Hukum bertahan merupakan suatu respons dalam bentuk sikap
atau perilaku individu yang dimunculkan ketika dirinya merasa mendapatkan stimulus yang tidak sesuai atau tidak menyenangkan. Pertahanan diri tersebut ada pada setiap individu. Bentuk pertahanan diri ini berbeda-beda antara individu satu dengan yang lainnya. Contoh bentuk pertahanan diri yang sederhana adalah pada saat anak merasa lapar, haus, takut, sakit, dan sebagainya kemudian anak akan menangis. Dengan menangis, sebenarnya terkandung maksud agar orang lain segera datang untuk memenuhi kebutuhannya. Hukum Bertahan dan Mengembangkan Diri
Tangisan anak merupakan wujud nyata dari perbuatan yang
didorong oleh keinginan untuk mempertahankan diri dari rasa lapar, haus, takut, atau sakit. Dengan bertambahnya usia, pertahanan diri individu menjadi semakin bervariasi dan tidak bersifat implusif naluriah. Ketika individu sudah semakin remaja atau dewasa, pertahanan diri terhadap rasa lapar, haus, takut, dan sakit tidak lagi berupa tangisan, tetapi kegiatan lain, misalnya mencari makanan atau minuman di lemari atau lari mencari perlindungan pertahanan diri yang ada pada setiap individu dapat menjadikan sistem keseimbangan untuk perkembangan kehidupannya. Hukum Bertahan dan Mengembangkan Diri
Sedangkan hukum mengembangkan diri berpandangan bahwa
sesungguhnya setiap individu memiliki dorongan alamiah untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. Keberhasilan individu dalam mempertahankan diri memerlukan usaha aktif dan kreatif. Sifat kreatif ini menimbulkan berfungsinya dorongan untuk mengembangkan diri berupa kegiatan untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya. Dorongan untuk mengembangkan diri wujudnya berlainan antara individu satu dengan lainnya. Misalnya, pada remaja ada rasa ingin selalu bersaing dengan orang lain, perasaan kurang puas terhadap hasil yang telah dicapai, keinginan untuk mengetahui segala sesuatu, semua ini merupakan dorongan untuk mengembangkan diri. Hukum Irama (ritmik) Perkembangan
Di samping memiliki tempo, perkembangan juga
berlangsung sesuai dengan iramanya. Hukum irama berlaku untuk setiap manusia. Baik perkembangan jasmani maupun perkembangan rohani tidak selalu dialami perlahan- lahan dengan urutan- urutan yang teratur, melainkan merupakan gelombang- gelombang besar dan kecil yang silih berganti. Pada suatu masa, laju perkembanganya berjalan dengan cepat, tetapi pada waktu berikutnya sedikitpun tidak tampak kemajuan (terhambat). Hukum Irama (ritmik) Perkembangan
Kelajuan atau keterhambatan dalam perkembangan itu
tidak sama besar pada setiap anak. Demikian pula proses percepatan maupun pelambatan dalam peralihan perkembangan tidak sama cara berlangsungnya pada setiap anak. Hukum Irama (ritmik) Perkembangan
Demikian pula proses percepatan maupun perlambatan
dalam peralihan perkembangan cepat atau lambat ini, anak dapat dibedakan atas tiga golongan, yaitu: 1. Anak yang tidak menunjukkan perkembangan yang cepat ataupun terhambat, melainkan perkembangannya berlangsung mendatar dan maju secara berangsur- angsur. Semuanya berlangsung dengan dengan tenang, masa yang satu disambung oleh masa berikutnya dengan tidak menunjukkan peralihan yang nyata. Hukum Irama (ritmik) Perkembangan
2. Anak yang cepat sekali berkembang pada waktu
kecilnya, tetapi sesudah besar kecepatan perkembangannya semakin berkurang sehingga akhirnya berhenti sama sekali. 3. Anak yang lambat laju perkembangannya pada waktu kecil, tetapi semakin besar (lama) semakin bertambah cepat kemajuannya.
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu