lain peledakan, kebakaran,
pencemaran, keracunan, korosi /
iritasi, alergi, dll.
Cth: Peristiwa bocornya methyl
isocyanat (MIC) dari tangki
penyimpan di industri pestisida
Union Carbride di Bhopal, India.
Mengakibatkan 2000 orang
meninggal dunia dan 200.000 orang
luka-luka
Sebab – Sebab Kecelakaan
◆ Alat atau Bahan yang tidak aman

◆ Keadaan tidak aman

◆ Tingkah laku pekerja

◆ Pengawas
Faktor-faktor Kimia di Lingkungan Kerja

◆ Bahan kimia mempunyai sifat racun


yang dapat berpengaruh pada
manusia, bersifat lokal atau
sistemik.
◆ Sifat racun bahan kimia yang
digunakan dalam produksi suatu
industri akan tergantung dari
bermacam-macam faktor, yaitu:
Antara lain:
• Sifat/bentuk fisik bahan: zat padat, cair,
gas, uap, kabut (mist), debu, fume, asap
(smoke).
• Sifat kimia bahan: jenis senyawa, berat
molekul, kadar/konsentrasi, derajat
kelarutan dan jenis kelarutan.
• Jalan masuk bahan kimia ke dalam tubuh:
saluran pernapasan (terhirup), saluran
pencernaan (tertelan) dan kulit
(kontak/terserap kulit).
• Faktor manusia: umur, kebiasaan, daya
tahan tubuh dan derajat kesehatan.
Bentuk Fisik Bahan Kimia
- debu
padat - fume
- asap (smoke)
Partikel / aerosol
cair : mist/kabut/fog

Non aerosol: - gas


- uap cair
uap padat (fume)
Gol / Faktor Kimia (chemis)

◆ Debu 🢡 mineral : asbestosis,


silicosis, siderosis
organik : allergic alveolitis
◆ Gas 🢡 gas CO, HCN, H2S : asphyxia
gas NH3, Cl2, SO2 : irritant
◆ Uap 🢡 menyebabkan : asthma, dermatitis
◆ Fume 🢡 partikel zat padat :
metal fumefever dan
benign pneumoconiosis
◆ Larutan 🢡 allergi : dermatitis
irritant : kontak dermatitis
(asam, basa kuat)
Bahaya Bahan Kimia
◆ Bahaya bahan kimia dapat dibagi
menjadi dua kategori yaitu:
- bahaya fisik
- bahaya kesehatan
A. Bahaya Fisik
1. Bahan kimia yang mudah meledak.
zat kimia yang peka terhadap suhu
dan tekanan yang tinggi, dan atau
goncangan yang mendadak. Misalnya
terbentur atau terjatuh
2. Bahan Kimia yang mudah menimbulkan
kebakaran.
bahan kimia yang dapat dengan
mudah menyala/terbakar.
Bahan kimia tersebut dapat
diklasifikasikan menjadi tiga macam
yaitu:
a. Phyrophorics: zat kimia yang dapat menyala
secara lsng dalam udara pada atau di bawah
suhu 54°C tanpa kontak dengan api/percikan
api.
Cth: diborane (bahan bakar roket)
b. Flamable: bahan kimia yang mudah menyala bila
bahan kimia tersebut kontak dengan
api/percikan api pada suhu di bawah 38°C.
Cth: CO
c. Combustible: bahan kimia yang mudah menyala
bila bahan kimia tersebut kontak dengan api /
percikan api bila suhu cairan mencapai 38°C
atau lebih.
Cth: cykloheksanon
3. bahan-bahan oksidator.
oksidator merupakan sumber oksigen yaitu
salah satu komponen yang diperlukan pada
proses pembakaran. Bila suatu kontainer
tercampur dengan bahan lain maka kontainer
tersebut dapat terbakar atau meledak.
Cth: hidrogen peroksida
4. Bahan kimia yang reaktif.
bahan kimia yang dapat menyebabkan
kebakaran/peledakan bila kontak dengan uap
air atau air.
Cth: litium, sodium, potasium, kalsium,
anhidrida pekat dan alkali pekat.
5. Bahaya radiasi.
memancarkan gelombang
elektromagnetik atau partikel radioaktif
mengion.
cth: radium, sinar X, sinar α, β, γ.
B. Bahaya Kesehatan
◆ Bahan kimia yang dapat menyebabkan
penyakit atau luka bila dihirup, ditelan
atau disentuh.
Bahan kimia tersebut dikelompokkan
menjadi 4 kategori.
• Zat kimia penyebab iritasi (irritants)
zat kimia yang dapat menyebabkan iritasi atau
reaksi peradangan (inflamasi) bila zat tersebut
kontak dengan tubuh
• Zat kimia korosif
zat kimia yang dapat menyebabkan kerusakan
(visible destruction) / kerusakan yang permanen
pada jaringan hidup atau zat yang dapat
memakan (eating away) bahan tertentu
termasuk jaringan tubuh manusia
• Zat kimia penyebab alergi (sensitizers)
zat kimia yang dapat menimbulkan respon
yang menyerupai alergi (allergie-like response)
pada mereka yang terpapar zat-zat kimia
tersebut secara berulang
• Zat kimia yang menyerang organ tubuh yang
spesifik (target-organ chemicals)
zat yang menyebabkan kerusakan pada
organsistem tubuh yang spesifik. Zat kimia
tersebut dapat merusak paru, jantung, hati,
ginjal dan sistem saraf pusat
• Zat kimia penyebab kelainan reproduksi
- Mutagen: zat kimia yang dapat menyebabkan
perubahan yang permanen pada gen (pembawa
sifat) yang terdapat dalam sel telur dan
sperma
- Teratogen: zat kimia yang menimbulkan
kerusakan pada janin selama kehamilan
sehingga menyebabkan kematian atau cacat
pada bayi
• Zat-zat kimia penyebab kanker: zat kimia yang
menyebabkan kanker atau yang memiliki potensi
untuk menimbulkan kanker
Bahaya Kesehatan (health hazards)
Definisi Contoh
Iritan Inflamasi / Sulfur dioksida,
peradangan pada NH3
jaringan hidup
Korosif Merusak atau Fenol, asam
“memakan” (eating sulfat, asam
away) jaringan hidup kromat, asam
klorida, soda
kaustik (NaOH)
Zat-zat kimia Menyebabkan reaksi Nikel,
penyebab alergi formaldehid
alergi
(senzitizers)
Target organ Merusak organ atau Tetrakloretan
chemical sistem tubuh yang (hati, sistem
spesifik saraf pusat),
silika (paru)
Bahaya thd - PC BS
sistem (polychlorinated
reproduksi: Mengubah sifat biphenyl),
mutagen genetik dari sel telur - Pb (timah hitam)
atau sperma
Bahaya thd
sistem Organik solvent
reproduksi: Merusak janin setelah Thalidomit
teratogen pembuahan terjadi

Karsinogen Menyebabkan atau -Vinilklorida


diduga dapat -Benzen (C H )
6 6
menyebabkan kanker --Akrilonitril
Beberapa contoh dari inhalasi zat kimia
yang menyerang organ sasaran
Zat Kimia Organ sasaran (target organs)

Timah hitam Sistem saraf pusat, jantung

Benzen Sistem saraf pusat, organ


pembentuk darah
Trikloretilen Hati

Asbestos Paru

Karbon Hati dan ginjal


tetraklorida
Beberapa contoh bahan-bahan kimia dan
organ sasaran (target organ)

• Paru: debu kapas, debu aluminium, serat


asbestos dan silika
• Hati: tetrakloretan, vinil klorida, karbon
tetraklorida
• Sistem saraf pusat: tetrakloretan, merkuri,
karbon disulfida
• Jantung: kloroform
• Ginjal: merkuri, metil bromida, hidrokarbon yang
mengandung halogen dan uranium
TABEL GANGGUAN KESEHATAN KARENA TIMAH HITAM

