Oleh (Kelompok 1) : Aisah Chandra Gilang Lindy Julianita Rahardian Okta Rheiza Vashti R. XI IPA5 (01) XI IPA5 (08) XI IPA5 (20) XI IPA5 (32) XI IPA5 (34)
Tujuan
Mengetahui langkah- langkah membuat jenis - jenis larutan dengan tingkat kemolaran (M) tertentu.
Mengetahui cara untuk mengubah konsentrasi zat, dengan cara mengencerkan zat.
Teori Dasar
Konsentrasi larutan adalah jumlah relative zat terlarut dalam larutan. Larutan yang memiliki konsentrasi tinggi disebut larutan pekat, sedangkan larutan yang mempunyai konsentrasi rendah disebut larutan encer. Macam- macam konsentrasi di antaranya yakni Kemolaran / molaritas (M). Molaritas suatu larutan menyatakan jumlah mol suatu zat per liter larutan. Misalnya 1.0 liter larutan mengandung 0.5 mol senyawa X, maka larutan ini disebut larutan 0.5 molar (0.5 M). Umumnya konsentrasi larutan berair encer dinyatakan dalam satuan molar. Keuntungan menggunakan satuan molar adalah kemudahan perhitungan dalam stoikiometri, karena konsentrasi dinyatakan dalam jumlah mol (sebanding dengan jumlah partikel yang sebenarnya). Kerugian dari penggunaan satuan ini adalah ketidaktepatan dalam pengukuran volum.. Rumus yang digunakan untuk mencari molaritas adalah : M= atau =
Pengenceran larutan pekat, menyebabkan volume dan kemolaran larutan berubah, tetapi jumlah mol zat terlarut tidak berubah. Karena pengenceran tidak mengubah mol zat terlarut, maka :
N1 = n2 atau M 2 . V2 M1 . V1 =
Hipotesis
Adanya perbedaan antara pada larutan sebelum pengenceran dan setelah dilakukan
pengenceran. Namun, tidak adanya perbedaan pada larutan yang dilakukan pelarytan. Alat dan bahan :
Neraca (ukuran maksimal 311 gram) Labu ukur (ukuran 50 ml dan 100 ml) beserta tutup
Botol semprot Corong Pipet tetes NaCl (garam dapur padat) HCl
Cara kerja
1. Pelarutan
a. Menimbang dengan teliti 2.35 gram NaCl padat dengan neraca dalam gelas arloji b. Memindah 2.35 gram NaCl ke dalam gelas ukur
dengan H2O dengan pengaduk hingga larut, menuangkan campuran larutan itu ke dalam labu ukur (ukuran 100 ml) dengan menggunakan corong
d. Menambahkan kembali 25 ml H2O (aquades) ke dalam gelas ukur lalu
membilasnya dengan cara mengaduknya, lalu tuangkan kembali dalam labu ukur
e. Mengulangi langkah diatas sekali lagi, hingga larutan tepat berjumlah 100 ml dan
tambahkan H2O kemabali hingga permukaan yang cekung tepat berada pada garis meniscus
g. Menutup labu ukur sampai rapat, kemudian bolak- balikkan labu ukurnya sampai
a. Mengukur
(larut).
Data pengamatan
: Sebelum Sesudah
Analisis data
1. M
: = = = . .
0.4 0.4
Gram = Gram = 2.35 gram Banyak NaCl yang akan dilarutkan adalah 2.35 gram
= 50 ml 15 ml
= 35 ml Jawaban pertanyaan: 1. Mengapa harus dilakukan pembilasan ? Jawab : Agar NaCl padat yang tidak teraduk rata bisa tercampur dengan baik. Sehingga tidak ada NaCl yang tersisa dalam gelas ukur. Denga demikian, seluruh NaCl dapat masuk ke dalam labu ukur.
2. Mengapa ukuran permukaan dipakai meniscus? Jawab : Karena makin lebar permukaan maka makin tinggi tingkat keakuratan ukuran. Sehingga, umunya digunakan meniscus sebagai ukuran permukaan, dengan bagian cekung sebagai batas ukurnya.
Kesimpulan
Macam- macam konsentrasi di antaranya yakni Kemolaran / molaritas (M). Molaritas merupakan salah satu cara untuk menyatakan konsentrasi larutan, selain molalitas, normalitas, maupun fraksi mol. Terdapat beberapa perubahan yang terjadi antara sesudah dan sebelum pengenceran (pelarutan), yakni perubahan volume, perubahan wujud (pada percobaan 1), dan perubahan tingkat kemolaran larutan.
Daftar pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Molaritas