Anda di halaman 1dari 28

MATEMATIKA

EKONOMI
UNIVERSITAS BATAM
ECONOMICS
1. Descriptive
Economics
2. Economics
Theory
3. Applied
Economics
ILMU EKONOMI
1. EKONOMI DESKRIPTIF
 Ekonomi deskriptif mengumpulkan informasi faktual terkait masalah ekonomi.
 Kelompok ekonomi ini menggambarkan keadaan perekonomian yang sebenarnya terjadi di
masyarakat.
 Ekonomi deskriptif memberikan keterangan terkait pengidentifikasian, pendefinisian,
kompilasi informasi, pengukuran fenomena, dan pengumpulan data.
 Kegiatan ini memungkinkan seseorang memperoleh sejumlah pengetahuan terkait fakta atau
data empiris, seperti jumlah angkatan kerja atau struktur serikat buruh.
2. TEORI EKONOMI

 Teori ekonomi berusaha menggeneralisasi data-data ekonomi dan memberikan interpretasi


atas data tersebut.
 Studi ini merupakan kumpulan asas atau hukum ekonomi yang digunakan sebagai dasar
untuk melaksanakan kebijakan ekonomi.
 Kelompok ilmu ekonomi ini bertugas menerangkan hubungan antara peristiwa ekonomi
yang satu dengan lainnya, serta merumuskannya dalam suatu hukum atau teori ekonomi.
 Teori ini merupakan kerangka konsep yang berasal dari data-data konkret bersifat umum.
 Teori ekonomi terbagi menjadi dua, yakni ekonomi makro dan ekonomi mikro.
3. EKONOMI TERAPAN

 Ekonomi terapan adalah cabang ilmu ekonomi yang secara khusus membahas tentang
penerapan teori ekonomi di kehidupan sehari-hari.
 Kelompok ekonomi ini dipandang sebagai sarana untuk solusi bagi masalah-masalah praktis.
 Ekonomi terapan bertujuan untuk meningkatkan kualitas praktik dalam dunia bisnis,
perumusan kebijakan publik, serta dalam kehidupan sehari-hari, yang dilakukan dengan
pengambilan keputusan secara cermat mengenai biaya, manfaat, insentif, serta perilaku
manusia.
 Contoh ekonomi terapan ini adalah ekonomi di perusahaan, ekonomi moneter, ekonomi
perbankan dan sebagainya.
Selain pengelompokan di atas, ilmu ekonomi juga dapat dibagi menjadi
delapan cabang, yaitu :
1. Ilmu Ekonomi Moneter
2. Ilmu Ekonomi Public
3. Ilmu Ekonomi Industry
4. Ilmu Ekonomi Internasional
5. Ilmu Ekonomi Regional
6. Ilmu Ekonomi SDA
7. Ilmu Ekonomi SDM
8. Ilmu Ekonomi Syariah
MATEMATIKA EKONOMI

 Matematika ekonomi adalah penerapan metode matematika untuk mewakili teori dan
menganalisis masalah-masalah di bidang ekonomi.

 Matematika ekonomi memberikan pemahaman bahwa matematika merupakan alat bantu


dalam menganalisis model-model ekonomi.

 Selain itu, sebagai ilmu pasti yang tidak abstrak, matematika ekonomi berfungsi
menjelaskan hubungan antara berbagai faktor ekonomi dengan lebih singkat. Perubahan-
perubahan dari faktor kuantitatif juga lebih mudah ditemukan sehingga asumsi perubahan
dapat dirumuskan lebih jelas.
POKOK BAHASAN MATEMATIKA EKONOMI

1. Teori Himpunan
2. Fungsi Linier dan Non Linier
3. Aplikasi Fungsi dalam Ekonomi
4. Diferensial dan Integral
5. Aplikasi Diferensial dan Integral dalam Ekonomi
6. Penerapan Grafik dan Persamaan dalam Ilmu Ekonomi
7. Aljabar dan Matriks
I. HIMPUNAN
A. PENGENALAN HIMPUNAN
 Himpunan adalah suatu kumpulan atau gugusan atau set dari sejumlah objek (benda) yang
didefenisikan (diterangkan) dengan jelas dan dipandang sebagai satu kesatuan utuh.
 Kumpulan objek dalam himpunan cenderung memiliki jenis yang sama.
 Objek-objek yang mengisi atau membentuk suatu himpunan disebut anggota atau unsur atau
elemen.
 Yang dimaksud diterangkan dengan jelas adalah benda atau objeknya jelas, mana yang merupakan
anggota dan mana yang bukan anggota dari himpunan tersebut.
NOTASI HIMPUNAN
a  A berarti a anggota him A

a  A berarti a bukan anggota him A

notasi untuk himpunan kosong  atau { }


PENYAJIAN HIMPUNAN
 Himpunan dilambangkan dengan huruf kapital misalnya A, B, C, D, …,Z
dan objek-objek dari himpunan itu ditulis diantara dua kurung kurawal dan
dipisahkan dengan tanda koma

 Dua cara menyajikan himpunan, yaitu :

1. Cara Daftar
2. Cara Kaidah
1. Cara Daftar atau Enumerasi

 Cara daftar yaitu menuliskan semua anggota himpunan diantara dua kurung kurawal.
 Contoh : A = {1, 2, 3, 4, 5}
 Artinya : himpunan A beranggotakan bilangan-bilangan bulat positif 1, 2, 3, 4 dan 5.

2. Cara Kaidah atau Dengan Sifat

 Cara kaidah yaitu menuliskan semua sifat-sifat/karakteristik tertentu yang ada pada semua anggota
himpunan diantara dua kurung kurawal.
 Contoh : A = {x ; 0 < x < 6}
 Artinya : himpunan A beranggotakan objek x, dimana x adalah bilangan-bilangan bulat positif lebih
besar dari 0 dan lebih kecil dari 6.
CONTOH ENUMERASI VS DENGAN SIFAT
SOAL A
Nyatakan himpunan berikut dalam bentuk notasi pembentuk himpunan :

1. D adalah bilangan Asli yang lebih atau sama dengan 2 dan kurang dari 9.

2. E adalah bilangan bulat lebih dari -3 tetapi kurang dari 8.

3. F adalah bilangan genap kurang atau sama dengan dari 12.

4. G adalah bilangan bulat lebih dari 10.


JAWABAN A

1. D = { x | 2 ≤ x < 9 , x  A}

2. E = { x | -3 < x < 8 , x  B }

3. F = { x | x ≤ 12 , x  Bilangan Genap}

4. G = { x | x > 10 , x  Z }
SOAL B
Nyatakan Soal A di atas dengan cara mendaftar
anggotanya.
JAWABAN B
1. D = { x | 2 ≤ x < 9 , x  A}
D = { 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8}
2. E = { x | -3 < x < 8 , x  B }
E = { -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 }
3. F = { x | x ≤ 12 , x  Bilangan Genap}
F = { 2, 4, 6, 8, 10, 12}
4. G = { x | x > 10 , x  Z }
G tidak dapat dinyatakan dengan menuliskan anggota-anggotanya,
karena jumlah anggota G tak terhingga.
B. JENIS-JENIS HIMPUNAN
1. Himpunan Berhingga

Himpunan ini adalah salah satu jenis himpunan yang jumlah anggotanya dapat dihitung
(berhingga).

Contoh :
A adalah himpunan bilangan asli kurang dari 6.

A = {1,2,3,4, 5} : n (A) = 5.
2. Himpunan Tak Berhingga

Berbeda dengan himpunan berhingga, himpunan tak berhingga memiliki jumlah anggota yang
tidak bisa dihitung atau tidak terhingga.

Contoh :
B adalah bilangan bulat lebih dari atau sama dengan 1.

B = {1,2,3,4,5, .....} : n (B) = tidak terhingga


3. Himpunan Kosong

Himpunan kosong adalah jenis himpunan yang tidak memiliki anggota.

Contoh:

C = {x < 1, x ∈ bilangan asli}

Maka C = {} = ∅
4. Himpunan Semesta

Himpunan semesta adalah himpunan dari semua objek yang sedang dibicarakan atau disebut
juga semesta pembicaraan dan dinotasikan dengan S.
Contoh:
D = {1, 3, 5}
Maka himpunan semestanya yang mungkin adalah:
S = {bilangan asli}
S = {bilangan ganjil}
S = {bilangan cacah}
C. RELASI ANTAR HIMPUNAN
 Relasi adalah hubungan antara satu himpunan dengan himpunan lainnya.
 Misalnya ada dua buah himpunan, yaitu himpunan A sebagai domain dan B sebagai
kodomain.
 Relasi menyatakan hubungan A dengan B.
 Relasi dapat dinyatakan dalam tiga jenis yaitu :
1. Diagram Panah
2. Himpunan Pasangan Berurutan
3. Diagram Kartesius
Fungsi dari Relasi :
Perbedaan relasi dan fungsi yaitu, relasi merupakan hubungan antara dua himpunan dengan himpunan
yang lainnya. Sedangkan fungsi adalah suatu relasi khusus yang memasangkan setiap anggota daerah asal
A (domain) tepat satu anggota kawan B (kodomain).
BENTUK RELASI
1. DIAGRAM PANAH
Diagram panah adalah diagram yang membentuk pola dalam bentuk arah panah dari suatu relasi,
yang menyatakan hubungan antara anggota himpunan A dengan anggota himpunan B.

2. HIMPUNAN PASANGAN TERURUT


Himpunan pasangan ini dapat dinyatakan dengan cara memasangkan pasangan dari himpunan A
dengan himpunan B secara terurut atau berurutan.

3. DIAGRAM KARTESIUS
Diagram kartesius merupakan bentuk diagram yang terdiri dari sumbu X dan Y, untuk menyatakan dua
himpunan dari pasangan terurut yang menghubungkan himpunan A dan himpunan B, dituliskan dalam
bentuk titik (noktah/dot).
CONTOH SOAL :
Buatlah 3 bentuk relasi dan fungsi dari ukuran sepatu sekelompok Mahasiswa dengan ukuran
sebagai berikut :
Ardi memiliki nomor sepatu 39
Dani memiliki nomor sepatu 40
Aqil memiliki nomor sepatu 42
Rano memiliki nomor sepatu 40
Dian memiliki nomor sepatu 34
Rani memiliki nomor sepatu 35
Dewi memiliki nomor sepatu 33
JAWABAN:
1. Diagram Panah
2. Himpunan Pasangan Terurut

Himpunan berurutnya dapat dinyatakan :


(Ardi, 39), (Dani, 40), (Aqil, 42), (Rano, 40), (Dian, 34), (Rani, 35), (Dewi, 33)
3. Diagram Kartesius
TUGAS (Tulis di Kertas Folio):
1. Uraikan dengan jelas beserta contohnya :
a. operasi himpunan
b. sifat operasi himpunan.

2. Misalkan A = { 2, 4, 6, 8, 10, 12 }, B = { 1, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 13 }


Hitunglah : a. n (A), b. n (B), c. n (A U B), d. n (A n B)

3. Dari 200 investor yang dinyatakan bahwa 70 orang investor menanamkan dananya dalam saham
biasa, 50 orang menanamkan dalam obligasi. Berapa banyak investor yang menanamkan dana itu
dalam saham biasa atau obligasi ?

Anda mungkin juga menyukai