BAHAN KIMIA GEJALA UTAMA DARI


GANGGUAN KESEHATAN
TIMAH HITAM DAN RANGSANGAN AKUT SARAF PUSAT,
CAMPURANNYA GANGGUAN HEMATOPOSITIC, GANGGUAN
SARAF TEPI ATAU KOLIK, SUKAR BUANG
AIR BESAR ATAU GANGGUAN SALURAN
PENCERNAAN LAINNYA
TABEL GANGGUAN KESEHATAN KARENA
PELARUT-PELARUT ORGANIK
BAHAN KIMIA GEJALA UTAMA DARI
GANGGUAN KESEHATAN
ACETONE RANGSANGAN AKUT SARAF PUSAT ATAU
PENEKANAN SARAF PUSAT
ORTHO-DICHLOROBENZ GANGGUAN MATA FRONTAL, GANGGUAN
ENE PERNAFASAN ATAS ATAU GANGGUAN HATI
XYLENE RANGSANGAN AKUT SARAF PUSAT ATAU
PENEKANAN SARAF PUSAT
CHLOROBENZENE GANGGUAN MATA FRONTAL, GANGGUAN
PERNAFASAN ATAS ATAU GANGGUAN HATI
CHLOROFORM RANGSANGAN AKUT SARAF, ANESTHESIA
ATAU GANGGUAN HATI
TABEL GANGGUAN KESEHATAN KARENA
PELARUT-PELARUT ORGANIK
BAHAN KIMIA GEJALA UTAMA DARI
GANGGUAN KESEHATAN
METHYL ACETATE PENEKANAN AKUT SARAF PUSAT,
GANGGUAN SARAF OPTIK, GANGGUAN
PERNAFASAN
CARBON RANGSANGAN AKUT SARAF PUSAT,
TETRACHLORIDE ANESTHESI, GANGGUAN HATI
1,2 DICHLOROETHANE RANGSANGAN AKUT SARAF PUSAT,
ANESTHESI, GANGGUAN MATA FRONTAL,
GANGGUAN PERNAFASAN, GANGGUAN
HATI
N,N-DIEMETHYLFORMA RANGSANGAN AKUT SARAF PUSAT,
NIDE PENYAKIT KULIT, GANGGUAN MATA
FRONTAL, GANGGUAN PERNAFASAN,
GANGGUAN SALURAN CERNA
Zat-zat kimia dapat masuk ke
dalam tubuh manusia melalui:

• Saluran pencernaan: tertelan


• Kulit: kontak dengan kulit
• Saluran pernapasan: terhirup
Faktor Yang Mempengaruhi Kerja
A. Jalan masuk zat kimia ke dalam tubuh
Saluran Pencernaan:
bila suatu zat kimia tertelan, maka
kerusakan dapat terjadi pada setiap
bagian dari saluran pencernaan. Zat- zat
korosif bila tertelan akan menyebabkan
mulut, kerongkongan dan lambung
terbakar
Jalan masuk zat kimia yang tertelan:

• Mulut

• Kerongkongan

• Lambung

• Usus

• Aliran darah
KULIT

• Bila kulit kontak dengan atau


tersentuh oleh suatu zat kimia,
maka zat tersebut dapat merusak
kulit, diserap oleh kulit atau
keduanya . Tersering adalah bahan
iritan atau korosif.
Saluran Pernapasan
• Saluran pernapasan merupakan jalan
masuk zat-zat kimia ke dalam tubuh
yang paling utama
• Kurang lebih 90% dari semua keracunan
bahan kimia yang terjadi di industri
adalah disebabkan oleh inhalasi
(penghirupan) zat kimia di tempat kerja
• Hal ini disebabkan oleh permukaan paru
yang sangat luas dan kemampuan paru
untuk menyerap zat-zat kimia (melalui
kapiler pembuluh darah) adalah sangat
tinggi
Luas permukaan paru,
saluran pencernaan dan kulit

Organ/sistem Luas (inchi2) Luas permukaan dapat di


samakan dengan
paru 700-1100 Setengah kali luas permukaan
lapangan tenis

Saluran 100-110 Lantai dari garasi mobil


pencernaan

kulit 20-22 Luas permukaan alas tempat


tidur/kasur (twin sized
mattress)
TOKSISITAS
• Toksisitas merupakan kemampuan suatu zat
untuk menimbulkan kerusakan pada
organisme hidup
• Toksisitas suatu zat ditentukan oleh nilai
ambang batas tersebut.

Toksisitas NAB (PPM)


Rendah > 500
Sedang 100-500
Tinggi < 100
DOSIS
• Untuk pemaparan tunggal dosis
tergantung dari konsentrasi zat kimia
yang terpapar dan lamanya pemaparan
• Pada dosis yang rendah, pemaparan
yang berulang dapat menyebabkan
akumulasi zat kimia dalam tubuh
Cth: minamata disease
(akumulasi merkuri)
Respon Individu
Respon individu terhadap suatu zat kimia
adalah berbeda (individual susceptability)
– Usia
– Status kesehatan dan keadaan emosi dari
individu
– Kebiasaan merokok dan konsumsi minuman
keras yang berlebihan
– Kelainan genetik
– Status gizi
– Interaksi dari beberapa zat kimia
– Aktivitas fisik
Pencegahan penyakit akibat kerja
karena bahan kimia

1. Pengendalian pada sumber bahaya yaitu


dengan:
- Pemasangan local exhauster pada
sumber bahaya (terutama untuk debu-
debu)
- Isolasi sumber bahaya (total enclosure)
2. Substitusi bahan kimia yang berbahaya
dengan yang kurang berbahaya
misal: substitusi benzen dengan toluen ;
fosfor putih dengan fosfor merah;
gas methyl bromide dengan
freon;asbestos dengan fiberglass
3. Modifikasi proses
misal: proses menghaluskan permukaan
logam (polishing) dengan mesin poles
dimana dihasilkan debu-debu, dapat
diganti dengan bahan kimia (asam nitrat,
fosfat dan sulfat)
4. Pemakaian alat pelindung diri. Dipilih APD
yang tepat dan sesuai
5. Pemeliharaan ketatarumahtanggaan
perusahaan yang baik. Untuk tempat kerja
yang berdebu, pembersihan lantai
tempat kerja mesin-mesin sebaiknya
secara hisap atau secara basah
6. Pengadaan fasilitas saniter untuk cuci dan
mandi dan fasilitas untuk pertolongan
pertama pada kecelakaan
7. Penyelenggaraan ventilasi tempat kerja
yang baik
8. Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja
dan berkala yang dilengkapi dengan
pemeriksaan laboratoris radiologi dan uji
faal paru
9. Penyelenggaraan latihan kesehatan dan
keselamatan kerja bagi semua tenaga
kerja.
Pada latihan ini perlu dijelaskan tentang
bahaya lingkungan kerja yang mungkin
timbul di tempat kerja. Manfaat
pemakaian alat pelindung diri serta
cara-cara pemakaian pemeliharaannya
dan pengenalan MSDS
10. Pengaturan waktupemaparan
(admisnistrative control). Yaitu
penyesuaian waktu pemaparan dengan
konsestrasi zat
11. Pemeliharaan higiene perorangan yang
baik (personal higiene)
MSDS
(Material Safety Data Sheet)
• Atau disebut juga lembar data
keselamatan bahan merupakan
dokumen teknik yang perupakan
informasi rinci suatu jenis bahan
kimia
Tentang:
1. Identifikasi bahan kimia
2. Komposisi bahan kimia
3. Identifikasi potensi bahaya
4. Tindakan pertolongan pertama pada
kecelakaan
5. Tindakana penanggulangan kebakaran
6. Sifat fisik dan kimia bahan
7. Informasi toksikologi
8. Dan lain-lain
Hubungan Antara Pengujian Pemantauan
LIngkungan Kerja dan Kesehatan Pekerja

No adverse effects

Bahan kimia di Kesehatan


tempat kerja pekerja
lingkungan kerja
Adverse effects

sakit

Pengujian pemantauan Pengujian pemantauan


lingkungan kerja kesehatan pekerja
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai