Anda di halaman 1dari 52

Pemberian obat-obatan

By FAUJI HARYATI TAMBA, S.Tr.Keb ., M.K.M


1. Tepat Obat
Memperhatikan kebenaran obat sebanyak 3
kali yaitu
1.ketika memindahkan obat dari tempat
penyimpanan obat,
2. saat obat diprogramkan,
3.saat mengembalikan ketempat penyimpanan.
2. Tepat Dosis

Penentuan dosis harus diperhatikan dengan


menggunakan alat standar seperti
1. obat cair harus dilengkapi alat tetes,
2. gelas ukur,
3. spuit atau sendok khusus,
4. alat untuk membelah tablet

perhitungan obat benar untuk diberikan


kepada pasien.
3. Tepat pasien

Dengan cara mengidentifikasi kebenaran obat


dengan:
1.Mencocokkan nama,
2.Nomor register,
3.Alamat dan program pengobatan pada
pasien.
4.Tepat cara pemberian obat/ rute
Cara menentukan pemberian obat/rute sbb:
1.Tentukan KU pasien,
2. Kecepatan respon yang diinginkan,
3. Sifat kimiawi dan fisik obat,
4. Serta tempat kerja yang diinginkan.
5. Obat yang akan diberikan mis : peroral,
sublingual, parenteral, topikal, rektal,
inhalasi.
5. Tepat waktu
benar-benar sesuai dengan waktu agar obat
menimbulkan efek terapi dari obat.

1. Diminum sebelum makan.


2. pemberian antibiotik yang tidak boleh
diberikan bersama susu
3. diminum setelah makan, untuk menghindari
iritasi yang berlebihan pada lambung
6. Tepat pendokumentasian

Tentang : dosis, obat/rute, waktu ,kepada


siapa obat itu diberikan.
Bila pasien menolak meminum obatnya, atau
obat itu tidak dapat diminum, harus dicatat
alasannya dan dilaporkan.
MACAMA – MACAM
PEMBERIAN OBAT
A. PEMBERIAN OBAT SUBLINGUAL

Pemberian obat sublingual dilakukan dengan


cara meletakkan obat di bawah lidah hingga
obat habis diabsorpsi ke dalam pembuluh
darah.
Tujuan
1. Memberi obat yang mempunyai efek lokal
atau sistemik.
2. Memperoleh aksi kerja obat yang lebih cepat
dibandingkan pemberian secara oral
3. Mencegah kerusakan obat oleh hati
B. PEMBERIAN OBAT BUKAL
Pemberian obat bukal dilakukan dengan
meletakkannya diantara gusi dan membrane
mukosa pipi.
Tujuan
1. Memberi obat yang memiliki efek sistemik
atau lokal.
2. Memberi obat yang memiliki aksi kerja lebih
cepat dibandingkan obat oral.
3. Mencegah kerusakan obat oleh hati.
C. PEMBERIAN OBAT PARENTERAL
Adl obat melalui pembuluh darah menggunakan
spuit,yaitu dengan memberikan obat dengan
menginjeksi ke seluruh tubuh,bisa dengan cara
intracutan,subcutan,intra muscular dan intravena.
Tujuan
1. Menyediakan obat yang memberi reaksi lebih
cepat disbanding pemberian obat melalui rute
lain.
2. Memicu reaksi setempat,misalnya tes alergi.
Membantu pemeriksaan diagnostic,misalnya
menyuntikan zat kontras.
D. Pemberian Obat Melalui Jaringan
Intracutan
Memberikan obat ke dalam jaringan kulit .
pemberian obat melalui jaringan intrakutan
ini dilakukan di bawah dermis atau
epidermis.
E. Pemberian Obat Melalui Jaringan Subcutan
obat melalui suntikan di bawah kulit dapat
dilakukan pada daerah lengan atas sebelah
luar atau 1/3 bagian dari bahu, paha sebelah
luara, daerah sekitar umbilicus (abdomen)
F. Pemberian Obat Melalui Intravena
(secara langsung)
obat melalui vena secara langsung, diantaranya
vena mediana cubitus/cephalika (daerah
lengan), vena saphenous (tungkai), vena
jugularis (leher), vena frontalis/temporalis di
daerah frontalis dan temporal dari kepala.
Tujuannya agar eaksi berlangsung cepat dan
langsung masuk pada pembuluh darah.
G. Pemberian Obat Melalui Wadah
Intravena (secara tidak langsung)
Memberikan obat intravena melalui wadah
merupakan pemberian obat dengan
menambahkan atau memasukkan obat ke
dalam wadah cairan intravena.
Tujuannya
1.untuk meminimalkan efek samping
2.mempertahankan kadar terapeutik dalam
darah.
H. Pemberian Obat Melalui Selang
Intravena
I. Pemberian Obat Melalui Intramuskular
Memberikan obat melalui intramuskular
merupakan pemberian obat dengan
memasukkannya kedalam jaringan otot.
Lokasi penyuntikannya dapat dilakukan di
dorsog luteal (posisi tengkurap),
ventrogluteal (posisi berbaring), vastus
lateralis (daerah paha), atau deltoid (lengan
atas).
Tujuannya agar absorpsi obat dapat lebih cepat
J. Pemberian Obat Melalui Rektum
Memberikan obat melalui rektum merupakan
pemberian obat dengan memasukkan obat
melalui anus dan kemudian rektum,
Tujuan
Untuk mendapatkan efek terapi obat,
menjadikan lunak pada daerah feses, dan
merangsang buang air besar
K. Pemberian Obat per Vagina
Pemberian obat melalui vagina merupakan tindakan
memasukkan obat melalui vagina,
Tujuan untuk mendapatkan efek terapi obat dan
mengobati saluran vagina atau serfiks.
L. Pemberian Obat pada Kulit
Memberikan obat pada kulit merupakan pemberian
obat dengan mengoleskannya di kulit
Tujuan mempertahankan hidrasi, melindungi
permukaan kulit, mengurangi iritasi kulit, atau
mengatasi infeksi. Jenis obat kulit yang diberikan
dapat bermacam-macam seperti krim, losion,
aerosol, dan spray.
Pemberian Obat Pada Mata
Pemberian obat pada mata dengan obat tetes
mata atau salep mata digunakan untuk
perisapan pemeriksaan struktur internal mata
dengan mendilatasi pupil, pengukuran
refraksi lensa dengan melemahkan otot
lensa, serta penghilangan iritasi mata.
L. Pemberian Obat pada Telinga
Memberikan obat pada telinga dilakukan
dengan obat tetes telinga atau salep.
M. Pemberian Obat pada Hidung
Memberikan obat tetes hidung dapat dilakukan
pada hidung seseorang dengan keradangan
hidung (rhinitis) atau nasofaring
TEHNIK TEHNIK
PEMBERIAN OBAT
1. Pemberian Obat via Jaringan Intrakutan

Cara memberikan atau memasukkan obat ke


dalam jaringan kulit .
Tujuan
1. untuk melakukan skintest atau tes
terhadap reaksi alergi jenis obat yang akan
digunakan.
2.Melalui jaringan intra kutan ini dilakukan di
bawah dermis atau epidermis,
Hal-hal yang perlu diperhatikan
a. Tempat injeksi
b. Jenis spuit dan jarum yang digunakan
c. Infeksi yang mungkin terjadi selama infeksi
d. Kondisi atau penyakit klien
e. Pasien yang benar
f. Obat yang benar
g. Dosis yang benar
h. Cara atau rute pemberian obat yang benar
i. Waktu yang benar
Indikasi dan Kontra Indikasi

Indikasi :
1. pasien yang tidak sadar,
2. Tidak mau bekerja sama karena tidak
memungkinkan untuk diberikan obat secara
oral,
3. Tidak alergi.
4. Lokasinya yang ideal adalah lengan bawah
dalam dan pungguang bagian atas.
Kontra Indikasi : luka, berbulu, alergi, infeksi
kulit
Alat dan bahan:
a. Daftar buku obat / catatan, jadual
pemberian obat
b. Obat dalam tempatnya
c. Spuit 1 cc / spuit insulin
d. Kapas alcohol dalam tempatnya
e. Cairan pelarut
f. Bak steril dilapisi kasa steril ( tempat spuit )
g.Bengkok
h. Perlak dan alasnya
i. Jarum cadangan
Prosedur Kerja:
1) Cuci tangan
2) Jelaskan prsedur yang akan dilakukan
3) Bebaskan daerah yang kan disuntik,
4) Pasang perlak atau pengalas bawah bagian
yang akan disuntik
5) Ambil obat untuk tes alergi kemudian
larutkan / encerkan dengan aquades
( cairankemudian ambil 0.5 cc dan encerkan
lagi sampai kurang lebih 1 cc, dan siapkan
pada bak instrument atau injeksi.
6) Desinfeksi dengan kapas alcohol pada
daerah yang akan dilakukan suntikan
7) Tegangkan dengan tangan kiri atau daerah
yang akan disuntik
8) Lakukan penusukan dengan lubang
menghadap ke atas dengan sudut 15-20
derajat dengan permukaan kulit.
9) Semprotkan obat hingga terjadi gelembung
10) Tarik spuit dan tidak boleh dilakukan
masase
11) Catat reaksi pemberian
12) Cuci tangan dan catat hasil pemberina obat
/ test obat, tanggal, waktu, dan jnis obat
2. Pemberian Obat via Jaringan
Subkutan
Pemberian obat melalui suntikan dibawah kulit .
Lokasi : lengan atas sebelah luar atau 1/3 bagian
dari bahu, paha sebelah luar, daerah dada, dan
daerah sekitar umbilicus ( abdomen ).
Tujuan
 pemberian insulin yang digunakan untuk
mengontrol kadar gula darah.
 Pemberian insulin terdapat 2 tipe larutan : yaitu
jernih dan keruh. Larutan jernih dimaksudkan
sebagai insulin tipe reaksi cepat (
Hal-hal yang perlu diperhatikan
a. Tempat injeksi
b. Jenis spuit dan jarum suntik yang akan
digunakan
c. Infeksi nyang mungkin terjadi selama injeksi
d. Kondisi atau penyakit klien
e. Apakah pasien yang akan di injeksi adalah
pasien yang tepat
f. Obat yang akan diberikan harus benar
g. Dosis yang akan diberikan harus benar
h. Cara atau rute pemberian yang benar
i. Waktu yang tepat dan benar
Indikasi : pasien yang tidak sadar dan tidak
mau bekerja sama, karena tidak
memungkinkan diberikan obat secara oral,
bebas dari infeksi, lesi kulit, jaringan parut,
tonjolan tulang, otot atau saras besar di
bawahnya, obat dosis kecil yang larut dalam
air.
Kontra indikasi : obat yang merangsang, obat
dalam dosis besar dan tidak larut dalam air
atau minyak
Alat dan bahan :
a. Daftar buku obat / catatan, jadual
pemberian obat
b. Obat dalam tempatnya
c. Spuit insulin
d. Kapas alcohol dalam tempatnya
e. Cairan pelarut
f. Bak injeksi
g. Bengkok
h. Perlak dan alasnya
Prosedur Kerja:
1) Cuci tangan
2) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3) Bebaskan daerah yang akan disuntik.
4) Pasang perlak atau pengalas di bawah
bagian yg akan disuntik
5) Ambil obat untuk dalam tempatnya sesuai
dosis yang akan diberikan setelah itu
tempatka pada bak injeksi.
6) Desinfeksi dengan kapas alcohol
7) Tegangkan dengan tangan kiri ( daerah yang
akan dilakukan suntikan subkutan)
8) Lakukan penusukan dengan lubang menghadap
ke atas dengan sudut 45 derajat dengan
permukaan kulit.
9) Lakukan aspirasi,
10) Tarik spuit dan tahan dengan kapas alcohol dan
spuit yang telah dipakai masukkan kedalam
bengkok.
11) Catat reaksi pemberian dan catat hasil
pemberina obat / test obat, tanggal, waktu, dan
jenis obat.
12) Cuci tangan
Daerah Penyuntikan
Otot Bokong (musculus gluteus maximus)
kanan & kiri ; yang tepat adalah 1/3 bagian
dari Spina Iliaca Anterior Superior ke tulang
ekor (os coxygeus)
Otot paha bagian luar (muskulus quadriceps
femoris)
Otot pangkal lengan (muskulus deltoideus)
3. Pemberian Obat Intravena Langsung

obat melalui vena secara langsung, diantaranya


vena mediana cubiti / cephalika ( lengan ),
vena saphenosus ( tungkai ), vena jugularis
( leher ), vena frontalis / temporalis ( kepala ).
 ujuan
 Agar obat reaksi cepat dan langsung masuk
pada pembuluh darah.
Hal-hal yang diperhatikan
1. Setiap injeksi intra vena dilakukan amat
perlahan antara 50 sampai 70 detik lamanya.
2. Tempat injeksi harus tepat kena pada daerha
vena.
3. Jenis spuit dan jarum yang digunakan.
4. Infeksi yang mungkin terjadi selama injeksi.
5. Kondisi atau penyakit klien.
6. Obat yang baik dan benar
7. Pasien yang akan di injeksi adalah pasien yang
tepat dan benar.
8. Dosis yang diberikan harus tepat.
9. Harus benar Cara atau rute pemberian obat
melalui injeksi
indikasi : pasien yang tidak sadar dan tidak
mau bekerja sama karena tidak
memungkinkan untuk diberikan obat secara
oral dan steril.
kontra indikasi : tidak steril, obat yang tidak
dapat larut dalam air, atau menimbulkan
endapan dengan protein atau butiran darah.
Alat dan bahan :
1. Daftar buku obat / catatan, jadual
pemberian obat
2. Obat dalam tempatnya
3. Spuit 1 cc / spuit insulin
4. Kapas alcohol dalam tempatnya
5. Cairan pelarut
6. Bak steril dilapisi kasa steril ( tempat spuit )
7. Bengkok
8. Perlak dan alasnya
9. Karet pembendung
Prosedur Kerja:
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. Bebaskan daerah yang akan disuntik,
4. Ambil obat dalam tempatnya dengna spuit
sesuai dengan dosis yang akan disuntikan.
Apabila obat berada dalam sediaan bubuk,
maka larutkan dengna larutan pelarut
( aquades)
5. Pasang perlak atau pengalas di bawah
bagian vena yang akan disuntik
6. Kemudian tampatkan obat yang telah
diambil pada bak injeksi
7. Desinfeksi dengan kapas alcohol
8. Lakukan pengikatan dengan karet
pembendung ( tourniquet ) pada bagian atas
daerah yang akan dilakukan pemberian obat
atau tegangkan dengan tangan / minta
bantuan atau membendung diatas vena yang
akan dilakukan penyuntikan
9. Ambil spuit yang berisi obat
10.Lakukan penusukan dengan lubang
menghadap ke atas dengan memasukkan ke
pembuluh darah
11.Lakukan aspirasi bila sudah ada darah
lepaskan karet pembendung dan langsung
semprotkan obat hingga habis
12.Setelah selesai ambil spuit dengan menarik
dan lakukan penekanan pada daerah penusukan
dengan kapas alcohol , dan spuit yang telah
digunakan letakkan ke dalam bengkok.
13.Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu, dan
dosis pemberian obat
14.Cuci tangan.
4. Pemberian Obat Intravena Tidak
Langsung ( via Wadah )
Pemberian obat dengan menambahkan atau
memasukkan obat kedalam wadah cairan
intravena.
Tujuan untuk meminimalkan efek samping dan
mempertahankan kadar terapetik dalam
darah.
Cara pemberian
a. Memasukkan cairan obat ke dalam botol infuse
yang telah terpasang.
b. Jenis spuit dan jarum yang digunakan.
c. Infeksi yang mungkin terjadi selama injeksi.
d. Obat yang baik dan benar.
e. Dosis yang diberikan harus tepat.
Indikasi :
pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja
sama karena tidak memungkinkan untuk
diberikan obat secara oral dan steril.
kontra indikasi : tidak steril, obat yang tidak
dapat larut dalam air, atau menimbulkan
endapan dengan protein atau butiran darah.
Alat dan bahan :
1. Spuit dan jarum sesuai dengan ukuran
2. Obat dalam tempatnya
3. Wadah cairan ( kantong/botol )
4. Kapas alcohol dalam tempatnya
Prosedur Kerja :
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. Bebaskan daerah yang akan disuntik
4. Pastikan lokasi penyuntikan obat pada
daerah kantong
5. Lakukan desinfeksi.
6.Lakukan penyuntikan dengan memasukkan
jarum spuit hingga menembus bagian tengah
dan masukkan obat perlahan-lahan ke dalam
kantong/wadah cairan.
7.Setelah selesai tarik spuit dan campur
dengan membalikkan botol/kantong cairan
dengan perlahan-lahan dari satu ujung ke
ujung lain.
8. Periksa kecepatan infus.
9. Cuci tangan
10.Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu, dan
dosis pemberian obat
6.Pemberian Obat Intravena Melalui
Selang
Alat dan bahan :
1. Spuit dan jarum sesuai ukuran
2. Obat dalam tempatnya
3. Selang intravena
4. Kapas alcohol
Prosedur Kerja:
1. Cuci tangan
2. Jelakan prosedur yang akan dilakukan
3. Periksa identitas pasien dan ambil obat
kemudian masukkan ke dalam spuit.
4. Tentuka lokasi penyuntikan pada selang
intravena
5. Lakukan desinfeksi dan stop aliran
6. Lakukan penyuntikan dengan memasukkan
jarum spuit hingga menembus bagian tengah
dan masukkan obat perlahan-lahan ke dalam
selang intravena.
7. Setelah selesai tarik spuit.
8. Periksa kecepatan infuse dan observasi reaksi
obat
9. Cuci tangan
10. Catat obat yang telah diberikan dan dosisnya
Jamnya.
7.Pemberian Obat per Intramuskuler

Pengertian :
Memasukkan obat ke dalam jaringan otot.
Lokasi :
1.Daerah paha ( vastus lateralis ),
2.Ventrogluteal ( dengan posisi berbaring)
3.Dorsogluteal ( posisi tengkurap )
4.lengan atas ( deltoid).
Tujuannya agar obat di absorbsi lebih cepat.
Hal hal yang harus diperhatikan
a. Lokasi penyuntikan.
b. Jenis spuit dan jarum yang digunakan
c. Infeksi yang mungkin terjadi selama injeksi.
d. Kondisi atau penyakit klien.
e. Obat yang tepat dan benar.
f. Dosis yang diberikan harus tepat.
g. Pasien yang tepat.
h. Cara atau rute pemberian obat harus tepat
dan benar.
indikasi :
Pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja
sama karena tidak memungkinkan untuk
diberikan obat secara oral, bebas dari infeksi,
lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulang, otot
atau saras besar di bawahnya.
kontra indikasi :
Infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan
tulang, otot atau saraf besar di bawahnya.
Alat dan bahan :
1. Daftar buku obat/catatan, jadwal pemberian
obat
2. Obat dalam tempatnya
3. Spuit sesuai dengan ukuran,
4. Kapas alcohol dalam tempatnya
5. Cairan pelarut(bila diperlukan)
6. Bak injeksi
7. Bengkok
Prosedur Kerja:
1) Cuci tangan
2) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3) Ambil obat kemudian masukkan kedalam spuit
sesuai dengan dosis setelah itu letakkan pada bak
injeksi
4) Periksa tempat yang akan dilakukan penyuntikan
5) Desinfeksi lokasi penyuntikan
6) Lakukan penyuntikan
7) Lakukan penusukkan dengan posisi jarum tegak
lurus.
8) Setelah jarum masuk lakukan aspirasi spuit bila
tidak ada darah semprotkan obat secara
perlahan-lahan hingga habis.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai