Anda di halaman 1dari 36

Ditulis oleh Era Baru Jumat, 22 May 2009 [Diagram sel STAIR (St Andrews Air).

Oksigen diambil dari udara bereaksi di dala m karbon berpori kemudian listrik dihasilkan di dalam baterai lithium-udara ini. (EPSRC)] Diagram sel STAIR (St Andrews Air). Oksigen diambil dari udara bereaksi di dalam karbon berpori kemudian listrik dihasilkan di dalam baterai lithium-udara ini. (EPSRC) Sekarang disain penyimpanan energi berbahan bakar udara baru dengan kapasitas pe nyimpanan energi sepuluh kali lebih lama sudah tersedia. Arah baru di bidang ini dapat membuka jalan untuk generasi baru mobil listrik, p onsel dan laptop. Penelitian yang dibiayai oleh Dewan Riset Teknik dan Ilmu Fisika (EPSRC) ini dip impin oleh peneliti dari Universitas St. Andrews bekerja sama dengan Strathclyde dan Newcastle. Desain baru ini berpotensi meningkatkan kinerja produk elektronik portabel dan m emberikan dorongan bagi industri energi yang dapat diperbarui. Baterai ini akan memungkinkan output listrik dari sumber-sumber seperti angin atau surya, yang ak an berhenti menghasilkan energi ketika cuaca berganti atau saat malam hari tiba. Kapasitas ini adalah berkat penambahan bagian yang memakai oksigen yang diserap dari udara ketika proses discharge, menggantikan satu kimiawi yang dipakai pada sistem baterai saat ini. Dengan tidak perlu membawa kimia dalam baterai akan mem berikan peningkatan energi pada baterai dengan ukuran yang sama. Sejak dahulu pr odusen mobil listrik berusaha untuk mengurangi ukuran dan berat baterai dengan k apasitas isi yang diperlukan. Sel STAIR (St. Andrews Air) seharusnya lebih murah daripada baterai rechargeable saat ini. Komponen baru tersebut terbuat dari karbon berpori, yang jauh lebih m urah daripada lithium oksida kobalt pada baterai biasa. Proyek penelitian empat tahun ini, yang telah mencapai separuh jalan pada Juli n anti menghasilkan penemuan di universitas bahwa interaksi komponen karbon dengan udara bisa berulang, menciptakan sikluscharge dan discharge. Hasil ini telah me lipat-tigakan kapasitas penyimpanan pada sel STAIR. Kepada proyek, Profesor Peter Bruce dari Departemen Ilmu Kimia di Universitas St Andrews mengatakan, "Sasaran kami adalah meningkatkan kapasitas penyimpanan lim a hingga sepuluh kali lipat, yang mana melampaui batasan kemampuan baterai saat ini. Hasil kami sejauh ini sangat baik dan sudah jauh melampaui harapan kami." "Kuncinya adalah menggunakan oksigen di udara sebagai perantara, daripada membaw a bahan kimia yang diperlukan masuk ke dalam baterai," kata Bruce. Oksigen yang ditarik dari permukaan baterai yang terekspos dengan udara, bereaks i di dalam pori karbon untuk membuang sisa baterai. "proses ini bukan hanya grat is, tapi komponen karbon juga jauh lebih murah daripada teknologi saat ini," kat a Bruce. Dia memperkirakan sel STAIR akan tersedia di pasaran setidaknya lima ta hun lagi. Proyek ini difokuskan untuk memahami lebih mendalam tentang bagaimana reaksi kim ia pada beterai bekerja dan menyelidiki cara untuk meningkatkannya. Tim peneliti an juga berusaha untuk menghasilkan sel protipe STAIR yang cocok untuk aplikasi kecil, seperti ponsel atau MP3 player. (Sciencedaily/rob)

Ditemukan, Penyebab Kemusnahan Massal di Bumi

Rate This Peneliti telah mengetahui banyak tentang kejadian pemusnahan terbesar yang terja di di bumi yang berlangsung sekitar 250 juta tahun lalu. Mulai dari letusan vulk anik sampai penurunan suhu ekstrim. Ketika itu, perubahan iklim drastis telah me nghapus hampir seluruh spesies air dan mayoritas spesies darat. Namun kini mereka mendapati tersangka baru yang kemungkinan terlibat dalam pengh ancuran tersebut. Yakni masuknya merkuri ke dalam ekosistem. Sebelumnya, tidak a da yang pernah memperhatikan apakah merkuri merupakan faktor penyebab potensial. Masa itu merupakan masa di mana aktivitas vulkanik sedang mencapai tingkat tertin ggi sepanjang sejarah Bumi. Kini kami mengetahui bahwa penyebab utama tumpahnya merkuri adalah letusan vulkanik, kata Steve Grasby, peneliti dari Natural Resourc es Canada, dikutip dari Science Daily, 7 Januari 2012. Dalam laporan yang dipublikasikan di jurnal Geology, Grasby menyebutkan, pihakny a memperkirakan bahwa merkuri yang dilepaskan ke permukaan Bumi ketika itu 30 ka li lipat lebih tinggi dibandingkan aktivitas vulkanik yang terjadi di masa kini. Itu membuat letusan vulkanik 250 juta tahun lalu menjadi kejadian yang sangat m enghancurkan. Seperti diketahui, sekitar 250 juta tahun lalu, jauh sebelum dinosaurus berkuasa dan seluruh daratan masih bergabung dalam satu benua tunggal, mayoritas kehidup an di laut dan di darat musnah. Teori yang masuk akal adalah bahwa letusan vulkanik membakar hingga lapisan batu bara di kerak Bumi dan melepaskan asap CO2 dan racun mematikan lainnya ke udara . Bukti langsung dari teori ini telah dipaparkan pula oleh Grasby, Januari tahun lalu di jurnal Nature Geoscience. Namun demikian, tingkat deposit merkuri di era Permian akhir ternyata jauh lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan emisi merkuri yang disebabkan oleh ulah manusia. Dalam beberapa kasus, tingkat merkuri di lautan era Permian akhir serupa dengan tingkat merkuri di kolam yang sangat terkontaminasi, di sekitar pabrik peleburan di mana sistem perairan kawasan itu rusak sangat berat, ucap Grasby. Di masa tersebut, sistem pertahanan alami di lautan dan darat menjadi overload d engan merkuri. Ini menyebabkan hilangnya hingga 95 persen kehidupan di laut, kata Grasby. (umi) http://programatujuh.wordpress.com/2012/01/08/ditemukan-penyebab-kemusnahan-mass al-di-bumi/#more-933

Waspadai Penggunaan Headset Reporter: Nina Rahayu

PDF

Cetak

E-mail

Student Center, UINJKT Online - Headset merupakan perangkat yang sangat akrab dalam kehidupan sehari-hari mahasiswa. Perangkat ini lazim digunakan untuk mende ngarkan musik baik dari Ipod, handphone, maupun tape recorder. Namun, siapa sang ka jika gadget ini dapat mengganggu kesehatan indera pendengaran atau telinga.

Hal itu terungkap dalam Seminar Profesi Kesehatan dan Keselamatan Kerja bertajuk Efek Penggunaan Headset terhadap Kesehatan Telinga yang diselenggarakan Program S tudi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Ja karta, di Aula Student Center, Kamis (18/12).

Seminar ini menghadirkan tiga pembicara yaitu Dr Melly Kurniawidjaja Sp Ok MSc ( Dokter Kesehatan Kerja FKM Universitas Indonesia), Dr Moch Agus Sugiaharto Sp Th t MKes (Dokter Spealis THT), dan Husna Gustiana Zahir (Ketua Yayasan Lembaga Kon sumen Indonesia).

Menurut Sugiaharto penggunaan headset secara berlebihan berbahaya bagi telinga k arena terlalu banyak intensitas suara yang dikirim ke telinga tengah yang menyeb abkan kebisingan. Intensitas suara yang telalu berlebih dapat menyebabkan pendar ahan dan ketulian pada telinga akibat bising atau noise induced hearing loss.

"Kini, sumber bising tidak hanya berasal dari pekerjaan, tapi di tempat bersenan g-senang pun seperti kafe, diskotik, bioskop, dan produk teknologi informasi jug a menambah risiko kebisingan," jelas Sugiaharto.

Untuk melindungi kesehatan pendengaran, ia menyarankan agar durasi pemakaian hea dset dibatasi.

Sementara itu, Melly mengharapkan melalui seminar tersebut para remaja dan mahas iswa dapat lebih tanggap terhadap pentingnya menjaga kesehatan telinga. Senada d engan Sugiharto, Melly juga menyarankan agar mereka membatasi penggunaan headset .

Seminar ini berhasil menyedot perhatian ratusan mahasiswa UIN Jakarta. Ternyata, tak hanya seminar bertema agama dan politik saja, seminar kesehatan pun diminat i mahasiswa. "Kami berharap informasi tentang bahaya headset dapat tersalurkan d engan baik, sehingga mahasiwa dapat lebih waspada," tandas ketua panitia pelaksa na Saiful Bahri. [Nif/Ed] http://www.uinjkt.ac.id/index.php/component/content/article/462-waspadai-penggun aan-headset.html

Penyebab penyakit tipes Tipes atau thypus adalah penyakit infeksi bakteri pada u sus halus dan terkadang pada aliran darah yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi A, B dan C, selain ini dapat juga menyebabkan ga stroenteritis (keracunan makanan) dan septikemia (tidak menyerang usus). Pada negara-negara maju yang memiliki kesejahteraan kesehatan yang cukup sangat menyarankan jika bepergian ke daerah endemik penyebab penyakit tipes untuk berko nsultasi dengan profesional kesehatan bahkan vaksinasi untuk demam tipes. Hal te rsebut masih sangat minim dilakukan oleh negara-negara berkembang termasuk Indon esia dalam menanggulangi merebaknya penyebab tipes. Penyakit tipes tidak terlalu parah, namun sangat dapat menganggu aktifitas kita. Yang sangat dibutuhkan adalah istirahat total selama beberapa minggu bahkan bul an. Bagi orang yang sangat aktif, hal ini sangat menderita. Anda terasa tidak bi sa apa-apa ( setidaknya ini yang saya rasakan ketika menderita penyakit ini). Ob at untuk penyakit Types adalah antibiotika golongan Chloramphenikol, Thiamphenik ol, Ciprofloxacin dll yg diberikan selama 7 10 hari. Lamanya pemberian antibiotika i ni harus cukup sesuai resep yg dokter berikan. Jangan dihentikan bila gejala dem am atau lainnya sudah reda selama 3-4 hari minum obat. Obat harus diminum sampai habis ( 7 10 hari ). Bila tidak, maka bakteri Tipes yg ada di dalam tubuh pasie n belum mati semua dan kelak akan kambuh kembali. Kini telah hadir obat alami pe nyakit tipes yang telah terbukti berkhasiat dan tanpa efek samping. Penyebab Tipes Penyebab Tipes ( Hepatitis A atau dulu orang menyebutnya sebagai penyakit kuning karena seluruh tubuh si penderita berwarna kekuningan ) adalah bakteri bernama SALMONELLA TYPHI. Penyakit Tipes merupakan penyakit yang ditularkan melalui maka nan dan minuman yang tercemar dengan kuman Tipes. Seseorang yang sering menderit a penyakit tipes menandakan bahwa ia sering mengkonsumsi makanan atau minuman ya ng terkontaminasi bakteri ini. Ciri-ciri umum orang terkena tipes adalah awalnya pusing seperti mau flu, demam disertai nyeri, mual dan lemas, panas, perut terasa mual dan sebah (penuh), bada n terasa tidak enak dan lekas capek. Warna air kencingnya kecoklatan seperti teh dan matanya pun menjadi kuning.Tapi siklusnya cukup panjang sehingga dalam 1-2 hari banyak yang belum merasakannya. Setelah dites baru terbukti terjadi peradan gan saluran cerna. Pada bayi, gejala tipes yang serius termasuk fontanel cekung (soft spot) di atas kepala, kelesuan, tidak ada air mata ketika menangis, dan diare. Untuk penangan an kepada bayi atau anak yang masih usia dini perlu kewaspadaan sebabtingginya r esiko kematian bayi akibat kasus tipes. Pencegahan Tipes Untuk mencegah agar seseorang terhindar dari penyakit ini kini sudah ada Vaksin Tipes yang disuntikkan dan dapat melindungi seseorang dalam waktu 3 tahun. Minta lah Dokter anda memberikan imunisasi tersebut. Daya tahan tubuh juga harus ditin gkatkan ( gizi yang cukup, tidur cukup dan teratur, olah raga secara teratur 3-4 kali seminggu). Hindarilah makanan yang tidak bersih. Belilah makanan yang masi h panas sehingga menjamin kebersihannya. Jangan banyak jajan makanan/minuman di luar rumah Pengobatan Tipes Solusi Terbaik dan Aman Pengobatan Penyakit TipesDengan XamthonePlus

Apa itu xamthone plus ? Amazing Juice For Amazing Health!!!! Xamthone plus buah manggis buah manggis iatnya tidak merupakan sebuah merek produk minuman kesehatan yang berasal dari kulaitas nomor 1. Xamthone plus di formulasikan dari nutrisi murni , buah eksotik yang sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia. Khas di ragukan lagi.

Mengapa xamthone plus jus manggis memiliki kemampuan mengobati tipes? Pertanyaan ini terjawab dengan penelitian terkini yang membuktikan bahwa manggis mengandung antioksidan yang sangat kuat yaitu xanthone, melebihi beberapa kali lipat dari kekuatan vitamin c dan E .Journal of pharmacology, mempublikasikan ba hwa obat herbal penyakittipes xamthone plus memilik efek anti kanker seperti kan ker mulut, kanker darah (leukeumia), kanker payudara dan kanker hati. Testimoni Tipes dengan XAMthone Plus 1 Nama Asal Umur : Handayani Putri : Jakarta, DKI Jakarta : 22 tahun

Profesi : Mahasiswi Penyakit : Tipes/ Thypus

Saya minum XAMthone Plus 6 botol selama 1 bulan alhamdulillah penyak it saya sembuh. Dengan 30 ml sesudah makan saya minum setiap pagi dan malam. 2 Nama Asal Umur : Airin Dinda Kandi : Karawaci, Banten : 37 tahun

Profesi : Karyawati Swasta Penyakit : Tipes/ Thypus

Saya minum XAMthone Plus 6 botol selama 1 bulan penyakit saya sembuh . Bahkan sebelum habis botol keenam pas habis botol ke 2 saja penyakitnya sudah berangsur-angsur membaik. Saya tetap minum sampai sekarang untuk hasil yang lebi h sempurna. Dengan 30 ml sesudah makan saya minum setiap hari pagi dan malam

Cara Menangani Pasien Yang Menderita Penyakit Tipes dan Mencegahnya ! Seperti yang saya bicarakan dahulu pada postingan yang berjudul GEJALA DAN PENYE BAB TIPES maka saya akan membahas bagaimana cara menangani pasien yang terkena p enyakit tifus sebelum dibawa kerumah sakit sebab penyakit ini jika terlambat pen angananya maka akan berakibat fatal. Jika ada keluarga atau kerabat anda mengalami demam, maka sebaiknya jangan demam itu disepelekan sebab bias saja demam itu akibat dari penyakit yang berbahaya s eperti DBD dan Tifus. Dalam pengobatan tifus yang terpenting adalah mendeteksi dan mengobati sedini mu ngkin sehingga dapat mencegah terjadinya komplikasi (baca GEJALA DAN PENYEBAB PE NYAKIT TIPES). Jika demam terus tinggi berlangsung lebih dari 5-7 hari atau terd

apat gejala yang berhubungan dengan komplikasi tifus (baca GEJALA DAN PENYEBAB P ENYAKIT TIPES) sebaiknya anda atau keluarga anda membawanya kerumah sakit. Namun sebelum ke dokter , karena biasanya terjadi lain hal maka tak ada salahnya anda melakukan penanganan awal pada pasien tersebut. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan: -memberikan makanan yang mudah dicerna seperti bubur atau nasi asalkan sipasien mengunyahnya dengan baik. -Jangan memberikan pasien makanan yang mengandung serat yang tinggi seperti pudd ing dan sayur-sayuran. Hindari juga makanan yang pedas atau yang asam sebab dapa t mengakibatkan iritasi pada usus dan sangat berisiko menimbulkan pendarahan. Ji ka usus berdarah akibat hal tersebut masih bias sipasien mengkonsumsi susu namun jika usus bocor maka meminum susu dan makan sebaiknya dihentikan dulu. -Sebaiknya pasien istirahat yang cukup sebab istirahat sama halnya dengan obat. -Jangan lupa sering-sering mengkonsumsi minuman sebab disaat kita demam banyak s kali cairan yang hilang dan jika anda terkencing-kencing itu lebih baik lagi. Se baiknya minum air 1,5 liter/perhari jangan kurang dari itu. -Mencuci tangan disaat anda mau makan dan minum dan juga jangan lupa menutup mak nan dan minuman agar terhindar dari kotoran dan kuman. Untuk mencegah penyakit Tipes : Penyakit tipes merupakan salah satu penyakit yang sangat berbahaya juga karena d apat menular melalui makanan dan minuman yang tercemar dengan kuman tipes yang b erasal dari sipendetita. Ada beberapa hal yang bias anda lakukan untuk menghinda ri penyakit tipes ini yaitu : -kalau bisa, hindari mengkonsumsi jajanan dipinggir jalan dan jangan mengkonsums i telur ayam setengah masak . sebab pada telur ayam biasanya terdapat kotoran ay am yang mengandung kuman tipes. -Karena sekarang sudah terdapat vaksin tipes yang disuntikan atau diminum yang d apat melindungi anda selama 3 tahun dari serangan penyakit ini. -Meningkatkan daya tahan tubuh dengan gizi yang baik, istirahat yang cukup (7-8j am/24 jam), olahraga secara teratur 3-4 kali seminggu selama 1 jam. -Bagi anda yang pernah terserang tipes sebaiknya tidak melakukan kegiatan yang s angat melelahkan karena akan lebih mudah kambuh kembali dari pada orang yang tak pernah menderita tipes sebelumnya. -Hindari makanan yang tidak higienis. -Mencuci tangan sebelum makan.

Dari Cisompet, Bu kata pembantu baru itu kepada isteriku ketika ditanya asalnya d ari mana. Cisompet ? daerah mana tuh Itu Bu Garut terus ka kidul .. jauh . Dekat perkebunan teh jelasnya lagi dengan wa jah memerah karena malu2 kali. Wajah yang biasa saja seperti wajah gadis desa la innya, tapi Tini ini punya kelebihan, kulitnya kuning langsat dan bersih, badann ya sedikit agak gemuk. Pameumpeuk, maksud kamu kataku nimbrung, ingat daerah pantai selatan Garut, yang ada tempat peluncuran roket itu.

Sebelumnya Pak. Tempat saya daerah pegunungan, kebun teh. Pameumpeuk mah cakeut p isan ka laut Berapa umur kamu Bulan depan 21 tahun, Bu Udah berkeluarga ? Sudah Bu, tapi sekarang udah cerai Punya anak ? Satu Bu, laki2, umur 2 tahun Dimana anaknya sekarang ? Di kampung, ikut neneknya Udah pernah kerja sebelumnya ? tanya isteriku lagi. Pernah dua kali Bu . Di Jakarta Kerja di mana ? Pembantu juga bulan, trus pindah ke Swasta hanya sebulan Sebagai apa di swasta Biasa Bu, buruh Singkatnya, setelah wawancara rekrutmen itu akhirnya isteriku menerima Tini sebag ai pembantu rumah tangga kami yang baru. Sebenarnya, interview ? yang dilakukan o leh isteriku kurang mendalam, setidaknya menurut text-book yang pernah kubaca. T api biarlah, toh hanya PRT dan kami memang sangat membutuhkannya. Di hari pertam a Tini bekerja, isteriku terpaksa ambil cuti sehari untuk memberi petunjuk kepada pembantu baru ini. Pembaca yang baik, dari sejak diterimanya Tini sebagai pembantu rumah tangga kam i inilah kisah nyataku berawal. Cerita ini memang sungguh2 saya alami sekitar se tahun yang lalu. Setelah aku dapat kiriman URL address Samzara lewat seorang mai l-mate dan aku membaca cerita2 serunya, aku terdorong untuk ikut berkisah tentan g pengalamanku nyataku ini, walaupun aku sebenarnya bukan penulis. Kami suami isteri memang sama-sama bekerja sebagai karyawan, tapi beda perusahaa n. Anak kami orang. Si sulung, laki2, baru sebulan ini mulai kuliah dan kost di Jatinangor. Walaupun kami juga tinggal di Bandung, tapi untuk menghemat waktu da n biaya transport dia kost di dekat kampusnya. Nomor dua perempuan, SMU swasta k elas dua, masuk siang, dan si Bungsu lelaki, masih SLTP negeri masuk pagi. Walapun aku terkadang jajan kalau keadaan darurat, sebenarnya aku tak tertarik ke pada Tini. Selain karena dia pembantu, juga karena isteriku masih mantap dan mam pu memuaskanku dalam banyak hal, termasuk seks. Kenapa masih suka jajan ? Ya .. karena dalam keadaan darurat itu. Tapi sekepepet gimanapun aku engga akan makan p embantu. Tak baik. Lagipula Tini, yang menarik darinya sebagai wanita, hanya kulit tubuhnya yang langsat dan bersih. Demikian juga setelah Tini sebulan kerja di rumahku. Sampai suatu saat, aku mula i lebih sering memperhatikannya karena peristiwa yang akan kuceritakan ini. Waktu itu aku tak masuk kantor sebab badanku tak enak. Seluruh badan pegal2, mul ai dari punggung, pinggang sampai kedua kaki. Mungkin ini cuma flu atau masuk an gin, aku tak perlu ke dokter. Tapi karena pegal2 tadi aku memutuskan untuk istir ahat di rumah saja. Tiduran saja sambil membaca. Oh maaf Pak saya kira Bapak ke kantor seru Tini kaget. Dia masuk ke kamarku untuk membersihkan seperti biasanya. Tini langsung menutup pintu kembali dan keluar. Engga apa2 bersihin aja Bapak sakit ? tanyanya Engga . Cuman pegel2 badan, kayanya masuk angin Tini mulai menyapu, kemudian mengepel. Ketika dia membungkuk-bungkuk ngepel lant ai itulah aku terpaksa melihat belahan dadanya dari leher T-shirt nya. Kesan pert ama : bulat dan putih. Wah pemandangan menarik juga nih, pikirku. Tak ada salahn ya kan menikmati pemandangan ini. Bentuk buah dada itu semakin jelas ketika Tini mengepel lantai dekat tempat tidur. Belahan dada itu menyiratkan kebulatan dan m

antapnya ukuran bukit-bukit disampingnya. Dan lagi, putihnya ampuun. Walaupun aku mulai terrangsang menikmati guncangan sepasang bola kembar besar itu, aku segera menghilangkah pikiran-pikiran yang mulai menggoda. Ingat, dia pemban tu rumah tangga kamu. Kalo masuk angin mau dikerokin Pak ? Pertanyaan yang biasa sebenarnya, apalagi ek spresi wajahnya wajar, polos, dan memang ingin membantu. Tini ternyata rajin bek erja, isteriku senang karena dia tak perlu banyak perintah sudah bisa jalan send iri. Jadi kalau dia bertanya seperti itu memang dia ingin membantuku. Tapi aku s empat kaget atas tawarannya itu, sebab lagi asyik memperhatikan belahan putihnya. Kerokin ? Bapak engga biasa kerokan. Punggung pegal2 begini sih biasanya dipijit Memang aku suka memanggil Mang Oyo, tukang pijat, tapi dia sedang ada panggilan ke Cimahi. Besok lusa baru tukang pijit langgananku itu janji mau dateng. Oo .. tukang pijit yang ditelepon Ibu tadi ya sahutnya. Tini rupanya memperhatika n isteriku menelepon. Dia kan baru dateng 2 hari lagi lanjutnya sambil terus meng epel. Tini memang suka ngobrol. Tak apalah sekali2 ngobrol ama pembantu, asal ma sih bisa menikmati guncangan bukit kembarnya. Aku tak menjawab. Kini ada lagi tem uanku ?. Meski Tini agak gemuk, tapi badannya berbentuk. Maksudku shaping line-n ya dari atas lebar, turun ke pinggang menyempit, terus turun lagi ke pinggul mel ebar. Seandainya tubuh Tini ini bisa di re-engineering , dibentuk kembali, tinggin ya ditambah sekitar 5 cm tapi tidak perlu tambahan bahan baku , jadilah tubuh idea l. Entar kalo kerjaan saya udah beres, Bapak mau saya pijitin ? Hah ? berani bener d ia menawari majikan lakinya untuk dipijit ? Tapi kulihat wajahnya serius dan mas ih tetap polos. Jelas tak ada maksud lain selain memang ingin membantu majikanny a. Emang kamu bisa ? Saya pernah kursus memijat, Pak Boleh hanya itu jawabanku. Sebenarnya aku ingin tanya lebih jauh tentang kursusny a itu, tapi dia telah menyelesaikan pekerjaannya dan terus keluar kamar. Tinggal aku yang menimbang-nimbang. Aku memang senang dipijit, baik oleh Mang Oy o apalagi oleh wanita muda. Tapi gimana kalau isteriku tahu aku dipijit oleh Tin i, aku belum tahu reaksinya. Terima sajalah tawarannya ini, toh aku nanti bisa p esan sama dia untuk tak bilang ke isteriku. Dipijat sekarang, Pak ? tawarnya ketika ia membawa minuman yang kuminta. Kulihat baru jam 12 siang. Kerjaan kamu udah beres ? Belum sih, mau seterika tapi jemuran belum kering Aku juga ingin sekarang, tapi anakku yang sekolah siang belum berangkat. Tak ena k kalau dia tahu bapaknya dipijat oleh pembantu wanita muda. Entar aja. Sekitar jam 2? Pertimbanganku, pada jam itu anak kedua sudah ke sekola h, si Bungsu sudah pulang sekolah dan main keluar rumah seperti biasanya, dan ma sih cukup waktu sebelum isteriku pulang kantor pada pukul 5 sore. Sekitar pukul 2 lewat seperempat, Tini mengetuk pintu kamarku. Masuk Tini nongol di pintu. Bapak ada henbodi ? Maksudnya tentu hand-body lotion. Cari aja disitu kataku sambil menunjuk meja rias isteriku. Aku membalikkan tubuh, telungkup, siap dipijat. Lepas aja kaosnya Pak, biar engga kena henbodi Celaka ! ketika aku melepas kaos, aku baru sadar bahwa aku dari pagi belum mandi dan masih mengenakan pakaian tidur kebiasaanku : T-shirt dan singlet untuk atasn ya, dan hanya sarung sebagai penutup tubuh bawahku. Pakaian kebesaran ini memang kesukaanku, sebab memudahkan kalau sewaktu-waktu aku ingin meniduri isteriku. Ak upun menuntut isteriku untuk berpakaian tidur khusus pula : gaun agak tipis mode l tank-top dan mini, tanpa apa-apa lagi di dalamnya !

Jadi kalau aku akan berhubungan seks aku perlu stimulasi lebih dulu, maklum suda h belasan tahun aku menikah. Stimulasi yang paling aku senangi dan bisa membuat penisku keras adalah oral. Isteriku tinggal menyingkap sarung dan melahap isinya . Dan setelah kami siap tempur, aku tak perlu direpotkan oleh pakaian isteriku. Aku tinggal menembak setelah menindih tubuhnya, sebab biasanya baju tidur pendek nya itu akan tersingkap dengan sendirinya ketika aku menindih dan menggeser-gese rkan tubuhku Tini memang pintar memijat. Dengan hand-body lotion dia mengurut tubuhku mulai d ari pinggang sampai punggung begitu enak kurasakan. Dia tahu persis susunan otot 2 di punggung. Sepertinya dia sudah pengalaman memijat. Kamu pernah kursus pijat di mana ? tanyaku membuka percakapan. Ehhmm di di panti pijat Pak Ha. Kamu pernah kerja di panti pijat ? Iiyyyaa Pak Kok engga bilang Takut engga diterima ama Ibu, Pak Dimana dan berapa lama ? Di panti pijat -, cuma sebulan kok. Tapi Bapak jangan bilang ke Ibu ya Iya deh, asal kamu mau cerita semua pengalaman kamu kerja di panti pijat . Untuk s ementara aku menang, punya kartu as yang nanti akan berguna kalau aku harus bila ng ke Tini, jangan bilang ke Ibu ya Sebelum kerja kan ikut trening dulu seminggu Pak Oh iya Soalnya itu emang tempat pijat beneran Aku tahu, panti pijat yang disebutnya itu terletak di Jakarta Selatan dan memang panti pijat serius . Bukan seperti di Mangg abesar misalnya, semua panti pijat hanya kamuflase dari tempat pelayanan seks sa ja. Trus kenapa kamu hanya sebulan, gajinya lumayan kan, dibanding pembantu Iya sih cuman cape Pak. Saya sehari paling tahan memijat 2 orang saja. Kerja memang cape Tapi tangan saya jadi pegel banget Pak. Sehari saya memijat 5 - 6 orang. Penghasi lan memang gede tapi biaya juga gede. Mendingan pembantu aja, semua biaya ada ya ng nanggung, bisa nabung Kamu senang kerja di sini ? Saya kerasan Pak, semuanya baik sih Memang aku mengajarkan kepada anak-anakku unt uk bersikap baik kepada pembantu. Kamu mijit sekarang ini cape juga dong Engga dong Pak, kan cuma sekali2 Kalau Bapak minta tiap hari ? Engga baik Pak pijat setiap hari. Paling sering sekali seminggu Lalu hening lagi. Aku asyik menikmati pijatannya, masih di punggungku. Punggungnya udah Pak. Kakinya mau ? Boleh Kaki saja bolehlah, asal jangan ke atas, soalnya burungku sedang tak ada ku rungannya. Tini menyingkap sarungku sampai lutut, lalu mulai memencet-mencet telapak kakiku. Aturan kaki dulu Pak, baru ke atas Kenapa tadi engga begitu ? Kan Bapak tadi minta punggung Lalu naik ke betis, kemudian mengurutnya dari pergelangan kaki sampai lutut, kak i kiri dulu baru yang kanan. Apa aja yang diajarin waktu trening ? Pengetahuan tentang otot2 tubuh, cara memijat dan mengurut, terus praktek memijat . Paling engga enak prakteknya Kenapa ? Mijitin para senior, engga dibayar Kedua kakiku sudah selesai dipijatnya. Tiba2 Tini menyingkap sarungku lebih ke a tas lagi dan mulai memijat paha belakangku (aku masih telungkup). Nah, ketika mengurut pahaku sampai pangkalnya, burungku mulai berreaksi, membesar. Ak

u yakin Tini sudah tahu bahwa aku tak memakai CD. Meskipun sarung masih menutupi pantatku, tapi dalam posisi begini, terbuka sampai pangkal paha, paling tidak bi ji ku akan terlihat. Tapi Tini terlihat wajar-wajar saja, masih terus mengurut, t ak terlihat kaget atas kenakalanku. Bahkan dia sekarang memencet-mencet pantatku yang terbuka. Cuma itu pelajarannya ? tanyaku asal saja, untuk mengatasi kakunya suasana. Tapi aku mendapatkan jawaban yang mengejutkan. Ada lagi sebetulnya, cuman malu ah bilangnya Bilang aja, kenapa musti malu Engga enak ah Pak Ya udah, kamu cerita aja pengalaman kamu selama kerja mijat Ahh itu malu juga Heee . Udah cerita apa aja yang kamu mau Kan tamu macem2 orangnya. Ada yang baik, yang nakal, ada yang kurang ajar Trus ? Kita diajarin cara mengatasi tamu yang ingin coba-coba Coba2 gimana? Coba itu ah .. Bapak tahu deh maksud saya Engga tahu kataku pura-pura Itu tamu yang udah tinggi . Emm nafsunya Wah menarik nih. Gimana caranya Hmm ah engga enak ah bilangnya katanya sambil mengendurkan otot2 pantatku dengan menekan dan mengguncangkan. Punyaku makin terjepit. Bilang aja Dikocok aja Ha ! Kalo udah keluar, kan tensinya langsung turun Kamu diajarin cara ngocoknya ? Sebenernya bukan itu aja sih Pak, tapi diajarin cara mengurut itu . Wah .. kamu jadi pinter ngurut itu dong Pantesan dia biasa2 saja melihat pria tel anjang. Buat apa itu diurut tanyaku lagi. Biar jalan darahnya lancar . Maksudnya peredaran darah. Kalo lancar, trus ? Ya biar sip, gitu. Ah Bapak ini kaya engga tahu aja. Sekarang depannya mau Pak ? Mau sih mau, cuman malu dong ketahuan lagi tegang begini. Ketahuan sama pembantu lagi. Apa boleh buat. Dengan acuhnya aku membalikkan badan. Jelas banget yang t egang itu di balik sarungku. Punyaku memang besarnya sedang2 saja, tapi panjang. Kulihat Tini melirik sekilas kepada punyaku itu, lalu mulai mengurut kakiku. Ek spresinya tak berubah. Biasa saja. Dia memang udah biasa melihat perangkat lelaki. Cerita lagi pengalaman kamu kataku sambil menahan geli. Tangan Tini sudah sampai di pahaku. Kedua belah telapak tangannya membentuk lingkaran yang pas di pahaku, lalu digerakkan mulai dari atas lutut sampai ke pangkal pahaku berulang-ulang. Terasa jelas beberapa kali jari2nya menyentuh pelirku yang membuat penisku makin kencang tegangnya. Apalagi gerakan mengurut p ahaku itu membuatnya harus membungkuk sehingga aku bisa makin jelas melihat bela han dadanya dan sebagian buah putihnya itu. Bahkan sampai guratan2 tipis kehijau an pembuluh darah pada buah dadanya nampak. Aku harus berusaha keras menahan dir i agar tak hilang kendali lalu menggumuli wanita muda di depanku ini, menelanjan ginya dan memasukkan penisku yang sudah tegang ke lubang vaginanya. Walaupun uda h high begini, aku tak akan memberikan air maniku kedalam vagina pembantuku send iri. Semacam pantanganlah. Lebih baik sama isteri atau cari di luaran. Ada kawan kantor yang bersedia menerima penisku memasuki tubuhnya, kapan saja aku butuh. Termasuk sedang mens, tentunya dengan teknik oral kalo bulannya lagi datang. Banyak susahnya dibanding senengnya, Pak Ah masa Iya. Makanya saya hanya tahan sebulan Gimana sih engga enaknya

Banyak tamu yang dateng maunya main , bukan pijit. Saya kan engga mau begituan. Lagi an udah jelas di situ kan engga boleh buat main Kalo tamunya ngotot minta Yaah .. dikocok aja, sambil Aku tunggu dia tak meneruskan kalimatnya. Sambil apa Kalo ada yang nekat, daripada bikin repot, saya kasih aja pegang2 tetek, tapi dar i luar aja. Saya engga kasih buka kancing Pantesan kamu laris, ada bonusnya sih.. Engga semua tamu Pak, emangnya diobral. Hanya yang bandel aja. Biasanya sih kalo mulai nakal pengin pegang2, trus saya tolak terus, dia bisa ngerti. Kalo udah ke luar kan langsung surut nafsunya Paha kanan selesai diurut, kini pindah ke paha kiri. Mungkin karena posisinya, k ayanya kali ini pelirku lebih sering disentuh dan terusap. Baru aku menyadari, l engan Tini ditumbuhi bulu-bulu halus. Aku makin tegang saja, penisku sudah tegan g maksimum, siap untuk digunakan. Tapi aku tetap bertahan untuk tak lepas kontro l. Tiba2 muncul ide nakalku. Dengan menggerakkan pinggul dan kaki, aku diam2 menari k sarungku seolah-olah tak sengaja sehingga kini seluruh batang kelaminku terbuk a. Aku juga pura2 tak tahu. Tapi dasar . Reaksi Tini tak seperti yang kuduga. Dia hanya sekilas melihat kelaminku, lalu kembali asyik mengurut dan acuh. Dia suda h terlalu sering melihat kelamin lelaki yang tegang . Setiap tamu kamu kocok Engga dong, yang nakal iya, ada juga yang minta. Sebenarnya saya bukan ngocok, ta pi mengurut supaya darahnya lancar, tapi tamunya yang minta sekalian dikocok Ah pengin juga punyaku diurut, supaya lancar. Terus dikocok, supaya segar

Kamu ngocoknya selalu sampai keluar Iya dong Pak, kan supaya aman. Lagian cuman sebentar. Oh iya Iya .. ada juga sih yang lama, tapi umumnya 2- 3 menit juga keluar. Malah ada yan g udah keluar duluan sebelum diurut, cuman kesentuh Oh ..ya Waktu saya ngerjain perutnya, kalau dianya udah tegang, sering kesentuh ama tanga n saya. Eh .. tahu2 jari saya kesiram air hangat . Oh iya .. terus gimana Saya emang sedikit kaget, tapi pura2 engga tahu, supaya dia engga kesinggung Bijaksana juga dia. Yang lucu lagi, ada yang udah keluar sebelum disentuh Ah masa Anak muda. Setelah selesai pijit belakang, terus kan saya suruh balik badan buat pijit depan. Dianya engga segera membalik. Trus saya minta ijin buat minum sebentar. Waktu saya masuk lagi, dianya udah terlentang dan itunya ditutup pakai handuk. Padahal tadi dia telanjang. Trus waktu saya ngurut paha kaya seka rang ini lho, terasa basah2 di situ. Setelah dia pulang spreinya basah. Dia udah keluar sewaktu telungkup Paha kanan dan kiriku sudah selesai diurut, pelir kanan dan kirikupun sudah bebe rapa kali disentuh. Terus, what next ? Dengan dingin nya Tini menutupi kembali kelaminku dengan sarung, lalu. Sekarang atasnya, Pak Tini lebih mendekat, berdiri di samping kiri perutku dan mulai memijit bahuku, t rus dadaku. Bulu-bulu di lengannya makin jelas, lumayan panjang, halus, dan berbaris rapi. Hali ini menambah rangsanganku. Kedua tanganku bebas. Kesempatan ini kugunakan buat tak sengaja menyentuh pantatnya yang begitu menonjol ke belaka ng, dengan tangan kiriku. Uh padat banget pantat si Tini. Dia tak bereaksi. Tanganku makin nakal. Kali ini tak menyentuh l

agi, tapi sudah meremas-remas kedua bulatan di belakang tubuhnya itu. Tini tak protes, tapi dengan amat sopan dan lihai dia menghindari kenakalan tanga nku sambil terus memijit, seolah-olah tak sengaja menghindar. Benar2 dia bijaksan a . Akupun segera tahu diri, dia tak suka diganggu oleh majikannya ini. Begitu juga waktu dia lapak tanganku berada anannya . Uuuh bukan rani melanjutkan aksi memijat tanganku. Ketika mengurut di bagian lengan atas te di wilayah dadanya. Aku lagi2 tak sengaja menyentuh bukit k main padat dada janda muda beranak satu ini. Tapi aku tak be tanganku di dadanya. Ada rasa tak enak.

Kedua tangan selesai diurut. Tini menyibak sarung yang menutupi perutku, sehingg a seolah-olah makin mempertegas menjulangnya penisku. Dengan perlahan ia menguru t perutku. Kalau perut memang engga boleh kuat2 katanya. Memang, dia lebih mirip mengusap di banding mengurut. Hal ini makin menambah rangsanganku saja. Benar, dalam mengusa p perut Tini beberapa kali menyentuh penisku, tapi tak langsung, masih kehalanga n dengan kain sarung. Lebih nikmat kalau langsung . Selesai Pak katanya begitu selesai mengurut perut. Selesai ? Aku ingin dia mengurut penisku, seperti yang dilakukan kepada customer nya. Engga sekalian kataku setengah ragu dan dengan suara agak serak. Apa pak? Punya Bapak diurut sekalian Ah engga perlu Pak, punya Bapak masih bagus, masih sip .. Tahu dari mana kamu Itu tegangnya masih bagus katanya. Anak ini benar2 . Ekspresi wajahnya biasa2, pol os wajar, padahal bicara tentang suatu yang amat sensitif dan rahasia. Dan . Kaget banget aku dibuatnya. Dia tiba2 menyingkap sarungku dan lalu . Memegang batang penisku ! Tuh kan kerasnya juga masih bagus Ah ..masa Benar Pak, masih tok-cer Anak Cisompet ini benar2 mengagumkan, seperti sex-counselor aja. Apa yang dikata kannya benar. Punyaku tak pernah ngambek bila ingin kugunakan. Engga apa2, biar tambah sip aku masih belum menyerah ingin menikmati urutannya. Eehmm .. sebenarnya saya mau aja mengurut punya Bapak, cuman rasanya kok engga ena k sama Ibu Kan engga perlu bilang sama Ibu Seolah saya mengganggu milik Ibu, engga enak kan Ibu kan baik banget ama saya Ah .. siapa bilang mengganggu, justru kamu membantu Ibu. Ini kan untuk kepuasan I bu Tini termakan rayuanku. Dituangnya hand-body ke telapak tangan, lalu menyingk irkan sarungku, dan mulai bekerja. Pertama-tama, dioleskannya ke pahaku bagian dalam yang dekat-dekat kelamin, dan diurutnya. Lalu urutan pindah ke kantung buah pelir dan bergerak keatas ke batan gnya, dengan kedua tangan bergantian. Ahhh sedapnya Lalu dengan telunjuk dan ibu jari dipencetnya batang penisku mulai dari pangkal sampai ke ujungnya. Demikian gerakannya bergantian antara mengurut dan memencet. Lalu proses diulang lagi, mulai dengan mengurut paha, biji pelir, batang, dan seterusnya sampai empat kali ulangan. Beg itu ulangan keempat selesai, dia lanjutkan dengan gerakan urut naik-turun. Kalo gerakan ini sih lebih mirip mengocok tapi lebih perlahan enak campur geli2 Pence t lagi dengan kedua jari, lalu urut lagi, dilanjutkan mengocok pelan. Terkadang kocokannya diselingi dengan kecepatan tinggi, tapi hanya beberapa kali kocokan terus pelan lagi. Kurasakan aku mulai m endaki . Tangan Tini benar-benar lihai menstimulir kelaminku hingga mulai meninggi terus mendaki .. mungkin beberapa langkah lagi aku sampai di puncak. Tap i ..

Udah Pak Udah ..? aku kecewa berhenti mendadak begini. Masih yahuud begini kalo orang lain sih udah muncrat dari tadi Ah masa Bener Pak, udah lebih dari 10 menit Bapak belum . Sebentar lagi aja udah hampir kok Jangan ah pak simpan aja buat Ibu nanti malem Sebentar aja deh Udahlah Pak. Bapak hebat. Ibu beruntung lho memiliki Bapak Akhirnya aku mengalah. Iyalah . Makasih ya bapak jadi seger nih Memang perasaanku menjadi lebih segar dib anding tadi pagi. Tapi ini rasa yang menggantung ini perlu penyelesaian. Tiba2 aku berharap agar isteriku cepat2 pulang . Makasi ya Tin kataku lagi waktu dia pamitan. Sama-sama Pak Pukul lima kurang seperempat. Tini memijatku selama satu setengah jam. Sebentar lagi isteriku pulang. Aku cepat2 mandi menghilangkan wanginya hand-body lotion, entar curiga isteriku, tumben2an pakai handbody. Isteriku terheran-heran ketika sedang mengganti baju aku serbu dari belakang Eh ada angin apa nih Habis seharian nganggur, jadinya mengkhayal aja kataku berbohong. Isteriku sudah makfum maksud seranganku ini. Akupun sudah pengin banget, gara-gara nanggungnya pekerjaan tangan Tini tadi. Tahu suaminya udah ngebet banget, dia langsung melep as Cdnya dan pasang posisi. Kusingkap dasternya. Kusingkap juga sarungku, dan ak u masuk. Goyang dan pompa. Kiri kanan, dan atas bawah. Sampai tuntas, sampai kej ang melayang, sampai lemas. Seperti yang sudah-sudah. Hanya bedanya sekarang, wa ktu menggoyang dan memompa tadi aku membayangkan sedang menyetubuhi Tini ! Hah ! Sejak Tini memijatku kemarin, aku jadi makin memperhatikannya. Padahal sebelumny a hal ini tak pernah kulakukan. Seperti waktu dia pagi hari menyapu lantai terka dang agak membungkuk buat menjangkau debu di bawah sofa misalnya. Aku tak melewa tkan untuk menikmati bulatan buah dada putihnya. Atau kalau dia sedang naik tang ga belakang ke tempat jemuran. Aku bisa menikmati betis dan bagian paha belakang nya, walaupun bentuk kakinya tak begitu bagus, tapi putih mulus. Paling menyenan gkan kalau memperhatikan dia mengepel lantai, makin banyak bagian dari buah dada nya yang terlihat, apalagi kalau dia memakai daster yang dadanya rendah. Tentu s aja sebelum memperhatikan dia, aku harus memeriksa situasi dulu, ada isteriku at au anak-anakku engga. Yang membuatku merasa beruntung adalah ketika aku terpaksa pulang lagi ke rumah karena ada berkas kantor yang ketinggalan. Waktu itu sekitar jam 10 pagi. Aku pa rkir mobilku di tepi jalan, tidak di garasi, toh hanya mengambil dokumen. Aku ketok pintu depan tak ada yang menyahut. Kemana nih si Uci (anakku yang SMU masuk siang). Si Tini pasti ada di belakang. Ternyata pintu tak terkunc i, aku masuk, sepi, langsung ke belakang. Maksudnya mau memperingatkan anakku da n pembantu tentang kecerobohannya tak mengunci pintu. Sampai di belakang tak ada seorangpun. Ke mana mereka ini. Aku kembali ke ruang tengah. Saat itulah Tini muncul dari kamar mandinya. A ku berniat menegurnya, tapi niatku urung, sebab Tini keluar dari kamar mandi han ya berbalut handuk yang tak begitu lebar. Buah dada besar itu seakan tumpah ?. Leb ih dari separuh dada tak tertutup handuk. Puting dada ke bawah saja yang tersemb unyi. Dan bawahnya Seluruh pahanya tampak ! Handuk sempit itu hanya sanggup menut up sampai pangkal pahanya saja. Aku segera mengambil posisi yang aman buat menga matinya, dibalik pintu kaca belakang. Viterage itu akan menghalangi pandangan Ti ni ke dalam. Aman. Habis mandi dia masih berberes-beres berbagai peralatan cuci, dengan hanya berbalut handuk. Sebelumnya dia tak pernah begini, mungkin dikiran ya tak ada orang, berarti Si Uci lagi pergi. Yang membuat jantungku berdegup ken cang adalah, dengan membelakangiku Tini membungkuk mengambil sesuatu di dalam em ber. Seluruh pantatnya kelihatan, bahkan sedetik aku sempat melihat kelaminnya d

ari belakang ! Tak hanya itu saja. Setelah selesai berberes, Tini melangkah memasuki kamarnya. Sebelum masuk kamar inilah yang membuat jantungku berhenti. Tini melepas handukn ya dan menjemurnya dengan telanjang bulat ! Hanya beberapa detik aku menikmati t ubuh polosnya dari belakang agak samping. Bulatan buah dada kirinya sangat jelas . Kulit tubuhnya begitu bersih. Bentuk tubuhnya nyaris bagus, kecuali agak gemuk . Dada besar, pinggang menyempit, pinggul melebar dan pantat bulat menonjol kebe lakang. Dia langsung melangkah masuk ke kamarnya. Dalam melangkah, sepersekian d etik sempat terlihat bahwa bulu2 kelamin Tini lebat ! Aku tegang. Rasanya aku harus melanggar janjiku sendiri untuk tak meniduri pemba ntu. Ini adalah kesempatan baik. Tak ada siapapun di rumah. Aku tinggal masuk ke kamarnya dan menyalurkan ketegangan ini. Kukunci dulu pintu depan. Dengan manta p aku melangkah, siap berhubungan seks dengan wanita muda bahenol itu. Tapi sebe lum keluar pintu belakang, aku ragu. Bagaimana kalau dia menolak kusetubuhi ?. K emarin saja dia menolak meneruskan mengocok penisku sampai keluar mani. Apakah s ekarang ia akan membiarkan vaginanya kumasuki ? Dia begitu merasa bersalah sama isteriku. Bahkan hanya buat mengonaniku, apalagi bersetubuh. Aku menimbang. Rasa nya dia tak akan mau. Lagipula, apakah aku harus melanggar pantanganku sendiri h anya karena terrangsang tubuh polosnya ? Tapi aku sudah high sekarang Ah sudahlah, aku harus bersabar menunggu Senin depan, saatnya dia memijatku lagi . Mungkin aku bisa merayunya sehingga dia merasa ikhlas, tak bersalah, memberika n tubuhnya buat kunikmati. Untuk menyalurkan yang sudah terlanjur tegang ini ter paksa aku akan mengajak makan siang ? wanita rekan kantorku seperti biasa kulakuka n : makan siang di motel .! Kami sudah di dalam kamar motel langgananku. Begitu pelayan berlalu, aku langsun g mengunci pintu dan kupeluk si Ani, sebut saja begitu, mantan anak buahku, pasa ngan selingkuhku yang selalu siap setiap saat kubutuhkan. Eehhmmmmhh ? reaksinya begitu ciumanku sampai di lehernya. ?Katanya mau makan dulu . ? Makan yang ini dulu ah .. ? kataku sambil tanganku yang telah menerobos rok mininy a mampir ke selangkangannya. Ehhmmmm kok tumben semangat banget nih tadi malem engga dikasih ama dia ya . ? Udah kangen sih . ? Kutanggalkan blazernya. Huuu .. gombal ! Kemarin aja acuh banget ? Kan sibuk kemarin ? kubuka kancing blousenya satu persatu. Padahal kami masih berd iri di balik pintu. Alesan . ? BH-nya juga kucopot, sepasang bukit itu telah terhidang bebas di depanku . Dengan gemas kuciumi kedua buah kenyal itu. Putingnya kusedot-sedot. Gantian k anan dan kiri. Walaupun sudah sering aku melumat-lumat buah ini, tapi tak bosanbosan juga. Mulai terdengar lenguhan Ani. Tanganku sudah menerobos CD-nya, dan t elunjukkupun mengetest, pintu ?nya sudah membasah. Lenguhan telah berubah menjadi rintihan. Yang aku suka pada wanita 30 tahun ini selain dia siap setiap saat kus etubuhi, juga karena Ani cepat panasnya. Mulut dan jariku makin aktif. Rintihannya makin tak karuan. Hingga akhirnya Ayo .. sekarang Pak .. ? katanya. Akupun sudah pengin masuk dari tadi. Kupelorotkan CD-nya dan kulepas celana dan CD ku juga. Kutuntun Ani menuju tempat tidur. Kure bahkan tubuhnya. Kusingkap rok mininya dan kubuka pahanya lebar-lebar. Siap. Pad ahal roknya masih belum lepas, begitu juga kemejaku. Kuarahkan penisku tepat di pintunya yang basah itu, dan kutekan. Aaaaafffff hhhhhh teriak Ani. Dengan perlahan tapi pasti, penisku memasuki liang senggamanya, sampai seluruh batang yang tergolong panjang itu tertelan vaginanya . Kocok goyang . Kocok . Goyang . Seperti biasa. Sampai jari2 Ani mencengkeram sprei kuat-kuat diiringi dengan rintihan histeris. Sampai aku menekan kuat2 penisku guna menyemprotkan maniku ke dalam vaginanya. Sampai terasa denyutan teratur di dalam sana. Sampai kami berdua rebah lemas kee

nakan . Begitulah. Persetubuhanku dengan Ani begitu sama gayanya. Gaya standar. H al ini karena kami hampir selalu diburu waktu, memanfaatkan waktu istirahat maka n siang. Atau juga karena Ani cepat panasnya. Aku merasakannya monoton. Aku ingi n sesuatu yang baru, tapi masih sayang melepaskan Ani, sebab sewaktu-waktu dia a mat berguna meredakan keteganganku. Berarti harus menambah koleksi ? lagi ? Mungkinkah sesuatu yang baru itu akan kudapatkan dari Tini ? Ah, masih banyak ha l yang musti kupertimbangkan. Pertama, tentang janjiku yang tak akan meniduri pe mbantu. Kedua, resiko ketahuan akan lebih besar. Ketiga, si Tini belum tentu mau , dia merasa terhalang oleh kebaikan isteriku. Tapi bahwa aku akan mendapatkan s esuatu yang lain, yaitu : jauh lebih muda dari umurku, buah dada yang sintal dan besar, foreplay yang mengasyikkan dengan memijatku, makin mendorongku untuk men dapatkan Tini. Tak sabar aku menunggu Senin depan, saatnya Tini akan memijatku l agi .. Senin, pukul 12.00. Aku menelepon ke rumah. Uci yang mengangkat, belum berangkat sekolah dia rupanya. Aku mengharap Tini yang mengangkat telepon sehingga bisa j anjian jam berapa dia mau memijatku. Satu jam berikutnya aku menelepon lagi, lam a tak ada yang mengangkat, lalu ?Halo ? suara Tini. Aha ! Uci ada Tin ? Udah berangkat, Pak ? Si Ade ? ? Mas Ade tadi nelepon mau pulang sore, ada belajar kelompok, katanya ? Kesempatan n ih. Ya sudah .. ehm .. kerjaan kamu udah beres belum ? Hmm udah Pak, tinggal seterika entar sore ? Mau kan kamu mijit Bapak lagi ? Pegal2 nih kan udah seminggu ? Bisa Pak, jam berapa Bapak pulang ? ? Sekarang ? Baik Pak, tapi saya mau mandi dulu ? Agak lama aku menunggu di depan pintu baru Tini membukanya. Maaf Pak, tadi baru mandi . ? Kata Tini tergopoh-gopoh. Ah, penisku mulai bergerak naik. Tini mengenakan daster yang basah di beberapa bagian dan jelas sekali bentuk bulat buah kembarnya sebagai tanda dia tak memakai BH. Mungk in buru-buru. Engga apa-apa. Bisa mulai ? ? Bisa pak saya ganti baju dulu ? Hampir saja aku bilang, engga usah, kamu gitu aja. Untung tak jadi, ketahuan banget ada maksud lain selain minta pijit. Aku masuk kamar dan segera bertelanjang bulat. Terbawa suasana, penisku udah tegak berdiri . Kututup dengan belitan handuk. Pintu diketok. Tini masuk. Mengenakan rok terus an berbunga kecil warna kuning cerah, agak ketat, agak pendek di atas lutut, ber kancing di depan tengah sampai ke bawah, membuatnya makin tampak bersinar. Warna roknya sesuai benar dengan bersih kulitnya. Dada itu kelihatan makin menonjol s aja. Penisku berdenyut. Siap Tin ? Ya pak ? Dengan hanya berbalut handuk, aku rebah ke tempat tidur, tengkurap. Tini mulai d engan memencet telapak kakiku. Ini mungkin urutan yang benar. Cara memijat tubuh ku bagian belakang sama seperti pijatan pertama minggu lalu, kecuali waktu mau m emijat pantat, Tini melepaskan handukku, aku jadi benar2 bugil sekarang. Wangi s abun mandi tercium dari tubuhnya ketika ia memijat bahuku. Selama telungkup ini, penisku berganti-ganti antara tegang dan surut. Bila sampai pada daerah sensiti f, langsung tegang. Kalau ngobrol basa-basi dan serius ?, surut. Kalau ngobrolnya menjurus, tegang lagi. Depannya Pak ? Dengan tenang aku membalikkan tubuhku yang telanjang bulat. Bayangkan, terlentan g telanjang di depan pembantu. Penisku sedang surut. Tini melirik penisku, lagi2 hanya sekilas, sebelum mulai mengurut kakiku. Sekarang aku dengan jelas bisa me

lihatnya. Bayanganku akan bentuk buah dadanya di balik pakaiannya membuat penisk u mulai menggeliat. Apalagi ketika ia mulai mengurut pahaku. Batang itu sudah te gak berdiri. Cara mengurut paha masih sama, sesekali menyentuh buah pelir. Bedan ya, Tini lebih sering memandangi kelaminku yang telah dalam kondisi siap tempur. Kenapa Tin ? ? Aku mulai iseng bertanya. Ah engga katanya sedikit gugup. ?Cepet bangunnya hi ..hi..hi.. ? katanya sambil ketawa polos. Iya dong . Kan masih sip kata kamu ? Ada bedanya lagi. Kalau minggu lalu sehabis dari paha dia terus mengurut dadaku, kali ini dia langsung menggarap penisku, tanpa kuminta ! Apakah ini tanda2 dia akan bersedia kusetubuhi ? Jangan berharap dulu, mengingat kesetiaan ?nya kepada i steriku. Cara mengurut penisku masih sama, pencet dan urut, hanya tanpa kocokan. Jadi aku tak sempat mendaki ?, cuman pengin menyetubuhinya ! Udah. Benar2 masih sip, Pak ? Mau coba sipnya ? ? kataku tiba2 dan menjurus. Wajahnya sedikit berubah. Jangan dong Pak, itu kan milik Ibu. Masa sih sama pembantu ? Engga apa-apa asal engga ada yang tahu aja ? Tini diam saja. Dia berpindah ke dadaku. Artinya jarak kami makin dekat, artinya rangsanganku makin bertambah, artinya aku bisa mulai menjamahnya. Antara 2 kancing baju di dadanya terdapat celah terbuka yang menampakkan daging dada putih yang setengah terhimpit itu. Aduuuhhh . Aku mampu bertahan engga nih Apakah aku akan melanggar janjiku ? Seperti minggu lalu juga tangan kiriku mulai nakal. Kuusap-usap pantatnya yang p adat dan menonjol itu. Seperti minggu lalu juga, Tini menghindar dengan sopan. T api kali ini tanganku bandel, terus saja kembali ke situ meski dihindari berkali -kali. Lama2 Tini membiarkannya, bahkan ketika tanganku tak hanya mengusap tapi mulai meremas-remas pantat itu, Tini tak ber-reaksi, masih asyik mengurut. Tini masih saja asyik mengurut walaupun tanganku kini sudah menerobos gaunnya mengelu s-elus pahanya. Tapi itu tak lama, Tini mengubah posisi berdirinya dan meraih ta ngan nakalku karena hendak mengurutnya, sambil menarik nafas panjang. Entah apa arti tarikan nafasnya itu, karena memang sesak atau mulai terangsang ? Tanganku mulai diurut. Ini berarti kesempatanku buat menjamah daerah dada. Pada kesempatan dia mengurut lengan atasku, telapak tanganku menyentuh bukit dadanya. Tak ada reaksi. Aku makin nekat. Tangan kananku yang sedari tadi nganggur, kini ikut menjamah dada sintal itu. Paak . ? Katanya pelan sambil menyingkirkan tanganku. Okelah, untuk sementara aku n urut. Tak lama, aku sudah tak tahan untuk tak meremasi buah dada itu. Kudengar n afasnya sedikit meningkat temponya. Entah karena capek memijat atau mulai terangsang akibat remasanku pada dadanya. Yang p enting : Dia tak menyingkirkan tanganku lagi. Aku makin nakal. Kancing paling at as kulepas, lalu jariku menyusup. Benar2 daging padat. Tak ada reaksi. Merasa ku rang leluasa, satu lagi kancingnya kulepas. Kini telapak tanganku berhasil menyu sup jauh sampai ke dalam BH-nya, Ah putting dadanya sudah mengeras ! Tini menari k telapak tanganku dari dadanya. Bapak kok nakal sih . ? Katanya, dan .. tiba-tiba dia merebahkan tubuhnya ke dadaku. Aku sudah sangat paham akan sinyal ini. Berarti aku akan mendapatkannya, lupaka n janjiku. Kupeluk tubuhnya erat2 lalu kuangkat sambil aku bangkit dan turun dar i tempat tidur. Kubuka kancing blousenya lagi sehingga BH itu tampak seluruhnya. Buah dada sintal itu terlihat naik turun sesuai irama nafasnya yang mulai membu ru. Kucium belahan dadanya, lalu bergeser ke kanan ke dada kirinya. Bukan main d ada wanita muda ini. Bulat, padat, besar, putih. Kuturunkan tali Bhnya sehingga putting tegang itu terbuka, dan langsung kusergap dengan mulutku. Aaahhffffhhhhh . Paaaaak ? rintihnya. Tak ada penolakan. Aku pinda h ke dada kanan, kulum juga. Kupelorotkan roknya hingga jatuh ke lantai. Kulepas kan kaitan BH-nya sehingga jatuh juga. Dengan perlahan kurebahkan Tini ke kasur, dada besar itu berguncang indah. Kembali aku menciumi, menjilati dan mengulumi .

kedua buah dadanya. Tini tak malu2 lagi melenguh dan merintih sebagai tanda dia menikmati cumbuanku. Tanganku mengusapi pahanya yang licin, lalu berhenti di pinggangnya dan mulai me narik CD-nya Jangan Pak . Kata Tini terengah sambil mencegah melorotnya CD. Wah engga bisa dong aku udah sampai pada point no-return, harus berlanjut sampai hubungan kelamin. Engga apa-apa Tin ya . Bapak pengin . Badan kamu bagus bener ? Waktu aku membuka Cdn ya tadi, jelas kelihatan ada cairan bening yang lengket, menunjukkan bahwa dia s udah terangsang. Aku melanjutkan menarik CD-nya hingga lepas sama sekali. Tini t ak mencegah lagi. Benar, Tini punya bulu kelamin yang lebat. Kini dua2nya sudah polos, dan dua2nya sudah terangsang, tunggu apa lagi. Kubuka pahanya lebar lebar. Kuletakkan lututku di a ntara kedua pahanya. Kuarahkan kepala penisku di lubang yang telah membasah itu, lalu kutekan sambil merebahkan diri ke tubuhnya. Auww . Pelan2 Pak . Sakit .! ? Bapak pelan2 nih ? Aku tarik sedikit lalu memainkannya di mulut vaginanya. Bapak sabar ya . Saya udah lamaa sekali engga gini ? Ah masa ? Benar Pak ? Iya deh sekarang bapak masukin lagi ya . Pelan deh.. ? Benar Bapak engga bilang ke Ibu kan ? ? engga dong gila apa ? Terpaksa aku pegangi penisku agar masuknya terkontrol. Kugeser-geser lagi di pin tu vaginanya, ini akan menambah rangsangannya. Baru setelah itu menusuk sedikit dan pelan. Aaghhhhfff ? serunya, tapi tak ada penolakan kaya tadi Sakit lagi Tin . ? Tini hanya menggelengkan kepalanya. Terusin Pak perlahan ? sekarang dia yang minta. Aku menekan lagi. AH bukan main sem pitnya vagina wanita muda ini. Kugosok-gosok lagi sebelum aku menekannya lagi. M entok. Kalau dengan isteriku atau Si Ani, tekanan segini sudah cukup menenggelam kan penisku di vaginanya masing-masing. Tini memang beda. Tekan, goyang, tekan g oyang, dibantu juga oleh goyangan Tini, akhirnya seluruh batang panisku tenggela m di vagina Tini yang sempit itu. Benar2 penisku terasa dijepit. Aku menarik pen isku kembali secara amat perlahan. Gesekan dinding vagina sempit ini dengan kuli t penisku begitu nikmat kurasakan. Setelah hampir sampai ke ujung, kutekan lagi perlahan pula sampai mentok. Demikian seterusnya dengan bertahap menambah kecepa tan. Tingkah Tini sudah tak karuan. Selain merintih dan teriak, dia gerakkan tub uhnya dengan liar. Dari tangan meremas sampai membanting kepalanya sendiri. Semu anya liar. Akupun asyik memompa sambil merasakan nikmatnya gesekan. Kadang kocok an cepat, kadang gesekan pelan. Penisku mampu merasakan relung2 dinding vaginany a. Memang beda, janda muda beranak satu ini dibandingkan dengan isteriku yang te lah kali melahirkan. Beda juga rasanya dengan Ani yang walaupun juga punya anak satu tapi sudah 30 tahun dan sering dimasuki oleh suaminya dan aku sendiri. Aku masih memompa. Masih bervariasi kecepatannya. Nah, saat aku memompa cepat, t iba2 Tini menggerak-gerakan tubuhnya lebih liar, kepalanya berguncang dan kuku j arinya mencengkeram punggungku kuat-kuat sambil menjerit, benar2 menjerit ! Dua detik kemudian gerakan tubuhnya total berhenti, cengkeraman makin kuat, dan peni sku merasakan ada denyutan teratur di dalam sana. Ohh nikmatnya .. Akupun menghen tikan pompaanku. Lalu beberapa detik kemudian kepalanya rebah di bantal dan kedu a belah tangannya terkulai ke kasur, lemas . Tini telah mencapai orgasme ! Sement ara aku sedang mendaki. Paaak ooohhhh .. ? Kenapa Tin ? Ooohh sedapnya ? Lalu diam, hening dan tenang. Tapi tak lama. Sebentar kemudian badannya bergunca ng, teratur. Tini menangis ! Kenapa Tin ? Air matanya mengalir. Masih menangis. Kaya gadis yang baru diperawani saja.

saya berdosa ama Ibu ? katanya kemudian Engga apa-apa Tin .. Kan Bapak yang mau ? Iya .. Bapak yang mulai sih. Kenapa Pak ? Jadinya saya engga bisa menahan . ? Aku diam saja. Saya khawatir Pak . ? Sama Ibu ? Bapak engga akan bilang ke siapapun ? Juga khawatir kalo kalo ? Kalo apa Tin ? ? Kalo saya ketagihan . ? Oh jangan khawatir, Pasti Bapak kasih kalo kamu pengin lagi. Tinggal bilang aja ? Ya itu masalahnya ? Kenapa ? ? Kalo sering2 kan lama2 ketahuan .. ? Yaah harus hati2 dong ? kataku sambil mulai lagi menggoyang. Kan aku belum sampai. Ehhmmmmmm reaksinya. Goyang terus. Tarik ulur. Makin cepat. Tini juga mulai ikut bergoyang. Makin cepat. Aku merasakan hampir sampai di puncak. Tin . ? Ya Pak . ? Bapak . hampir . sampai ? Teruus Pak ? Kalo .. keluar .gimana ? ? Keluarin ..aja Pak Engga . apa-apa ? Engga .. usah dicabut ? Jangan .. pak . aman .. kok ? Aku mempercepat genjotanku. Gesekan dinding vaginanya yang sangat terasa mengaki batkan aku cepat mencaki puncak. Kubenamkan penisku dalam2 Kusemprotkan maniku kuat2 di dalam. Sampai habis. Sampai lunglai. Sampai lemas. Beberapa menit berikutnya kami masih membisu. Baru saja aku mengalami kenikmatan luar biasa. Suatu nikmat hubungan seks yang baru sekarang aku alami lagi setela h belasan tahun lalu berbulan madu dengan isteriku. Vagina Tini memang gurih ?, da n aku bebas mencapai puncak tanpa khawatir resiko. Tapi benarkah tanpa resiko. T adi dia bilang aman. Benarkah ? Tin . ? Ya .. Pak ? Makasih ya benar2 nikmat ? Sama-sama Pak. Saya juga merasakan nikmat ? Masa .. ? Iya Pak. Ibu benar2 beruntung mendapatkan Bapak ? Ah kamu ? Baner Pak. Sama suami engga seenak ini ? Oh ya ? Percaya engga Pak . Baru kali ini saya merasa kaya melayang-layang ? Emang sama suami engga melayang, gitu ? Engga Pak. Seperti yang saya bilang punya Bapak bagus banget ? Katamu tadi . Udah berapa lama kamu engga begini .. ? Sejak .ehm .. udah 4 bulan Pak ? Lho . Katanya kamu udah cerai 5 bulan ? Benar ? Trus ? ? Waktu itu saya kepepet Pak ? Sama siapa ? Sama tamu. Tapi baru sekali itu Pak. Makanya saya hanya sebulan kerja di panti pi jat itu. Engga tahan diganggu terus ? Cerita dong semuanya ? Ada tamu yang nafsunya gede banget. Udah saya kocok sampai keluar, masih aja dia mengganggu. Saya sampai tinggalin dia. Trus akhirnya dia ninggalin duit, lumayan banyak, sambil bilang saya ditunggu di Halte dekat sini, hari Sabtu jam 10.00. Dia mau ajak saya ke Hotel. Kalo saya mau, akan dikasih lagi sebesar itu ? Trus ? ?

Saya waktu itu benar2 butuh buat bayar rumah sakit, biaya perawatan adik saya. Ja di saya mau ? Pernah sama tamu yang lain ? ? Engga pernah Pak. Habis itu trus saya langsung berhenti ? Kapan kamu terakhir main ? ? Ya itu sama tamu yang nafsunya gede itu, 4 bulan lalu. Setelah itu saya kerja jad i pembantu sebelum kesini. Selama itu saya engga pernah ?main ?, sampai barusan ta di sama Bapak . Enak banget barusan kali karena udah lama engga ngrasain ya Pak au emang punya Bapak siip banget hi..hi.. ? Polos banget anak ini. Aku juga merasakan nikmat yang sangat. Dia mungkin engga menyadari bahwa dia punya vagina yang legit ?, lengket-lengket sempi t, dan seret. Kamu engga takut hamil sama tamu itu ? ? Engga. Sehabis saya melahirkan kan pasang aiyudi (maksudnya IUD, spiral alat KB). Waktu cerai saya engga lepas, sampai sekarang. Bapak takut saya hamil ya ? ? Aku lega bukan main. Berarti untuk selanjutnya, aku bisa dengan bebas meniduriny a tanpa khawatir dia akan hamil . Jam berapa Pak ? ? Jam 4 lewat 5 ? Pijitnya udah ya Pak . Saya mau ke belakang dulu ? Udah disitu aja ? kataku sambil menyuruh dia ke kamar mandi dalam kamarku. Dengan tenangnya Tini beranjak menuju kamar mandi, masih telanjang. Goyang pantatnya lu mayan juga. Tak lama kemudian Tini muncul lagi. Baru sekarang aku bisa jelas mel ihat sepasang buah dada besarnya. Bergoyang seirama langkahnya menuju ke tempat tidur memungut BH-nya. Melihat car anya memakai BH, aku jadi terangsang. Penisku mulai bangun lagi. Aku masih punya sekitar 45 menit sebelum isteriku pulang, cukup buat satu ronde lagi. Begitu Ti ni memungut CD-nya, tangannya kupegang, kuremas. Bapak pengin lagi, Tin ? Ah nanti Ibu keburu dateng , Pak ? Masih ada waktu kok ? Ah Bapak nih gede juga nafsunya ? katanya, tapi tak menolak ketika BH nya kulepas lagi. Sore itu kembali aku menikmati vagina legit milik Tini, janda muda beranak satu, pembantu rumah tanggaku .. Hubungan seks kami selanjutnya tak perlu didahului oleh acara pijitan. Kapan aku mau tinggal pilih waktu yang aman (cuma Tini sendirian di rumah) biasanya sekit ar jam 2 siang. Tini selalu menyambutku dengan antusias, sebab dia juga menikmat i permainan penisku. Tempatnya, lebih aman di kamarnya, walaupun kurang nyaman. Bahkan dia mulai berani ? memanggilku untuk menyetubuhinya. Suatu siang dia menele ponku ke kantor menginformasikan bahwa Uci udah berangkat sekolah dan Ade pergi less bahasa Inggris, itu artinya dia sendirian di rumah, artinya dia juga pengin disetubuhi. Terbukti, ketika aku langsung pulang, Tini menyambutku di pintu han ya berbalut handuk. Begitu pintu kukunci, dia langsung membuang handuknya dan me nelanjangiku ! Langsung saja kita main di sofa ruang tamu . sumber http://www.ceritadewasaseks.net

at

Tempat kostnya lumayan bagus dan ibu kost saya waktu itu berumur sekitar 28 tahu n. Suaminya sudah meninggal karena kecelakaan lalu lintas dan dia belum sempat d ikaruniai anak. Untuk membiayai kehidupan sehari-harinya dia bekerja di salah sa tu bank swasta di Bandung. Sebelumnya saya kost di Cihampelas dan karena ribut dengan salah satu anak kost di sana, saya coba cari tempat kost lain. Rumah kost baru ini saya ketahui dari salah seorang teman yang masih saudara sepupu ibu kost saya. Waktu pertama kali

saya datang, ibu kost saya (sebut saja namanya Rita) agak ragu-ragu karena dia s ebenarnya berencana untuk menerima wanita. Maklum karena dia hanya tinggal sendi ri ditemani seorang pembantu. Untung akhirnya Mbak Rita mau menerima saya karena tahu saya adalah teman dekat saudara sepupunya. Sebagai gambaran, Mbak Rita tingginya 163 cm dengan wajah yang cantik. Kulitnya putih dan badannya juga sangat seksi dengan ukuran dada yang lebih besar dari um umnya wanita Indonesia. Belum lama saya tinggal di sana saya mulai tahu kalau Mb ak Rita dibalik penampilan luarnya yang cukup alim, ternyata mempunyai libido se ks yang cukup tinggi. Waktu itu saya sedang di rumah sendiri dan saya suruh pemb antu untuk membelikan makanan di luar. Saya iseng dan masuk ke kamarnya serta me mbuka lemari pakaiannya. Di lacinya, di bawah tumpukan pakaian dalamnya ternyata terdapat dua buah vibrat or yang mungkin sering digunakan untuk memenuhi kebutuhan biologisnya. Mbak Rita juga mempunyai beberapa pakaian dalam dan baju tidur yang sangat seksi. Hal ini sebenarnya sudah saya ketahui dengan memperhatikan pakaian-pakaian dalamnya bil a dijemur di halaman belakang rumah. Di rumah pun Mbak Rita cukup bebas, dia hampir tidak pernah menggunakan bra bila di rumah walaupun dia tahu saya ada di rumah. Di balik baju kaos ketat atau baj u tidur yang dikenakannya seringkali putingnya terlihat menonjol dan saya sendir i yang kadang-kadang risih untuk melihatnya. Kalau keluar kamar mandi pun Mbak R ita biasanya hanya mengenakan handuk yang tidak terlalu besar dan dililitkan di badannya sehingga kemontokan buah dadanya dan kemulusan pahanya terlihat jelas. Suatu pagi waktu saya sedang sarapan, Mbak Rita masuk ke ruang makan sehabis mel akukan senam aerobik di halaman belakang. Dia mengenakan baju senam berwarna mer ah muda dengan bahan yang cukup tipis tanpa lapisan dalam lagi. Karena bajunya b asah oleh keringat, waktu dia masuk saya cukup kaget, karena buah dada dan putin gnya terlihat jelas sekali di balik baju senamnya. Saya yakin dia sadar akan hal itu dan sengaja mengenakan baju senam itu untuk menggoda saya. Waktu saya menol eh ke dadanya, Mbak Rita langsung bertanya, "Hayo, lihat apa kamu ?". Saya sendi ri hanya tersenyum dan berkata, "Nggak lihat apa-apa kok, lagian Mbak pakai baju kok transparan betul sih ?". Mbak Rita balik bertanya, "Memangnya kamu nggak su ka lihat yang begini ?". "Ya suka dong Mbak, namanya juga laki-laki". Waktu itu saya malu sekali dan mencoba untuk mengalihkan pembicaraan ke hal lainnya. Tetap i sepanjang sarapan harus diakui kalau saya berkali-kali mencoba untuk mencuri p andang ke arah dadanya. Malam harinya ketika saya sedang nonton TV di ruang depan Mbak Rita menghampiri saya dengan menggunakan baju tidurnya yang berwarna putih. Dia ikut nonton TV, d an selang beberapa lama dia berkata kepada saya. "Wan, aku pegal-pegal semua nih badannya, mungkin karena aerobik tadi pagi. Bantu pijitin Mbak yah ?". Dengan s pontan saya berkata, "Boleh Mbak. Di mana ?" "Ke kamar Mbak aja deh", katanya. Sebenarnya saya sudah menunggu kesempatan ini sejak lama, tetapi memang karena s aya orangnya pemalu, saya tidak pernah berani untuk mencoba-coba mengutarakan ha l ini ke Mbak Rita. Saya mengikuti Mbak Rita ke kamarnya dan dia menyuruh saya d uduk di tempat tidurnya. Mbak Rita kemudian mengambil baby oil dari laci sebelah tempat tidurnya dan memberikannya ke saya. Saya bilang kalau bajunya nanti koto r bila pakai baby oil. Tujuan saya sebenarnya adalah supaya Mbak Rita mau melepa skan baju tidurnya. Mbak Rita langsung mengangkat baju tidurnya di hadapan saya dan yang mengejutkan, dia hanya mengenakan celana dalam G-string berwarna putih yang tidak cukup untuk menutupi bulu kemaluannya yang lebat. Di kiri kanan celan anya masih tampak bulu kemaluannya, Tubuhnya indah sekali, payudaranya besar den gan bentuk yang indah dan puting yang berwarna coklat kemerahan. "Bagaimana Wan, menurut kamu badanku, bagus ?". Sayapun mengangguk sambil menela n ludah. Baru pertama kali ini saya melihat tubuh wanita dalam keadaan yang hamp

ir telanjang bulat. Biasanya saya hanya melihat di film atau majalah saja (waktu itu belum ada internet seperti sekarang). Mbak Rita kemudian merebahkan badanny a dan saya mulai memijitnya dari belakang setelah terlebih dulu mengoleskan baby oil. Luar biasa, kulitnya mulus sekali dan sekujur tubuhnya ditumbuhi oleh bulu -bulu halus yang menambah keseksiannya. Pada waktu saya memijit kaki dan pahanya, Mbak Rita membuka kakinya lebih lebar, dan saya dapat melihat kemaluannya yang tercetak jelas pada celana dalamnya yan g kecil itu. Belum lagi bulu kemaluannya yang keluar dan menambah indah pemandan gan itu. Saya terus memijiti paha bagian dalamnya dan saya sengaja untuk tidak s ampai ke selangkangannya agar dia terangsang secara perlahan-lahan. Mbak Rita me ngeluarkan lenguhan-lenguhan lembut dan saya tahu dia menikmati pijitan saya. Ka kinya juga dibuka lebih lebar dan mengharapkan tangan saya menyentuh kemaluannya . Tetap saja saya sengaja untuk tidak menyentuh kemaluannya. Dari kemaluannya su dah mulai keluar sedikit cairan yang membasahi celana dalamnya. Saya tahu kalau dia sudah terangsang. Saya minta Mbak Rita membalikkan badannya. Dia langsung menurut dan saya usapkan baby oil di dada dan perutnya. Payudaranya cukup kenyal dan waktu saya memainka n jari-jari saya di putingnya dia menutup matanya dan terlihat benar-benar menik mati apa yang saya lakukan. Kemudian Mbak Rita bangun dan meminta saya membuka p akaian saya. Dia berkata kalau dia sudah benar-benar terangsang dan sejak kemati an suaminya dia tidak pernah tidur dengan seorang pria pun. Aku minta Mbak Rita yang melucuti pakaianku. Dengan cepat Mbak Rita membuka baju kaos yang aku kenak an dan kemudian celana pendek dan celana dalamku. "Kamu juga udah terangsang yah Wan ?". "Iya dong Mbak, dari tadi juga udah berdiri begini", kataku sambil tert awa. Mbak Rita kemudian memegang kemaluanku dan mulai melakukan oral seks kepada ku. Terus terang itu adalah pertama kali seorang perempuan melakukan hal itu kep ada saya. Waktu SMA saya pernah punya pacar tapi kami tidak pernah melakukan hal -hal sejauh itu. Paling-paling juga kami hanya berpegangan tangan dan berciuman. Mbak Rita ternyata ahli sekali dan saya merasakan kenikmatan yang luar biasa. Selang beberapa lama kemudian, Mbak Rita melepaskan celana dalamnya dan menyuruh ku tiduran di ranjang dan dia naik di atasku. Kakinya dibuka lebar di atas kepal aku sambil lidahnya menjilati kemaluanku. Pinggulnya diturunkan dan kemaluannya hanya beberapa senti di atas mukaku. Sungguh pemandangan yang sangat indah. Lang sung saja aku menjilati kemaluan dan clitorisnya dari bawah. Ternyata rasanya ti dak jijik seperti yang aku bayangkan sebelumnya. Cairannya sedikit asin dan tida k berbau. Aku tahu kalau dari kesehariannya yang resik, Mbak Rita pasti juga raj in menjaga kebersihan kemaluannya. Aku terus menjilati kemaluannya dan mulai memberanikan diri menjilati bagian dal amnya dengan membuka kemaluannya dengan jariku lebih lebar. Mbak Rita sangat men ikmati dan dia juga menjilati kemaluanku dengan lebih ganas lagi. Kemudian dia b angun dan memintaku memasukkan kemaluanku ke dalam punyanya. "Ayo dong Wan, aku sudah nggak tahan lagi nih". Aku bilang kalau aku belum pernah melakukan hal ini dan Mbak Rita berkata, "Kamu tiduran aja, nanti Mbak akan mengajari kamu." Kemu dian Mbak Rita duduk di atasku dan dengan perlahan memasukkan kemaluanku. Rasany a nikmat sekali dan Mbak Rita mulai menggoyangkan pinggulnya. Aku memejamkan mat aku dan berpikir kalau beginilah rasanya berhubungan dengan wanita. Kalau sebelu mnya hanya imajinasi semata, sekarang aku merasakan bagaimana nikmatnya berhubun gan dengan wanita secantik Mbak Rita. Malam itu kami berhubungan badan dua kali. Setelah kami selesai yang pertama, Mb ak Rita mengajak saya mandi dan kemudian mengganti sprei dengan yang baru karena kotor oleh keringat dan baby oil yang digunakan tadi. Kemudian kita lanjut lagi dan mencoba melakukan gaya-gaya lainnya. Setelah kejadian malam itu, Mbak Rita sering mengajak saya tidur di kamarnya dan hubungan seks di antara kami menjadi hal yang rutin kami lakukan. Mbak Rita jug

a suka mengajak saya melakukannya di seluruh bagian rumah, dari ruang tamu sampa i halaman belakang. Biasanya bila melakukan di luar kamar, kami melakukannya mal am hari setelah pembantu tidur. Pernah sekali pembantu rumah memergoki kami di r uang tengah waktu dia mau mengambil minuman di dapur. Cepat-cepat dia memalingka n muka dan balik ke kamarnya. Setelah itu dia tidak pernah lagi keluar malam-mal am dan itu membuat kami lebih bebas melakukannya di rumah. Sewaktu pembantu mudi k pada saat lebaran kami menghabiskan waktu di rumah tanpa mengenakan pakaian se lembarpun. Saya juga mulai sering pergi dengan Mbak Rita dan waktu itu hubungan kami sudah layaknya seperti orang pacaran. Diapun sudah tidak mau lagi disapa dengan Mbak d an dia minta saya memanggilnya dengan nama depannya sendiri. Dia juga tidak mau lagi menerima uang kost dari saya dan uang kiriman orang tua dapat saya gunakan untuk bepergian dengan dia. Satu hal yang saya ingin ceritakan, dia jarang sekal i mengenakan celana dalam bila pergi keluar rumah, kecuali kalau ke kantor. Pern ah juga beberapa kali saya minta dia ke kantor dengan tidak mengenakan celana da lam di balik roknya dan dia menuruti. Kalau saja karyawan laki-laki di bank temp at dia bekerja tahu kalau di balik roknya yang lumayan pendek itu tidak ada apaapa lagi... Kalau bra, biasanya dia kenakan karena bila tidak akan terlihat jela s dan dia risih bila banyak mata lelaki yang memandang ke arah dadanya. Hubungan kami masih berlangsung sampai sekarang walaupun orang tuaku tidak menye tujui karena usianya yang jauh lebih tua dan statusnya yang janda. Saya sekarang bekerja di Jakarta dan bila akhir pekan saya selalu menghabiskan waktu saya di Bandung. Rencananya akhir tahun ini kami akan menikah walaupun orang tua saya ti dak menyetujui Source: http://www.hamsterhead.info/2012/01/cerita-sex-birahi-tante-kos-bernama. html#ixzz1pNqCitlL

Namaku Wawan, aku adalah seorang mahasiswa PTS terkenal di Yogyakarta berusia 22 tahun dan aku kost di sebuah rumah milik seorang janda pengusaha toko, sebut sa ja Tante Lisa. Usianya masih 40 tahun. Suaminya meninggal karena komplikasi, dan dengar-dengar dari tetangga Tante Lisa itu dulunya hostess di Surabaya. Tante Lisa sangat cantik dan menjaga tubuhnya sehingga dia tampak seperti berumu r 30 tahun. Dia juga berpenampilan seksi, suka memakai celana kaos ketat dan tan k-top. Ceritanya berawal ketika suatu hari aku sedang onani di kamar mandi dan ternyata lupa dikunci. Ternyata Tante Lisa menontonnya dan setelah aku orgasme, aku kage t melihatnya. Wan, kelihatannya asyik ya k. mendingan lain kali minta bantuan Tante pasti lebih ena

Aku jadi malu berat dibuatnya, Maaf Tante, saya lupa menutup pintunya. Nggak apa kok Wan, kan kamu sudah dewasa dan wajar melakukannya. Tante juga sudah sering lihat yang begituan kok , katanya sambil senyum. Beberapa hari kemudian aku disuruh bantu-bantu di tokonya dan tanpa segan-segan aku membantunya hingga malam Tante Lisa memintaku untuk menemaninya dan aku disu ruh menginap di situ, memang di tokonya ada dua kamar di lantai dua (ruko) dan k amar tersebut kadang ditempati Tante Lisa bersama anaknya. Tante Lisa mengajakku makan bersama dan minum wine dan aku tidak mengerti kok aku bisa sampai tidak s adar, mungkin dicampur obat tidur.

Paginya Tante Lisa membangunkanku bahkan harus sampai disiram, aku disuruh cepat -cepat pulang kost dan merahasiakan kalau aku tidur di ruko. Aku menurutinya dan malamnya setelah toko tutup Tante Lisa mengajakku berhubungan intim. Wan, Tante minta malam ini kamu puasin Tante ya. Karuan saja kutolak karena aku memang belum pernah gituan dan takut meskipun aku sering nonton BF. Maaf Tante saya nggak berani , kataku sambil gugup. Tante Lisa mengancam dan Tante Lisa memutar videoku sedang tidur bugil. Tante Lisa bilang tadi malam saat tidur menelanjangiku dan merekamnya dengan Handycam. Tante akan menyebarkan rekaman ini jika kamu nggak mau melayani Tante kecuali kam u mau melakukan yang Tante minta. Percaya Tante deh, toh Tante juga menjaga nama baik Tante jadi ini akan jadi rahasia kita berdua. Akhirnya karena takut dan polos aku melayaninya. Dari situ aku tahu ternyata Tan te Lisa maniak seks, Tante Lisa pertama minta mandi Caty (dijilati tubuhnya dari ujung kaki sampai ujung rambut) dan Tante Lisa minta aku menjilatinya liang kew anitaannya sampai berjam-jam setiap aku berhenti Tante Lisa menjambak rambutku d an menekan kepalaku ke liang sorganya. Pengalaman pertamaku menyentuh wanita apalagi menjilati seluruh bagian tubuhnya, dalam keterpaksaan itu aku sampai menangis. Sudah Tante sudah , sambil nafasku tersengal-sengal. Aghhh.. jangan lepas. Teruss.. terusss! Tante Lisa terus menjepit kepalaku dengan kedua pahanya yang kencang. Aku dapat merasakan harumnya kemaluan Tante Lisa. Aku sendiri merasa nikmat sekaligus taku t. Dia menyuruhku tidur di sofa dan Tante Lisa menduduki wajahku sehingga aku di paksa menjilati kelamin dan anusnya. Aghh.. enak sekali Wan , katanya sambil memutar-mutar pantatnya di atas wajahku yan g sudah basah karena cairan kewanitaannya. Pantatnya yang hangat dan kencang itu menindih wajahku sehingga aku sampai susah bernafas. Jika Tante Lisa tidak mera sa puas atas pelayananku ia suka sekali menampar, mencakar, menjambak, meludahi. Setelah itu Tante Lisa mengambil posisi 69 dan kami saling mengoral. Ayo Wan, kam u bisa lebih panjang lagi , katanya sambil menarik-narik kemaluanku dan memelintir pelirku. Aku yang kesakitan tapi merasakan sensasi yang luar biasa. Dalam mengo ral, Tante Lisa seperti singa yang tidak diberi makan 3 hari. Sangat buas dan Tante Lisa mempermainkannya dengan sangat cekatan terampil, kada ng menarik terus memutar kadang mengocoknya dengan cepat terus perlahan. Bahkan pernah Tante Lisa mengencingi wajahku sambil membuka mulutku.. lalu aku d isuruh menjilat air kencingnya yang tercecer di lantai. Entah kenapa lama-lama a ku malah menyukai mungkin aku termasuk sado masochocist. Suatu hari entah dari mana Tante Lisa membawa alat-alat untuk seks sado masochis t, ada bola penyumpal mulut terus seperti kuas penggelitik, cemeti dari kulit, p engikat leher seperti anjing, CD kulit yang berlobang di bagian depannya dan pak aian seperti pasukan Romawi dulu. Dia menelanjangi dan mengikatku sambil merangkak Tante Lisa berteriak-teriak mem ecutiku dan menendang pantatku persis seperti anjing, dia sebar makanan di lanta i dan menyuruhku memungut dengan mulut bahkan menjilati ludah dan kencingnya di lantai. Di bagian batang kemaluanku dia mengikatkan sebuah karet gelang yang ada kerinci ngnya sehinga setiap kali merangkak berbunyi nyaring. Ayo ayo kalau kamu mau jadi

anjing Tante yang setia harus nurut yang Tante perintahkan! Tante Lisa kadang mem perlakukanku seperti kuda, dengan mengikat leherku dan menunggangi punggungku sa mbil memecut pantatku. Sering juga Tante Lisa memasukkan sebagian pisang susu ke liang kewanitaannya da n menyuruhku mengambil dan memakannya dengan mulut. Untuk menyumpal mulutku agar aku tidak mengerang keras biasanya Tante Lisa memakai CD-nya atau Carefree Pant y Shield. Aku tidak pernah punya kesempatan menggunakan batang kemaluanku, paling Tante Li sa suka sekali mengocoknya bahkan Tante Lisa pernah mengocokku sampai orgasme 4 kali dalam satu malam. Sampai batang kemaluanku lecet dan perih dan tangan Tante Lisa juga sampai pegal-pegal. Tante Lisa sangat merawat batang kemaluanku, buktinya setiap habis main selalu d ia merendam dengan air hangat dan kadang dengan teh basi katanya agar batang kem aluanku selalu kuat dan siap kapan saja. Masak cuman bisa dua kali nih rasakan! Aduh.. ampun Tante pintaku memelas. katanya sambil menyentil ujung kemaluanku.

Itulah yang sering terjadi jika Tante Lisa memaksaku orgasme berkali-kali. Dalam mengocok Tante Lisa juga kadang pakai sarung tangan, pakai foam/shampoo, odol, pakai supit untuk mie dll, biasanya Tante Lisa mengocokku sambil minta dioral se ks atau menjilati puting dan ketiaknya. Yang paling mengerikan, pernah Tante Lis a memintaku memakan kotorannya (berak red) dan aku tolak karena selain jijik jug a takut sakit, untungnya Tante Lisa mau ngerti. Sampai sekarang sudah hampir 2 tahun dan aku makin suka meski kadang aku sempat sakit. Aku hanya merasakan kepuasan dan mengabaikan rasa sakit dan suatu saat ak u berangan-angan dapat bermain seks seperti itu dengan lebih dari 1 orang saja Source: http://www.hamsterhead.info/2012/01/cerita-dewasa-ganasnya-tante-lisa.ht ml#ixzz1pNqM9Jvx

Namaku Hendriansyah, biasa dipanggil Hendri. Saat ini aku kuliah di salah satu A kademi Pariwisata sambil bekerja di sebuah hotel bintang lima di Denpasar, Bali. Kisah yang aku ceritakan ini adalah kisah nyata yang terjadi terjadi saat aku m asih duduk di kelas II SMA, di kota Jember, Jawa Timur. Saat itu aku tinggal di sebuah gang di pusat kota Jember. Di depan rumahku tingg alah seorang wanita, Nia Ramawati namanya, tapi ia biasa dipanggil Ninik. Usiany a saat itu sekitar 24 tahun, karena itu aku selalu memanggilnya Mbak Ninik. Ia b ekerja sebagai kasir pada sebuah departemen store di kotaku. Ia cukup cantik, ji ka dilihat mirip bintang sinetron Sarah Vi, kulitnya putih, rambutnya hitam panj ang sebahu. Namun yang paling membuatku betah melihatnya adalah buah dadanya yan g indah. Kira-kira ukurannya 36B, buah dada itu nampak serasi dengan bentuk tubu hnya yang langsing. Keindahan tubuh Mbak Ninik tampak semakin aduhai saat aku melihat pantatnya. Kal i ini aku tidak bisa berbohong, ingin sekali kuremas-remas pantatnya yang aduhai itu. Bahkan jika Mbak Ninik memintaku mencium pantatnya akan kulakukan. Satu ha l lagi yang membuatku betah melihatnya adalah bibirnya yang merah. Ingin sekali aku mencium bibir yang merekah itu. Tentu akan sangat nikmat saat membayangkan k eindahan tubuhnya. Setiap pagi saat menyapu teras rumahnya, Mbak Ninik selalu menggunakan kaos tanp a lengan dan hanya mengenakan celana pendek. Jika ia sedang menunduk, sering kal

i aku melihat bayangan celana dalamnya berbentuk segi tiga. Saat itu penisku lan gsung berdiri dibuatnya. Apalagi jika saat menunduk tidak terlihat bayangan cela na dalamnya, aku selalu berpikir, wah pasti ia tidak memakai celana dalam. Kemud ian aku membayangkan bagaimana ya tubuh Mbak Ninik jika sedang bugil, rambut vag inanya lebat apa tidak ya. Itulah yang selalu muncul dalam pikiranku setiap pagi , dan selalu penisku berdiri dibuatnya. Bahkan aku berjanji dalam hati jika kein ginanku terkabul, aku akan menciumi seluruh bagian tubuh Mbak Ninik. Terutama ba gian pantat, buah dada dan vaginanya, akan kujilati sampai puas. Malam itu, aku pergi ke rumah Ferri, latihan musik untuk pementasan di sekolah. Kebetulan orang tua dan saudaraku pergi ke luar kota. Jadi aku sendirian di ruma h. Kunci kubawa dan kumasukkan saku jaket. Karena latihan sampai malam aku kelet ihan dan tertidur, sehingga terlupa saat jaketku dipakai Baron, temanku yang mai n drum. Aku baru menyadari saat sudah sampai di teras rumah. Waduh kunci terbawa Baron, ucapku dalam hati. Padahal rumah Baron cukup jauh juga. Apalagi sudah larut malam, sehingga untuk kembali dan numpang tidur di rumah Fe rri tentu tidak sopan. Terpaksa aku tidur di teras rumah, ya itung-itung sambil jaga malam. Lho masih di luar Hen.. Aku tertegun mendengar sapaan itu, ternyata Mbak Ninik baru pulang. Eh iya.. Mbak Ninik juga baru pulang, ucapku membalas sapaannya. Iya, tadi setelah pulang kerja, aku mampir ke rumah teman yang ulang tahun, jawabn ya. Kok kamu tidur di luar Hen. Anu.. kuncinya terbawa teman, jadi ya nggak bisa masuk, jawabku. Sebetulnya aku berharap agar Mbak Ninik memberiku tumpangan tidur di rumahnya. S elanjutnya Mbak Ninik membuka pintu rumah, tapi kelihatannya ia mengalami kesuli taan. Sebab setelah dipaksa-paksa pintunya tetap tidak mau terbuka. Melihat hal itu aku segera menghampiri dan menawarkan bantuan. Kenapa Mbak, pintunya macet.. Iya, memang sejak kemarin pintunya agak rusak, aku lupa memanggil tukang untuk me mperbaikinya. jawab Mbak Ninik. Kamu bisa membukanya, Hen. lanjutnya. Coba Mbak, saya bantu. jawabku, sambil mengambil obeng dan tang dari motorku. Aku mulai bergaya, ya sedikit-sedikit aku juga punya bakat Mc Gayver. Namun yang membuatku sangat bersemangat adalah harapan agar Mbak Ninik memberiku tumpangan tidur di rumahnya. Kletek.. kletek akhirnya pintu terbuka. Aku pun lega. Wah pinter juga kamu Hen, belajar dari mana. Ah, nggak kok Mbak.. maklum saya saudaranya Mc Gayver, ucapku bercanda. Terima kasih ya Hen, ucap Mbak Ninik sambil masuk rumah. Aku agak kecewa, ternyata ia tidak menawariku tidur di rumahnya. Aku kembali tid uran di kursi terasku. Namun beberapa saat kemudian. Mbak Ninik keluar dan mengh ampiriku. Tidur di luar tidak dingin. Kalau mau, tidur di rumahku saja Hen, kata Mbak Ninik. Ah, nggak usah Mbak, biar aku tidur di sini saja, sudah biasa kok, jawabku basa-ba si. Nanti sakit lho. Ayo masuk saja, nggak apa-apa kok.. ayo. Akhirnya aku masuk juga, sebab itulah yang kuinginkan. Mbak, saya tidur di kursi saja. Aku langsung merebahkan tubuhku di sofa yang terdapat di ruang tamu. Ini bantal dan selimutnya Hen. Aku tersentak kaget melihat Mbak Ninik datang menghampiriku yang hampir terlelap . Apalagi saat tidur aku membuka pakaianku dan hanya memakai celena pendek. Oh, maaf Mbak, aku terbiasa tidur nggak pakai baju, ujarku. Oh nggak pa-pa Hen, telanjang juga nggak pa-pa.

Benar Mbak, aku telanjang nggak pa-pa, ujarku menggoda. Nggak pa-pa, ini selimutnya, kalau kurang hangat ada di kamarku, ambil masuk kamar.

kata Mbak Ninik s

Aku tertegun juga saat menerima bantal dan selimutnya, sebab Mbak Ninik hanya me makai pakaian tidur yang tipis sehingga secara samar aku bisa melihat seluruh tu buh Mbak Ninik. Apalagi ia tidak mengenakan apa-apa lagi di dalam pakaian tidur tipis itu. Aku juga teringat ucapannya kalau selimut yang lebih hangat ada di ka marnya. Langsung aku menghampiri kamar Mbak Ninik. Ternyata pintunya tidak ditut up dan sedikit terbuka. Lampunya juga masih menyala, sehingga aku bisa melihat M bak Ninik tidur dan pakaiannya sedikit terbuka. Aku memberanikan diri masuk kama rnya. Kurang hangat selimutnya Hen, kata Mbak Ninik. Iya Mbak, mana selimut yang hangat, jawabku memberanikan diri. Ini di sini, kata Mbak Ninik sambil menunjuk tempat tidurnya. Aku berlagak bingung dan heran. Namun aku mengerti Mbak Ninik ingin aku tidur be rsamanya. Mungkin juga ia ingin aku.., Pikiranku melayang kemana-mana. Hal itu m embuat penisku mulai berdiri. Terlebih saat melihat tubuh Mbak Ninik yang tertut up kain tipis itu. Sudah jangan bengong, ayo sini naik, kata Mbak Ninik. Eit, katanya tadi mau telanjang, kok masih pakai celana pendek, buka dong kan asy ik, kata Mbak Ninik saat aku hendak naik ranjangnya. Kali ini aku benar-benar kaget, tidak mengira ia langsung memintaku telanjang. T api kuturuti kemauannya dan membuka celana pendek berikut cekana dalamku. Saat i tu penisku sudah berdiri. Ouww, punyamu sudah berdiri Hen, kedinginan ya, ingin yang hangat, katanya. Mbak nggak adil dong kalau hanya aku yang bugil, Mbak juga dong, kataku. OK Hen, kamu mau membukakan pakaianku. Kembali aku kaget dibuatnya, aku benar-benar tidak mengira Mbak Ninik mengatakan hal itu. Ia berdiri di hadapanku yang sudah bugil dengan penis berdiri. Aku mem ang baru kali ini tidur bersama wanita, sehingga saat membayangkan tubuh Mbak Ni nik penisku sudah berdiri. Ayo bukalah bajuku, kata Mbak Ninik. Aku segera membuka pakaian tidurnya yang tipis. Saat itulah aku benar-benar meny aksikan pemandangan indah yang belum pernah kualami. Jika melihat wanita bugil d i film sih sudah sering, tapi melihat langsung baru kali ini. Setelah Mbak Ninik benar-benar bugil, tanganku segera melakukan pekerjaannya. Ak u langsung meremas-remas buah dada Mbak Ninik yang putih dan mulus. Tidak cuma i tu, aku juga mengulumnya. Puting susunya kuhisap dalam-dalam. Mbak Ninik rupanya keasyikan dengan hisapanku. Semua itu masih dilakukan dengan posisi berdiri. Oh, Hen nikmat sekali rasanya.. Aku terus menghisap puting susunya dengan ganas. Tanganku juga mulai meraba selu ruh tubuh Mbak Ninik. Saat turun ke bawah, tanganku langsung meremas-remas panta t Mbak Ninik. Pantat yang padat dan sintal itu begitu asyik diremas-remas. Setel ah puas menghisap buah dada, mulutku ingin juga mencium bibir Mbak Ninik yang me rah. Hen, kamu ahli juga melakukannya, sudah sering ya, katanya. Ah ini baru pertama kali Mbak, aku melakukan seperti yang kulihat di film blue, ja wabku. Aku terus menciumi tiap bagian tubun Mbak Ninik. Aku menunduk hingga kepalaku me nemukan segumpal rambut hitam. Rambut hitam itu menutupi lubang vagina Mbak Nini k. Bulu vaginanya tidak terlalu tebal, mungkin sering dicukur. Aku mencium dan m enjilatinya. Tanganku juga masih meremas-remas pantat Mbak Ninik. Sehingga denga n posisi itu aku memeluk seluruh bagian bawah tubuh Mbak Ninik.

Naik ranjang yuk, ucap Mbak Ninik. Aku langsung menggendongnya dan merebahkan di ranjang. Mbak Ninik tidur dengan t erlentang dan paha terbuka. Tubuhnya memang indah dengan buah dada yang menantan g dan bulu vaginanya yang hitam indah sekali. Aku kembali mencium dam menjilati vagina Mbak Ninik. Vagina itu berwarna kemerahan dan mengeluarkan bau harum. Mun gkin Mbak Ninik rajin merawat vaginanya. Saat kubuka vaginanya, aku menemukan kl itorisnya yang mirip biji kacang. Kuhisap klitorisnya dan Mbak Ninik menggeliat keasyikan hingga pahanya sedikit menutup. Aku terjepit diantara paha mulus itu t erasa hangat dan nikmat. Masih belum puas menjilatinya Hen. Iya Mbak, punyamu sungguh asyik dinikmati. Ganti yang lebih nikmat dong. Tanpa basa-basi kubuka paha mulus Mbak Ninik yang agak menutup. Kuraba sebentar bulu yang menutupi vaginanya. Kemudian sambil memegang penisku yang berdiri heba t, kumasukkan batang kemaluanku itu ke dalam vagina Mbak Ninik. Oh, Mbak ini nikmatnya.. ah.. ah.. Terus Hen, masukkan sampai habis.. ah.. ah.. Aku terus memasukkan penisku hingga habis. Ternyata penisku yang 17 cm itu masuk semua ke dalam vagina Mbak Ninik. Kemudian aku mulai dengan gerakan naik turun dan maju mundur. Mbak Ninik.. Nikmaat.. oh.. nikmaattt seekaliii.. ah.. Semakin lama gerakan maju mundurku semakin hebat. Itu membuat Mbak Ninik semakin menggeliat keasyikan. Oh.. ah.. nikmaatt.. Hen.. terus.. ah.. ah.. ah.. Setelah beberapa saat melakukan maju mundur, Mbak Ninik memintaku menarik penis. Rupanya ia ingin berganti posisi. Kali ini aku tidur terlentang. Dengan begitu penisku terlihat berdiri seperti patung. Sekarang Mbak Ninik memegang kendali pe rmainan. Diremasnya penisku sambil dikulumnya. Aku kelonjotan merasakan nikmatny a kuluman Mbak Ninik. Hangat sekali rasanya, mulutnya seperti vagina yang ada li dahnya. Setelah puas mengulum penisku, ia mulai mengarahkan penisku hingga tepat di bawah vaginanya. Selanjutnya ia bergerak turun naik, sehingga penisku habis masuk ke dalam vaginanya. Oh.. Mbak Ninik.. nikmaaatt sekali.. hangat dan oh.. Sambil merasakan kenikmatan itu, sesekali aku meremas-remas buah dada Mbak Ninik . Jika ia menunduk aku juga mencium buah dada itu, sesekali aku juga mencium bib ir Mbak Ninik. Oh Hen punyamu Oke juga.. ah.. oh.. ah.. Punyamu juga nikmaaat Mbaak.. ah.. oh.. ah Mbak Ninik rupanya semakin keasyikan, gerakan turun naiknya semakin kencang. Aku merasakan vagina Mbak Ninik mulai basah. Cairan itu terasa hangat apalagi gerak an Mbak Ninik disertai dengan pinggulnya yang bergoyang. Aku merasa penisku sepe rti dijepit dengan jepitan dari daging yang hangat dan nikmat. Mbak Ninik.. Mbaaakk.. Niiikmaaattt.. Eh.. ahh.. ooohh.. Hen.. asyiiikkk.. ahh.. ennakk.. nikmaaatt.. Setelah dengan gerakan turun naik, Mbak Ninik melepas penisku. Ia ingin berganti posisi lagi. Kali ini ia nungging dengan pantat menghadapku. Nampak olehku pant atnya bagai dua bantal yang empuk dengan lubang nikmat di tengahnya. Sebelum kem asukan penisku, aku menciumi dahulu pantat itu. Kujilati, bahkan hingga ke luban g duburnya. Aku tak peduli dengan semua hal, yang penting bagiku pantat Mbak Nin ik kini menjadi barang yang sangat nikmat dan harus kunikmati. Hen, ayo masukkan punyamu aku nggak tahaan nih, kata Mbak Ninik. Kelihatannya ia sudah tidak sabar menerima hunjaman penisku. Eh iya Mbak, habis pantat Mbak nikmat sekali, aku jadi nggak tahan,

jawabku.

Kemudian aku segera mengambil posisi, kupegang pantatnya dan kuarahkan penisku t epat di lubang vaginanya. Selanjutnya penisku menghunjam dengan ganas vagina Mba k Ninik. Nikmat sekali rasanya saat penisku masuk dari belakang. Aku terus menus uk maju mundur dan makin lama makin keras. Oh.. Aah.. Hen.. Ooohh.. Aah.. Aaahh.. nikmaaatt Hen.. terus.. lebih keras Hen Mbak Ninik.. enak sekaliii.. niiikmaaatt sekaaliii.. Kembali aku meraskan cairan hangat dari vagina Mbak Ninik membasahi penisku. Cai ran itu membuat vagina Mbak Ninik bertambah licin. Sehingga aku semakin keras me nggerakkan penisku maju mundur.Mbak Ninik berkelonjotan, ia memejamkan mata mena han rasa nikmat yang teramat sangat. Rupanya ia sudah orgasme. Aku juga merasaka n hal yang sama. Mbak.. aku mau keluar nih, aku nggak tahan lagi.. Kutarik penisku keluar dari lubang duburnya dan dari penisku keluar sperma berwa rna putih. Sperma itu muncrat diatas pantat Mbak Ninik yang masih menungging. Ak u meratakan spermaku dengan ujung penisku yang sesekali masih mengeluarkan sperm a. Sangat nikmat rasanya saat ujung penisku menyentuh pantat Mbak Ninik. Oh, Mbak Ninik.. Mbaak.. nikmat sekali deh.. Hebat.. permainan Mbak bener-bener h ebat.. Kamu juga Hen, penismu hebat.. hangat dan nikmat.. Kami berpelukan di ranjang itu, tak terasa sudah satu jam lebih kami menikmati p ermainan itu. Selanjutnya karena lelah kami tertidur pulas. Esok harinya kami te rbangun dan masih berpelukan. Saat itu jam sudah pukul 09:30 pagi. Kamu nggak sekolah Hen, tanya Mbak Ninik. Sudah terlambat, Mbak Ninik tidak bekerja. Aku masuk sore, jadi bisa bangun agak siang.. Kemudian Mbak Ninik pergi ke kamar mandi. Aku mengikutinya, kami mandi berdua da n saat mandi kembali kami melakukan permainan nikmat itu. Walaupun dengan posisi berdiri, tubuh Mbak Ninik tetap nikmat. Akhirnya pukul 14:30 aku pergi ke rumah Baron dan mengambil kunci rumahku. Tapi sepanjang perjalanan aku tidak bisa mel upakan malam itu. Itulah saat pertama aku melakukan permainan nikmat dengan seor ang wanita. Kini saat aku kuliah dan bekerja di Denpasar, aku masih sering mengingat saat it u. Jika kebetulan pulang ke Jember, aku selalu mampir ke rumah Mbak Ninik dan ke mbali menikmati permainan nikmat. Untung sekarang ia sudah pindah, jadi kalau ak u tidur di rumah Mbak Ninik, orang tuaku tidak tahu. Kubilang aku tidur di rumah teman SMA. Sekali lagi ini adalah kisah nyata dan benar-benar terjadi. Source: http://www.hamsterhead.info/2012/02/cerita-dewasa-sex-saat-kunci-rumah.h tml#ixzz1pNqUR9mD

Masak apa Yen? kataku sedikit mengejutkan adik iparku, yang saat itu sedang berdir i sambil memotong-motong tempe kesukaanku di meja dapur. Ngagetin aja sih, hampir aja kena tangan nih, katanya sambil menunjuk ibu jarinya dengan pisau yang dipeg angnya. Tapi nggak sampe keiris kan? tanyaku menggoda. Mbak Ratri mana Mas, kok ngg ak sama-sama pulangnya? tanyanya tanpa menolehku. Dia lembur, nanti aku jemput lep as magrib, jawabku. Kamu nggak ke kampus? aku balik bertanya. Tadi sebentar, tapi ng gak jadi kuliah. Jadinya pulang cepat. Aauww, teriak Yeyen tiba-tiba sambil memegangi salah satu jarinya. Aku langsung menghampirinya , dan kulihat memang ada darah menetes dari jari telunjuk kirinya. Sini aku bersi hin, kataku sambil membungkusnya dengan serbet yang aku raih begitu saja dari ata s meja makan. Yeyen nampak meringis saat aku menetesinya dengan Betadine, walau lukanya hanya

luka irisan kecil saja sebenarnya. Beberapa saat aku menetesi jarinya itu sambil kubersihkan sisa-sisa darahnya. Yeyen nampak terlihat canggung saat tanganku te rus membelai-belai jarinya. Udah ah Mas, katanya berusaha menarik jarinya dari gen ggamanku. Aku pura-pura tak mendengar, dam masih terus mengusapi jarinya dengan tanganku. Aku kemudian membimbing dia untuk duduk di kursi meja makan, sambil ta nganku tak melepaskan tangannya. Sedangkan aku berdiri persis di sampingnya. Udah nggak apa-apa kok Mas, Makasih ya, katanya sambil menarik tangannya dari genggam anku. Kali ini ia berhasil melepaskannya. Makanya jangan ngelamun dong. Kamu lagi inget Ma si Novan ya? godaku sambil menepuk-nepuk lembut pundaknya. Yee, nggak ad a hubungannya, tau, jawabnya cepat sambil mencubit punggung lenganku yang masih b erada dipundaknya. Kami memang akrab, karena umurku dengan dia hanya terpaut 4 tahun saja. Aku saat ini 27 tahun, istriku yang juga kakak dia 25 tahun, sedangkan adik iparku ini 2 3 tahun. Mas boleh tanya nggak. Kalo cowok udah deket Ma temen cewek barunya, lup a nggak sih Ma pacarnya sendiri? tanyanya tiba-tiba sambil menengadahkan mukanya ke arahku yang masih berdiri sejak tadi. Sambil tanganku tetap meminjat-mijat pe lan pundaknya, aku hanya menjawab, Tergantung. Tergantung apa Mas? desaknya seperti penasaran. Tergantung, kalo si cowok ngerasa temen barunya itu lebih cantik dari pacarnya, ya bisa aja dia lupa Ma pacarnya, jawabku sekenanya sambil terkekeh. Kal o Mas sendiri gimana? Umpamanya gini, Mas punya temen cewek baru, trus tu cewek ternyata lebih cantik dari pacar Mas. Mas bisa lupa nggak Ma cewek Mas? tanya dia . Hehe, aku hanya ketawa kecil aja mendengar pertanyaan itu. Yee, malah ketawa sih, katanya sedikit cemberut. Ya bisa aja dong. Buktinya sekarang aku deket Ma kamu, aku lupa deh kalo aku udah punya istri, jawabku lagi sambil tertawa. Hah, awas lho ya. Ntar Yeyen bilangan lho Ma Mbak Ratri, katanya sambil menahan tawa. Gih bilan gin aja, emang kamu lebih cantik dari Mbak kamu kok, kataku terbahak, sambil tang anku mengelus-ngelus kepalanya. Huu, Mas nih ditanya serius malah becanda. Lho, aku emang serius kok Yen, kataku sedikit berpura-pura serius. Kini belaian tanganku di rambutnya, sudah berubah sedikit menjadi semacam remasa n-remasan gemas. Dia tiba-tiba berdiri. Yeyen mo lanjutin masak lagi nih Mas. Mak asih ya dah diobatin, katanya. Aku hanya membiarkan saja dia pergi ke arah dapur kembali. Lama aku pandangi dia dari belakang, sungguh cantik dan sintal banget b ody dia. Begitu pikirku saat itu. Aku mendekati dia, kali ini berpura-pura ingin membantu dia. Sini biar aku bantu, kataku sambil meraih beberapa lembar tempe dar i tangannya. Yeyen seolah tak mau dibantu, ia berusaha tak melepaskan tempe dari tangannya. Udah ah, nggak usah Mas, katanya sambil menarik tempe yang sudah aku p egang sebagian. Saat itu, tanpa kami sadari ternyata cukup lama tangan kami sali ng menggenggam. Yeyen nampak ragu untuk menarik tangannya dari genggamanku. Aku melihat mata dia, dan tanpa sengaja pandangan kami saling bertabrakan. Lama kami saling berpandangan. Perlahan mukaku kudekatkan ke muka dia. Dia seperti kaget dengan tingkahku kali ini, tetapi tak berusaha sedikit pun menghindar. Kuraih kepala dia, dan kutarik sedikit agar lebih mendekat ke mukaku. Hanya hitungan detik saja, kini bibiku su dah menyentuh bibirnya. Maafin aku Yen, bisiku sambil terus berusaha mengulum bibi r adik iparku ini. Yeyen tak menjawab, tak juga memberi respon atas ciumanku itu . Kucoba terus melumati bibir tipisnya, tetapi ia belum memberikan respon juga. Tanganku masih tetap memegang bagian belakang kepala dia, sambil kutekankan agar mukanya semakin rapat saja dengan mukaku. Sementara tangaku yang satu, kini mul ai kulingkarkan ke pinggulnya dan kupeluk dia. Sshh, Yeyen seperti mulai terbuai d engan jilatan demi jilatan lidahku yang terus menyentuh dan menciumi bibirnya. S eperti tanpa ia sadari, kini tangan Yeyen pun sudah melingkar di pinggulku. Dan lumatanku pun sudah mulai direspon olehnya, walau masih ragu-ragu. Sshh, dia mende sah lagi. Mendengar itu, bibirku semakin ganas saja menjilati bibir Yeyen. Perla han tapi pasti, kini dia pun mulai mengimbangi ciumanku itu. Sementara tangaku d engan liar meremas-remas rambutnya, dan yang satunya mulai meremas-remas pantat sintal adik iparku itu. Aahh, mass, kembali dia mendesah. Mendengar desahan Yeyen,

aku seperti semakin gila saja melumati dan sesekali menarik dan sesekali mengis ap-isap lidahnya. Yeyen semakin terlihat mulai terangsang oleh ciumanku. Ia sese kali terlihat menggelinjang sambil sesekali juga terdengar mendesah. Mas, udah ya Mas, katanya sambil berusaha menarik wajahnya sedikit menjauh dari wajahku. Aku menghentikan ciumanku. Kuraih kedua tangannya dan kubimbing untuk melingkark annya di leherku. Yeyen tak menolak, dengan sangat ragu-ragu sekali ia melingkar kannya di leherku. Yeyen takut Mas, bisiknya tak jauh dari ditelingaku. Takut kenap a, Yen? kataku setengah berbisik. Yeyen nggak mau nyakitin hati Mbak Ratri Mas, kat anya lebih pelan. Aku pandangi mata dia, ada keseriusan ketika ia mengatakan kal imat terakhir itu. Tapi, sepertinya aku tak lagi memperdulikan apa yang dia taku tkan itu. Kuraih dagunya, dan kudekatkan lagi bibirku ke bibirnya. Yeyen dengan masih menatapku tajam, tak berusaha berontak ketika bibir kami mulai bersentuhan kembali. Kucium kembali dia, dan dia pun perlahan-lahan mulai membalas ciumanku itu. Tanganku mulai meremas-remas kembali rambutnya. Bahkan, kini semakin turun dan t erus turun hingga berhenti persis di bagian pantatnya. Pantanya hanya terbalut c elana pendek tipis saja saat aku mulai meremas-remasnya dengan nakal. Aahh, Mas, esahnya. Mendengar desahannya, tanganku semakin liar saja memainkan pantat adik iparku itu. Sementara tangaku yang satunya, masih berusaha mencari-cari payudara nya dari balik kaos oblongnya. Ah, akhirnya kudapati juga buah dadanya yang mula i mengeras itu. Dengan posisi kami berdiri seperti itu, batang penisku yang suda h menegang dari tadi ini, dengan mudah kugesek-gesekan persis di mulut vaginanya . Kendati masih sama-sama terhalangi oleh celana kami masing-masing, tetapi Yeyen sepertinya dapat merasakan sekali tegangnya batang kemaluanku itu. Aaooww Mas, ia hanya berujar seperti itu ketika semakin kuliarkan gerakan penisku persis di bag ian vaginanya. Tanganku kini sudah memegang bagian belakang celana pendeknya, da n perlahan-lahan mulai kuberanikan diri untuk mencoba merosotkannya. Yeyen seper tinya tak protes ketika celana yang ia kenakan semakin kulorotkan. Otakku semaki n ngeres saja ketika seluruh celananya sudah merosot semuanya di lantai. Ia beru saha menaikan salah satu kakinya untuk melepaskan lingkar celananya yang masih m enempel di pergelangan kakinya. Sementara itu, kami masih terus berpagutan seper ti tak mau melepaskan bibir kami masing-masing. Dengan posisi Yeyen sudah tak be rcelana lagi, gerakan-gerakan tanganku di bagian pantatnya semakin kuliarkan saj a. Ia sesekali menggelinjang saat tanganku meremas-remasnya. Untuk mempercepat rang sangannya, aku raih salah satu tanganya untuk memegang batang zakarku kendati ma sih terhalang oleh celana jeansku. Perlahan tangannya terus kubimbing untuk memb ukakan kancing dan kemudian menurunkan resleting celanaku. Aku sedikit membantu untuk mempermudah gerakan tangannya. Beberapa saat kemudian, tangannya mulai mer osotkan celanaku. Dan oleh tanganku sendiri, kupercepat melepaskan celana yang k upakai, sekaligus celana dalamnya. Kini, masih dalam posisi berdiri, kami sudah tak lagi memakai celana. Hanya kemejaku yang menutupi bagian atas badanku, dan b agian atas tubuh Yeyen pun masih tertutupi oleh kaosnya. Kami memang tak membuka itu. Tanganku kembali membimbing tangan Yeyen agar memegangi batang zakarku yang suda h menegang itu. Kini, dengan leluasa Yeyen mulai memainkan batang zakarku dan mu lai mengocok-ngocoknya perlahan. Ada semacam tegangan tingi yang kurasakan saat ia mengocok dan sesekali meremas-remas biji pelerku itu. Oohh, tanpa sadar aku men gerang karena nikmatnya diremas-remas seperti itu. Mas, udah Mas. Yeyen takut Mas , katanya sambil sedikit merenggangkan genggamannya di batang kemaluanku yang sud ah sangat menegang itu. Aahh, tapi tiba-tiba dia mengerang sejadinya saat salah sa tu jariku menyentuh klitorisnya. Lubang vagina Yeyen sudah sangat basah saat itu. Aku seperti sudah kerasukan set

an, dengan liar kukeluar-masukan salah satu jariku di lubang vaginanya. Aaooww, m ass, een, naakk.. katanya mulai meracau. Mendengar itu, birahiku semakin tak terk endali saja. Perlahan kuraih batang kemaluanku dari genggamannya, dan kuarahkan sedikit demi sedikit ke lubang kemaluan Yeyen yang sudah sangat basah. Aaoww, aao uuww, erangnya panjang saat kepala penisku kusentuh-sentukan persis di klitorisny a. Please, jangan dimasukin Mas, pinta Yeyen, saat aku mencoba mendorong batang za karku ke vaginanya. Nggak Papa Yen, sebentaar aja, pintaku sedikit berbisik diteli nganya. Yeyen takut Mas, katanya berbisik sambil tak sedikit pun ia berusaha menja uhkan vaginanya dari kepala kontolku yang sudah berada persis di mulut guanya. T angan kiri Yeyen mulai meremas-remas pantatku, Sementara tangan kanannya seperti tak mau lepas dari batang kemaluanku itu. Untuk sekedar membuatnya sedikit tena ng, aku sengaja tak langsung memasukan batang kemaluanku. Aku hanya meminta ia m emegangi saja. Pegang aja Yen, kataku pelan. Yeyen yang saat itu sebenarnya sudah terlihat bernafsu sekali, hanya mengangguk pelan sambil menatapku tajam. Remasan demi remasan jemari yeyen di batang zakark u, dan sesekali di buah zakarnya, membuatku kelojotan. Aku udah gak tahan banget Yen, bisikku pelan. Yeyen takut banget Mas, katanya sambil mengocok-ngocok lembut k emaluanku itu. Aahh, aku hanya menjawabnya dengan erangan karena nikmatnya dikocok -kocok oleh tangan lembut adik iparku itu. Kembali kami saling berciuman, sement ara tangan kami sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Saat bersamaan dengan c iuman kami yang semakin memanas, aku mencoba kembali untuk mengarahkan kepala ko ntolku ke lubang vaginanya. Saat ini, Yeyen tak berontak lagi. Kutekan pantat di a agar semakin maju, dan saat bersamaan juga, tangan Yeyen yang sedang meremas-r emas pantatku perlahan-lahan mulai mendorongnya maju pantatku. Kita sambil duduk, sayang, ajaku sambil membimbing dia ke kursi meja makan tadi. Aku mengambil posi si duduk sambil merapatkan kedua pahaku. Sementara Yeyen kududukan di atas kedua pahaku dengan posisi pahanya mengangkang . Sambil kutarik agar dia benar-benar duduk di pahaku, tanganku kembali mengarah kan batang kemaluanku yang posisinya tegak berdiri itu agar pas dengan lubang va gina Yeyen. Ia sepertinya mengerti dengan maksudku, dengan lembut ia memegang ba tang kemaluanku sambil berupaya mengepaskan posisi lubang vaginanya dengan batan g kemaluanku. Dan bless, perlahan-lahan batang kemaluanku menusuk lubang vagina Yeyen. Aahh, aaooww, mass, Yeyen mengerang sambil kelojotan badannya. Kutekan ping gulnya agar dia benar-benar menekan pantatnya. Dengan demikian, batang kontolku pun akan melesak semuanya masuk ke lubang vaginanya. Yeenn, kataku. Aooww, ter, rus s mass.., aahh.. pantatnya terus memutar seperti inul sedang ngebor. Ohh, nik, nik mat banget mass.. katanya lagi sambil bibirnya melumati mukaku. Hampir seluruh ba gian mukanku saat itu ia jilati. Untuk mengimbangi dia, aku pun menjilati dan me ngisap-isap puting susunya. Darahku semakin mendidih rasanya saat pantatnya terus memutar-mutar mengimbangi gerakan naik-turun pantatku. Mass, Yee, Yeeyeen mau, katanya terputus. Aku semakin kencang menaik-turunkan gerakan pantatku. Aaooww mass, please mass erangnya semak in tak karuan. Yee, Yeyeen mauu, kee, kkeeluaarr mass, ia semakin meracau. Namun t iba-tiba, Krriingg.. Aaooww, Mas ada yang datang Mas.. bisik Yeyen sambil tanpa hent inya mengoyang-goyangkan pantatnya. Yenn, suara seseorang memanggil dari luar. Cepe tan buka Yenn, aku kebelet nih, suara itu lagi, yang tak lain adalah suara Ratri kakaknya sekaligus istriku. Hah, Mbak Ratri Mas, katanya terperanjat. Yeyen sepert i tersambar petir, ia langsung pucat dan berdiri melompat meraih celana dalam da n celana pendeknya yang tercecer di lantai dapur. Sementara aku tak lagi bisa be rkata apa-apa, selain secepatnya meraih celana dan memakainya. Sementara itu suara bel dan teriakan istriku terus memanggil. Yeenn, tolong dong cepet buka pintunya. Mbak pengen ke air nih, teriak istriku dari luar sana. Yeyen yang terlihat panik sekali, buru-buru memakai kembali celananya, sambil berteri ak, Sebentarr, sebentar Mbak.. Mas buruan dipake celananya, Yeyen masih sempet menol ehku dan mengingatkanku untuk secepatnya memakai celana.

Ia terus berlari ke arah pintu depan, setelah dipastikan semuanya beres, ia memb uka pintu. Aku buru-buru berlari ke arah ruang televisi dan langsung merebahkan badan di karpet agar terlihat seolah-olah sedang ketiduran. Gila, pikirku. Huu, lam a banget sih buka pintunya? Orang dah kebelet kayak gini, gerutu istriku kepada Y eyen sambil terus menyelong ke kamar mandi. Iya sori, aku ketiduran Mbak, kata Yey en begitu istriku sudah keluar dari kamar mandi. Haa, leganyaa, katanya sambil mer aih gelas dan meminum air yang disodorkan oleh adiknya. Mas Jeje mana Yen? Tuh keti duran dari tadi pulang ngantor di situ, kata Yeyen sambil menunjuk aku yang sedan g berpura-pura tidur di karpet depan televisi. Ya ampun, Mas kok belum ganti baju sih? kata istriku sambil mengoyang-goyangkan tu buhku dengan maksud membangunkan. Pindah ke kamar gih Mas, katanya lagi. Aku berpu ra-pura ngucek-ngucek mata, agar kelihatan baru bangun beneran. Aku tak langsung masuk kamar, tapi menyolong ke dapur mengambil air minum. Lho katanya pulang nta r abis magrib, kok baru jam setengah lima udah pulang? Kamu pulang pake apa? tany aku berbasa-basi pada istriku. Nggak jadi rapatnya Mas. Pake taksi barusan, jawab dia. Lho, kamu lagi masak toh Yen? Kok belum kelar gini dah ditinggal tidur sih? k ata istriku kepada Yeyen setelah melihat irisan-irisan tempe berserakan di meja dapur. Mana berantakan, lagi, katanya lagi. Iya tadi emang lagi mo masak. Tapi nggak tahan ngantuk. Jadi kutinggal tidur aja deh, Yeyen berusaha menjawab s ewajarnya sambil senyum-senyum. Sore itu, tanpa mengganti pakaiannya dulu, akhir nya istrikulah yang melanjutkan masak. Yeyen membantu seperlunya. Sementara itu, aku hanya cengar-cengir sendiri saja sambil duduk di kursi yang b aru saja kupakai berdua dengan Yeyen bersetubuh, walau belum sempat mencapai pun caknya. Waduh, kasihan Yeyen. Dia hampir aja sampai klimaksnya padahal barusan, e h keburu datang nih mbaknya, kataku sambil nyengir melihat mereka berdua yang lag i masak Source: http://www.hamsterhead.info/2012/02/cerita-seks-melawan-birahi-adik-ipar .html#ixzz1pNrH13zx

Ini adalah salah satu pengalaman nyata dari kehidupan sex-ku selama ini. Aku Roy , 32 tahun. Menikah, punya 2 anak. Istriku sangat cantik. Banyak yang bilang mir ip bintang sinetron ternama saat ini. Kami tinggal di Bandung. Yang akan aku cer itakan adalah hubunganku dengan mertua aku sendiri. Mertua aku tinggal di kota P, masih wilayah Jawa Barat. Suatu waktu aku ada tuga s kerja ke kota P tersebut. Aku pergi naik motor. Sesampainya di kota P, aku lan gsung menyelesaikan tugas dari kantor. Setelah selesai, aku sengaja singgah dulu ke rumah mertua untuk istirahat. Sesampai di rumah, mertua perempuanku datang m enyambut. "Kok sendirian Roy? Mana anak istrimu?" tanya mertuaku. "Saya ada tugas kantor disini, Ma. Jadi mereka tidak saya ajak. Lagian saya cuma sebentar kok, Ma. Hanya mau numpang mandi dan istirahat sebentar," jawabku. "O begitu.. Akan mama siapkan makanan buat kamu," ujar mertuaku. Lalu aku mandi. Setelah itu aku segera ke meja makan karena sudah sangat lapar. "Papa mana, Ma?" tanyaku. "Papa lagi ke rumah temannya ngurusin obyekan," jawan mertuaku. "Kamu mau pulang jam berapa, Roy?" tanya mertuaku. "Agak sorean, Ma. Saya akan tidur sebentar. Badan pegal hampir 3 jam naik motor dari Bandung," kataku. "Kalau begitu ganti baju dulu dong. Nanti kusut kemeja kamu," ujar mertuaku samb il bangkit menuju kamarnya. Lalu dia datang lagi membawa kaos dan kain sarung.

"Ini punya Papa, pakailah nanti," kata mertuaku. "Iya, Ma," kataku sambil terus melanjutkan makan. Mertuaku berumur 42 tahun. Sangat cantik mirip istriku. Badan ramping, buah dada besar walau agak turun karena usia. Pantatnya sangat padat. Setelah berganti pa kaian, aku duduk di ruang tamu sambil nonton TV. "Loh katanya mau tidur?" tanya mertuaku sambil duduk di kursi yang sama tapi aga k berjauhan. "Sebentar lagi. Ma. Masih kenyang," ujarku. Lalu kami nonton TV tanpa banyak bic ara. "Tahukah kamu, Roy.. Bahwa mama sangat senang dengan kamu?" tanya mertuaku kepad aku memecah kesunyian. "Kenapa, Ma?" tanyaku. "Dulu sejak pertama kali datang kesini mengantar istrimu pulang, mama langsung s uka kamu. Ganteng, tinggi, sopan, dan ramah," kata mertuaku. Aku hanya tersenyum . "Sekarang kamu sudah menikahi anak mama dan sudah punya anak 2, tapi kamu tetap sama seperti yang dulu..," kata mertuaku lagi. "Mama sangat sayang kamu, Roy," kata mertuaku lagi. "Saya juga sayang mama," ujarku. "Ada satu hal yang ingin mama lakukan, tapi tidak pernah berani karena takut jad i masalah..," kata mertuaku. "Apa itu, Ma?" kataku. "Mama ingin memeluk kamu walau sebentar..," ujar mertuaku sambil menatapku denga n mata sejuk. "Kenapa begitu, Ma?" tanyaku lagi. "Karena dulu mama sangat suka kamu. Sekarang ditambah lagi rasa sayang," kata me rtuaku. Aku tatap mata mertuaku. Kemudian aku tersenyum. "Saya yang akan peluk mama sebagai rasa sayang saya ke mama," ujarku sambil beri ngsut mendekati mertuaku sampai badan kami bersentuhan. Kemudian aku peluk mertuaku erat. Mertuakupun balas memeluk aku dengan erat sepe rtinya tidak mau melepas lagi. "Boleh mama cium kamu Roy? Sebagai tanda sayang?" tanya mertuaku. Aku agak kaget. Aku lepaskan pelukanku, lalu tersenyum dan mengangguk. Mertuaku tersenyum, lalu mencium pipi kiri, pipi kanan, kening. Lalu.. Mertuaku menatap m ataku sesaat kemudian mengecup bibirku. Aku sangat kaget. Tapi aku tetap diam, d an ada sedikit rasa senang akan hal itu. Selang beberapa detik mertuaku kembali mengecup bibirku.. Dan melumatnya sambil merangkulkan tangannya ke pundakku. Sec ara spontan aku membalas ciuman mertuaku. Kami saling hisap, mainkan lidah.. Naf as mertuaku terdengar agak cepat. Tangan mertuaku masuk ke dalam kain sarung, la lu menyentuh kontolku dari luar CD. Tangannya lalu mengusap pelan lalu mulai mer emas kontolku. Kontolku langsung tegang. Tiba-tiba.. Kringg! Krinngg! Bunyi telepon mengagetkan kami. Kami langsung memis ahkan diri. Mertuaku langsung bangkit menuju telepon. Entah apa yang dibicarakan . Karena merasa agak bersalah, aku segera masuk ke kamar, menutup pintu, lalu me rebahkan diri di kasur. Terbayang terus peristiwa tadi berciuman dengan mama mer tua sambil merasakan nikmatnya diremas kontol. Tiba-tiba terdengar pintu diketuk . Kemudian pintu terbuka. Mertuaku masuk. "Sudah mau tidur, Roy?" tanya mertuaku. "Belum, Ma," ujarku sambil bangkit lalu duduk di tepi ranjang. Mertuaku juga iku t duduk di sampingku.

"Kamu marah tidak atas kejadian tadi," tanya mertuaku sambil menatap mataku. Aku tersenyum. "Tidak, Ma. Justru saya senang karena ternyata mama sangat sayang dengan saya," jawabku. Mertuaku tersenyum lalu memegang tanganku. "Sebetulnya dari dulu mama memimpikan hal seperti ini, Roy," ujar mertuaku. "Tapi karena istrimu dan papamu selalu ada, ya mama hanya bisa menahan perasaan saja..," ujar mertuaku sambil mencium bibirku. Akupun segera mebalas ciumannya. Dan sekarang aku mulai berani. Tanganku mulai m eraba buah dada mertuaku dari luar dasternya. Aku meremasnya perlahanan. Tangan mertuakupun segera melepas kain sarung yang aku pakai. Tangannya langsung meraba dan meremas kontolku dari luar CD-ku. Kontolku makin mengeras. Mertuaku merogoh kontolku hingga berdiri tegak. Sambil tetap berciuman tangannya terus mengocok dan meremas kontolku. Akupun terus meremas buah dada mertuaku. Tak lama, mertuak u bangkit lalu melucuti semua pakaiannya. Akupun melakukan hal yang sama. Mertua ku segera naik ke tempat tidur, dan aku segera menaiki tubuhnya. Aku kecup bibir nya. "Mama senang kamu datang hari ini, Roy.. Lebih senang lagi karena ternyata kamu bisa menerima rasa sayang mama kepada kamu..." ujar mertuaku sambil menciumku. "Saya juga senang karena mama sangat menyayangi saya. Saua akan menyayangi mama. .." kataku sambil memagut leher mertuaku. Mertuaku mendesah dan menggelinjang merasakan desiran nikmat. Pagutanku kemudian turun ke buahdada mertuaku. Kujilati dan gigit-gigit kecil puting susu mertuaku sambil tangan yang satu meremas buah dada yang lain. "Ohh.. Mmhh.. Mmhh.. Ohh..." desah mertuaku semakin merangsang gairahku. Tapi ketika lidahku mulai turun ke perut, tiba-tiba mertuaku memegang kepalaku. "Jangan ke bawah, Roy.. Mama malu. Segera masukkin saja.. Mama sudah tidak tahan ..." ujar mertuaku. Aku tersenyum dan maklum karena mertuaku termasuk orang yang konvensional dalam masalah sex. Aku buka lebar paha mertuaku, lalu aku arahkan kontolku ke memek me rtua yang sudah basah dan licin. Tangan mertuaku segera memegang kontolku lalu m engarahkannya ke lubang memeknya. Tak lama.. Bless.. Kontolku langsung memompa m emek mertuaku. Terasa tidak seret, tapi masih enak rasanya menjepit kontolku.. "Ohh.. Sshh.. Oh, Roy.. Mmhh..." desah mertuku ketika aku memompa kontolku agak cepat. Mertuaku mengimbangi gerakanku dengan goyangan pinggulnya. Tak lama, tiba-tiba m ertuaku bergetar lalu tubuhnya agak mengejang. "Oh, Roy.. Mama mau keluarr.. Mmhh..." jerit kecil mertuaku. "Terus setubuhi mama..." desahnya lagi. Beberapa saat kemudian tubuh mertuaku melemas. Dia telah mencapai orgasme.. Akup un berhenti sejenak memompa kontolku tanpa mencabutnya dari memek mertuaku. Meme knya terasa makin licin oleh air maninya. "Mama belum pernah merasakan nikmat seperti ini, Roy," ujar mertuaku sambil meng ecup bibirku. "Terima kasih, Roy..." ujarnya lagi sambil tersenyum. Akupun segera mengerakan k

ontolku menyetubuhi lagi mertuaku. "Boleh Roy minta sesuatu, Ma?" tanyaku sambil terus memompa kontolku. "Apa?" ujar mertuaku. "Saya mau setubuhi mama dari belakang. Boleh?" tanyaku. Mertuaku tersenyum. "Boleh tapi mama tidak mau nungging. Mama tengkurap saja ya?" ujar mertuaku. "Iya, Ma," ujarku sambil mencabut kontolku. Mertuaku segera tengkurap sambil sed ikit melebarkan kakinya. "Ayo, Roy," ujar mertuaku. Aku segera masukkan kontolku ke memek mertuaku dari belakang. Terasa lebih nikma t daripada masuk lewat depan. Mata mertuaku terpejam, dan sesekali terdengar des ahannya. Akupun terus menikmati rasa nikmat sambil terus memompa kontolku. Kemud ian terasa ada sesuatu rasa yang sangat kuat ingin keluar dari kontolku. Kuperce pat gerakanku menyetubuhi mertuaku. Ketika hampir mencapai klimaks, aku cabut ko ntolku, lalu.. Crott! Crott..! Crott! Air maniku keluar banyak di punggung dan p antat mertuaku. "Ohh.. Enak, Ma..." kataku. Kugesekkan kontolku ke belahan pantat mertuaku. Selang beberapa menit setelah ke lelahan agak hilang, mertuaku berkata, " Tolong bersihkan punggung mama, Roy..". "Iya, Ma," ujarku. Lalu aku bersihkan air maniku di tubuh mertuaku. Setelah berpakaian, lalu kami keluar kamar. Terlihat wajah mertuaku sangat ceria . Menjelang sore, mertua lelaki pulang. Aku dan mertua perempuanku bertindak bia sa seolah tidak pernah terjadi apa-apa di antara kami. Setelah makan malam, aku diminta mertua perempuanku utnuk membawakan semua pirin g kotor ke dapur. Aku menurut. Mertua lelaki aku setelah makan malam langsung me nuju ruang televisi dan segera menonton acara kesukaannya. Di dapur, mertuaku pe rempuanku langsung menarik tanganku ke sudut dapur lalu menciumku. Aku membalasn ya sambil tanganku langsung memegang selangkangannya kemudian meraba memeknya. "Nakal kamu. Tapi mama suka," ujar mertuaku sambil tersenyum. "Nanti Papa kesini, Ma.. Udah, ah Roy takut," ujarku. "Tidak akan kesini kok, Roy," ujarnya. "Sebelum kamu pulang, mama mau sekali lagi bersetubuh dengan kamu disini..." uja r mertuaku sambil tangannya segera meremas kontolku dari luar celana. "Saya juga mau, tapi jangan disini, Ma.. Bahaya," ujarku. "Ayo dong, Roy.. Mama sudah tidak tahan," ujarnya lagi. Tangannya terus meremas kontolku. "Kita ke hotel yuk, Roy?" ajak mertuaku. Aku mengangguk. Kemudian dengan alasan akan ke rumah temannya, mertuaku perempuanku meminta ijin pergi diantar olehku. "Jangan lama-lama ngobrol disana, Ma.. Si Roy kan malam ini mau pulang. Kasihan nanti dia capek," ujar mertua lelaki. "Iya dong, Pa..." ujar mertua perempuanku. Kemudian kami naik motor segera pergi mencari hotel. Setelah selesai registrasi, kami segera masuk ke kamar. Tanpa banyak cakap, mertuaku langsung memeluk dan m enciumku dengan liar. Aku balas ciumannya.. "Cepat kita lakukan, Roy.. Waktu kita hanya sedikit," ujar mertuaku sambil meluc uti semua pakaiannya. Aku juga demikian. Mertuaku langsung naik ke kasur, lalu aku menyusul. Tangan me rtuaku langsung menggenggam kontolku dan diarahkan ke memeknya. "Mama kok buru-buru sih?" tanyaku sambil tersenyum ketika kontolku sudah masuk m

emeknya. Lalu aku pompa kontolku perlahan menikmati enaknya memek mertuaku. "Habisnya mama sudah tidak tahan sejak tadi di rumah, pengen merasakan kontol ka mu lagi," kata mertuaku sambil menggoyang pinggulnya mengimbangi gerakanku. Selang beberapa belas menit tiba-tiba mertuaku mendekap aku erat sambil mengerak kan pinggulnya cepat. Kemudian.. "Ahh.. Mmhh.. Enak sayang..." desah mertuaku me ncapai puncak orgasmenya. Badannya melemas. Aku terus memompa kontolku lebih cepat. Terasa lebih nikmat. S ampai beberapa lama kemudian aku tekan kontolku ke lubang memek mertuaku dalam-d alam, dan.. Crott.. Crott.. Crott.. Air maniku keluar di dalam memek mertuaku. "Maaf, Ma.. Roy tidak bisa menahan.. Sehingga keluar di dalam," ujarku sambil me meluk tubuh mertuaku. "Tidak apa-apa, Roy," jawab mertuaku. "Mama sudah minum obat kok," ujarnya lagi. "Kalo mama berkunjung ke rumah kamu, bisa tidak ya kita melakukan lagi?" tanya m ertuaku. "Bisa saja, Ma.. Kita jalan berdua saja dengan alasan pergi kemana..." jawabku. Mertuaku tersenyum. "Kita pulang Roy," ujar mertuaku. Sesampai di rumah, aku langsung bersiap untuk pulang ke Bandung. Ketika aku mema naskan motorku, mertua perempuan mendekatiku. Sementara mertua lelaki duduk di b eranda. "Hati-hati di jalan ya, Roy," ujar mertuaku. "Iya, Ma. Terima kasih," ujarku sambil tersenyum. "Tengokin mama dong sesering mungkin, Roy," ujar mertuaku sambil tersenyum penuh arti. "Iya, Ma," ujarku sambil tersenyum pula. Lalu aku pulang. Sejak saat itu hingga kini aku selalu menyempatkan diri sebulan sekali untuk datang ke rumah mertuaku, tentu saja setelah aku di-SMS dahulu ole h mertua perempuanku. Ini adalah kisah nyata kehidupan aku Source: http://www.hamsterhead.info/2011/10/cerita-sex-aku-dan-mertua.html#ixzz1 pNsBDkAX

Anda mungkin juga menyukai