Kelompok A11:
ANISHA NURUL R. ARSI SHABRINA AYU DELVIRA PUTRI DARINI SAHARA EHA JULAEHA ELIS SUNIARTI ENENG SOPIAH FITRIA SARTIKA HANA NOVERA HILDAWATI W. INDAH PURNAMA INDAH PUSPITA SARI
110.2006.041 110.2006.048 110.2006.052 110.2006.066 110.2006.083 110.2006.084 110.2006.085 110.2006.106 110.2006.111 110.2006.114 110.2006.126 110.2006.127
Bunuh Diri
Adalah kematian yang ditimbulkan oleh diri sendiri dan disengaja. berhubungan dengan kebutuhan yang dihalangi atau tidak terpenuhi, perasaan keputusasaan dan ketidakberdayaan, konflik ambivalen antara keinginan hidup dan tekanan yang tidak dapat ditanggung, menyempitnya pilihan yang dirasakan, dan kebutuhan untuk meloloskan diri ; orang yang bunuh diri menunjukkan penderitaan.
Jenis kelamin
= laki-laki 3x lebih sering melakukan bunuh diri dibandingkan wanita. Tetapi wanita 4x lebih mungkin berusaha bunuh diri dibandingkan lakilaki.
2.
Metoda = laki-laki lebih menggunakan senjata api, menggantung tinggi, dan lompat dari ketinggian. Wanita lebih mungkin menggunakan zat psikoaktif overdosis atau racun.
3.
Usia = angka bunuh diri dengan bertambahnya usia. Pada laki-laki puncak bunuh diri adalah setelah usia 45 thn ; pada wanita jumlah terbesar bunuh diri adalah diatas usia 55 thn.
Ras = angka bunuh diri diantara orang kulit putih adalah hampir 2x lebih besar dari angka diantara orang bukan kulit putih. Agama = angka bunuh diri dikalangan katolik lebih rendah dibandingkan dengan angka untuk protestan dan yahudi.
4.
5.
6.
Status perkawinan = orang yang hidup sendirian dan tidak pernah menikah memiliki angka keseluruhan yang hampir 2x lipat angka untuk orang yang menikah. Tetapi orang yang sebelumnya pernah menikah menunjukkan angka yang jelas lebih tinggi dibandingkan orang yang tidak pernah menikah. Pekerjaan = semakin tinggi status sosial seseorang, semakin besar resiko bunuh diri, tetapi penurunan status sosial juga meningkatkan risiko. Kesehatan fisik = faktor yang berhubungan dengan penyakit dan terlibat didalam bunuh diri dan usaha bunuh diri adalah hilangnya mobilitas pada orang yang aktivitas fisiknya memiliki kepentingan pekerjaan atau rekreasional ; kecacatan; terutama pada wanita; dan rasa sakit kronis yang tidak dapat diobati. Obat-obat tertentu dapat menyebabkan depresi yang dapat menyebabkan bunuh diri.
6.
7.
8.
Iklim = tidak ada hubungan antara musiman dengan bunuh diri. Kesehatan mental = faktor psikiatrik yang sangat penting dalam bunuh diri adalah penyalahgunaan zat, gangguan depresif, skizofrenia, dan gangguan mental lainnya.
Pasien psikiatrik = resiko pasien psikiatrik untuk melakukan bunuh diri adalah 3-12x lebih besar dibandingkan yang bukan pasien psikiatrik. Derajat resiko adalah bervariasi menurut usia, jenis kelamin, diagnosis, dan status rawat inap atau rawat jalan.
9.
10.
Gangguan depresif
= gangguan mood merupakan diagnosis yang paling sering berhubungan dengan bunuh diri. Lebih banyak pasien depresif melakukan bunuh diri pada awal perjalanan penyakitnya dibandingkan setelahnya. Lebih banyak pasien laki-laki dibandingkan wanita, kemungkinan orang terdepresi yang melakukan bunuh diri meningkat jika mereka tidak menikah, dipisahkan, diceraikan, janda, atau baru saja mengalami kehilangan. Pasien gangguan depresi di dalam masyarakat yang melakukan bunuh diri cenderung berusia pertengahan atau usia lanjut. Diantara pasien yang terdepresi, isolasi sosial meningkatkan kecenderungan bunuh diri.
Skizofrenia
= usia onset skizofrenia biasanya pada masa remaja atau dewasa awal, dan sebagian pasien melakukan bunuh diri adalah selama tahun-tahun pertama penyakitnya; dengan demikian pasien skizofrenik yang melakukan bunuh diri relatif muda. Faktor resiko untuk bunuh diri diantara pasien skizofrenik adalah usia muda laki-laki tidak menikah usaha bunuh diri sebelumnya kerentanan terhadap gejala progresif baru dipulangkan dari rumah sakit.
a. b. c. d. e. f.
Ketergantungan alkohol
= cenderung merupakan golongan orang kulit putih, usia pertengahan, tidak menikah, tidak memiliki teman, terisolasi secara sosial, dan baru saja minum. = pasien yang akhirnya melakukan bunuh diri dinyatakan sebagai terdepresi selama perawatan dirumah sakit dan dinyatakan menderita gejala gangguan mood.
= kelompok terbesar pasien laki-laki yang tergantung alkohol adalah mereka dengan gangguan kepribadian antisosial yang menyertainya.
a. b. c.
d. e.
Gangguan kepribadian
= gangguan kepribadian mungkin merupakan suatu determinan perilaku bunuh diri dalam beberapa cara : Mempredisposisikan kepada gangguan mental berat seperti gangguan depresif atau ketergantungan alkohol. Menyebabkan kesulitan dalam hubungan dan penyesuaian sosial. Mencetuskan peristiwa kehidupan yang tidak diinginkan. Mengganggu kemampuan untuk mengatasi gangguan mental atau fisik. Menarik orang ke dalam konflik disekitar mereka.
a.
b.
c.
d.
e.
ETIOLOGI
Faktor Sosial
Teori Durkheim = membagi bunuh diri menjadi tiga kategori sosial : 1. Egoistik bunuh diri egoistik diterapkan pada mereka yang tidak terintegrasi secara kuat ke dalam kelompok sosial. 2. Altruistik bunuh diri altruistik dimaksudkan pada orang yang integrasi kedalam masyarakat terganggu, dengan demikian menghalangi mereka dari norma perilaku yang biasanya. 3. Anomik = dimaksudkan pada ketidakstabilan sosial, dengan kehancuran standar dan nilai-nilai masyarakat.
Faktor Psikologis
Teori Freud
Di dalam tulisannya Mourning and Melancholia Freud menyatakan bahwa bunuh diri mencerminkan agresi yang dibelokkan kedalam terhadap objek cinta yang terintroyeksi, dan ditanggap secara ambivalen.
Teori Menninger
Dalam Man Againts Himself menyimpulkan bahwa bunuh diri adalah pembunuhan yang diretrofleksikan, pembunuhan yang dibalikkan sebagai akibat kemarahan pasien kepada orang lain, yang dibalikkan kepada diri sendiri atau digunakan sebagai pengampunan akan hukuman. Ia juga menggambarkan insting kematian yang diarahkan pada diri sendiri (konsep thanatos dari Freud). Ia menggambarkan tiga komponen permusuhan dalam bunuh diri: keinginan untuk membunuh, keinginan untuk dibunuh, keinginan untuk mati.
Teori-teori baru Pasien bunuh diri yang paling mungkin adalah mereka yang telah menderita kehilangan objek cinta atau menderita secara narsistik, yang mengalami afek yang berat seperti kemarahan dan rasa bersalah, atau yang beridentifikasi dengan seseorang korban bunuh diri. Penilitian yang dilakukan oleh Aaron Beck, keputusasaan ditemukan sebagai indikator yang paling akurat untuk resiko bunuh diri.
Suatu faktor genetik untuk bunuh diri mungkin berdiri sendiri atau sebagai tambahan untuk transmisi genetik dari suatu gangguan mental. Hal ini mungkin merupakan faktor genetik yang berhubungan dengan kelainan dalam sistem serotonin.
b.
Defisiensi serotonin pada kelompok pasien depresi Pembesaran ventrikular dan elektroensefalogram (EEG) yang abnormal.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Usia 45 tahun dan lebih Ketergantungan alkohol Kejengkelan, penyerangan, kekerasan Perilaku bunuh diri sebelumnya Laki-laki Tidak mau menerima pertolongan Episode depresi sekarang yang lebih lama dari biasanya Terapi psikiatrik rawat inap sebelumnya Kehilangan atau perpisahan yang belum lama terjadi Depresi Hilangnya kesehatan fisik Pengangguran atau dipecat Tidak menikah, janda/duda, atau bercerai
5. 6.
7.
