Anda di halaman 1dari 90

Mata kuliah

Asuhan neonatus bayi dan balita


Asuhan neonatus bayi dan balita
Kebutuhan Dasar neonatus, bayi, balita
Nutrisi pada neonatus, bayi, balita
Evidence based dalam asuhan neonatus, bayi, balita
Prosedur Keterampilan Dasar Kebidanan pada Asuhan
Neonatus, Bayi, balita
Pengenalan tanda bahaya pada neonatus, bayi, balita
Pemantauan tumbuh kembang neonatus, bayi, balita
Manajemen asuhan pada neonatus, bayi, balita
Termoregulasi
UHAP
– BBL 1 jam – 6 jam
– Balita minimal 3 tahun

3 SKS
– 1T, 2P
ASUHAN PADA BAYI BARU
LAHIR

ETIKA DESI YOGI YANA, SST.,M.Si


BAYI BARU LAHIR

Bayi baru lahir / new born ( Inggris ) / neonatus (Latin ) adl: Bayi yg baru dilahirkan
sampai dgn umur 4 mgg
BBL normal adl Bayi yg baru dilahirkan pd kehamilan cukup bulan, BB bayi antara
2500 gram sampai dgn 4000 gram & tanpa tanda asfiksia & penyakit penyerta lainya.
Neonatus adalah : masa 28 hari pertama kehidupan manusia. Pada masa ini terjadi
proses penyesuaian sistem tubuh bayi dari kehidupan dalam rahim ke kehidupan di
luar rahim.
Masa ini adalah masa yang perlu mendapatkan perhatian dan perawatan yang
ekstra karena pada masa ini terdapat mortalitas paling tinggi

– Neonatal Dini adl BBL sampai dgn usia 1 mgg


– Neonatal lanjut adl BBL dari usia 8 hari sampai dgn usia 28 hari.
CIRI – CIRI UMUM BBL NORMAL

Bernafas & menangis spontan


Frekuensi jantung berkisar >100x/menit
Warna kulit kemerah – merahan & terdpt verniks caseosa atau
bersih
Lemak subkutan ckp tebal
Rambut lanugo & rambut kepala tumbuh dgn baik
Aktifitas atau gerakan aktif ekstremitas dlm keadaan afleksi
BB berkisar antara 2500 – 4000 gr
PB antara 50 – 55 cm
Ukuran kepala a/l : FO 34 cm, MO 35 cm, SOB 32 cm
TULANG TENGKORAK (CRANIUM)

- Bagian Muka
- Os nasalis (tl. Hidung)
- Os maksilaris (tl.rahang atas)
- Os mandibularis (tl.rahang bawah)
- Os zygomaticus (tl.pipi)
Bagian tengkorak
- Os frontalis (tl.dahi)
- Os parientalis (tl. Ubun – ubun)
- Os temporalis (tl. Pelipis)
- Os occipitalis (tl.blkang kepala)
Sutura
1. S. Sagitalis (antara kedua os. Parientalis)
2. S. Koronaria (antara os. Frontal dan os
parientalis)
3. S. Lamboidea (antara os. Oksipitalis dan kedua
os. Parientalis)
4. S. Frontalis (antara frontal kiri dan kanan
Ubun – ubun (frontanel)
1. Ubun2 besar (UUB) … Bregma
2. Ubun2 kecil (UUK)

Daerah – daerah
1. Dpn kepala = sinciput
2. Belkng = oksiput
3. Vertek = puncak
Pemeriksaan kepala

1. Cirkumferensia (keliling)
- C. fronto – occipitalis = 34
- C. mento – occipitalis = 35
- C. sub Okcipito – bregma = 32
Ukuran diameter
- d. Occ – fron = 12
- d. mento – occ = 13,5
- d. sub. Occ – breg = 9,5
- d. biparientalis = 9,25
- d. bitemporalis = 8
Pengertian BBL
• Menurut Saifuddin, (2007) Bayi baru lahir
adalah bayi yang baru lahir selama satu jam
pertama kelahiran.

• Menurut Dep. Kes. RI, (2005) Bayi baru lahir


normal adalah bayi yang lahir dengan umur
kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan
berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram.
Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) 2012 menyatakan bahwa
angka kematian bayi dalam usia 28 hari pertama
masih cukup tinggi yaitu sebesar 34 per 1000
kelahiran hidup.
Angka kematian bayi merupakan salah satu indikator
derajat kesehatan bangsa. Tingginya angka kematian
bayi dapat menjadi petunjuk bahwa pelayanan
maternal dan neonatal kurang baik
Selain itu, penyebab tingginya kematian bayi dalam
usia 28 hari pertama adalah kurang baiknya
penanganan dan perawatan bayi baru lahir
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIV. MUHAMMADIYAH JEMBER

Risiko kematian ibu & bayi terjadi paling banyak


pada periode kelahiran
INDONESIA ADALAH SALAH SATU DARI 68 NEGARA
ANG MEMILIKI KEMATIAN IBU DAN NEONATAL YANG BURUK

LAHIR MATI
KEMATIAN BBL

KEMATIAN IBU
KEMATIAN ANAK
Kematian Balita dan
47% Neonatal
Neonatal Mortality rate
kematian
Balita adalah
kematian
Neonatal

Sumber: Levels &


Trends in Child
Mortality.
Report 2018.
unicef, WHO,
World Bank, United
Nations
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIV.
MUHAMMADIYAH JEMBER
Perawatan bayi baru lahir meliputi:
Pencegahan infeksi
Penilaian bayi baru lahir
Pencegahan kehilangan panas
Asuhan tali pusat
Inisiasi menyusu dini (IMD)
Pencegahan perdarahan
Pemberian imunisasi
Pemeriksaan bayi baru lahir
Sebagai akibat perubahan lingkungan dlm uterus
ke luar uterus, maka bayi menerima rangsangan
yg bersifat kimiawi, mekanik & termik.
Hasil rangsangan tsb membuat bayi akan
mengalami perubahan - perubahan
PERUBAHAN-PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA
BAYI BARU LAHIR

1. Perubahan pada Sistem Pernapasan


Rangsangan u/ grk pernafasan :
• Tekanan mekanik dr thoraks
• Pe Pa O2 & ke Pa CO2
• Rangsangan dingin pd daerah muka
Upaya bernafas pertama seorang bayi berfungsi u/ :
1. Mengeluarkan cairan dlm paru – paru
2. Mengembangkan jar. Alveolus paru – paru u/ pertama
kali
PERKEMBANGAN SISTEM
PULMONER

Umur Kehamilan Perkembangan


24 hari Bakal paru-paru terbentuk
26 – 28 hari Kedua bronchi membesar
6 minggu Di bentuk segmen bronchus
12 minggu Differensial lobus
24 minggu Dibentuk alveolus
28 minggu Dibentuk Surfaktan
34 – 36 minggu Struktur Matang
Lanjutan

2. Perubahan pada Sistem Kardiovaskuler


Tjd perubahan besar, yaitu :
• Penutupan foramen ovale pd atrium jantung
• Penutupan duktus arteriosus antara arteri paru2
& aorta
Denyut jantung BBL rata2 140 dtk/mnt
Volume drh pd BBL berkisar 80 – 110 ml/kg
Tali Pusat Diklem

Lepasnya dari plasenta (turunnya sirkulasi darah)

Tertutupnya ductus Pertama kali Meningkatnya system resistensi


venosus bernafas

Tekanan dari atrium Perubahan dr kanan


kanan berkurang ke kiri meninggalkan dr
Darah ke hati dan dibandingkan dg kiri ke kanan dr aliran
system portal atrium kiri darah

Paru-paru Paru-paru mengeluarkan Meningkatnya tingkat


berkembang cairan sirkulasi oksigen dalam
sirkulasi pulmonary

Menurunnya resistensi vaskuler


pulmonary
Tertutupnya ductus
arteriosus
Meningkatnya tekanan di atrium kiri

Tertutupnya foramen ovale

Lingkungan yg dingin
3. Perubahan pd Sistem Thermogenik
Kehilangan panas pd BBL dpt tjd mll 4 cara a/l :
• Konveksi
• Radiasi
• Evaporasi
• Konduksi
Stress
Dingin
Meningkatnya
Meningkatnya konsumsi
metabolisme oksigen

Meningkatnya BAT (metabolisme


penggunaan jaringan adipose Meningkatnya
glukosa coklat) rata-rata
pernafasan

Meningkatnya Pembebasan asam


lemak Lebih banyak
penggunaan
membutuhkan
persediaan
oksigen
glikogen

Menipisnya Hypoksia
persediaan
glikogen
Menurunnya Asidosis metabolisme
Menurunnya produksi surfaktan pH
(kebutuhan O2, glukosa, perfusi
Hypoglikemia paru-paru yg adequate)
Vasokonstriksi pulmonary

Penurunan berat atau gagal


menambah berat (penggunaan
Distress pernafasan Hypoksia lanjut
kalori untuk energi dan
pertumbuhan)
Lanjutan

4. Perubahan pd Sistem Renal


Ginjal pd BBL sdh berfungsi, ttp blm
sempurna.
BBL hrs BAK dlm wkt 24 jam stlh lhr, dgn
jumlah urin sktr 20 – 30 ml/hr & me mjd 100
– 200 ml/hr pd wkt akhir mgg pertama
Lanjutan

5. Perubahan pd Sistem Gastrointestinal


Kapasitas lambung BBL sgt bervariasi & tgt pd ukuran
by, sktr 30 – 90 ml. Pengosongan dimulai dlm bbrp
mnt pd saat pemberian makanan & selesai antara 2 –
4 jam stlh pemberian makanan & pengosongan ini
dipengaruhi o/ bbrp faktor a/l wkt & volume makanan,
jns & suhu makanan serta stres fisik.
Lanjutan
6. Perubahan pd Sistem Hepar
Liver bayi mempunyai peranan yg ptg dlm hal :
• penyimpanan zat besi
• metabolisme KH
• konjugasi bilirubin
• koagulasi
Liver BBL blm matur u/ membentuk glukosa shg BBL
mdh terkena hipoglikemi
Neonatus telah memiliki kapasitas fungsional u/
mengubah bilirubin, namun sebagian bsr BBL ada
yg mengalami hiperbilirubinemia fisiologis
Lanjutan

7. Perubahan pd Sistem Immunitas


Sistem immunitas BBL blm matang, shg
menyebabkan BBL rentan thd berbagai infeksi &
alergi
Sedangkan sistem immunitas yg telah matang akan
memberikan kekebalan alami & kekebalan didpt pd
tbh
Kekebalan alami t/d struktur pertahanan tbh yg
mencegah a/ meminimalkan infeksi
Lanjutan

8. Perubahan pd Sistem Integumen


Pd BBL semua struktur kulit tlh ada ttp blm matur.
Epidermis & dermis tdk terikat dgn erat & sgt tipis.
Verniks caseosa bersatu dgn epidermis
By aterm memiliki kulit erithemathous
Kulit srg kelihatan berbintik & lurik2
Tgn & kaki sdkt sianosis
Lanjutan

9. Perubahan pd Sistem Repro


Pd bayi perempuan labia mayora & minora
mengaburkan vestibulum & menutupi klitoris
Pd bayi laki-laki preputium biasanya tdk
sepenuhnya tertarik msk
Pd BBL baik perempuan / laki-laki srg
ditemukan pembengkakan payudara
Lanjutan

10. Perubahan pd Sistem Skeletal


Tubuh BBL kelihatan sdkt tdk proposional
Tgn sdkt lbh panjang dr kaki
Punggung BBL kelihatan lurus & dpt ditekuk
dgn mdh
BBL dpt mengangkat & memutar kepala
ketika menelungkup
11. Perubahan pd Sistem Neuromuscular
Pertumb. otak sgt cpt & membutuhkan glukosa & O2
yg adekuat
Bbrp aktivitas refleks yg tdpt pd BBL a/l :
1. Refleks Moro / Peluk
2. Rooting Reflex
3. Refleks menghisap & menelan
4. Refleks batuk & bersin
5. Refleks genggam
6. Refleks melangkah & berjalan
7. Refleks otot leher
8. Babinsky Reflex
TERMOREGULASI

(Perlindungan Termal)
PENDAHULUAN
 Mekanisme pengaturan temperatur
tubuh pd BBL blm berfungsi
sempurna, permukaan tubuh bayi
relatif luas, tubuh bayi terlalu kecil
utk memproduksi & menghslkan
panas sebabkan BBL mudah sekali
terkena Hipotermi.
 Disebut hipotermi bila suhu tubuh
turun di bwh 36,5 °C
( N : 36,5 °C – 37,5 °C )
MEKANISME KEHILANGAN
PANAS PD BBL

 EVAPORASI

 Proses kehilangan panas pd bayi


krn penguapan cairan ketuban
pd permukaan tubuh oleh panas
tubuh bayi sendiri krn tdk sgr
dikeringkan.
 KONDUKSI

 Kehilangan panas tubuh mll


kontak langs ant tubuh bayi dgn
permukaan yg dingin.

 KONVEKSI

 kehilangan panas pd bayi yg tjd


saat bayi terpapar udara sekiar yg
lebih dingin.
 RADIASI
 Kehilangan panas yg tjd krn bayi
ditempatkan di dekat benda-
benda yg mempunyai suhu tubuh
lebih rendah dr suhu tubuh bayi.
PENILAIAN HIPOTERMI BBL
 GejalaHipotermi BBL
1. Bayi tdk mau menyusu/minum
2. Bayi tampak lesu
3. Tubuh bayi teraba dingin
4. Dlm keadaan berat, denyut
jantung bayi menurun & kulit bayi
mengeras
Tanda-tanda Hipotermi sedang
1. Akifitas berkurang, letargis
2. Tangisan lemah
3. Kulit berwarna tdk rata
4. Kemampuan menghisap lemah
5. Kaki teraba dingin
Tanda-tanda Hipotermi Berat
1. Bibir & kuku kebiruan
2. Pernafasan lambat
3. Pernafasan tdk teratur
4. Bunyi jantung lambat
5. Selanjutnya mungkin timbul
hipoglikemia & asidosis metabolik
Tanda-tanda Stadium Lanjut
Hipotermi
1. Muka, ujung kaki & tangan
berwarna merah terang.
2. Bagian tubuh lainnya pucat
3. Kulit mengeras merah & timbul
edema terutama pd punggung, kaki
& tangan
PENCEGAHAN HIPOTERMI
1. Segera mengeringkan bayi setelah lahir
2. Menyelimuti bayi dengan selimut atau
kain bersih, kering dan hangat
3. Menutupi kepala bayi dengan topi
4. Bonding attachment dan memberikan
ASI
5. Tidak memandikan bayi minimal 6 jam
setelah lahir (sampai suhu tubuh stabil)
6. Rawat gabung
EVALUASI NILAI APGAR
KU bayi dimulai 1 menit stlh lahir dgn
menggunakan nilai APGAR.
Penilaian ini bertujuan u/ mengetahui apakah
bayi menderita asfiksia/tdk.
Penilaian bayi dilakukan berdasakan :
1. Usaha bernafas
2. Frekuensi denyut jantung
3. Warna kulit
4. Tonus otot
5. Reaksi Penghisapan
USAHA BERNAFAS
Jika bayi mengalami kesulitan bernafas, jgn
lakukan pemeriksaan sblm jln nafas dibersihkan
& pemberian O2 hingga respirasi kembali normal.
CARA MEMBERSIHKAN JLN NAFAS
1. kepala bayi dimiringkan agar cairan
berkumpul di mulut & tdk di faring bag belakang
2. mulut dibersihkan terlebih dahulu agar
cairan tdk terakspirasi & isapan pd hidung
akan menimbulkan pernafasan megap- megap.
3. Apabila mekonium kental & bayi mengalami
depresi, hrs dilakukan penghisapan dr trakea dgn
menggunakan pipa endotrakea.
MENILAI USAHA BERNAFAS
1. Bila bayi bernafas spontan & memadai,
 menilai frekuensi denyut jantung
2. Bila bayi mengalami apnea/sukar bernafas
 lakukan rangsangan taktil dg menepuk-
nepuk atau menyetil telapak kaki
bayi/menggosok-gosok punggung bayi
sambil beri O2 100% kecepatan 5ltr/mnt.
3. Apabila stlh bbrp detik tdk tjd reaksi atas
rangsangan taktil mulai beri VTP.
FREKUENSI DENYUT JANTUNG

