Kel 9 Final Sirosis
Kel 9 Final Sirosis
SIROSIS
Anggota kelompok
Aurum Hade Selsabila221211988
Dhea J u l i a n d a Yesri221211995
Giva Aulia221212002
Apa i t u sirosis?
Sirosis hepatis adalah penyakit
kronis pada hati dengan
inflamasi dan fibrosis yang
mengakibatkan distorsi
struktur dan hilangnya
sebagian besar hepar .
ada beberapa faktor yang
Hepatis
disekitar duktus empedu seperti dengan
kolestasis atau obstruksi duktus empedu .
c.Sirosis Kardiak Merupakan
penyakit hati kronis terkait dengan gagal
jantung sisi kanan jangka panjang ,
seperti atrioventrikular perikarditis
konstriktif lama.
d.Sirosis Alkoholik ( mikronodular
Laenec ) Merupakan bentuk nodul
kecil akibat beberapa agen yang melukai
terus-menerus , terkait dengan
penyalahgunaan alcohol.
Patofisiologi hepatitis
Hepatitis adalah peradangan hati yang bisa disebabkan
oleh virus, alkohol, obat-obatan, atau penyakit
autoimun.
Patofisiologi hepatitis bervariasi tergantung pada
jenisnya.
Contohnya, hepatitis virus menyebabkan kerusakan
langsung pada sel-sel hati, sementara hepatitis
autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh
menyerang hati.
Inflamasi dan kerusakan hati biasanya terjadi,
woc
Manifestasi Klinis
1)Sirosis terkompensasi: biasanya ditemukansecara sekunder dari
pemeriksaan fisikrutin,gejala samar.
2)Sirosis terdekompensasi: gejala penurunanprotein, faktor pembekuan dan zat
lain sertamanifestasi hipertensi porta.
3)Pembesaran hati di awal penyakit (hatiberlemak) pada penyakit lanjut,
ukuran hatiberkurang akibat jaringan parut.
4)Obstruksi asites portal: organ menjadi tempatbagi kongesti pasif kronis
terjadi dyspepsia dan perubahan fungsi usus.
5)Infeksi dan peritonit: tanda klinis mungkintidak ada, diperlukan
tindakan parasentesisuntuk menegakkan diagnosis.
6)varises Gastrointestinal: pembuluh darahabdomen terdistensi dan
menonjol pembuluhdarah disepanjang saluran GI terdistensivarises hemoroid
hemoragi dari lambung.
7)Edema. Defisiensi vitamin (A, C dan K) dan anemia 9) Perburukan mental
diikuti denganensefalopati hepatic dan koma hepatik(Brunner & Suddart, 2013).
1) terapi mencakup antasid,
Suplemen vitamin dan nutrisi, diet Penatalaksanaan
seimbang; diuretikpenghemat kalium
(untuk asites) hindarialkohol Brunner
& Suddart, (2013).
2)Dokter biasanya meresepkan
multivitamin untuk menjaga kesehtan.
Sering kali vitamin K diberikan untuk
memperbaik faktorpembekuan (Black
& Hawks, 2009).
3)Dokter mungkin juga
meresepkanpemberian albumin IV
untuk menjagavolume plasma (Black
& Hawks, 2009)
Apa saja Penatalaksanaan
Keperawatan
1)Mencegah dan memantau perdarahan Pantauklien untuk perdarahan
gusu, purpura, melena, hematuria, dan hematemesis.Periksa tandavital
sebagai pemeriksa tanda syok.
2)Meningkatkan status nutrisi Modifikasi diet: diet tinggi proten untuk
membangun kembalijaringan dan juga cukup karbohidrat untukmenjaga BB
dan menghemat protein.
3)Meningkatkan pola pernapasan efektif Edema dalam bentuk asites,
disamping menekan hatidan memengaruhi fungsinya, mungki juga
menyebabkan nafas dangkal dan kegagalanpertukaran gas, berakibat dalam
bahayapernafasan.
4)Menjaga keseimbangan volume cairan Denganadanya asites dan
edema pembatasan asupancairan klien harus dipantau ketat.
5)Menjaga integritas kulit Ketika tedapat edema, mempunyai resiko
untuk berkembangkemungkinan lesi kulit terinfeksi.
6)Mencegah Infeksi Pencegahan infeksi diikutidengan istirahat adekuat,
diet tepat, memonitorgejala infeksi dan memberikan antibiotiksesuai resep.
pemeriksaan diagnostik
1) Hemoglobin biasanya rendah
2) Leukosit biasnya meningkat
3) Trombosit biasanya meningka
4) Kolesterol biasanya rendah
5) SGOT dan SGPT biasanya meningkat
6) Albumin biasanya rendah
7)Pemerikaan CHE (koloneterase): pentingdalam menilai sel hati. Bila terjadi kerusakansel
hati, kadar CHE akan turun, pada perbaikanterjadi kenaikan CHE menuju nilai normal.
8)Pemeriksaan kadar elektrolit dalampenggunaan diuretik dan pembatasan garam dalam
diet (Diyono dan Sri Mulyanti, 2013)
9)Uji fungsi hati (misalnya fosatase alkali serum, aspartat aminotransferase [AST],
[tranaminaseglutamate oksaloasetat serum (SGOT)], alaninaminotransferase [ALT],
[transaminasenglutamat piruvat serum (SGPT)], GGT kolinesterase serum dan bilirubin),
masa protrombin, gas darah arteri, biopsy.
10) Pemidaian ultrasonografi
11) Pemindaian CT
12) MRI
13) Pemindaian hati radioisotope (Brunner & Suddart, 2013)
Kasus
Ny.N berusia 49 tahun, berjenis kelamin perempuan,
pendidikan S M A , Ny.N bekerja di salah satu
kantorkenotariatan di kota Padang, Ny.N bersuku Jawa,
berkebangsaan Indonesia, pasien masuk ke rumah
sakitpada tanggal 1 Maret 2024 pukul 11.00 WIB.
Pasien masuk rumah sakit karena mengalami nyeripada
perut dan perutnya membesar keras jika dipegang,
Ny.N
mengatakan tidak nyaman dengan
kondisitubuh/fisiknya dan ingin cepat
mendapatperawatan,kemudian pasien dibawa ke R S U P
M DJMIL
1. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Pasien mengatakan perutnya terasa nyeri dan kram, mual muntah, kesulitan tidur, tidak bisa melakukan aktivitasnya sendiri.
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien mengatakan perutnya terasa kram, dadanya terasa sesak, mual, muntah setiap kali diberi asupan makanan, pasien terlihat lemah, lemas, nafsu
makan menurun, ketika malam hari pasien mengatakan sulit tidur karena terasa nyeri dan tidak nyaman diperutnya, sehingga membuat segala
aktivitasnya terganggu dan sebagian aktivitasnya harus dibantu.
b. Riwayat Kesehatan Lalu
Pasien mengatakan sekitar setahun lalu perut mulai membesar serta keras jika dipegang, lalu sekitar bulan juli 2023 baru menjalani pengobatan yang
pertama, yang kedua 29 april 2024 ini, pasien mengatakan mempunyai riwayat penyakit hipertensi dan diabetes, pasien mengatakan tidak pernah
mengalami kecelakaan, pasien mangatakan pernah dirawat sekitar kurang lebih 5 bulan yang lalu dengan kasus penyakit yang sama saat ini, pasien juga
tidak alergi dengan obat-obatan dan pasien mengatakan pernah imunisasi saat kecil.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien Ny.N adalah anak ke 5 dari 6 bersaudara sedangkan suaminya anak ke 3 dari 7 bersaudara, Ny.N dan suaminya mempunyai 1 anak laki-laki.
Pasien mengatakan keluarganya terutama ibunya memiliki penyakit yang serupa sepertinya serta mengatakan bahwa penyakitnya saat ini disebabkan
karena factor keturunan, anggota keluarganya yang lain juga mempunyai riwayat diabetes, namun dikeluarganya saat ini tidak ada yang sedang sakit,
pasien juga mengatakan ketika dirinya sedang sakit saat ini suaminya yang selalu setia merawatnya.
d. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Pasien tinggal didaerah komplek rumah dan lingkungannya tergolong bersih, tidak ada genangan air, sampah menumpuk, lingkungan dirumahnya juga
selalu aman dan terjaga.
2 Pengkajian pola kesehatan Fungsional Menurut Gordon (Data Fokus)
Ny.N mengatakan sebelun sakit apabila ada masalah selalu dibantu saat mengambil keputusan, jika ada masalah selalu terbuka dengan anggota keluarganya, jika
penyakitnya kambuh mulai muncul gejala- gejala selalu meminta untuk langsung berobat, pasien tidak pernah terfikirkan jika dirinya masuk rumah sakit, selama
dirawat pasien selalu membicarakan dengan keluarganya saat ingin mengambil keputusan dan berharap perawat seharusnya memberikan tindakan sesuai prosedur
serta memberikan senyuman kepada pasien.
i.Pola Seksual – Reproduksi
Ny.N mengatakan sebelum sakit paham dan mengerti tentang fungsi seksual, pasien tidak mengalami gangguan saat berhubungan seksual, pasien tidak ada masalah
dengan fertikitas, libido, ereksi, menstruasi saat berhubungan seksual, selama dirawat pasien tidak dapat melakukan hubungan seksual dengan suaminya karena
dirinya mudah kelelahan dan sering merasa nyeri.
j.Pola Peran -Berhubungan dengan Orang Lain
Ny.N mengatakan sebelum sakit berhubungan baik terhadap orang lain, berkomunikasi dengan baik serta mampu mengekspresikan dan mampu mengerti orang lain,
selama dirawat pasien selalu terbuka dengan keluarganya ketika ada masalah, pasien tidak ada kesulitan saat berhubungan dengan anggota keluarganya semuanya
baik dan rukun.
k.Pola Nilai dan Kepercayaan
Ny.N mengatakan beragama Islam dan selalu menjalankan kewajiban untuk beribadah, sebelum sakit pasien tidak ada masalah yang berkaitan dengan aktivitasnya,
tidak ada masalah keyakinan/kebudayaan yang berkaitan dengan kesehatan, selama dirawat pasien tidak ada masalah yang bertentangan dengan
nilai/kenyakinan/kebudayaan terhadap pengobatan yang dijalani saat ini.
Diagnosa keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan agen pecenderah fi siologis
Ganngguan polati dur berhubungan dengan kurang control ti dur
Intoleransi akti fi tas berhubungan dengan kelemzhan
Implementasi
Implementasi keperawatan merupakan serangkaianti ndakan
yang dilakukan oleh perawat maupuntenaga medis lain untuk
membantu pasien dalamproses penyembuhan dan perawatan
serta masalahkesehatan yang dihadapi pasien yang
sebelumnyadisusun dalam rencana
keperawatan(Nursallam,2011).
Evaluasi
Menurut Nursalam, 2011 , evaluasi keperawatanterdiri dari dua jenis yaitu
a.Evaluasi formatif, Evaluasi ini disebut juga
evaluasi berjalan dimana evaluasi dilakukansampai dengan tujuan
tercapai
b.Evaluasisohmatif, merupakan evaluasi akhirdimana dalam metode
evaluasi ini menggunakanSOAP
Asuhan Keperawatan
Te o r i t i s Kasus
a. Identitas klien dan keluarga
b. Keluhan Utama
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
d. Riwayat Kesehatan Dahulu
e.Riwayat Kesehatan Keluarga
f. Pola aktivitas sehari-hari
g. Pemeriksaan Fisik
DIAGNOSA
K E P E R AWATA N
a.Pola napas tidak efektif
berhubungan denganhambatan upaya
napas.
b.Defisit nutrisi berhubungan
denganketidakmampuan mencerna
makanan.
c.Risiko syok dengan faktor
risiko hipoksemia.
d.Hipervolemia berhubungan
dengan gangguanmekanisme
regulasi.
Manajemen diet pada
sirosis hepatitis
2. Tujuan dietTujuan
diet penyakit hati adalah untuk mencapai dan mempertahankan status gizi optimal tanpa memberatkan fungsi hati dengan cara:
a, Meningkatkan regenerasi jaringan ahti dan mencegah kerusakan lebih lanjut.
b. Meningkatkan fungsi jaringan hati yang tersisa.
c. Mencegah katabolisme protein.
d. Mencegah penurunan berat badan atau meningkatkan berat badan bila kurang.
e. Mencegah atau mengurangi asites, varises, dan hipertensi portal.
f. Mencegah koma hepatis
3. Syarat diet
1) Energi Tinggi, untuk mencegah pemecahan protein, yang diberikan bertahap sesuai dengan kemampuan pasien, yaitu 40-45
kkal.kgbb.
2) Lemak Cukup, yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total, dalam bentuk yang mudah dicerna atau dalam bentuk emulsi. Bila
pasien mengalami steatorea, gunakan lemak dengan asam lemak rantai sedang (medium chain triglyceride / MCT). Jenis lemak ini
tidak membutuhkan aktifitas lipase dan asam empedu dalam proses absorbsinya. Pemberian lemak sebanyak 45 gram dapat
mempertehankan fungsi imun dan proses sintesis lemak.
3) Protein Agak Tinggi, yaitu 1,25-1,5 g/kg BB agar terjadi anabolisme protein. Pada kasus hipatitis Fulminan dengan nekrosis dan
gejala ensefalopati yang disertai peningkatan amoniak dalam darah, pemberian protein harus dibatasi untuk mencagah koma,
yaitu sebanyak 30 40 g/hari. Pada sirosis hati terkompensasi, protrein diberikan sebanyak 1,25 g/kg BB. Protein nabati
memberikan keuntungan karena kandungan serat yang dapat mempercepat pengeluaran amoniak melalui fesis. Namun, sering
timbul keluhan berupa rasa kembung dan penuh. Diet ini dapat mengurangi status ensefalopi, tetapi tidak dapat memperbaiki
keseimbangan nitrogen.
4) Vitamin dan Mineral, diberikan sesuai dengan tingkat defisiensi. Bila perlu, diberikan suplemen vitamin B kompleks, C, dan K
serta mineral seng dan zat besi bila ada anemia.
5) Natrium, diberikan rendah tergantung tingkat edema dan asites. Bila pasien mendapat diuretika, garam natrium dapat diberikan
labih luas
6) Cairan, diberikan labih dari biasa kecuali bila ada kontraindikasi.
7) Bentuk makanan lunak bila ada keluhan mual dan muntah, atau makanan biasasesuai kemampuan saluran cerna.
4. Jenis diet
a. Diet hati I
Diberikan kepada penderita sirosis hepatis berat dan hepatitis infeksiosa akut dalam keadaan pre koma atau segera setelah penderita
dapat makan kembali. Pemberian sumber protein sedapat mungkin dihindari. Makanan berupa cairan yang mengandung hidrat
arang sederhana seperti sari buah, sirop, the manis. Cairan + 2 L sehari, bila ada ascites dan diuresis belum sempurna,
pemberiancairan maksimal 1 L sehari
b. Diet hati II
diberikan bila keadaan akut atau prekoma sudah teratasi. Pemberian protein dibatasi (30 g sehari) dan lemak diberikan dalam
bentuk mudah cerna.
c. Diet hati III
Diberikan sebagai makanan perpindahan dari Diet Hati II atau kepada penderita dengan nafsu makan cukup. Makanan diberikan
dalam bentuk lunak atau biasa sesuai dengan keadaan penderita. Protein diberikan 1g/kg BB/hari, lemak sedang, dalam bentuk
mudah cerna.
d. Diet Hati IV
Diberikan sebagai makanan perpindahan dari Diet Hati III atau kepada penderita hepatitis infeksiosa yang nafsu makannya telah
baik, telah dapat menerima protein dan tidak menunjukkan gejala sirosis hepatis aktif. Makanan diberikan dalam bentuk lunak atau
biasa sesuai dengan keadaan penderita.
4. Jenis diet
a. Diet hati I
Diberikan kepada penderita sirosis hepatis berat dan hepatitis infeksiosa akut dalam keadaan pre koma atau segera setelah penderita
dapat makan kembali. Pemberian sumber protein sedapat mungkin dihindari. Makanan berupa cairan yang mengandung hidrat
arang sederhana seperti sari buah, sirop, the manis. Cairan + 2 L sehari, bila ada ascites dan diuresis belum sempurna,
pemberiancairan maksimal 1 L sehari
b. Diet hati II
diberikan bila keadaan akut atau prekoma sudah teratasi. Pemberian protein dibatasi (30 g sehari) dan lemak diberikan dalam
bentuk mudah cerna.
c. Diet hati III
Diberikan sebagai makanan perpindahan dari Diet Hati II atau kepada penderita dengan nafsu makan cukup. Makanan diberikan
dalam bentuk lunak atau biasa sesuai dengan keadaan penderita. Protein diberikan 1g/kg BB/hari, lemak sedang, dalam bentuk
mudah cerna.
d. Diet Hati IV
Diberikan sebagai makanan perpindahan dari Diet Hati III atau kepada penderita hepatitis infeksiosa yang nafsu makannya telah
baik, telah dapat menerima protein dan tidak menunjukkan gejala sirosis hepatis aktif. Makanan diberikan dalam bentuk lunak atau
biasa sesuai dengan keadaan penderita.
5. Prosedur diet hati pada sirosis hepatis
Makanan yang harus dihindari
1) Hindari makanan yang dapat menimbulkan gas, seperti ubi, singkong, kacang merah, kol, sawi, lobak, nangka, durian dan lain-
lain.
2) Hindari makanan yang telah diawetkan seperti sosis, ikan asin, kornet, dan lain-lain.
3) Pilihlah bahan makanan yang kandungan lemaknya tidak banyak seperti daging yang tidak berlemak, ikan segar, ayam tanpa
kulit.
4) Sebaiknya pilih sayur-sayuran yang sedikit mengandung serat sepertibayam, wortel, bit, labu siam, kacang panjang muda, buncis
muda, daun kangkung dan sebagainya.
5) Bumbu-bumbu jangan terlalu merangsang. Salam, laos, kunyit, bawang merah, bawang putih dan ketumbar boleh dipakai tetapi
jangan terlalu banyak.
6) Hindarkan makanan yang terlalu berlemak seperti daging babi, usus, babat, otak, sum-sum dan santan kental.
Makanan yang dianjurkan
1) Sumber hidrat arang seperti nasi, havermout, roti putih, umbi-umbian.
2) Sumber protein antara lain telur, ikan, daging, ayam, tempe, tahu, kacang hijau, sayurandan buah-buahan yang tidak
menimbulkan gas.
3) Makanan yang mengandung hidrat arang tinggi dan mudah dicerna seperti gula-gula, sari buah, selai, sirup, manisan, dan madu.
Thank you f o r
your attention