8. 9.
Upaya atau khayalan bunuh diri Kecemasan, depresi, kelelahan Tersedia alat-alat untuk bunuh diri Kepedulian efek bunuh diri dari anggota keluarga Gagasan bunuh diri yang diungkapkan Membuat surat wasiat, ditandatangani kembali setelah depresi teragitasi Krisis hidup, seperti dukacita atau akan menjalani pembedahan Riwayat bunuh diri dalam keluarga Pesimisme atau keputusan yang pervasif
Terapi
Sebagian besar bunuh diri pada pasien psikiatrik dpt dicegah.Penilaian potensi bunuh diri melibatkan riwayat psikiatrik yg lengkap, pemeriksaan status mental pasien yg menyeluruh, dan pertanyaan tentang gejala depresif,pikiran,maksud,rencana dan usaha bunuh diri Menurut Schneidmen, klinisi memiliki tindakan preventif praktis dlm menghadapi orang yg ingin bunuh diri: 1. Turunkan penderitaan psikologis dgn memodifikasi lingkungan pasien yg penuh stress, menuliskan bantuan dari pasangan, perusahaan atau teman 2. Membangun dukungan yg realistis dgn menyadari bahwa pasien mungkin memiliki keluhan yang masuk akal 3. Menawarkan alternatif terhadap bunuh diri
Farmakoterapi: anti depresan atau anti psikotik sesuai indikasi Terapi individual, terapi kelompok dan terapi keluarga Mendapatkan dukungan sosial Rumah Sakit dan rasa aman Tindakan terapeutik lain tergantung diagnosa dasar pasien. Cth: menghilangkan kondisi ketergantungan alkohol jika pasien mengalami ketergantungan alkohol Terapi elektrokonvulsif : untuk pasien yg terdepresi parah Terapi suportif
Masalah Terapi
Penatalaksanaan masalah medis; pemeriksaan psikiatrik
Krisis remaja
Usaha dan ide bunuh diri; penyalahgunaanzat; membolos, masalah dengan hukum.
Memeriksa potensi bunuh diri; beratnya penyalahgunaan zat, dinamika keluarga; terapi keluarga dan individu berorientasi krisis. Hospitalisasi; EKG, cairan & elektrolit; pemeriksaan neuroendokrin Tindakan suportif; midazolam(versed) 7,5 sampai 45mg sehari Transkulisasi cepat dengan antipsikotik, monitor tanda vital,amobarbital
Anoreksia Nervosa
Intoksikasi Benzodiazepin
Skizofrenia katatonik
Gangguan delusional
Paling sering dibawa ke ruang gawat darurat secara paksa;ancaman diarahkan pada orang lain Tidak mampu merawat diri sendiri; ledakan kekerasan; psikosis;depresi & ide bunuh diri
Antipsikotik jika pasien akan patuh; intervensi keluarga intensif; hospitalisasi jika diperlukan Dosis kecil antipsikotik potensi tinggi; petunjuk untuk orientasi; pemeriksaan organik
Demensia
Antipsikotik + antidepresan; pemeriksaan risiko bunuh diri & membunuh;Hospitalisasi & ECT
Migrain
Sumatriptan (Imitrex) 6 mg IM
Berhubungan dengan gangguan panik;sesak nafas dan palpitasi;rasa takut dan kecemasan
Gangguan panik
Harus dibedakan dari gangguan lain yang menimbulkan kecemasan,baik medis dan psikiatrik;EKG untuk menyingkirkan prolapsus katup mitralis;propanolol(10 sampai 30 mg);alprazolam(0,25 sampai 2,0 mg);penatalaksanaan jangka panjang dapat termasuk suatu antidepresan Transkuilisasi cepat;hospitalisasi;medikasi depot jangka panjang;orang yang diancam harus diberitahu dan dilindungi Obat antiparkinsoni oral selama empat minggu sampai tiga bulan;turunkan dosis antipsikotik
Skizofrenia paranoid
Halusinasi perintah
Parkinsonisme
Fobia fotosensitivitas
Panik,kecemasan;rasa takut mudah terbakar sinar matahari sekunder karena pemakaian medikasi antipsikotik
Terapi sama seperti gangguan panik pasien harus menghindari sinar matahari yang kuat dan menggunakan labir matahari tingkat tinggi
Psikosis pascapersalinan
Melahirkan anak dapat mencetuskan skizolrenia,depresi,psikosis reaktif,mania dan depresi,gejala alektil adalah yang tersering,resiko bunuh diri menurun selama kehamilan tetapi meningkat pada periode pascapersalinan
Bahaya bagi diri sendiri dan ornag lain (termasuk bayi) harus dinilai dan diambil pencegahan yang tepat,penyakit medis yang tampak dengan perubahaan perilaku dimasukkan dalam dianosis banding dan harus dicari dan diobati,harus diperhatikan efek pada ayah,bayi,kakek-nenek,dan anak lain
Gangguan sterss
Penenteraman,mendorong kembali ke tanggung jawab,hindari hospitalisasi jika mungkin untuk mencegah invalidisme kronis,monitor bunuh diri Hospitalisasi,antidepresan Sebagian besar gejala menghilang tanpa terapi;antipsikotik;antidepresan jika diperlukan
AIDS
Perubahan perilaku sekunder karena sebab organik; perubahan perilaku sekunder karena rasa takut dan kecemasan; perilaku bunuh diri
Agorafobia
Panik, depresi
Alprazolam (xanax) 0,25 mg sampai 2 mg; propanolol (inderal); medikasi antidepresan Hentikan medikasi segera; berikan faktor penstimulasi koloni granulosit Turunkan dosis; antipsikotik, propanolol (30-20 mg/hari); benzodiazepin; diphenhydramine peroral atau IV, benztropine
Akathisia
Intoksikasi alkohol
Singkirkan penyebab demensia lain; tidak ada tera[i efektif, hospitalisasi jika diperlukan
Halusinasi auditorik yang jelas Haloperidol untuk gejala (kadang-kadang dengan psikotik visual) denagn afek yang sesuai dengan isi(sering menakutkan); sensorium jernih
Kejang grand mall, jarang status epileptikus Diazepam (valium), fenitoin (dilantin); pencegahan dengan menggunakan chlordiazepoxide (librium) selama detoksifikasi Cairan dan elektrolit dijaga; sedasi dengan benzodiazepin;pengikatan; monitoring tanda vital; thiamin 100 mg IM
Kejang alkohol
Putus alkohol
Sindrom korsakoff
Ensefalopati wernicke
Tiamin 100 mg IV atau IM dengan MgSO4 yang dibeerikan sebelum beban glukosa
Intoksikasi Bromida
Kadar serum diukur (>50 mg perhari); asupan bromida dihentikan; sejumlah besar natrium klorida IV atau oral; jika agitasi digunakan paraldehid atau antipsikotik
Hentikan zat yang mengandung kafein; benzodiazepin
Intoksikasi kafein
Kecemasan berat, menyerupai gangguan panik, mania, delirium; depresi teragitasi; gangguan tidur Waham; panik;disforia; gangguan kognitif
Intoksikasi kanabis
Benzodiazepin dan antipsikotik jika diperlukan, penilaian risiko bunuh diri dan membunuh, gejala biasanya menghilang dengan berjalannya waktu dan penentraman Turunkan dosis atau hentikan obat
Delirium, waham
Antipsikotik, pengikatan;hospitalisasi jika diperlukan; tidak perlu putus bertahap; antidepresan mungkin diperlukan
Kehilangan
Perasaan bersalah, Harus dibedakan dari irritabilitas, keluhan somatik, gangguan depresif berat, insomnia anti depresan tidak diindikasikan;benzodiazepin untuk tidue, dorong pengungkapan perasaaan Ide dan sikap bunuh diri; ide dan sikap memnbunuh; penyalahgunaan zat, episode mikropsikotik; luka bakar; tanda luka potong pada tubuh Kekacauan emosional; labilitas ekstrem; gangguan akut tes realitas setelah stres psikososial yang jelas Penilaian risiko bunuh diri dan membunuh (jika besar, hospitalisasi), dosis kecil anti psikotik; rencana follow up yang jelas
Hospitalisasi sering diperlukan; dosis kecil antipsikotik mungkin diperlukan tetapi sering menghilang secara spontan
Putus clonidine
Gejala menghilang dengan berjalannya waktu, tetapi antipsikotik mungkin diperlukan; turunkan dosis bertahap
Paranoia dan kekerasan; kecemasan berar; keadaan manik; delirium; psikosis; skizofreniform; takikardia; hipertensi; infark miokard; penyakit cerebrovaskular, depresi dan ide bunuh diri
Sensorium berfluktuasi; risiko bunuh diri dan membunuh; pengaburan kognitif; halusinasi lihat; raba dan dengar; paranoia
Antipsikotik dan benzodiazepine; antidepresan atau ECT untuk depresi jika persisten; hospitalisasi
Delirium
Nilai semua faktor penyumbang yang potensial dan obati masingmasingnya; penentraman; petunjuk untuk orientasi; benzodiazepin dosis rendah dan antipsikotik potensi tinggi harus digunakan dengan sangat berhati-hati karena potensinya bertindak secara paradoksik dan peningkatan agitasi
Gangguan depresif
Ide dan usaha bunuh diri; menelantarkan diri sendiri; penyalahgunaan zat
Penilaian bahaya bagi diri sendiri; hospitalisasi jika diperlukan; penyebab nonpsikiatrik dan depresi harus dinilai Dosis lebih rendah atau hentikan obat
Intoksikasi L-dopa
Mania; depresi; gangguan skizotiform; dapat berupa perputaran cepat pada pasien gangguan bipolar I
Distonia, akut
Spasme involunter kuat otot-otot leher, lidah, wajah, rahang, mata atau batang tubuh Sekelompok orang yang menunjukkan rasa sukacita ekstrem atau perilaku mengacau lainnya
Histeria Kelompok
Kelompok dipecah dengan bantuan petugas kesehatan lain; pengungkapan; terapi berorientasi klinis, jika diperlukan dosis kecil benzodiazepin
Gambaran gejala adalah hasil interaksi zat, dosis yang digunakan, lama kerja, kepribadian pramorbid pemakai, situasi; panik; panik; agitasi; psikosis atropin
Skrinning serumn dan urin; singkirkan gangguan medis atau mental yang mendasari; benzodiazepin (2 sampai 20 mg) peroral; penentraman dan orientasi; trankuilisasi cepat; sewring berespon dengan spontan Pengurangan, peningkatan; medikasi Pengungkapan, menata lingkungan, dan pada beberapa keadaan mungkin diperlukan medikasi untuk panik akut
Agitasi jelas dengan ancaman verbal Tidak ditemukan pada laki-laki atau wanita yang nyaman dengan orientasi seksualnya; terjadi pada mereka yang gigih menyangkal mempunyai iimpuls homoerotik; orang yang mengalami panik melihat orang lain tertarik secara seksual terhadap dirinya dan bertahan melawan mereka
Krisis hipertensi
Reaksi hipertensi yang membahayakan sekunder karena ingesti makanan yang mengandung tiramin dengan kombinasi MAOI; nyeri kepala, kaku leher, mual, berkeringant, muntah Kegembiraan ekstrem ataiu stipor katatonik atau keduanya; peninggian temperatur yang eksterm, hiperagitasi dan kekerasan Kecemasan, teror, pengaburan kesadaran, rasa pusing, pingsan, penglihatan kabur Konvulsi, letargi, melawan, temperatur tubuh rendah dan menggigil; perasaan hangat paradoksikal
Penghambat adrenergik; nifedipine 10 mg peroral; Klorpromazin; pastikan bahwa gejala bukan sekunder karena hipotensi (ES MAOI saja) Hidarasi dan dinginkan; hentikan semua obat; singkirkan infeksi
Hipertermia
Hiperventilasi
Geser alkalosis dengan meminta pasien bernafas ke kantung kertas; pendidikan pasien; obat anti ansietas Cairan IV dan penghangatan kembali; status jantung harus dimonitor secara ketat; hindari alkohol
Hipotermia
Perilaku bunh diri, krisis Bukti-bukti tuntutan; remaja, penyalahgunaan zat perlindungan korban; hunbungi pelayanan sosial; pemeriksaan medis dan psikiatris; intervensi krisis
Insomsnia
Hipnotik hanya jangka pendek; misalnya triazolam; 0,25-0,5 mg, sebelum tidur, terapi tiap gangguan mental dasar, patuhi higienen tidur
Benzodiazepin atau antipsikotik singkat; pemeriksaan jangka panjang dengan CT scan; EEG pada keadaan kekurangan tidur, kurva toleransi glukosa Ganti obat menjadi dosis rendah obat potensi rendah dalam kelas yang berlainan
Ikterus
Pasien harus segera menghubungi jika terjadi nyeri tenggorok, demam dll; lakukan hitung darah segera, hentikan obat dan hospitalisasi jika diperlukan Lavase dengan selang berlubang besar, diuresis osmotik, konsultasi medis, mungkin memerlukan ICU
Toksisitas lithium
Muntah; nyeri abdomen; diarew berat; tremor; ataksia; komal kejang; konfusi;diasartria, tanda neurologis fokal Perilaku kekerasan, impulsif; perilaku seksual atau berbelanja tanpa pilihpilih; psikosis; penyalahgunaan zat
Episode manik
Hospitalisasi; pengikatan jika diperlukan; transkuilisasi cepat dengan antipsikotik; perbaikan kadar lithium
Krisis perkawinan Pencetus mungkin menemukan hubungan gelap diluar pernikahan, onset penyakit serius, keinginan untuk bercerai, atau masalh dengan anak-anak atau pekerjaan,; salah satu atau kedua anggota pasangan dapat dalam terapi atau sakit secara psikiatrik , salah satu pasangan mungkin mencari hospitalisasi untuk yang lainnya
Masing-masing harus ditanya sendiri-sendiri tentang hubungan gelap di luar pernikahan, konsultasi dengan pengacara tentang perceraian, dan keamauan untuk bekerja dalam terapi berorientasi krisis atau jangka panjang untuk memecahkan masalah, riwayat seksual, finansial, dan terapi psikiatrik dari keduanya, pemeriksaan psikiatrik saat datang, dapat dicetuskan oleh onset gangguan mood atau gejala afektif yang tidak terobati tang disebabkan oleh penyakit medis atau demensia yang perlahan-lahan; rujukan untuk penatalaksaan penyakit menunjukkan stress segera dan meningkatkan kapasitas untuk mengatasi masalah secara sehat; anakanak dapat memberikan tilikan hanya bagi seseorang yang secara intim terlibat dalam sistem sosial
Hipertermia, kekauan otot, ketidakstabilan otonom, gejala parkinsonisme, stupor katatonik, tanda neurologis, kematian 1030%, peninggian kreatinin fosfokinase Euforia dan perasaan melayang
Hentikan antipsikotik, dantrolene IV, bromocriptine peroral, hidrasi dan pendinginan, monitoring kadar CPK
Intoksikasi Pala
Agitasi; halusinasi; nyeri Gejala menghilang tanpa kepala berat; mati rasa pada terapi dalam 1 jam anggota gerak pemakaian
Intoksikasi dapat menyebabkan koma dan kematian; putus tidak membahayakan hidup
Naloxone IV, antagonis narkotik; skrinning urin dan serum, penyakit psikiatrik dan medis (misalnya, AIDS) dapat mempersulit gambaran
Seringai wajah mirip kelinci, biasanya tampak setelah terapi jangka panjang dengan antipsikotik
Psikosis oaranoid; dapat menyebabkan kematian; bahaya akut bagi diri sendiri dan orang lain
Pengujian serum dan urin, benzodiazepin dapat mempengaruhi ekskresi; antipsikotik dapat memperburuk gejala karena efek samping antikolinergik; monitoring medis dan hospitalisasi pada intoksik parah Tururnkan dosis atau hentikan obat
Toksisitas phenylpropalamine
Retinopati Pigmentaris
Toksisitas propanolol
Pemerkosaa n
Tidak semua penyerangan seksual dilaporkan; reaksi pemerkosaan yang tenang ditandai oleh hilangnya nafsu makan, gangguan tidur, kecemasan dan kadangkadang agarofobia; periode lama berdiam diri, kecemasan, gagap, penghambatan, dan gejala fisik selama wawancara jika digali riwayat seksual; rasa takut akan kekerasan dan kematian dan menderita penyakit menular seksual atau hamil
Korban mungkin memiliki pola disfungsi seksula yang berkepanjangan; terapi berorientasi klinis, dukungan sosial, pengungkapan, penguatan sifat sehat dan mendorong untuk kembali ke tingkat fungsi sebelumnya secepat mungkin; konseling hukum; pemeriksaan medis menyeluruh dan pengujian untuk mengenali pelaku; jika seorang wanita methoxyprogesterone dan diethylstilbesterol peroral selama 5 hari untuk mencegah kehamilan, jika menstruasi tidak ada dalam 1 minggu penghentioan estrogen, semua alternatif, termasuk aborsi harus dijalankan, jika korban tertular penyakit kelamin, antibiotika; izin tertulis dari saksi diperlukan dokter untuk melakukan pemeriksaan foto, mengumpulkan s[pesimen, dan memberikan informasi pada pihak berwenang; dapatkan izin; catat riwata dari kata-kata pasien, dapatkan tes, simpan hasil pemeriksaan dan semua pakaian, tunda diagnosis dan berikan perlindungan terhadap penyakit, trauma psikis, dan kehamilan.
Intoksikasi reserpin
Pemeriksaan ide bunuh diri, turunkan dosis dan ganti obat, antidepresan dan ECT mungkjin direkomendasikan
Penilaian bahaya bagi diri sendiri dan orang lain; trankuilsasi cepat jika diperlukan; terapi depresi (antidepresan dapt meningkatkan gejala skizofrenik), gunakan obat antimanik Pemeriksaan potensi bunuh diri dan membunuh; identifikasi setiap penyakit selain skizofrenia; trankuilsasi cepat Penilaian risiko bunuh diri Dan membunuh; uji saring untuk penyakit medis; trankuilsasi cepatdan pengikatan jika diperlukan; hospitalisasi jika diperlukan; penilaian ulang regimen medikasi
Gangguan skizoafektif
Skizofrenia
Menelantarkan diri sendiri secara ekstrem; paranoia berat, ide bunuh diri; atau penyerangan; gejala psikosis ekstrem Menarik diri ; agitasi; risiko bunuh diri dan membunuh
Intoksikasi dan putus Perubahan mood, perilaku, sedatif, hipnotik, pikiran-delirium, derealisasi atau ansiolitik depersonalisasi jika tidak diobati dapat mematikan, kejang Gangguan kejang
Naloxone untuk membedakan dengan intoks opioid, putuskan perlahan-lahan dari luminal atau sodium thiopental atau benzodiazepine; hospitalisasi
Konfusi, kecemasan; EEG segera, EEG saat datang dan derealisasi; dan kekuranagn tidur 24 jam; singkirkan depersonalisasi; perasaan kejang semu; antikonvulsan ancaman kiamat; halusinasi kecap dan cium; keadaan mirip fugue Nyeri abdomen, insomnia, mengantuk, delirium, kejang, gejala tardive dyskinesia dapt timbul, erupsi manik atau skizofrenik Putus obat psikotropik menghilang dengan berjalannya waktu dan menghilang dengan pemberian kembali obat; putus antidepresan diobati dengan obat antikolinergik, seperti atropin, memutuskan secara bertahap zat psikotropik selama 2 sampai minggu biasanya menghilangkan perkembangan gejala Terapi medis spesifik
Putus zat
Kejang, asfiksia, penyebab CVS, hipotensi postural, distonia faring laring, supresi reflek muntah
Infark miokard setelah stres psikis yang tiba-tiba; voodo dan guna-guna; putus asa; terutama disertai dengan penyakit fisik yang serius Takikardia, disfungsi GIT, hipertermi, panik, kecemasan, agitasi, mania, demensia, psikosis
Tirotoksikosis
Penyalahgunaan toluene
Kerusakan neurologis adalah tidak progresifdan reversibel jika toluene dihentikan secepatnya
Defisiensi Vit B 12
Vit b 12
Nitrat volatil
Tardive dyskinesia
Diskinesia mulut, lidah, leher, wajah, leher, dan batang tubuh; gerakan koreoatetoid anggota gerak; biasanya-tapi tidak selalutampak setelah terapi antipsikotik, terutama setelah penurunan dosis; insidensi paling tinggi pada lanjut usia dan pada penderita cedera otak, gejala diperkuat oleh obat antiparkinson dan tertutupi tetapi tidak terobati oleh peningkatan dosis antipsikotik
Tidak ada terapi efektif, cegah dengan meresepkan obat sesedikit mungkjin dan menggunakan libur obat bagi pasien yang perlu meneruskan pemakaian obat; turunkan atau hentikan obat pada tanda pertama diskinetik
EPIDEMIOLOGI
Laki-laki = perempuan Belum menikah > sudah menikah Kasus yang terjadi antara lain bunuh diri dan kekerasan Dengan diagnosis paling sering adalah gangguan mood, schizophrenia, dan ketergantungan alkohol
Sangat termotivasi untuk menceritakan dirinya sendiri dengan tujuan kesembuhan Tetap menyembunyikan gejala yang bagi pasien merupakan hal yang memalukan Kemauan dan kemampuan kerjasama yang terganggu pada pasien yang datang secara paksa
Ketahui sebanyak mungkin tentang pasien sebelum menjumpainya Serahkan prosedur pengikatan fisik pada mereka yang terlatih untuk melakukannya Waspada terhadap resiko ancaman kekerasan Perhatikan keamanan fisik dan sekitarnya(misalnya pintu dan benda-benda di ruangan) Mintalah orang lain hadir selama pemeriksaan jika diperlukan Perhatikan untuk mengembangkan ikatan dengan pasien ( misalnya jangan mendebat atau mengancam pasien dengan psikosis paranoid
Mencegah bahaya - Cegah melukai diri sendiri dan bunuh diri - Cegah kekerasan terhadap orang lain. Selama pemeriksaan, secara singkat nilailah pasien untuk resiko kekerasan Singkirkan gangguan kognitif yang disebabkan oleh kondisi medis umum Singkirkan ancaman psikosis
Tindakan kekerasan belum lama, termasuk kekerasan terhadap barang milik Ancaman verbal atau fisik Membawa senjata atau benda lain yang dapat dihunakan sebagai senjata Agitasi psikotif progresif Intoksikasi alkohol atau zat lain Cirri paranoid pada pasien psikotik
Halusinasi dengar dengan perintah kekerasan Penyakit otak, global atau dengan temuan lobus frontalis dan lebih jarang pada lobus temporalis Kegembiraan katatonik Episode manic tertentu Episode depresif teragitasi tertentu Gangguan kepribadian(kekerasan, penyerangan, atau diskontrol impuls)
Pertimbangkan ide kekerasan, keinginan, maksud, rencana, tersedianya cara, melakukan rencana, harapan akan pertolongan Pertimbangkan faktro demografik jenis kelamin (laki-laki), usia(15-24 tahun), status sosioekonomi(rendah, dukungan sosia(sedikit) Pertimbangkan riwayat pasien: kekerasan, tindakan antisosial bukan kekerasan, diskontrol impuls(misalnya, berjudi, penyalahgunaan zat, bunuh diri atau melukai diri sendiri, psikosis) Pertimbangkan stressor yang jelas(misalnya, konflik perkawinan, kehilangan yang nyata atau simbolik)
DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding kecemasan:
Delirium dan putus alkohol Intoksikasi dan putus amfetamin Gangguan kecemasa Gangguan bipolar I Arteriosklerosis serebral Ensefalitis Hipertensi esensial Hipertiroidisme Prolapsus katup mitral skizofrenia DLL
Gangguan penyesuaian dengan mood terdepresi Gangguan distimik Gangguan bipolar I Skizofrenia Sirosis hati Hepatitis Karsinoma pankreas Neoplasma serebral Mononukleosis infeksiosa AIDS Toksisitas antihipertensi Paresis umum Dll
Gangguan skizoafektif Gangguan bipolar I Intoksikasi alkohol Skizofrenia katatonik Delirium Hipertiroidisme Sindrom pascaensefalitik Mania akibat beberapa obatobatan(steroid, antidepresan dll) AIDS Psikosis atipikal
Skizofrenia Gangguan bipolar I Gangguan depresi berat Intoksikasi alkohol Gangguan penyesuaian Gangguan disosiatif Gangguan delusional Sifilis AIDS Demensia Penyakit endokrin Dll
Tanda status mental klasik penurunan kesadaran, disorientasi, gangguan daya ingat, gangguan konsentrasi dan atensi, diskalkulia, kekonkretan Tanda status metal lain gangguan bicara, gerakan, atau gaya berjalan Apraksia konstruksional Cirri katatonik ketelanjangan, negativisme, melawan, kekakuan, posturing, fleksibilitas lilin, ekopraksia, ekolalia, seringai, membisu.
TERAPI
Psikoterapi Dalam intervensi psikiatrik gawat darurat,semua usaha dilakukan untuk membantu pasien mempertahankan harga dirinya Empati adalah hal penting untuk penyembuhan pasien psikiatrik
Farmakoterapi
Psiktropik diindikasikan untuk perilaku kekerasan atau menyerang, kecemasan atau panik dan reaksi ekstrapiramidalis Trankuilisasi untuk pasien paranoid dan luapan katatonik Antikonvulsan untuk mengatasi kejang Benzodiazepine sebagai tambahan antipsikotik Sodium amobarbital, paraldehyde atau diphenydramine diberikan pada pasien yang respon alergik terhadap antipsikotik
Pengikatan Digunakan jika pasien sangat berbahaya bagi dirinya sendiri atau orang lain