MENILAI FREKUENSI DENYUT JANTUNG BAYI


– Denyut Jantung pd saat lahir berkisar ant 100-
180x/mnt & sgr stabil mjd 100-120/140x/mnt.
– Penilaian frekuensi denyut jantung bayi
dilakukan apabila pernafasan spontan normal
teratur.
– Cara menghitung frekuensi denyut jantung
yaitu dg menghitung jml denyut jantung dlm
6 det x 10 = frekuensi jantung permnt
Apabila frekuensi denyut jantung < 100/mnt,
wlaupun bayi bernafas spontan  indikator
lakukan VTP.
WARNA KULIT
Menilai warna kulit br dilakukan apabila bayi
bernafas spontan & frekuensi denyut jantung >
100x/mnt.
Apabila terdpt sianosis sentral, O 2 tetap diberikan.
Apabila tdp sianosis perifer,O2 tdk perlu diberikan.
TONUS OTOT
Pd saat lahir biasanya tonus otot lemas, ttp stlh 1
atau 2x tangisan tonus otot bayi akan bertambah
sempurna.
Sgr stlh lahir bayi cenderung u/ memfleksikan
tbhnya  u/ m’capai posisi senyamam mungkin.
Tonus otot yg buruk pd by yg berusia bbrp mnt hrs
dianggap sbg pertanda buruk  anoksia, narkosis,
kolaps vaskuler, sindrom jantung kiri konginental,
hipoglikemia, sindrom down, hematoma subdural dr
sumsum tulang belakang dll.
REAKSI PENGHISAPAN

Reaksi penghisapan dpt dilihat dr reflek pd saat


jln nafas dibersihkan.
Apabila bayi dlm keadaan menyeringai,
batuk/bersin  reaksi penghisapan baik.
APGAR ringkasan dari :
A : Appearance : Rupa (warna kulit)
P : Pulse Rate : Nadi/frekuensi jantung
G : Grimace : Menyeringai (akibat
reflek kateter
dlm hidung)
A : Activity : Keaktifan/tonus otot
R : Respiration : Pernafasan

Setiap Penilaian diberi angka : 0, 1, 2


TABEL NILAI APGAR
SKORE 0 1 2 Nilai

A Pucat Bdn merah Seluruh tbh


ekstremitas biru kemeraha-merahan

P Tdk ada Di bawah 100 Diatas 100

G Tdk ada Sedikit gerakan Menangis,batuk


mimik bersin

A Lumpuh Ekstremitas dlm Gerakan aktif


fleksi sedikit

R Tdk Lemah, tdk teratur Menangis kuat

JUMLAH
Dari hasil penilaian tsb dpt diketahui keadaan bayi
dgn kriteria sbb :
Nilai APGAR 7 – 10 : Bayi normal
Nilai APGAR 4 – 6 : Asfiksia ringan – sedang
Nilai APGAR 0 – 3 : Asfiksia berat

Bila nilai APGAR dlm 2 mnt tdk mencapai nilai 7,


maka hrs dilakukan tindakan resusitasi lebih lanjut..
RESUSITASI
 PENGERTIAN
Adl suatu tindakan yg dilakukan u/ mencegah
tjdnya asfiksia & memperlancar pernafasan pd
bayi scr spontan & teratur.

 INDIKASI
1. Apabila BBL mempunyai nilai APGAR 4-6
(APGAR mnt ke-1 bayi butuh perhatian
khusus, APGAR mnt ke-5 indeks dr
efektifitas resusitasi)
2. Menunjukkan depresi pernafasan sedang
& butuh resusitasi.
PENATALAKSANAAN RESUSITASI
A. Langkah Awal (dilakukan dlm 30 dtk)
HAIKAP
1. Jaga posisi bayi ttp Hangat  selimuti bayi
2. Atur posisi bayi  kepala sedikit ekstensi
3. Isap lendir bayi  hisap lendir dr mulut dulu baru
hidung.
4. Keringkan & Rangsang bayi  keringkan mulai
muka,kepala & bagian tubuh lain dg sedikit tekanan.
Lalu lakukan rangsangan taktil dg menggosok punggung
bayi  handuk
5. Atur kembali posisi kepala & selimuti bayi
 ganti kain yg basah dg yg kering
selimuti kecuali muka & dada,kepala bayi
sedikit ekstensi.
6. Penilaian bayi  berdasarkan 3 gejala yg
sangat penting : usaha bernafas,frekuensi
denyut jantung & warna kulit.
Menilai Usaha Bernafas

 Bila bernafas spontan & memadai 


lanjutkan menilai frekuensi denyut jantung.
 Bila bayi Apnoe/sukar bernafas  lakukan
rangsangan taktil, beri O2 berkonsentrasi
100% kecepatan 5 liter/mnt  bila stlh
beberapa dtk tdk tjd reaksi atas ransangan
taktil  mulai pemberian VTP
Menilai Frekuensi Denyut Jantung Bayi
 Bila frekuensi denyut jantung > dr 100x/mnt
& bayi bernafas spontan teratur  lanjutkan
menilai warna kulit.
 Bila frekuensi denyut jantung < dr
100x/mnt, wlaupun bayi bernafas spontan
 indikasi dilakukan VTP.
 Apabila denyut jantung tdk dpt dideteksi 
epinefrin diberikan, saat yg sama VTP &
kompresi dada dimulai.
Menilai Warna Kulit
 Penilaian warna kulit baru dilakukan apabila
bayi bernafas spontan & frekuensi denyut
jantung bayi > dr 100x/mnt.
 Apabila terdpt sianosis sentral  O2 tetap
diberikan
 Apabila sianosis perifer  O2 tdk perlu
diberikan.
VENTILASI TEKANAN POSITIF
 VTP dilakukan dg sungkup & balon
resusitasi atau dg sungkup & tabung.
 Kecepatan ventilasi 40 – 60x/mnt
 Tekanan ventilasi u/ nafas pertama 30 – 40
cmH2O, stlh nafas pertama butuh tekanan
15 – 20 cmH2O.
 Suara nafas didengar dg stetoskop 
adanya suara nafas dikedua paru2x mrpk
indikasi bhw bayi mendpt ventilasi dg benar.
Menilai frekuensi Denyut Jantung
Bayi pd saat VTP
 Frekuensi denyut jantung dinilai stlh selesai
melakukan ventilasi 15 – 20 det pertama.
 Apabila frekuensi denyut jantung >100x/mnt
#. Bayi mulai bernafas spontan  lakukan
rangsangan taktil u/ merangsang frekuensi &
dlmnya pernafasan  VTP dihentikan & O2 arus
bebas diberikan
#. Klau wajah bayi tampak merah  O2 kurangi
secara bertahap.
#. Apabila pernafasan spontan & adekuat tdk tjd
 VTP dilanjutkan
 Apabila frekuensi denyut jantung bayi ant
60 – 100x/mnt
#. VTP dilanjutkan dgn memantau
frekuensi denyut jantung bayi.
#. Apabila frekuensi denyut jantung bayi <
60x/mnt  mulai kompresi dada.
 Apabila frekuensi denyut jantung bayi <
60x/mnt  VTP dilanjutkan – periksa
ventilasi apakah adekuat & O2 yg
diberikan benar 100%  segera mulai
kompresi dada.
ASUHAN PASCA RESUSITASI
Dilakukan pd keadaan :
 Resusitasi Berhasil : bayi bernafas normal
sesdh langkah awal/sesdh ventilasi,perlu
pemantauan & dukungan.
 Resusitasi Tdk/kurang berhasil : bayi perlu
rujukan yaitu sesdh ventilasi 2mnt blm
bernafas/bayi sdh bernafas ttp mengap-
mengap/pd pemantauan kondisinya makin
memburuk.
 Resusitasi gagal : stlh 2mnt diventilasi bayi
gagal bernafas.
BONDING
Dimulainya interaksi : emosi, fisik, dan sensorik
antara orang tua dan bayi (segera setelah lahir)

ATTACHMENT
Ikatan perasaan yang terjadi antara individu
Meliputi pencurahan perhatian serta adanya
hubungan evaluasi dan fisik yang akrab
(Nelson & May, 1986)
PENINGKATAN TALI
KASIH DAN
KETERIKATAN
ORANG TUA DAN
BAYI
Faktor keterikatan ibu - bayi
LINGKUNGAN
Penampilan
Sentuhan
Kontak mata
Aroma

PERSONAL TEMPERAMEN
IBU SIKLUS HUBUNGAN BAYI

Aroma
Nangis
Kontak mata
Penampilan

LINGKUNGAN
BONDING AND ATTACHMENT
ORTU BAYI

(DINI) KONTAK : Tatap muka


Suara khas
Sentuhan
Pelukan
Menyusui

Memberi kehangatan
Menurunkan rasa sakit ibu dan bayi
Memberikan rasa nyaman
Meningkatkan perkembangan
Emosi
Intelektual SEJAK AWAL DEWASA
Fisik
PRINSIP IKATAN KASIH SAYANG
( KLOUS & KENNEL)
Menit dan jam pertama kelahiran :
Periode sensitif & wkt yg optimal u/ kontak ortu
& bayi
Sentuhan ortu untuk pertama kali
 Timbul respon khusus dari bayi thd ortu :
dimulainya hub
Ikatan yg baik & sistimatis
Isyarat bayi : gerakan bola mata pada ibu
Individu yang terlibat dlm proses persalinan,
memiliki ikatan yg kuat dgn bayinya
Bbrp kejadian awal persalinan cemas yg berupa
 Mempengaruhi keterikatan ortu – bayi
DAMPAK POSITIF PADA BAYI
Menurut Klaus
Bayi merasa : dicintai, diperhatikan,
mempercayai dan menumbuhkan sikap
sosial
 Bayi merasa : aman, berani mengadakan
eksplorasi bertambahnya pengertian
 Merupakan awal menciptakan dasar
“kepribadian positif” yaitu perasaan besar
hati dan sikap positif terhadap orang lain.
(Reeder/Martin)
Orang tua, melalui suara
Orang lain
Belajar berinteraksi
Ada keterikatan dengan ibu

ADA KASIH SAYANG


HAMBATAN DALAM “BONDING
ATTACHMENT” ORTU – BAYI
Kurang support system
Ibu dengan resiko
Bayi dengan resiko
Kehadiran bayi tidak diharapkan

UPAYA MENINGKATAN KETERIKATAN KASIH


SAYANG IBU-BAYI-KELUARGA

Adaptasi
Kontak sedini mungkin
Fasilitas untuk kontak lebih lama
Penekanan pada hal-hal positif
Keterlibatan anggota keluarga lain
Informasi bertahap
PERAN BIDAN
• Bidan/perawat hrs dpt menciptakan s/ lingk yg
meningkatkan kontak positif ortu &
anak.Misalnya: meletakkan bayi yg baru lahir
lahir diatas perut ibu & kmdn menyuruh ibu u/
memeluk & meneteki bayinya.
• Bidan/perawat dpt mendorong kesadaran ortu ttg
kemampuan & respon anaknya u/
berkomunikasi,memberi dukungan & dorongan
semangat saat ortu berusaha u/ mjd kompeten &
memainkan perannya dgn penuh kasih &
meningkatkan proses ikatan.
PEMBERIAN ASI AWAL
 KEUNTUNGAN
1. Pemberian ASI adl menyenangkan,krn
tersedia dimn saja,kpn saja,tdk butuh
persiapan,alat & perhitungan takaran.
2. ASI bersih,aman & sulit u/ kena cemaran.
ASI sll segar dg bau,rasa & susunan yg
tdk mungkin ditiru.
3. ASI ibu anak  pasti cocok.
4. ASI punya toleransi yg baik,mudah
dicerna, suhu optimal  anak tdk mudah
diare.
5. ASI dpt hindarkan bayi dr penyakit
 colostrum punya zat2x/daya
penangkis yg tinggi.
6. ASI dpt berikan rasa kedekatan & kasih
sayang ant ibu & anak yg permanen.
7. ASI puny susunan bhn mknan yg sangat
ideal & tdk dpt ditiru.
8. Menyusukan (ASI)  punya daya
kontrasepsi & cegah kehamilan 15–25%
9. ASI sangat murah  protein berkhasiat
tinggi yg murah.
KANDUNGAN ASI
 Protein  lactalbumin 60%,casein
40%,protein lain : lysozym & lactoferrin sbg
anti infeksi,ASI jg punya kadar
immunoglobulin tinggi yg beri perlindungan
thd infeksi coli & virus.
 Lemak  jml lemak ASI sekitar 3,5 %
(berubah sesuai dg diit ibu),kaya akan
lipase,enzym menyerap lemak utk dijadikan
sbg Asam Amino.
 Karbohidrat  yg plg byk Lactose
(6,5–7%) membantu pertumbuhan
lactobasillus & sbg absorsi kalsium pd
bayi.
 Air  Jml air yg dikandung sekitar
87-87,5% dg berat jenis 1.030 – 1.032
 Garam Mineral  Jmlnya hanya 0,2%
mengandung sodium,kalsium,besi yg
jmlnya lebih sedikit dr susu sapi.
 Vitamin  tergantung pd kadar vit yg
dimakan o/ ibu,ttp ASI ttp
mengandung semua vitamin,kadar vit
A yg tinggi & vit D yg rendah.
 Bakteri  umumnya ASI bebas dr
bakteri, kecuali pd keadaan2x spt
mastitis,tuberkolosis,tifus & lain2x
septikemia pd ibu.
FAKTOR KEKEBALAN YG
TERDAPAT PD ASI
 Faktor pertumbuhan Lactobasillus bifidus
 tumbuh cpt & berkembang biak pd sal
mkn bayi yg dpt ASI  mengubah laktosa
mjd as. Asetat & as. Laktat  suasana
asam menghambat pertumbuhan E.coli
(sebabkan bayi diare)
 Faktor anti Staphylokok  semacam as.
Linoleat yg mrpk asam lemak tdk jenuh.
 Antibodi thd penyakit  batuk rejan,difteri,
radang paru,peny. Sal pencernaan,acam2x
peny. Virus (radang otak,gondongan,
influensa & cacar).
 Komplemen  berguna u/ mrusak bakteri
shg kuman dpt mudah dimkn o/ sel darah
putih, juga sbg penawar alergi.
 Lisosim  berkhasiat memecah dinding sl
bakteri, jmlnya 300x lebih byk dr susu sapi,
zat ini jg tahan thd keasaman lambung.
 Laktoperoksidase  S/ enzim yg
bersama dg zat lain akan berdaya
pembunuh staeptokok.
 Laktoferin  S/ ikatan besi & protein
yg berdaya anti staphylokok & E.coli.
KEUNTUNGAN PEMBERIAN ASI
DINI
 Stlh bayi lahir kelenjar mamae ibu
mengeluarkan  colostrum
 Jadi colostrum adl :
 Dikeluarkan dr hari pertama – hr ke-3/ke-4
 Lbh byk mengandung protein & zat penangkis
infeksi
 Lbh tinggi mineral trutama K, Na & Cl  u/
peristaltik usus.
 Vit yg larut dlm lemak lebih byk.
 Tdpt zat yg menghalangi hidrolisasi protein
 protein tdk mudah rusak.
 Mengurangi gangguan pencernaan & peny
lain & bahkan bisa menurunkan angka
kematian & infeksi usus tertentu  mendpt
ASI sedini mungkin.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai