Anda di halaman 1dari 13

STATUS MANUSIA SEBAGAI

HAMBA ALLAH

‫ِن‬ ‫و‬ ‫ُد‬‫ُب‬ ‫ۡع‬‫َي‬‫ِل‬ ‫اَّل‬ ‫َس‬‫ن‬ ‫ٱ‬ ‫َّن‬


‫ِج َو ِإۡل ِإ‬ ‫ۡل‬‫ٱ‬ ‫ُت‬ ‫ۡق‬‫َو َم ا َخ َل‬

Dan Aku tidak menciptakan jin


dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku
(Adz Dzariyat : 56)
‫َياَأُّيَها الَّناُس ِإَّنا َخ َلْقَناُك ْم ِم ْن َذ َك ٍر َو ُأْنَثى‬
‫َو َجَع ْلَناُك ْم ُش ُعوًبا َو َقَباِئَل ِلَتَع اَر ُفوا ِإَّن َأْك َر َم ُك ْم‬
‫ِع ْنَد ِهَّللا َأْتَقاُك ْم ِإَّن َهَّللا َع ِليٌم َخ ِبيٌر‬
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian terdiri dari
laki-laki dan perempuan dan menjadikan kalian berbangsa-bangsa
dan bersuku-suku supaya kalian saling mengenal. Sesungguhnya
orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah ialah orang
yang paling bertakwa di antara kalian. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal.

Q.S.Al Hujurat : 13
‫َو َع ْن َأِبي ُهَر ْيَر َة رضي هللا عنه َع ِن الَّنِبِّي صلى هللا‬
, ‫ ِلَم اِلَها‬: ‫ ( ُتْنَك ُح َاْلَم ْر َأُة َأِلْر َبٍع‬: ‫عليه وسلم َقاَل‬
‫ِن‬‫ي‬ ‫ِّد‬‫ل‬‫َا‬ ‫ِت‬ ‫ا‬ ‫َذ‬‫ِب‬ ‫ْر‬‫َف‬ ‫ْظ‬‫ َفا‬, ‫ َو ِلِد يِنَها‬, ‫ َو ِلَج َم اِلَها‬, ‫َو ِلَحَس ِبَها‬
) ‫َتِر َبْت َيَد اَك‬
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu
bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
bersabda: "Perempuan itu dinikahi karena
empat hal, yaitu: harta, keturunan,
kecantikan, dan agamanya. Dapatkanlah
wanita yang taat beragama, engkau
akan .berbahagia
KAFA’AH

Standar kemuliaan manusia dan standar kafaah pasangan


suami istri adalah sama: agama (taqwa), tauhid dan
kemaslahatan
Standar kafaah:
Tujuan perkawinan adalah ketentraman batin (sakinah) yang
diperoleh melalui pergaulan suami-istri yang didasarkan pada
mawaddah (cinta-kasih yang memberi manfaat pada pihak
yang mencintai) dan rahmah (cinta kasih yang memberi
manfaat pada pihak yang dicintai) (qs. Ar-rum/30:21).
MUASYARAH BIL ZAWAJ
MA’RUF
EMPAT PILAR
PERKAWINAN
MITSAQON
MUSYAWARAH GHALIDHAN
ZAWAJ

Suami dan isteri sama-sama meyakini bahwa dalam


perkawinan keduanya adalah berpasangan (zawaj).
Pergaulan dalam perkawinan disebut sebagai zawaj
(berpasangan). Suami-istri itu laksana sepasang sayap
yang bisa membuat seekor burung terbang tinggi untuk
hidup dan mencari kehidupan. Keduanya penting,
saling melengkapi, saling menopang, dan saling
kerjasama. Dalam ungkapan al-qur’an, suami adalah
pakaian bagi istri dan istri adalah pakaian bagi suami
(qs. Al-baqarah/ 2:187),
MITSAQAN GHALIDHHAN
Suami dan istri sama-sama memegang teguh
perkawinan sebagai janji yang kokoh
(mitsaqan ghalizhan). Suami-istri sama-
sama menghayati perkawinan sebagai ikatan
yang kokoh (qs. An-nisa/ 4:21) agar bisa
menyangga seluruh sendi-sendi kehidupan
rumah tangga. Keduanya diwajibkan
menjaga ikatan ini dengan segala upaya yang
dimiliki. Tidak bisa yang satu menjaga
dengan erat, sementara yang lainnya
melemahkannya,
MU’ASYAROH BIL MA’RUF

Suami dan istri saling memperlakukan


pasangannya secara bermartabat (mu’asyaroh bil-
ma’ruf). Ikatan perkawinan harus dipelihara
dengan cara saling memperlakukan pasangannya
secara bermartabat (qs. An-nisa/ 4: 19). Seorang
suami harus selalu berpikir, berupaya, dan
melakukan segala yang terbaik untuk istri.
Begitupun istri pada suami. Kata mu’syaroh bil
ma’ruf’ adalah bentuk kata kesalingan sehingga
perilaku yang bermartabat harus bersifat timbal
balik, yakni suami kepada istri dan istri kepada
suami.
MUSYAWARAH

Suami dan istri bersama-sama menyelesaikan


masalah keluarga melalui musyawarah.
Pengelolaan rumah tangga terutama jika
menghadapi persoalan harus diselesaikan
bersama (qs. Al-baqarah/ 2:23). Musyawarah
adalah cara yang sehat untuk berkomunikasi,
meminta masukan, menghormati pandangan
pasangan, dan mengambil keputusan yang
terbaik karena keduanya bisa saling ridlo
satu sama lain
TUJUAN DAN RELASI
PERKAWINAN
TUJUAN PERKAWINAN:
 SAKINAH, yaitu kondisi ketenangan jiwa karena
kebutuhan spiritual, intelektual, mental, sosial,
seksual, finansial, dan lain-lain terpenuhi dengan
baik sesuai dengan ikhtiyar maksimalnya, dalam
kondisi suka maupun duka,
 RELASI PERKAWINAN, mensyaratkan setiap
pihak menjaga dan mamupuk dua sifat ini secara
bersamaan, yaitu:
 MAWADDAH: Cinta
kasih yang melahirkan
kemaslahatan bagi pihak
yang mencintai,
 RAHMAH: cinta kasih
yang melahirkan
kemaslahatan bagi pihak
yang dicintai,
Jangan merasa
“paling”

Namun kita harus


“saling”
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai