Anda di halaman 1dari 22

Early Warning System (EWS), Manajemen Hipoksia dan Manajemen Airway

OLEH:
Ns. Jamatulkher, S.Kep
EWS adalah sistem deteksi yang
digunakan oleh tim perawatan rumah
sakit untuk mengenali tanda-tanda
APA awal perburukan klinis untuk
ITU memulai intervensi dan manajemen
EWS? dini, seperti meningkatkan perhatian
keperawatan, menginformasikan
dokter, atau mengaktifkan respon
cepat atau tim darurat medis
TUJUAN EWS

•Menilai Kondisi Akut


•Deteksi Dini
•Action Respon
BAGAIMANA
PENILAIAN EWS??
CONTOH KASUS
• Seorang pasien diterima di kamar terima OK dari ruangan kebidanan
berusia 39 tahun dengan TTV sebagai berikut :
TD : 118/89 mmHg
HR : 109 x/i
RR : 18 x/i
T : 37’C
Kesadaran : Composmentis

Berapakah nilai EWS pasien dan bagaimana intervensi yang harus dilakukan?
Maka, penilaian EWSnya :
- Menggunakan EWS Dewasa, karena berusia 39 Tahun
TD : 118/89 mmHg  Skor 0
HR : 109 x/i  Skor 1
RR : 18 x/i  Skor 1
t : 37’C  Skor 0
Kesadaran : Composmentis  Skor 0

Total EWS = 2 (Yellow), maka intervensi yang dilakukan adalah lakukan


asesmen ulang dan lapor pada PJ Ruangan serta kaji ulang tiap 2 jam
MANAJEMEN
HIPOKSIA
Hipoksia adalah kondisi
rendahnya kadar oksigen di
Apakah yang dalam sel-sel tubuh. Akibatnya,
dimaksud sel-sel di seluruh bagian tubuh
tidak dapat berfungsi dengan
dengan normal. Hipoksia perlu
hipoksia? diwaspadai, karena jika
dibiarkan, kondisi ini bisa
menyebabkan kematian jaringan
dan kerusakan organ tubuh
Penyebab Hipoksia
• Penyakit paru-paru, seperti bronkitis, PPOK, hipertensi pulmonal, edema paru, emfisema,
pneumonia, pneumothorax, kanker paru, dan COVID-19
• Penyakit jantung, seperti bradikardia, ventrikel fibrilasi, gagal jantung kongestif, atau
penyakit jantung koroner
• Kelainan darah, seperti anemia atau methemoglobinemia
• Infeksi yang menyebabkan sepsis
• Keracunan, seperti keracunan sianida atau keracunan CO (karbon monoksida)
• Cedera yang menyebabkan perdarahan dalam jumlah banyak
• Penggunaan obat, seperti fentanyl atau obat bius
• Penyakit akibat ketinggian atau altitude sickness
• Kekurangan oksigen akibat terjebak di kebakaran, berada di tempat dengan suhu dingin,
atau tenggelam
Tipe-tipe Hipoksia
• Hipoksia hiposik (hipoksemia hipoksia), yang disebabkan oleh kurangnya
oksigen dalam darah akibat gangguan pada saluran pernapasan
• Hipoksia histotoksik, yang terjadi ketika sel tubuh tidak dapat
menggunakan oksigen yang tersedia, salah satunya akibat
keracunan sianida
• Hipoksia metabolik, yang terjadi ketika oksigen yang dibutuhkan oleh sel-
sel tubuh lebih banyak daripada biasanya, salah satunya akibat sepsis
• Hipoksia stagnan, yang disebabkan oleh kurangnya pasokan darah,
misalnya karena syok akibat perdarahan
• Hipoksia anemik, yang disebabkan oleh kurangnya kadar hemoglobin
dalam sel darah merah, salah satunya akibat anemia
Gejala Hipoksia
• Napas menjadi cepat
• Sesak napas
• Sakit kepala
• Pandangan kabur
• Detak jantung menjadi cepat atau menjadi lamban
• Kulit, kuku, dan bibir berwarna kebiruan (sianosis) atau justru berwarna merah gelap seperti ceri
• Lemas
• Linglung
• Hilang kesadaran
• Keringat berlebih
• Batuk
• Sulit bicara
Penatalaksanaan Hipoksia
Penatalaksanaan Hipoksia yaitu dengan pemberian oksigen yang
bertujuan untuk meningkatkan kadar oksigen di dalam tubuh pasien.

Terapi tambahan oksigen bisa diberikan melalui:


• Masker atau selang hidung, yang pemilihannya akan disesuaikan
dengan kondisi pasien dan kadar oksigen yang ingin dicapai
• Terapi hiperbarik, untuk hipoksia jaringan yang parah atau pasien yang
keracunan karbon monoksida
• Alat bantu napas (ventilator), untuk hipoksia yang parah dengan
kesulitan bernapas
MANAJEMEN
AIRWAY
Manajemen Airway
• manajemen jalan napas adalah bagian sentral dari praktik perawatan
emergensi yang meliputi penilaian, perencanaan, dan serangkaian
prosedur medis yang diperlukan untuk mempertahankan atau
memulihkan ventilasi atau pernapasan individu.

• Dengan mempertahankan jalan napas untuk terbuka, udara dapat


mengalir dari hidung dan mulut ke paru-paru, dan hal ini merupakan
prioritas pertama dalam menangani pasien dengan kondisi tidak stabil
Jenis-jenis Obstruksi Jalan Nafas
Obstruksi Total

-Terjadi karena benda asing yang menutup jalan nafas secara tiba-tiba
yang dikenal dengan istilah tersedak (chocking)

-Pada orang dewasa gejala yang muncul batuk tanpa suara, tidak mampu
berbicara atau bernapas dan sianosis

-Pada anak gejala yang muncul kesulitan bernapas, batuk yang lemah dan
tangisan yang lemah
Obstruksi Parsial
• Obstruksi karena cairan (gurgling)
Obstruksi yang disebabkan oleh darah, secret, air liur, atau muntah. Suara
napas terdengar seperti orang berkumur-kumur (Gurgling). Sumbatan ini
dapat menyebabkan aspirasi, yaitu masuknya jenis cairan tersebut ke paru

• Obstruksi karena pangkal lidah (snoring)


Obstruksi yang disebabkan oleh pangkal lidah yang jatuh ke belakang
(hipofaring) yang biasanya karena penurunan kesadaran, otot-otot
penyangga lidah lemah atau mengalami keluumpuhan, Suara nafas
terdengar seperti ngorok (Snoring)
• Obstruksi karena kelainan/gangguan anatomis
Obstruksi yang disebabkan oleh kelainan/gangguan penyempitan di
laring atau trakea seperti adanya pembengkakan/oedema pada jalan
nafas (misalnya trauma inhalasi pada kebakaran atau trama tumpul
leher), kanker laring, atau penyakit saluran pernapasan

Suara nafas terdengar seperti orang melengking (crowing/stridor)

Anda mungkin juga menyukai