Anda di halaman 1dari 3

HAAZIHI SABILI

Oleh : Achmad Hanif, S.Ag.


_ .:..> _l,,. `s: _|| < _ls :,., !. _. _.-,. _.>,. < !. !. _.
_,:.l _
Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak
(kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha suci Allah, dan aku tiada Termasuk
orang-orang yang musyrik". #QS.Yusuf (12):108#

Ayat ini termasuk dalam golongan surah Makkiyah. Pesan ayat ini ditujukan kepada
Nabi Muhammad SAW yang merasa berada dalam kesendirian karena ditinggalkan oleh dua
bemper dawahnya yaitu Abu Thalib pamannya dan Khaijah, isterinya. Allah SWT
menerangkan dengan jelas perjalanan Nabi Yusuf dalam berdawah di tengah keterasingan
keluarga dan sanak saudara yang membuangnya, nabi Yusuf AS tiada henti melakukan
manuver-manuver dawah di setiap ruang dan waktu, sejak difitnah oleh isteri pejabat, masuk
ke dalam penjara,dan kedudukan penting yang dijabatnya. Kesemuanya memberikan alur
dawah yang istiqamah dalam satu manhaj rabbani yang tidak pernah bergeser sejengkal pun.
Setelah pemaparan itu Allah swt menjelaskan dengan tegas jalur dawah yang harus dilalui
oleh setiap pembawa dan penerus jejak risalah. Kalimat pembuka ayat dinyatakan dengan Qul
(katakanlah). Kalimat ini dengan tagas menjelaskan bahwa tugas dawah adalah tugas dari
Allah. Para dai adalah orang yang telah menempatkan dirinya dalam jajaran pesuruh Allah.
Konsep kerja yang dilakukan adalah konsep kerja yang datangnya dari Allah. Inovasi seorang
dai dalam aktifitas dawahnya tidak boleh keluar dari frame yang telah Allah buat.
Hazihi Sabili (Inilah J alanku) inilah kata pemisah yang sangat tegas dan jelas. J alan
yang ditempuh Rasulullah dalam berdawah sebagai garis batas antara iman dan kufur, jalan
pemisah antara Tauhid dan Syirk, jalur pemisah antara Islam dan jahiliyah, dan ketetapan
hukum yang membedakan antara Al Haq dan Al Bathil. Inilah posisi seorang dai yang harus
jelas dalam bersikap. Tampil beda dengan keyakinan tinggi, terpisah dari komunitas yang
berbeda dengan dirinya. Seorang dai tidak cukup hanya menyerukan kebaikan, sementara
kehidupannya tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan komunitas jahiliyah
yang dia tentang.
Adu ilallah (Aku Menyeru kepada Allah). Kata dawah dan sejenisnya dalam Al
Quran selalu dikaitkan dengan Allah. Ada tiga hal penting dalam redaksi ini, yaitu :Pertama,
untuk mempertegas bahwa aktifitas dawah adalah mengajak dan mengantarkan umat
manusia mengenal dan mematuhi Allah, bukan untuk mengenal dan mematuhi dainya.
Kedua, yang harus ditinggikan, dibesarkan dan dilindungi dalam dawah adalah Dinullah
(agama Allah), bukan kepentingan dai dan sejenisnya. Ketiga, untuk menunjukkan bahwa
jalan dawah yang dilalui oleh para dai adalah jalan hidup yang datangnya dari Allah, bukan
buatan manusia. J alan Allah yang ditempuh para dai itu adalah Ash Shirat al Mustaqim(jalan
lurus) yang mengantarkan manusia kepada subulas-salam (jalan kebahagiaan) hakiki di dunia
dan di akhirat. Nabi Ibrahim as menyadari bahwa tidak ada jalan lain kecuali sabilullah (jalan
Allah) maka Ibrahim tetap istiqomah di jalan dawah itu meskipun tantangan Hal sama juga
dilakukan oleh Rasulullah SAW dalam dawahnya selama di Makkah.
Dakwah menuju jalan Allah ini merupakan tugas para rasul dan seluruh pengikutnya,
ana wa manittabaani (aku dan orang-orang yang mengikutiku) dengan tujuan untuk
mengeluarkan umat manusia dari zhulumat kepada nur. Karakter dasar orang beriman adalah
dai, penyeru kebaikan untuk diri sendiri dan orang-orang yang berada dalam otoritasnya.
Tidak ada satu pun umat Islam ini dapat berlepas diri dari tugas dan tanggung jawab dawah.
Firman Allah : Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada
maruf dan mencegah munkar dan beriman kepada Allah. (QS.3:110). Seorang dai dalam
aktifitas dawahnya selalu berdasar kepada pengetahuan dan keyakinan yang benar. Dawah
Islam adalah dawah ilmiyah, selalu berlandaskan kepada hujjah yang nyata tidak cukup
dengan zhan (asumsi) atau dugaan. Al-Quran menantang orang-orang yang memiliki
pemahaman yang tidak sesuai dengan kebenaran atau kenyataan dengan ungkapan :
Katakan! Tunjukkan bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang-orang yang benar. (QS.
2:111). Tradisi dawah Islam adalah tradisi ilmiah, bukan tradisi taqlid (mengekor). Al-
Quran sering mengidentikkan budaya taqlid dengan sikap kaum kafir yang jauh dari hidayah
dan kebenaran.
:| _, `l `-,. !. _. < l! _, _,.. !. !.,l ,ls !. ,!,, l _l >!, ,
_l1-, !:,: . ., _
Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah," mereka
menjawab: "(Tidak), tetapi Kami hanya mengikuti apa yang telah Kami dapati dari
(perbuatan) nenek moyang kami". "(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek
moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?". #QS.Al-
Baqarah(2):170#
Demikianlah dawah Islam memproduksi orang-orang berkepribadian tangguh yang
memiliki identitas jelas, berpengetahuan luas, bertanggungjawab dan produktif dalam
menebarkan kebaikan di tengah-tengah umatnya.
Organisasi dawah akan efektif jika memiliki tiga kaki pijakan ini, yaitu : Pemimpin
yang ikhlas Di sisi lain munculnya seorang pemimpin dalam sebuah jamaah adalah
representasi kualitas jamaah itu sendiri. Perjalanan sebuah jamaah dalam melintasi sejarah
sangat ditentukan oleh kualitas pendukung yang menjadi pembelanya, penegak perannya,
menjaga ashalahnya (keasliannya) dan pelindungnya dari pengaruh-pengaruh lainnya.
Organisasi yang kuat selalu didukung oleh para pengikut yang berkualitas, loyal, solid dan
bertanggung jawab penuh. Umar bin Khaththab berkata :Sesungguhnya Islam tidak akan
tegak tanpa jamaah, dan tidak ada jamaah tanpa imarah (pemimpin) dan tidak ada
kepemimpinan tanpa taat(loyalitas). Nabi Isa as pernah menguji loyalitas pengikutnya dengan
mengatakan :Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan
agama) Allah? Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab : Kamilah penolong-
penolong (agama) Allah. Kami beriman kepada Allah, dan saksikanlah bahwa sesungguhnya
kami adalah orang-orang yang berserah diri. Ya Tuhan kami, kami telah beriman kepada apa
yang telah Engkau turunkan dan telah kami ikuti rasul, karena itu masukkanlah kami ke
dalamgolongan orang-orang yang menjadi saksi (tentang keesaan Allah).(QS.3:52-53)
Dari ayat di atas dapat ditarik ciri-ciri pendukung dawah yang baik adalah : Beriman
kepada Allah Berserah diri kepada Allah Beriman kepada kitab Allah Beriman kepada
rasulullah Telah menunjukkan jati dirinyaPernyataan kesediaan untuk menjadi pendukung
dawah.Manhaj yang benar. Proses dawah dimulai dari pencerahan ilmiah, pembentukan
kesadaran, hingga menjadi aktifitas muslim berangkat dari pemahaman yang benar, serta
kesadaran penuh. Proses ini dilakukan terus menerus tanpa pernah berhenti sepanjang hidup.
Memahami marhalah (fase) dawah. Ada tiga marhalah penting dalam dawah, yaitu:
a)Marhalah pembentukan opini dan pencerahan public dengan menyebarkan pemikiran-
pemikiran yang mencerahkan kepada seluruh lapisan masyarakat, b)Marhalah kaderisasi
dan pemilihan bibit-bibit berkualitas untuk dipersiapkan menjadi junud (prajurit) dawah,
c)Marhalah tanfidz (aksi), yaitu amal produktif dari pemikiran yang telah difahami.
Memahami materi dawah meliputi : 1)Penanaman iman yang kuat/dalam, 2)Pembentukan
kepribadian yang utuh dan detail.



---oooOooo---

Anda mungkin juga menyukai