Anda di halaman 1dari 18

Nama-nama kelompok dua

Nama –nama keompok dua :


1. Juliyanti indrawati rumwokas
2. Hindun rumain
3. Siti aisa rumoma
4. Asmawati rumodar
5. Intan sari arpain
6. Idgam adiguna tehuayo
ASUHAN KEPERAWATAN
DISTOSIA BAHU
DEFINISI
• Destosia bahu di definisikan sebagai inpaksi (hambatan)
lahirnya bahu bayi setelah lahirnya kepala dan berkaitan
dengan peningkatan insidensi morditas dan mortalitas
bayi akibat cedera pleksus brakialis dan afsfiksia.
Destosia bahu ialah kelahiran kepala janin dengn
bahu anterior macet di atas sacral promontori karena itu
tidak bisa lewat masuk ke dalam panggul,atau bahu
tersebut bisa lewat promontorium, tetapi mendapat
halangan dari tulang sacrum(tulang ekor). lebih
mudahnya destosia bahu adalah peristiwa di mana
tersangkutnya bahu janin yg tidak dapat di lahirkan
setelah kepala janin di lahirkan.
ETIOLOGI
• Destosia bahu di sebapkan oleh deformitas
panggul kegagalan bahu untuk “ melipat ‘’ ke
dalam panggul (misal: pada makrosomia) di
sebabkan oleh fase aktif dan persalianan kala dua
yang pendek pada multipara sehingga penurunan
kepala yang terlalu cepat menyebabkan bahu tidak
melipat pada saat melalui jalan lahir atau kepala
telah melalui pintu tengan panggul setelah
mengalami pemanjangan kala dua sebelah bahu
berhasil melipat masuk ke dalam panggul
PATOFISIOLOGI
• Setelah kelahiran kepala,akan terjadi putaran paksi luar
yang menyebapkan kepala berada pada sumbu normal
dengan tulang belakang bahu pada umumnya akan
berada pada sumbu miring (obliquel) di bawa ramos
pubis. Dorongan pada saat ibu meneran akan
menyebapkan bahu depan (anterior) berada di bahu
pubis,bila bahu gagal untuk mengadakan putaran
menyeswaikan dengan sumbu miring dan tetap berada
pada posisi anteriorposterior, pada bayi yang besar akan
terjadi benturan bahu depan terhadap simfisis sehingga
bahu tidak bisa lahir mengikuti kepala.
FAKTOR RESIKO
a. Maternal
> Kelaianan anatomi panggul
> Diabetes gestational
> kehamilan postmatur
> riwayat distosia bahu
> Tubuh ibu pendek
b. Fatal
> dugaan macrosomia
TANDA DAN GEJALA
1. Pada proses persalian normal kepala lahir
melalui geralan ekstentasi. Pada distosia
kepala akan tertarik ke dalam dan tidak dapat
mengalami putar paksi luar yg normal.
2. ukuran kepala dan bentuk pipi menunjukan
bahwa bayi gemuk dan besar. Begitu pula dengan
postur tubuh perturien yang biasanya juga obese.
3. usaha untuk melakukan putar paksi luar,pleksi
lateral dan traksi tidak berhasil mlahirkan bahu.
KOMPLIKASI
1. Pada ibu
partus lama yang sering kali di sertai
percayanya ketuban pada pembukaan kecil,
dapat menimbulkan dehidrasi serta asidosis
dan infeksi intarpartum.
2. Pada bayi
partus lama dapat meningkatkan kematian
perintal apalagi jika di tambah dengan
infeksi intrapartum.
PENATALAKSANAAN
• Lakukan episotomi
• Setelah mebersikan mulut dan hidung anak lakukan
usaha untuk mebebaskan bahu anterior dari simpisi
pubis dengan berbagai manufer :
• Tekanan ringan pada supra pubik
• Di lakukan tekanan ringan pada daerah suprapubik
dan secara bersamaan di lakukan traksi curang bawa
pada kepala janin. Tekanan ringan di lakukan oleh
asisten pada daerah suprapubik saat traksi curang
bawa pada kepala janin.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Palpasi dan blotemen leopold satu :
teraba kepala ( balotemen) di fundus uteri
2. vaginal toucher : teraba bokong yang lunak dan iregular
3. x-ray : dapat membedakan dengan presentasi kepala dan
pemeriksaan ini penting untuk menentukan jenis presentasi
sungsang dan jumlah kehamilan serta adanya kelainan kogenital lain
4. Ultrasonografi : pemeriksaan USG yg di lakukan oleh operator
berpengalaman dapat menentukan:
a. presentasi janin
b. ukuran
c. jumla kehamilan
d. lokasi plasenta
e. jumla cairan amnion
f. Malformasi jaringan lunak atau tulang janin
Faktor resiko
• Maternal
• Kelainan anatomi panggul
• Diabetes gestational
• Kehamilan postmatur
• Riwayat distosia bahu
• Tubuh ibu pendek
Pemeriksaan penunjang
• Palpasi dan balutemen : leopold 1 : teraba kepala (balotemen) di fundus
uteri
• Vagina toucer : teraba bokong yang lunak dan irregular
• Xray : dapat membedakan dengan presentasi kepala dan pemeriksaan
ini penting untuk menentukan jenis presentasi sungsang dan jumlah
kehamilan serta adanya kelainan kongenitalain
• Ultrasonografi : pemeriksaan USG yang di lakukan oleh operator
berpengalaman dapat menentukan :
• presentasi janin berukuran
• Ukuran
• Jumla kehamilan
• Lokasi plasenta
• Jumlah cairan amnonion
• Malformasi jaringan lunak atau tulang janin
Penatalaksanaan
Kesigapan penolong persalinan dalam mengatasi distosia bahu sangat di
perlukan pertama kali yang harus di lakukan bila terjadi distosia bahu
adalah melakukan traksi curang bawa sambil meminta ibu untuk
meneran .

- Lakukan episotomi
Setelah mebersikan mulut dan hidung anak lakukan usaha untuk
mebebaskan bahu anterior dari simpisi pubis dengan berbagai manufer :
- Tekanan ringan pada supra pubik
Di lakukan tekanan ringan pada daerah suprapubik dan secara
bersamaan di lakukan traksi curang bawa pada kepala janin. Tekanan
ringan di lakukan oleh asisten pada daerah suprapubik saat traksi curang
bawa pada kepala janin.
Asuhan keperawatan pada distosia bahu
- Pengkajian
Identitas pasien

- Riwayat keperawatan
• Keluhan utama : biasanya pasien mengeluhkan nyeri akibat kontraksi
yang terjadi dan lamanya proses perslinan
• Riwayat kesehatan sekarang : proses kelahiran bayi yg lama sehingga
menyebapkan kala 2 memanjang
• Riwayat kesehatan dahulu : apakah klien menderita diabetes mellitus
atau diabetes destasional yang dapat mempengaruhi kehamilan dan
proses persalinan
• Riwayat kehamilan , persalinan yg lalu
• Apakah klien perna melakukan persalinan dengan kasus yang sama atau
riwayat perna melahirkan bayi besar
• Riwayat menstruasi
Pemeriksaan fisik
kedaan umum : baik (composmentesi ) , gelisah
Tanda-tanda vital
~ tekanan darah : 120/80 mmhg
~ nadi : 78x/menit
~ temperature : 37 derajat
~ respirasi rate : 24x/ per menit
System cardiovaskuler
~ bendungan vena : tidak ada
~ konjungtiva : merah muda
System pernafasan
~ sianosis : tidak ada
~ pola nafas : dalam dan dangkal
~ irama pernafasan : teratur
~ suara nafas tambahan : tidak ada
Analisis data
• DS: pasien mengatakan nyeri di perut
• DO :
• ~ nyeri karena adanya tekanan kpala janin pada serviks
• q : seperti ada dorongan dari dalam
• r : daerah perut bagian bawah pasien Nampak meringis menahan
nyeri
• s: skala nyeri empat
• t: sewaktu waktu tekanan kepala pada servkis nyeri

• DS : -
• DO :
• ~ TBJ : 4185 gram
• ~ panggul ibu sempit CPD resiko tinggi cedera janin
Diagnosa keperawatan
• Nyeri b/d tekanan kepala pada serviks
• Resiko tinggi cedera b/c CPD
Rencana suhan keperawatan
• Dx1 : nyeri b/d tekanan kepala pada serviks , prtus
lama ,kontraksi tidak efektif
Tujuan : kebetuhanrasa nyaman terpenuhi / nyeri berkurang :
• klien tidak merasakan nyeri lagi
• klien tampak rilek
• kotraksi uterus efektif
• kemajuan persalinan bayi
TERIMAKASI

Anda mungkin juga menyukai