Anda di halaman 1dari 14

APLIKASI SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM PADA URANIUM DAN TIMBAL

ISRA HIDAYANI (J1B110021) MARGARETH EMA KALE PAREHA (J1B110011) RAMLAH SYAM (J1B110213) YURIKE HADIYANTI (J1B110026)

LATAR BELAKANG
dapat ditemukan dalam keadaan murni maupun tidak murni.

Logam berat

Salah satu metode untuk mendeteksi kandungan logam pengotor adalah melalui metode spektrofotometri serapan atom.

Metode ini digunakan untuk menentukan unsur-unsur logam dalam suatu bahan dengan kepekaan serta selektivitas yang tinggi

BATASAN MASALAH
Batasan masalah pada makalah ini adalah mengetahui metode analisis unsur-unsur pengotor (Pb dan Cu) dalam uranium logam secara spektrofotometri serapan atom.

URANIUM
Uranium yang digunakan untuk pembuatan bahan bakar reaktor nuklir harus mempunyai tingkat kemurnian yang tinggi (nuclear grade).
Dalam pengembangan bahan bakar maju logam U juga digunakan sebagai bahan utama untuk keperluan reaktor nuklir. Uranium (U) dalam bentuk logam U murni adalah bahan inti dari bahan bakar paduan yang digunakan didalam reaktor nuklir.

Uranium

SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM


Spektrofometri Serapan Atom (SSA) adalah suatu metode yang dapat digunakan untuk menganalisis logam-logam dalam suatu bahan berdasarkan penyerapan energi oleh atom-atom normal. Metoda analisis ini banyak dipakai untuk menentukan kadar unsur logam dalam suatu bahan. Penggunaan spektrofotometri serapan atom untuk analisis unsur logam mempunyai keuntungan berupa sensitivitas yang cukup tinggi yaitu kisaran dalam ppm waktu analisa relative singkat, ketelitian dan ketepatan dapat dipercaya, serta analisis dapat dilakukan tanpa memisahkan unsur-unsur pengganggu lainnya.

PRINSIP KERJA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM


Prinsip kerja Spektrofotometri Serapan Atom adalah absorbsi sumber radiasi (di luar nyala) oleh atom-atom netral dalam keadaan gas yang berada dalam nyala. Radiasi yang diserap oleh atom-atom netral dalam keadaan gas biasanya radiasi sinar tampak atau ultraviolet. Atom-atom menyerap cahaya tersebut pada panjang gelombang tertentu tergantung pada sifat unsurnya. Cahaya pada panjang gelombang ini mempunyai cukup energi untuk mengubah tingkat elektronik suatu atom. Transisi elektronik suatu unsur bersifat spesifik. Dengan absorbsi energi, berarti memperoleh lebih banyak energi suatu atom pada keadaan dasar dinaikkan tingkat energinya ke tingkat eksitasi. Umumnya fraksi atom tereksitasi berada pada gas yang menyala kecil sekali. Pengendalian temperatur nyala penting sekali. Dibutuhkan kontrol tertutup dari temperatur yang digunakan untuk eksitasi. Kenaikan temperatur menaikkan efisiensi atomisasi.

METODE ANALISIS UNSUR-UNSUR PENGOTOR (TIMBAL DAN TEMBAGA) PADA URANIUM


1.

2.
3. 4. 5.

Persiapan larutan uji Uji kepekaan dan presisi alat uji Kondisi optimum analisis Pembuatan kurva kalibrasi Pengukuran dengan SSA

PERSIAPAN LARUTAN UJI

Larutan contoh dibuat dengan menimbang 1.0247 gram serbuk U logam kemudian dilarutkan dengan HNO3 6 M dan selanjutnya dipanaskan hingga larut. Kemudian dinginkan, setelah larutan dingin kemudian ditambahkan air bebas mineral dan selanjutnya di masukkan ke dalam labu ukur 25 ml, ditepatkan hingga tanda batas. Kemudian larutan tersebut dimasukkan kedalam labu ektraksi dan diektraksi dengan 25 ml campuran TBP-Hexan (7:3) dengan tujuan untuk memisahkan unsur pengotor dari matrik logam uranium. Fase air hasil ektraksi dianalisis kandungan unsur pengotornya menggunakan spektrofotometri serapan atom.

UJI KEPEKAAN DAN PRESISI ALAT UJI

Uji kepekaan dan presisi alat uji (AAS) dilakukan dengan membuat 1 buah larutan campuran yang terdiri atas larutan standar Cu 1000 ppm, HNO3 1 N, dan akuatrides sedemikian rupa sehingga konsentrasi Cu dalam larutan 2 ppm, dan konsentrasi HNO3 dalam larutan 0,1 N. Kepekaan alat uji ditentukan dengan mengukur serapan larutan tersebut dengan 3 kali pengukuran, sedangkan presisi alat uji ditentukan dengan menghitung simpangan baku dari pengukuran 6 kali serapan larutan itu.

KONDISI OPTIMUM ANALISIS

Kondisi optimum analisis masing-masing unsur diperoleh dengan mengukur serapan maksimum masing-masing unsur pada setiap perubahan parameter panjang gelombang, arus lampu, lebar celah, laju alir cuplikan, laju alir asetilen, dan tinggi pembakar. Larutan yang digunakan adalah 25 mL larutan Pb 5 ppm dan 25 mL larutan Cu 5 ppm,

PEMBUATAN KURVA KALIBRASI

Kurva kalibrasi unsur Pb dan Cu diperoleh dengan mengukur serapan larutan standar masing-masing unsur pada kondisi optimum unsur. Kisaran larutan standar masingmasing unsur adalah Pb 0,5 2,5 ppm dan Cu 0,1 0,50 ppm. Kurva kalibrasi diperoleh dengan membuat kurva antara konsentrasi terhadap serapan masing-masing unsur.

PENGUKURAN DENGAN SSA


pengukuran contoh uji yang telah disiapkan dengan kondisi optimum analisis masing-masing unsur menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) nyala. Kadar logam berat Pb dan Cu dalam air hasil ekstraksi dari uranium ditentukan dengan metode kurva kalibrasi standar yaitu dengan cara mengukur serapan cuplikan, kemudian diintrapolasikan ke dalam kurva standar masingmasing unsur sehingga akan diperoleh konsentrasi regresi masing-masing unsur. Kadar unsur dihitung menggunakan rumus sebagai berikut. :

C reg = konsentrasi regresi P = faktor pengenceran V = Volume pelarutan G = berat cuplikan.

KESIMPULAN

Spektrofometri Serapan Atom (SSA) adalah suatu metode yang dapat digunakan untuk menganalisis logam-logam dalam suatu bahan berdasarkan penyerapan energi oleh atom-atom normal. Metode analisis unsur-unsur pengotor (Pb dan Cu) adalah persiapan larutan uji, uji kepekaan dan presisi alat uji, kondisi optimum analisis, pembuatan kurva kalibrasi, lalu analisis larutan uji sesuai dengan kondisi optimumnya dan menghitung kadar unsur Pb dan Cu. Aplikasi Spektrofotometer Serapan Atom adalah untuk menganalisis kandungan unsu-unsur pengotor (timbal dan tembaga) dalam uranium logam.

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai