Anda di halaman 1dari 69

KEGAWATDARURATAN PSIKIATRIK

ILMU KESEHATAN JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas YARSI 2009

Kelompok A11:

ANISHA NURUL R. ARSI SHABRINA AYU DELVIRA PUTRI DARINI SAHARA EHA JULAEHA ELIS SUNIARTI ENENG SOPIAH FITRIA SARTIKA HANA NOVERA HILDAWATI W. INDAH PURNAMA INDAH PUSPITA SARI

110.2006.041 110.2006.048 110.2006.052 110.2006.066 110.2006.083 110.2006.084 110.2006.085 110.2006.106 110.2006.111 110.2006.114 110.2006.126 110.2006.127

Bunuh Diri
Adalah kematian yang ditimbulkan oleh diri sendiri dan disengaja. berhubungan dengan kebutuhan yang dihalangi atau tidak terpenuhi, perasaan keputusasaan dan ketidakberdayaan, konflik ambivalen antara keinginan hidup dan tekanan yang tidak dapat ditanggung, menyempitnya pilihan yang dirasakan, dan kebutuhan untuk meloloskan diri ; orang yang bunuh diri menunjukkan penderitaan.

Faktor yang terkait :


1.

Jenis kelamin
= laki-laki 3x lebih sering melakukan bunuh diri dibandingkan wanita. Tetapi wanita 4x lebih mungkin berusaha bunuh diri dibandingkan lakilaki.

2.

Metoda = laki-laki lebih menggunakan senjata api, menggantung tinggi, dan lompat dari ketinggian. Wanita lebih mungkin menggunakan zat psikoaktif overdosis atau racun.

3.

Usia = angka bunuh diri dengan bertambahnya usia. Pada laki-laki puncak bunuh diri adalah setelah usia 45 thn ; pada wanita jumlah terbesar bunuh diri adalah diatas usia 55 thn.
Ras = angka bunuh diri diantara orang kulit putih adalah hampir 2x lebih besar dari angka diantara orang bukan kulit putih. Agama = angka bunuh diri dikalangan katolik lebih rendah dibandingkan dengan angka untuk protestan dan yahudi.

4.

5.

6.

Status perkawinan = orang yang hidup sendirian dan tidak pernah menikah memiliki angka keseluruhan yang hampir 2x lipat angka untuk orang yang menikah. Tetapi orang yang sebelumnya pernah menikah menunjukkan angka yang jelas lebih tinggi dibandingkan orang yang tidak pernah menikah. Pekerjaan = semakin tinggi status sosial seseorang, semakin besar resiko bunuh diri, tetapi penurunan status sosial juga meningkatkan risiko. Kesehatan fisik = faktor yang berhubungan dengan penyakit dan terlibat didalam bunuh diri dan usaha bunuh diri adalah hilangnya mobilitas pada orang yang aktivitas fisiknya memiliki kepentingan pekerjaan atau rekreasional ; kecacatan; terutama pada wanita; dan rasa sakit kronis yang tidak dapat diobati. Obat-obat tertentu dapat menyebabkan depresi yang dapat menyebabkan bunuh diri.

6.

7.

8.

Iklim = tidak ada hubungan antara musiman dengan bunuh diri. Kesehatan mental = faktor psikiatrik yang sangat penting dalam bunuh diri adalah penyalahgunaan zat, gangguan depresif, skizofrenia, dan gangguan mental lainnya.
Pasien psikiatrik = resiko pasien psikiatrik untuk melakukan bunuh diri adalah 3-12x lebih besar dibandingkan yang bukan pasien psikiatrik. Derajat resiko adalah bervariasi menurut usia, jenis kelamin, diagnosis, dan status rawat inap atau rawat jalan.

9.

10.

Gangguan depresif
= gangguan mood merupakan diagnosis yang paling sering berhubungan dengan bunuh diri. Lebih banyak pasien depresif melakukan bunuh diri pada awal perjalanan penyakitnya dibandingkan setelahnya. Lebih banyak pasien laki-laki dibandingkan wanita, kemungkinan orang terdepresi yang melakukan bunuh diri meningkat jika mereka tidak menikah, dipisahkan, diceraikan, janda, atau baru saja mengalami kehilangan. Pasien gangguan depresi di dalam masyarakat yang melakukan bunuh diri cenderung berusia pertengahan atau usia lanjut. Diantara pasien yang terdepresi, isolasi sosial meningkatkan kecenderungan bunuh diri.

Skizofrenia
= usia onset skizofrenia biasanya pada masa remaja atau dewasa awal, dan sebagian pasien melakukan bunuh diri adalah selama tahun-tahun pertama penyakitnya; dengan demikian pasien skizofrenik yang melakukan bunuh diri relatif muda. Faktor resiko untuk bunuh diri diantara pasien skizofrenik adalah usia muda laki-laki tidak menikah usaha bunuh diri sebelumnya kerentanan terhadap gejala progresif baru dipulangkan dari rumah sakit.

a. b. c. d. e. f.

Ketergantungan alkohol
= cenderung merupakan golongan orang kulit putih, usia pertengahan, tidak menikah, tidak memiliki teman, terisolasi secara sosial, dan baru saja minum. = pasien yang akhirnya melakukan bunuh diri dinyatakan sebagai terdepresi selama perawatan dirumah sakit dan dinyatakan menderita gejala gangguan mood.

= kelompok terbesar pasien laki-laki yang tergantung alkohol adalah mereka dengan gangguan kepribadian antisosial yang menyertainya.

Ketergantungan zat lain


Beberapa faktor yang mempengaruhi adalah tersedianya dalam jumlah letal pemakaian intravena gangguan kepribadian antisosial yang menyertai gaya hidup yang kacau Impulsivitas Faktor diatas dapat diperkuat jika seseorang dalam keadaan disforik, terdepresi, atau terintoksikasi.

a. b. c.

d. e.

Gangguan kepribadian
= gangguan kepribadian mungkin merupakan suatu determinan perilaku bunuh diri dalam beberapa cara : Mempredisposisikan kepada gangguan mental berat seperti gangguan depresif atau ketergantungan alkohol. Menyebabkan kesulitan dalam hubungan dan penyesuaian sosial. Mencetuskan peristiwa kehidupan yang tidak diinginkan. Mengganggu kemampuan untuk mengatasi gangguan mental atau fisik. Menarik orang ke dalam konflik disekitar mereka.

a.

b.

c.

d.

e.

ETIOLOGI
Faktor Sosial

Teori Durkheim = membagi bunuh diri menjadi tiga kategori sosial : 1. Egoistik bunuh diri egoistik diterapkan pada mereka yang tidak terintegrasi secara kuat ke dalam kelompok sosial. 2. Altruistik bunuh diri altruistik dimaksudkan pada orang yang integrasi kedalam masyarakat terganggu, dengan demikian menghalangi mereka dari norma perilaku yang biasanya. 3. Anomik = dimaksudkan pada ketidakstabilan sosial, dengan kehancuran standar dan nilai-nilai masyarakat.

Faktor Psikologis

Teori Freud
Di dalam tulisannya Mourning and Melancholia Freud menyatakan bahwa bunuh diri mencerminkan agresi yang dibelokkan kedalam terhadap objek cinta yang terintroyeksi, dan ditanggap secara ambivalen.

Teori Menninger
Dalam Man Againts Himself menyimpulkan bahwa bunuh diri adalah pembunuhan yang diretrofleksikan, pembunuhan yang dibalikkan sebagai akibat kemarahan pasien kepada orang lain, yang dibalikkan kepada diri sendiri atau digunakan sebagai pengampunan akan hukuman. Ia juga menggambarkan insting kematian yang diarahkan pada diri sendiri (konsep thanatos dari Freud). Ia menggambarkan tiga komponen permusuhan dalam bunuh diri: keinginan untuk membunuh, keinginan untuk dibunuh, keinginan untuk mati.

Teori-teori baru Pasien bunuh diri yang paling mungkin adalah mereka yang telah menderita kehilangan objek cinta atau menderita secara narsistik, yang mengalami afek yang berat seperti kemarahan dan rasa bersalah, atau yang beridentifikasi dengan seseorang korban bunuh diri. Penilitian yang dilakukan oleh Aaron Beck, keputusasaan ditemukan sebagai indikator yang paling akurat untuk resiko bunuh diri.

Teori Fisiologis Genetika = faktor-faktor yang terlibat antara lain


a. b. c.

Gangguan bipolar I Skizofrenia Ketergantungan alkohol

Suatu faktor genetik untuk bunuh diri mungkin berdiri sendiri atau sebagai tambahan untuk transmisi genetik dari suatu gangguan mental. Hal ini mungkin merupakan faktor genetik yang berhubungan dengan kelainan dalam sistem serotonin.

Neurokimiawi = ditemukan dalam bunuh diri adalah


a.

b.

Defisiensi serotonin pada kelompok pasien depresi Pembesaran ventrikular dan elektroensefalogram (EEG) yang abnormal.

Faktor-faktor yang berhubungan dengan resiko bunuh diri


Urutan ranking Faktor

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Usia 45 tahun dan lebih Ketergantungan alkohol Kejengkelan, penyerangan, kekerasan Perilaku bunuh diri sebelumnya Laki-laki Tidak mau menerima pertolongan Episode depresi sekarang yang lebih lama dari biasanya Terapi psikiatrik rawat inap sebelumnya Kehilangan atau perpisahan yang belum lama terjadi Depresi Hilangnya kesehatan fisik Pengangguran atau dipecat Tidak menikah, janda/duda, atau bercerai

Riwayat, Tanda, dan Gejala Risiko Bunuh Diri


1.
2. 3. 4.

5. 6.

7.

8. 9.

Upaya atau khayalan bunuh diri Kecemasan, depresi, kelelahan Tersedia alat-alat untuk bunuh diri Kepedulian efek bunuh diri dari anggota keluarga Gagasan bunuh diri yang diungkapkan Membuat surat wasiat, ditandatangani kembali setelah depresi teragitasi Krisis hidup, seperti dukacita atau akan menjalani pembedahan Riwayat bunuh diri dalam keluarga Pesimisme atau keputusan yang pervasif

Terapi
Sebagian besar bunuh diri pada pasien psikiatrik dpt dicegah.Penilaian potensi bunuh diri melibatkan riwayat psikiatrik yg lengkap, pemeriksaan status mental pasien yg menyeluruh, dan pertanyaan tentang gejala depresif,pikiran,maksud,rencana dan usaha bunuh diri Menurut Schneidmen, klinisi memiliki tindakan preventif praktis dlm menghadapi orang yg ingin bunuh diri: 1. Turunkan penderitaan psikologis dgn memodifikasi lingkungan pasien yg penuh stress, menuliskan bantuan dari pasangan, perusahaan atau teman 2. Membangun dukungan yg realistis dgn menyadari bahwa pasien mungkin memiliki keluhan yang masuk akal 3. Menawarkan alternatif terhadap bunuh diri

Tindakan terapeutik pada pasien bunuh diri:

Farmakoterapi: anti depresan atau anti psikotik sesuai indikasi Terapi individual, terapi kelompok dan terapi keluarga Mendapatkan dukungan sosial Rumah Sakit dan rasa aman Tindakan terapeutik lain tergantung diagnosa dasar pasien. Cth: menghilangkan kondisi ketergantungan alkohol jika pasien mengalami ketergantungan alkohol Terapi elektrokonvulsif : untuk pasien yg terdepresi parah Terapi suportif

Kegawatdaruratan Psikiatrik Spesifik

Kegawatan Psikiatrik yang umum


Sindroma
Penyiksaan anak atau dewasa

Manifestasi gawat darurat


Tanda trauma fisik

Masalah Terapi
Penatalaksanaan masalah medis; pemeriksaan psikiatrik

Krisis remaja

Usaha dan ide bunuh diri; penyalahgunaanzat; membolos, masalah dengan hukum.

Memeriksa potensi bunuh diri; beratnya penyalahgunaan zat, dinamika keluarga; terapi keluarga dan individu berorientasi krisis. Hospitalisasi; EKG, cairan & elektrolit; pemeriksaan neuroendokrin Tindakan suportif; midazolam(versed) 7,5 sampai 45mg sehari Transkulisasi cepat dengan antipsikotik, monitor tanda vital,amobarbital

Anoreksia Nervosa

Penurunan 25%BB normal menurut usia dan jenis kelamin.

Intoksikasi Benzodiazepin

Sedasi, somnolensi, ataksia

Skizofrenia katatonik

Gangguan jelas; mematikan

psikomotor yang kelelahan,dapat

Gangguan delusional

Paling sering dibawa ke ruang gawat darurat secara paksa;ancaman diarahkan pada orang lain Tidak mampu merawat diri sendiri; ledakan kekerasan; psikosis;depresi & ide bunuh diri

Antipsikotik jika pasien akan patuh; intervensi keluarga intensif; hospitalisasi jika diperlukan Dosis kecil antipsikotik potensi tinggi; petunjuk untuk orientasi; pemeriksaan organik

Demensia

Episode depresif berat dengan ciri psikotik

Gejala episode depresif berat dengan waham;agitasi,rasa bersalah berat

Antipsikotik + antidepresan; pemeriksaan risiko bunuh diri & membunuh;Hospitalisasi & ECT

Migrain

Nyeri kepala berdenyut,unilateral

Sumatriptan (Imitrex) 6 mg IM

Prolapsus katup mitralis

Berhubungan dengan gangguan panik;sesak nafas dan palpitasi;rasa takut dan kecemasan

EKG;alprazolam atau propranolol

Gangguan panik

Panik ,terror;onset akut

Harus dibedakan dari gangguan lain yang menimbulkan kecemasan,baik medis dan psikiatrik;EKG untuk menyingkirkan prolapsus katup mitralis;propanolol(10 sampai 30 mg);alprazolam(0,25 sampai 2,0 mg);penatalaksanaan jangka panjang dapat termasuk suatu antidepresan Transkuilisasi cepat;hospitalisasi;medikasi depot jangka panjang;orang yang diancam harus diberitahu dan dilindungi Obat antiparkinsoni oral selama empat minggu sampai tiga bulan;turunkan dosis antipsikotik

Skizofrenia paranoid

Halusinasi perintah

Parkinsonisme

Kelakuan,tremor,bradikinesia,alek datar,gaya berjalan menyeret,salivasi,sekunder karena medikasi antipsikotik

Fobia fotosensitivitas

Panik,kecemasan;rasa takut mudah terbakar sinar matahari sekunder karena pemakaian medikasi antipsikotik

Terapi sama seperti gangguan panik pasien harus menghindari sinar matahari yang kuat dan menggunakan labir matahari tingkat tinggi

Psikosis pascapersalinan

Melahirkan anak dapat mencetuskan skizolrenia,depresi,psikosis reaktif,mania dan depresi,gejala alektil adalah yang tersering,resiko bunuh diri menurun selama kehamilan tetapi meningkat pada periode pascapersalinan

Bahaya bagi diri sendiri dan ornag lain (termasuk bayi) harus dinilai dan diambil pencegahan yang tepat,penyakit medis yang tampak dengan perubahaan perilaku dimasukkan dalam dianosis banding dan harus dicari dan diobati,harus diperhatikan efek pada ayah,bayi,kakek-nenek,dan anak lain

Gangguan sterss

Panik,teror,ide bunuh diri;kilas balik

Penenteraman,mendorong kembali ke tanggung jawab,hindari hospitalisasi jika mungkin untuk mencegah invalidisme kronis,monitor bunuh diri Hospitalisasi,antidepresan Sebagian besar gejala menghilang tanpa terapi;antipsikotik;antidepresan jika diperlukan

Bunuh diri Putus simpatomimetik

Ide bunuh diri;putus asa Paranoia;keadaan pengakuan ;depresi

AIDS

Perubahan perilaku sekunder karena sebab organik; perubahan perilaku sekunder karena rasa takut dan kecemasan; perilaku bunuh diri

Penatalaksanaan penyakit neurologis; penatalaksanaan penyerta psikologis, memperkuat dukungan sosial

Agorafobia

Panik, depresi

Alprazolam (xanax) 0,25 mg sampai 2 mg; propanolol (inderal); medikasi antidepresan Hentikan medikasi segera; berikan faktor penstimulasi koloni granulosit Turunkan dosis; antipsikotik, propanolol (30-20 mg/hari); benzodiazepin; diphenhydramine peroral atau IV, benztropine

Agranulositosis (akibat Clozapine)

Demam tinggi, faringitis, ulserasi oral dan perianal)

Akathisia

Agitasi, gelisah rasa tidak nyaman di otot, disforia

Kegawatan Berhubungan dengan alkohol


Delirium Alkohol Konfusi, disorientasi, kesadaran dan persepsi Chlordiazepoxide; haloperidol untuk gejala psikotik dapat ditambahkan jika perlu

Intoksikasi alkohol

Perilaku terdisinhibisi, sedasi pada dosis tinggi

Gejala menghilang dengan gejalanya waktu dan lingkungan yang protektif

Gangguan amnestik menetap alkohol

Konfusi, kehilangan daya ingat untuk semua data pengenal pribadi

Hospitalisasi; hipnosis; wawancara amobarbital(amytal), singkirkan penyebab organik

Demensia menetap alkohol

Konfusi, agitasi, impulsivitas

Singkirkan penyebab demensia lain; tidak ada tera[i efektif, hospitalisasi jika diperlukan

Gangguan psikotok alkohol dengan halusinasi

Halusinasi auditorik yang jelas Haloperidol untuk gejala (kadang-kadang dengan psikotik visual) denagn afek yang sesuai dengan isi(sering menakutkan); sensorium jernih
Kejang grand mall, jarang status epileptikus Diazepam (valium), fenitoin (dilantin); pencegahan dengan menggunakan chlordiazepoxide (librium) selama detoksifikasi Cairan dan elektrolit dijaga; sedasi dengan benzodiazepin;pengikatan; monitoring tanda vital; thiamin 100 mg IM

Kejang alkohol

Putus alkohol

Iritabilitas, mual, muntah, insomnia, malaise, hiperaktivitas motorik, menggigil

Intoksikasi alkohol idiosinkratik

Perilaku agresif dan menyerang yang jelas

Biasanya tidak memerlukan terapi, kecuali lingkungan yang protektif

Sindrom korsakoff

Stigmata alkohol, amnesia, konfabulasi

Tidak ada terapi yang efektif, institusionalisasi sering diperlukan

Ensefalopati wernicke

Gangguan okulomotorik, ataksia serebelaris; konfusi mental

Tiamin 100 mg IV atau IM dengan MgSO4 yang dibeerikan sebelum beban glukosa

Intoksikasi Bromida

Delirium; mania; depresi; psikosis

Kadar serum diukur (>50 mg perhari); asupan bromida dihentikan; sejumlah besar natrium klorida IV atau oral; jika agitasi digunakan paraldehid atau antipsikotik
Hentikan zat yang mengandung kafein; benzodiazepin

Intoksikasi kafein

Kecemasan berat, menyerupai gangguan panik, mania, delirium; depresi teragitasi; gangguan tidur Waham; panik;disforia; gangguan kognitif

Intoksikasi kanabis

Benzodiazepin dan antipsikotik jika diperlukan, penilaian risiko bunuh diri dan membunuh, gejala biasanya menghilang dengan berjalannya waktu dan penentraman Turunkan dosis atau hentikan obat

Gangguan Psikotik cimetidine

Delirium, waham

Intoksikasi amfetamin (dan zat lain yang sejenis)

Waham, paranoia, kekerasan; depresi; kecemasan; delirium

Antipsikotik, pengikatan;hospitalisasi jika diperlukan; tidak perlu putus bertahap; antidepresan mungkin diperlukan

Kehilangan

Perasaan bersalah, Harus dibedakan dari irritabilitas, keluhan somatik, gangguan depresif berat, insomnia anti depresan tidak diindikasikan;benzodiazepin untuk tidue, dorong pengungkapan perasaaan Ide dan sikap bunuh diri; ide dan sikap memnbunuh; penyalahgunaan zat, episode mikropsikotik; luka bakar; tanda luka potong pada tubuh Kekacauan emosional; labilitas ekstrem; gangguan akut tes realitas setelah stres psikososial yang jelas Penilaian risiko bunuh diri dan membunuh (jika besar, hospitalisasi), dosis kecil anti psikotik; rencana follow up yang jelas

Gangguan kepribadian ambang

Gangguan psikotik singkat

Hospitalisasi sering diperlukan; dosis kecil antipsikotik mungkin diperlukan tetapi sering menghilang secara spontan

Putus clonidine

Irritabilitas; psikosis; kekerasan; kejang

Gejala menghilang dengan berjalannya waktu, tetapi antipsikotik mungkin diperlukan; turunkan dosis bertahap

Intoksikasi dan putus kokain

Paranoia dan kekerasan; kecemasan berar; keadaan manik; delirium; psikosis; skizofreniform; takikardia; hipertensi; infark miokard; penyakit cerebrovaskular, depresi dan ide bunuh diri
Sensorium berfluktuasi; risiko bunuh diri dan membunuh; pengaburan kognitif; halusinasi lihat; raba dan dengar; paranoia

Antipsikotik dan benzodiazepine; antidepresan atau ECT untuk depresi jika persisten; hospitalisasi

Delirium

Nilai semua faktor penyumbang yang potensial dan obati masingmasingnya; penentraman; petunjuk untuk orientasi; benzodiazepin dosis rendah dan antipsikotik potensi tinggi harus digunakan dengan sangat berhati-hati karena potensinya bertindak secara paradoksik dan peningkatan agitasi

Gangguan depresif

Ide dan usaha bunuh diri; menelantarkan diri sendiri; penyalahgunaan zat

Penilaian bahaya bagi diri sendiri; hospitalisasi jika diperlukan; penyebab nonpsikiatrik dan depresi harus dinilai Dosis lebih rendah atau hentikan obat

Intoksikasi L-dopa

Mania; depresi; gangguan skizotiform; dapat berupa perputaran cepat pada pasien gangguan bipolar I

Distonia, akut

Spasme involunter kuat otot-otot leher, lidah, wajah, rahang, mata atau batang tubuh Sekelompok orang yang menunjukkan rasa sukacita ekstrem atau perilaku mengacau lainnya

Turunkan dosis antipsikotik; benzotropine taua difenhidramin HCL

Histeria Kelompok

Kelompok dipecah dengan bantuan petugas kesehatan lain; pengungkapan; terapi berorientasi klinis, jika diperlukan dosis kecil benzodiazepin

Gangguan psikotik psikogen dengan halusinasi

Gambaran gejala adalah hasil interaksi zat, dosis yang digunakan, lama kerja, kepribadian pramorbid pemakai, situasi; panik; panik; agitasi; psikosis atropin

Skrinning serumn dan urin; singkirkan gangguan medis atau mental yang mendasari; benzodiazepin (2 sampai 20 mg) peroral; penentraman dan orientasi; trankuilisasi cepat; sewring berespon dengan spontan Pengurangan, peningkatan; medikasi Pengungkapan, menata lingkungan, dan pada beberapa keadaan mungkin diperlukan medikasi untuk panik akut

Perilaku membunuh dan menyerang Panik homoseksual

Agitasi jelas dengan ancaman verbal Tidak ditemukan pada laki-laki atau wanita yang nyaman dengan orientasi seksualnya; terjadi pada mereka yang gigih menyangkal mempunyai iimpuls homoerotik; orang yang mengalami panik melihat orang lain tertarik secara seksual terhadap dirinya dan bertahan melawan mereka

Krisis hipertensi

Reaksi hipertensi yang membahayakan sekunder karena ingesti makanan yang mengandung tiramin dengan kombinasi MAOI; nyeri kepala, kaku leher, mual, berkeringant, muntah Kegembiraan ekstrem ataiu stipor katatonik atau keduanya; peninggian temperatur yang eksterm, hiperagitasi dan kekerasan Kecemasan, teror, pengaburan kesadaran, rasa pusing, pingsan, penglihatan kabur Konvulsi, letargi, melawan, temperatur tubuh rendah dan menggigil; perasaan hangat paradoksikal

Penghambat adrenergik; nifedipine 10 mg peroral; Klorpromazin; pastikan bahwa gejala bukan sekunder karena hipotensi (ES MAOI saja) Hidarasi dan dinginkan; hentikan semua obat; singkirkan infeksi

Hipertermia

Hiperventilasi

Geser alkalosis dengan meminta pasien bernafas ke kantung kertas; pendidikan pasien; obat anti ansietas Cairan IV dan penghangatan kembali; status jantung harus dimonitor secara ketat; hindari alkohol

Hipotermia

Incest dan penyiksaan pada anak

Perilaku bunh diri, krisis Bukti-bukti tuntutan; remaja, penyalahgunaan zat perlindungan korban; hunbungi pelayanan sosial; pemeriksaan medis dan psikiatris; intervensi krisis

Insomsnia

Depresi dan irritabilitas; agitasi dini hari; mimpi menakutkan; kelelahan

Hipnotik hanya jangka pendek; misalnya triazolam; 0,25-0,5 mg, sebelum tidur, terapi tiap gangguan mental dasar, patuhi higienen tidur
Benzodiazepin atau antipsikotik singkat; pemeriksaan jangka panjang dengan CT scan; EEG pada keadaan kekurangan tidur, kurva toleransi glukosa Ganti obat menjadi dosis rendah obat potensi rendah dalam kelas yang berlainan

Gangguan eksplosif intermitten

Ledakan kekerasan singkat; episodik berusaha bunuh diri

Ikterus

Komplikasi yang sering dar pemakaian fenotizin dosis rendah

Leukopenia dan agranulositosis

ES dalam dua bulan pertama terapi antipsikotik

Pasien harus segera menghubungi jika terjadi nyeri tenggorok, demam dll; lakukan hitung darah segera, hentikan obat dan hospitalisasi jika diperlukan Lavase dengan selang berlubang besar, diuresis osmotik, konsultasi medis, mungkin memerlukan ICU

Toksisitas lithium

Muntah; nyeri abdomen; diarew berat; tremor; ataksia; komal kejang; konfusi;diasartria, tanda neurologis fokal Perilaku kekerasan, impulsif; perilaku seksual atau berbelanja tanpa pilihpilih; psikosis; penyalahgunaan zat

Episode manik

Hospitalisasi; pengikatan jika diperlukan; transkuilisasi cepat dengan antipsikotik; perbaikan kadar lithium

Krisis perkawinan Pencetus mungkin menemukan hubungan gelap diluar pernikahan, onset penyakit serius, keinginan untuk bercerai, atau masalh dengan anak-anak atau pekerjaan,; salah satu atau kedua anggota pasangan dapat dalam terapi atau sakit secara psikiatrik , salah satu pasangan mungkin mencari hospitalisasi untuk yang lainnya

Masing-masing harus ditanya sendiri-sendiri tentang hubungan gelap di luar pernikahan, konsultasi dengan pengacara tentang perceraian, dan keamauan untuk bekerja dalam terapi berorientasi krisis atau jangka panjang untuk memecahkan masalah, riwayat seksual, finansial, dan terapi psikiatrik dari keduanya, pemeriksaan psikiatrik saat datang, dapat dicetuskan oleh onset gangguan mood atau gejala afektif yang tidak terobati tang disebabkan oleh penyakit medis atau demensia yang perlahan-lahan; rujukan untuk penatalaksaan penyakit menunjukkan stress segera dan meningkatkan kapasitas untuk mengatasi masalah secara sehat; anakanak dapat memberikan tilikan hanya bagi seseorang yang secara intim terlibat dalam sistem sosial

Sindrom neuroleptik malignan

Hipertermia, kekauan otot, ketidakstabilan otonom, gejala parkinsonisme, stupor katatonik, tanda neurologis, kematian 1030%, peninggian kreatinin fosfokinase Euforia dan perasaan melayang

Hentikan antipsikotik, dantrolene IV, bromocriptine peroral, hidrasi dan pendinginan, monitoring kadar CPK

Toksisitas nitrogen oksida

Gejala menghilang tanpa terapi dalam 1 jam pemakaian

Intoksikasi Pala

Agitasi; halusinasi; nyeri Gejala menghilang tanpa kepala berat; mati rasa pada terapi dalam 1 jam anggota gerak pemakaian

Intoksikasi dan putus opioid

Intoksikasi dapat menyebabkan koma dan kematian; putus tidak membahayakan hidup

Naloxone IV, antagonis narkotik; skrinning urin dan serum, penyakit psikiatrik dan medis (misalnya, AIDS) dapat mempersulit gambaran

Tremor perioral (kelinci)

Seringai wajah mirip kelinci, biasanya tampak setelah terapi jangka panjang dengan antipsikotik

Turunkan dosis atau ganti menjadi medikasi kelas lain

Intoksikasi phencyclidine (atau zat yang berhubungan

Psikosis oaranoid; dapat menyebabkan kematian; bahaya akut bagi diri sendiri dan orang lain

Pengujian serum dan urin, benzodiazepin dapat mempengaruhi ekskresi; antipsikotik dapat memperburuk gejala karena efek samping antikolinergik; monitoring medis dan hospitalisasi pada intoksik parah Tururnkan dosis atau hentikan obat

Gangguan psikotik phenelzine

Psikosis dan mania pada orang yang terdesposisi

Toksisitas phenylpropalamine

Psikosis; paranoia; insomnia; gelisah; tegang dan nyeri kepala

Gejala menghilang dengan penurunan dosis atau penghentian

Retinopati Pigmentaris

Dilaporkan pada dosis thioridazine (mellaril)

Tetap thioridazine di bawah 800 mg

Priapisme (akibat tradozone)

Ereksi penis menetap disertai nyeri yang hebat

Epenefrin intrakorporeal; drainase mekanis; atau bedah

Toksisitas propanolol

Depresi berat, keadaan konfusi

Turunkan dosis atau hentikan obat; monitor kecenderungan bunuh diri

Pemerkosaa n

Tidak semua penyerangan seksual dilaporkan; reaksi pemerkosaan yang tenang ditandai oleh hilangnya nafsu makan, gangguan tidur, kecemasan dan kadangkadang agarofobia; periode lama berdiam diri, kecemasan, gagap, penghambatan, dan gejala fisik selama wawancara jika digali riwayat seksual; rasa takut akan kekerasan dan kematian dan menderita penyakit menular seksual atau hamil

Korban mungkin memiliki pola disfungsi seksula yang berkepanjangan; terapi berorientasi klinis, dukungan sosial, pengungkapan, penguatan sifat sehat dan mendorong untuk kembali ke tingkat fungsi sebelumnya secepat mungkin; konseling hukum; pemeriksaan medis menyeluruh dan pengujian untuk mengenali pelaku; jika seorang wanita methoxyprogesterone dan diethylstilbesterol peroral selama 5 hari untuk mencegah kehamilan, jika menstruasi tidak ada dalam 1 minggu penghentioan estrogen, semua alternatif, termasuk aborsi harus dijalankan, jika korban tertular penyakit kelamin, antibiotika; izin tertulis dari saksi diperlukan dokter untuk melakukan pemeriksaan foto, mengumpulkan s[pesimen, dan memberikan informasi pada pihak berwenang; dapatkan izin; catat riwata dari kata-kata pasien, dapatkan tes, simpan hasil pemeriksaan dan semua pakaian, tunda diagnosis dan berikan perlindungan terhadap penyakit, trauma psikis, dan kehamilan.

Intoksikasi reserpin

Episode depresif berat; ide bunuh diri dan mimpi buruk

Pemeriksaan ide bunuh diri, turunkan dosis dan ganti obat, antidepresan dan ECT mungkjin direkomendasikan
Penilaian bahaya bagi diri sendiri dan orang lain; trankuilsasi cepat jika diperlukan; terapi depresi (antidepresan dapt meningkatkan gejala skizofrenik), gunakan obat antimanik Pemeriksaan potensi bunuh diri dan membunuh; identifikasi setiap penyakit selain skizofrenia; trankuilsasi cepat Penilaian risiko bunuh diri Dan membunuh; uji saring untuk penyakit medis; trankuilsasi cepatdan pengikatan jika diperlukan; hospitalisasi jika diperlukan; penilaian ulang regimen medikasi

Gangguan skizoafektif

Depresi berat; gejala manik, paranoia

Skizofrenia

Menelantarkan diri sendiri secara ekstrem; paranoia berat, ide bunuh diri; atau penyerangan; gejala psikosis ekstrem Menarik diri ; agitasi; risiko bunuh diri dan membunuh

Skizofrenia dalam ekstraserbasi

Intoksikasi dan putus Perubahan mood, perilaku, sedatif, hipnotik, pikiran-delirium, derealisasi atau ansiolitik depersonalisasi jika tidak diobati dapat mematikan, kejang Gangguan kejang

Naloxone untuk membedakan dengan intoks opioid, putuskan perlahan-lahan dari luminal atau sodium thiopental atau benzodiazepine; hospitalisasi

Konfusi, kecemasan; EEG segera, EEG saat datang dan derealisasi; dan kekuranagn tidur 24 jam; singkirkan depersonalisasi; perasaan kejang semu; antikonvulsan ancaman kiamat; halusinasi kecap dan cium; keadaan mirip fugue Nyeri abdomen, insomnia, mengantuk, delirium, kejang, gejala tardive dyskinesia dapt timbul, erupsi manik atau skizofrenik Putus obat psikotropik menghilang dengan berjalannya waktu dan menghilang dengan pemberian kembali obat; putus antidepresan diobati dengan obat antikolinergik, seperti atropin, memutuskan secara bertahap zat psikotropik selama 2 sampai minggu biasanya menghilangkan perkembangan gejala Terapi medis spesifik

Putus zat

Kematian mendadak berhubungan dengan medikasi antipsikotik

Kejang, asfiksia, penyebab CVS, hipotensi postural, distonia faring laring, supresi reflek muntah

Kematian mendadak dengan asal psikogenik

Infark miokard setelah stres psikis yang tiba-tiba; voodo dan guna-guna; putus asa; terutama disertai dengan penyakit fisik yang serius Takikardia, disfungsi GIT, hipertermi, panik, kecemasan, agitasi, mania, demensia, psikosis

Terapi medis spesifik, pengobatan tradisional

Tirotoksikosis

Tes fungsi tiroid, konsultasi medis

Penyalahgunaan toluene

Kecemasan, konfusi, gangguan kognitif

Kerusakan neurologis adalah tidak progresifdan reversibel jika toluene dihentikan secepatnya

Defisiensi Vit B 12

Konfusi, perubahan mood, perilaku, ataksia

Vit b 12

Nitrat volatil

Perubahan mood dan perilaku, perasaan melayang, nyeri kepala berdenyut

Gejala menghilang dengan penghentian pemakaian

Tardive dyskinesia

Diskinesia mulut, lidah, leher, wajah, leher, dan batang tubuh; gerakan koreoatetoid anggota gerak; biasanya-tapi tidak selalutampak setelah terapi antipsikotik, terutama setelah penurunan dosis; insidensi paling tinggi pada lanjut usia dan pada penderita cedera otak, gejala diperkuat oleh obat antiparkinson dan tertutupi tetapi tidak terobati oleh peningkatan dosis antipsikotik

Tidak ada terapi efektif, cegah dengan meresepkan obat sesedikit mungkjin dan menggunakan libur obat bagi pasien yang perlu meneruskan pemakaian obat; turunkan atau hentikan obat pada tanda pertama diskinetik

KEGAWATDARURATAN PSIKIATRIK LAIN

EPIDEMIOLOGI

Laki-laki = perempuan Belum menikah > sudah menikah Kasus yang terjadi antara lain bunuh diri dan kekerasan Dengan diagnosis paling sering adalah gangguan mood, schizophrenia, dan ketergantungan alkohol

WAWANCARA PSIKIATRIK GAWAT DARURAT


Perbedaan dengan wawancara psikiatrik biasa adalah: pada keterbatasan waktu. Adanya pendamping pasien akan membantu kelengkapan wawancara terutama pada pasien yang pasif, negativistik, tidak dapat bekerja sama, atau tidak sanggup untuk memberikana riwayat penyakit yang koheren.

Hal-hal yang mungkin terjadi pada pasien :

Sangat termotivasi untuk menceritakan dirinya sendiri dengan tujuan kesembuhan Tetap menyembunyikan gejala yang bagi pasien merupakan hal yang memalukan Kemauan dan kemampuan kerjasama yang terganggu pada pasien yang datang secara paksa

Strategi umum dalam memeriksa pasien

Perlindungan diri sendiri

Ketahui sebanyak mungkin tentang pasien sebelum menjumpainya Serahkan prosedur pengikatan fisik pada mereka yang terlatih untuk melakukannya Waspada terhadap resiko ancaman kekerasan Perhatikan keamanan fisik dan sekitarnya(misalnya pintu dan benda-benda di ruangan) Mintalah orang lain hadir selama pemeriksaan jika diperlukan Perhatikan untuk mengembangkan ikatan dengan pasien ( misalnya jangan mendebat atau mengancam pasien dengan psikosis paranoid

Mencegah bahaya - Cegah melukai diri sendiri dan bunuh diri - Cegah kekerasan terhadap orang lain. Selama pemeriksaan, secara singkat nilailah pasien untuk resiko kekerasan Singkirkan gangguan kognitif yang disebabkan oleh kondisi medis umum Singkirkan ancaman psikosis

Perilaku Kekerasan dan Menyerang

Menilai dan meramalkan perilaku kekerasan


Tanda ancaman kekerasan:

Tindakan kekerasan belum lama, termasuk kekerasan terhadap barang milik Ancaman verbal atau fisik Membawa senjata atau benda lain yang dapat dihunakan sebagai senjata Agitasi psikotif progresif Intoksikasi alkohol atau zat lain Cirri paranoid pada pasien psikotik

Halusinasi dengar dengan perintah kekerasan Penyakit otak, global atau dengan temuan lobus frontalis dan lebih jarang pada lobus temporalis Kegembiraan katatonik Episode manic tertentu Episode depresif teragitasi tertentu Gangguan kepribadian(kekerasan, penyerangan, atau diskontrol impuls)

Nilai resiko kekerasan

Pertimbangkan ide kekerasan, keinginan, maksud, rencana, tersedianya cara, melakukan rencana, harapan akan pertolongan Pertimbangkan faktro demografik jenis kelamin (laki-laki), usia(15-24 tahun), status sosioekonomi(rendah, dukungan sosia(sedikit) Pertimbangkan riwayat pasien: kekerasan, tindakan antisosial bukan kekerasan, diskontrol impuls(misalnya, berjudi, penyalahgunaan zat, bunuh diri atau melukai diri sendiri, psikosis) Pertimbangkan stressor yang jelas(misalnya, konflik perkawinan, kehilangan yang nyata atau simbolik)

Prediktor yang terbaik untuk potensi perilaku kekerasan adalah


Asupan alkohol berlebihan 2. Riwayat tindakan kekerasan dengan penahanan atau aktivitas kriminal 3. Riwayat penyiksaan pada masa anak-anak
1.

DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding kecemasan:

Delirium dan putus alkohol Intoksikasi dan putus amfetamin Gangguan kecemasa Gangguan bipolar I Arteriosklerosis serebral Ensefalitis Hipertensi esensial Hipertiroidisme Prolapsus katup mitral skizofrenia DLL

Diagnosis banding episode depresif

Gangguan penyesuaian dengan mood terdepresi Gangguan distimik Gangguan bipolar I Skizofrenia Sirosis hati Hepatitis Karsinoma pankreas Neoplasma serebral Mononukleosis infeksiosa AIDS Toksisitas antihipertensi Paresis umum Dll

Diagnosis episode manik

Gangguan skizoafektif Gangguan bipolar I Intoksikasi alkohol Skizofrenia katatonik Delirium Hipertiroidisme Sindrom pascaensefalitik Mania akibat beberapa obatobatan(steroid, antidepresan dll) AIDS Psikosis atipikal

Diagnosis banding gangguan pikiran


Skizofrenia Gangguan bipolar I Gangguan depresi berat Intoksikasi alkohol Gangguan penyesuaian Gangguan disosiatif Gangguan delusional Sifilis AIDS Demensia Penyakit endokrin Dll

Ciri-ciri yang mengarahkan penyebab medis dari suatu gangguan mental:


Onset akut Episode pertama Usia geriatric Penyakit atau cedera fisik belum lama Penyalahgunaan zat yang bermakna Gangguan persepsi nonauditorik Gejala neurologis

Tanda status mental klasik penurunan kesadaran, disorientasi, gangguan daya ingat, gangguan konsentrasi dan atensi, diskalkulia, kekonkretan Tanda status metal lain gangguan bicara, gerakan, atau gaya berjalan Apraksia konstruksional Cirri katatonik ketelanjangan, negativisme, melawan, kekakuan, posturing, fleksibilitas lilin, ekopraksia, ekolalia, seringai, membisu.

TERAPI
Psikoterapi Dalam intervensi psikiatrik gawat darurat,semua usaha dilakukan untuk membantu pasien mempertahankan harga dirinya Empati adalah hal penting untuk penyembuhan pasien psikiatrik

Farmakoterapi

Psiktropik diindikasikan untuk perilaku kekerasan atau menyerang, kecemasan atau panik dan reaksi ekstrapiramidalis Trankuilisasi untuk pasien paranoid dan luapan katatonik Antikonvulsan untuk mengatasi kejang Benzodiazepine sebagai tambahan antipsikotik Sodium amobarbital, paraldehyde atau diphenydramine diberikan pada pasien yang respon alergik terhadap antipsikotik

Pengikatan Digunakan jika pasien sangat berbahaya bagi dirinya sendiri atau orang lain

Anda mungkin juga menyukai