Anda di halaman 1dari 31

METODOLOGI

PENELITIAN HUKUM
PENULISAN ILMIAH
Oleh:
Dr. Ramlan, SH., M.Hum
• Psl 25 UUSPN, bahwa; “PT menetapkan persyaratan kelulusan
untuk mendapatkan gelar akademik, profesi, atau vokasi dalam
bentuk karya ilmiah.”
• Karya ilmiah dpt berupa; sekripsi, tesis atau disertasi sesuai dgn
jenjang pendidikan (Psl 12 Kepmen Pendidikan No. 232/U/2000
ttg Pedoman Penyusunan Kurikulum PT dan Penilaian Hasil
Belajar Mahasiswa, yg menentukan:
Terhadap kegiatan dan kemajuan belajar mahasiswa
dilakukan penilaian secara berkala yg dpt berbentuk ujian,
pelaksanaan tugas, dan pengamatan oleh dosen. Ujian dpt
diselenggarakan melalui ujian tengah semester, ujian akhir
semester, ujian akhir program studi, ujian skripsi, ujian tesis,
dan ujian disertasi.
• Psl 30 ayat (3) Permen Pendidikan dan Kebudayaan No. 3 Thn
2020 ttg Standar Nasional Pendidikan Tinggi, menentukan;
“beban kerja dosen sbg pembimbing utama dlm penelitian
terstuktur dlm rangka penyusunan skripsi/tugas akhir, tesis,
disertasi, atau karya desain/seni/bentuk lain....”
METODOLOGI
METODE DAN LOGI
 Metode:
 Cara/jalan melakukan sesuatu dgn teratur
(sistematis)
 Cara kerja untuk memahami obek yg menjadi
sasaran ilmu yg bersangkutan
 Prosedur yg digunakan ilmuwan dalam pencarian
sistematika terhadap pengetahuan yg ada.
 Teknik-teknik dan prosedur pengamatan oleh
ilmuwan untuk mengolah data, fakta-fakta sesuai
dgn asas dan aturan tertentu.
 Logi:
Ilmu tentang cara melakukan sesuatu dgn teratur.
 Metode (Bhs Yunani), yaitu “methodos”
artinya “jalan menuju”.
 Secara etimologis metode diartikan sbg
“jalan atau cara melakukan atau
mengerjakan sesuatu”.
 Peter R. Senn (dikutip Bahder Johan) bahwa
“metode merupakan suatu prosedur atau
cara mengetahui sesuatu dengan
menggunakan langkah-langkah yg
sistematis”
• Dalam KBBI bahwa:
Metode merupakan cara teratur yg
digunakan untuk melaksanakan suatu
pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yg
dikehendaki, atau cara kerja yg bersistem
untuk memudahkan pelaksanaan suatu
kegiatan guna mencapai tujuan yg
ditentukan.
 Penelitian (bhs Inggris), yaitu research, yg
berasal dari kata “re” kembali dan “to
search” mencari, berarti “mencari kembali.”
 Soerjono Soekanto mengatakan penelitian;
“Suatu kegiatan ilmiah yg berkaitan dgn
analisa dan konstruksi, yg dilakukan secara
metodologis, sistematis dan konsisten”.
 Metodologis berarti sesuai dgn metode atau
cara tertentu, sistematis adalah berdasarkan
suatu sistim, sdgkan konsisten berarti tdk
adanya hal2 yg bertentangan dlm suatu
kerangka tertentu.
Secara yuridis berdasarkan Pasal 1 angka 4 UU No. 18 Thn 2002
ttg Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, jo Pasal 1 angka 2 PP No. 20
Thn 2005 ttg Alih Teknologi Kekayaan Intelektual Serta Hasil
Penelitian dan Pengembangan Oleh Perguruan Tinggi dan
Lembaga Penelitian dan Pengembangan, jo Pasal 1 angka 2
Perpres No. 106 Thn 2017 ttg Kawasan Sains dan Teknologi, jo
Pasal 1 angka 1 Permen Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
No. 20 Thn 2018 ttg Penelitian, menentukan:
Penelitian adalah kegiatan yg dilakukan menurut
kaidah dan metode ilmiah secara sistematis untuk
memperoleh informasi, data, dan keterangan yg berkaitan dgn
pemahaman dan pembuktian kebenaran atau
ketidakbenaran suatu asumsi dan/atau hipotesis di bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi serta menarik kesimpulan
ilmiah bagi keperluan kemajuan ilmu pengetahuan
dan/atau teknologi.
• Metode penelitian merupakan cara mencari dan
menemukan pengetahuan yg benar dan dapat
dipakai untuk menjawab suatu masalah (Soetandyo
Wignjosoebroto)
• Sunaryati Hartono, mengatakan metode penelitian
ialah:
Cara atau jalan atau proses pemeriksaan atau
penyelidikan yg menggunakan cara penalaran dan
berpikir yg logis-analitis (logika), berdasarkan
dalil2, rumus2 dan teori2 suatu ilmu (atau
beberapa cabang ilmu) tertentu, untuk menguji
kebenaran (mengadakan verifikasi) suatu hipotesis
atau teori ttg gejala- gejala atau peristiwa alamiah,
peristiwa sosial atau peristiwa hukum yg tertentu.
Metodologi Penelitian Hukum artinya:
ilmu tentang cara melakukan penelitian
hukum dengan teratur (Sistematis).

Sistematis
Memberikan pedoman tentang cara
seorang ilmuwan mempelajari,
menganalisis, dan memahami
lingkungan2 yg dihadapinya (Jamal
Wiwoho)
Metodoligi:
 Ilmu tentang metode
 Metode semua ilmu berprinsip pada logika
 Logika pada dasarnya berlaku
umum/universal
 Metodologi semua ilmu (termasuk hukum)
pada dasarnya sama, yg berbeda adalah
methods (cara penelitiannya)
 Metodologi membicarakan: proses,
langkah, tahap, dan prinsip-prinsip dasar.
Ilmu Sbg Aktivitas Penelitian
 Rasional: proses pemikiran yg berpegang
pada kaidah2 logika.
 Kognitif: proses mengetahui dan memperoleh
pengetahuan.
 Teleologis:
 Mencapai kebenaran
 Memperoleh pemahaman
 Memberikan penjelasan
 Melakukan penerapan dgn melalui
peramalan atau pengendalian
Ilmu Sbg Metode Ilmiah
 Pola Prosedural: pengamatan, percobaan,
pengukuran, survai, deduksi,
induksi, analisis, dll.
 Tata Langkah: Penentuan masalah,
perumusan hipotesis (jika ada),
pengumpulan data, pengujian hasil.
 Berbagai Teknik: wawancara, pengamatan,
perhitungan, dll.
 Aneka Alat: daftar pertanyaan, komputer,
meteran, timbangan, dll.
Ilmu Sbg Pengetahuan Sistematis
 Dilihat dari hasil kegiatan:
Ilmu merupakan sekelompok pengetahuan
mengenai sesuatu pokok soal dgn titik pusat
minat pd permasalahan tertentu sehingga
merupakan berbagai konsep.
 Ciri Pokok Pengetahuan Ilmiah:
 Empiris
 Sistematis
 Objektif
 Analitis
 Verifikatif
Pencarian Kebenaran
 Cara non-ilmiah, melalui:
 Secara kebetulan/perkiraan
 Secara untung-untungan
 Otoritas seseorang
 Spekulatif
 Secara gaib
 Cara ilmiah, melalui:
 Berpikir kritis-rasional
 Penelitian ilmiah
Berpikir kritis-rasional
Proses berpikir, menghubungkan satu
hal dgn hal lainnya, menggunakan objek
berpikir dan menghubungkannya dgn objek
lainnya, membuat tesa dan mengkajinya
dgn antitesa, kemudian menghasilkan tesis.

Ada dua cara berpikir kritis-rasional:


 Berpikir analitis
 Berpikir sintesis
Berpikir Analitis

 Dinamakan pula berpikir deduktif, karena


org membangun pola pikir dgn cara
bertolak dari hal-hal yg bersifat umum (dari
pengetahuan, teori2, hukum2, dalil2),
kemudian membentuk proposisi2 dlm
silogisme
 Kebenaran Deduktif.
Berpikir Sintesis
Dinamakan berpikir induktif, karena
berangkat dari fakta2, data2, kasus2,
individual atau pengetahuan2 yg bersifat
khusus, menuju pada konklusi2 yg umum
Penelitian Ilmiah
 Reflective thingking atau berpikir refleksi:
mengambil ruang diantara berpikir deduktif dan
induktif.
 Langkah2 Reflective thingking (John Dewey):
 Adanya suatu kebetulan
 Menetapkan masalah
 Menyusun hipotesis
 Merekam data untuk pembuktian
 Membuat kesimpulan
 Memformulasikan kesimpulan secara umum.
Macam-macam Penelitian
 Jenis Penelitian
 para ahli hukum mengklasifikasikan (melihat)
penelitian hukum dari sifatnya terlebih
dahulu.
 kurang tepat, bagaimana kita dapat
mengetahui sifat penelitian apa bila kita tidak
mengetahui jenisnya terlebih dahulu. Sama
dengan melihat manusia, apakah bisa kita
melihat dan menentukan sifat seseorang
sebelum kita menentukan jenisnya terlebih
dahulu.
 Permendagri No. 17/2016 istilah yg
dipergunakan untuk menentukan jenis
penelitian adalah “macam” penelitian.
 Pada beberapa institusi pada panduan
pembuatan laporan penelitiannya (baik
skripsi, tesis, maupun disertasi) ada yg
menggunakan istilah “spesifikasi” penelitian.
 Kata spesifikasi dlm KBBI diartikan dgn; 1
proses, cara, perbuatan melakukan
pemilihan (perincian); 2 perincian (tt
rencana, proposal dsb); pernyataan tt hal-hal
yg khusus (dl perjanjian dsb)
 Istilah spesifikasi kurang tepat, karena
peneliti disini akan menentukan jenis
penelitian yg akan digunakan, bukan akan
melihat proses atau cara atau perbuatan
melakukan pemilihan (perincian) penentuan
jenis penelitian yg akan digunakan.
 Sehingga istilah “jenis penelitian”, lebih
tepat, yg dlm KBBI kata “macam” diartikan
dengan “jenis”.
 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji membagi
penelitian hukum ke dalam dua jenis, yaitu penelitian
hukum normatif dan penelitian hukum sosiologis
atau empiris.
 Soetandyo Wignjosoebroto (dikutip Bambang
Sunggono) membagi penelitian hukum kedalam dua
jenis juga, (menggunakan istilah yang berbeda), yaitu
penelitian doktrinal dan penelitian non doktrinal.
 Abdulkadir Muhammad melihat dari fokus kajiannya
membagi penelitian hukum menjadi tiga jenis, yaitu
penelitian hukum normatif, penelitian hukum
normatif-empiris, dan penelitian hukum empiris.
 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji mengatakan penelitian
hukum normatif atau penelitian hukum kepustakaan adalah
penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan
pustaka atau data sekunder belaka.
 Ronny Hanitijo Soemitro menggunakan istilah penelitian
yuridis normatif (legal research), merupakan penelitian yang
mengkaji asas-asas dan kaidah-kaidah hukum.
 Arief Sidharta mengatakan penelitian hukum normatif adalah
jenis penelitian yg lazim dilakukan dlm kegiatan
pengembanan ilmu hukum yg di Barat biasa juga disebut
dogmatika hukum (rechtsdogmatiek).
 Mochtar Kusumaatmadja dan Koesnoe menyebutnya ilmu
hukum positif.
 Johnny Ibrahim menyebut penelitian hukum normatif adalah
suatu prosedur penelitian ilmiah untuk menemukan
kebenaran berdasarkan logika keilmuan hukum dari sisi
normatifnya.
• Abdulkadir Muhammad mengatakan penelitian
hukum normatif (normative law research) adalah:
Penelitian yg mengkaji hukum yg dikonsepkan
sbg norma atau kaidah yg berlaku dlm msykat, dan
menjadi acuan perilaku setiap org. Norma hkm yg
berlaku itu berupa norma hkm positif tertulis
bentukan lembaga perundang-undangan (undang-
undang dasar), kodifikasi, undang-undang, peraturan
pemerintah dsb, serta norma hkm tertulis bentukan
lembaga peradilan (judge made law), dan norma hkm
tertulis buatan pihak2 yg berkepentingan (seperti
kontrak, dokumen hkm, laporan hkm, catatan
hkm, dan rancangan undang2).
 Penelitian hukum empiris (penelitian non doktrinal):
 Soetandyo Wignjosoebroto mgtkan: penelitian
berupa studi-studi empiris untuk menemukan teori-
teori mengenai proses terjadinya dan mengenai
proses bekerjanya hukum di dlm masyarakat (socio
legal research).
 Abdulkadir Muhammad mengatakan penelitian
hukum empiris atau penelitian hukum sosiologis
(empirical law research) adalah penelitian yg
mengkaji hkm yg dikonsepkan sbg perilaku nyata
(actual behavior), sbg gejala sosial yg sifatnya tidak
tertulis, yg dialami setiap org dlm hubungan hidup
bermasyarakat.
Lebih lanjut Abdulkadir Muhammad mengatakan
penelitian hukum empiris tdk bertolak dari
hukum positif tertulis (perundang-undangan) sbgi
data sekunder, ttp dari perilaku nyata sebagai
data primer yg diperoleh dari lokasi penelitian
lapangan (filed research).
Perilaku nyata terbt hidup dan berkembang
bebas seirama dgn kebutuhan masyarakat, ada yg
sudah dipolakan melalui putusan pengadilan
(judge made law) dan ada pula yg dipolakan
menurut adat istiadat atau kebiasaan setempat.
Abdulkadir Muhammad juga membagi penelitian
hukum normatif-empiris, yg dpt disebut juga penelitian
hukum normatif-terapan (applied law research) adalah:
Penelitian yg mengkaji pelaksanaan atau
implementasi ketentuan hkm positif (perundang2an)
dan kontrak secara faktual pd setiap peristiwa hkm
tertentu yg terjadi dlm msykt guna mencapai
tujuan yg tlh ditentukan. Pengkajian trsbt bertujuan
untuk memastikan apakah hasil penerapan pada
peristiwa hkm in concreto itu sesuai atau tdk
sesuai dgn ketentuan uu atau ketentuan kontrak. Dpt
dikatakan apakah ketentuan uu atau kontrak tlh
dilaksanakan sbgimana mestinya atau tdk, sehingga
pihak2 yg berkepentingan mencapai tujuannya/tdk.
• Peter Mahmud Marzuki; tidak dijumpai
dikotomi (pengelompokan/pembagian)
penelitian hkm, yg selama ini dikenal dgn
penelitian hkm normatif dan penelitian hkm
empirik.
• B. Arief Sidharta; kendati ilmu hkm mengenal
penelitian hkm empiris dgn metode hasil
pinjaman dari ilmu sosial (sosiologi) tdk
berarti ilmu hkm berubah menjadi ilmu sosial
dgn kehilangan karakter khasnya sbg ilmu
normatif.
Pendekatan Penelitian

Anda mungkin juga menyukai